BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas VII. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) B. Desain Penelitian Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) yang dikembangkan oleh Dick dan Carry. Ada lima tahapan dalam model ADDIE, yaitu: Analysis (Analisis), Desaign (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing tahapan (Endang Mulyatiningsih, 2011:184). 1. Tahap Analisis (Analysis) Tahap analisis merupakan tahap awal dalam pengembangan ADDIE. Tahap analisis terdiri dari analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik siswa. a. Analisis kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan dengan tujuan menganalisis masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran matematika SMP kelas VII sehingga 47
dibutuhkan pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS pada materi segitiga dan segi empat dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain: (1) menganalisis hasil daya serap Ujian Nasional SMP/MTs tahun 2014/2015 dengan cara membandingkan penguasaan materi siswa pada masingmasing materi yang diuji pada tingkat kabupaten Bantul, propinsi DIY, dan tingkat nasional, (2) menganalisis hasil wawancara yang dilakukan dengan guru matematika. b. Analisis kurikulum Pada tahap analisis kurikulum, peneliti menganalisis kurikulum yang digunakan dengan mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi segitiga dan segi empat untuk menentukan indikator pencapaian tujuan pembelajaran. c. Analisis karakteristik siswa Analisis karakteristik siswa dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik siswa yang dijadikan subjek penelitian, meliputi tingkat kemampuan, latar belakang pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perangkat pembelajaran. 2. Tahap Perancangan (Design) Berdasarkan hasil analisis, tahap selanjutnya adalah tahap perancangan. Pada tahap ini, dirancang perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah RPP dan LKS. Rancangan RPP meliputi: menentukan komponen RPP, menentukan Standar Kompetensi dan 48
Kompetensi Dasar yang akan dijabarkan, menguraikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, mengumpulkan berbagai bahan dan sumber belajar, merancang proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah probing prompting dan memuat tujuh komponen utama pendekatan kontekstual, serta menentukan teknik penilaian. Rancangan LKS meliputi: menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan kerangka LKS yang berisi judul dan sub judul, mengumpulkan berbagai referensi sumber belajar, dan membuat desain LKS. 3. Tahap Pengembangan (Development) Setelah diperoleh rancangan perangkat pembelajaran, maka tahap selanjutnya adalah pengembangan. Langkah-langkah pada tahap ini meliputi penyusunan perangkat, penyusunan instrumen penilaian perangkat, penilaian perangkat pembelajaran, dan revisi. Penyusunan perangkat pembelajaran berdasarkan pada desain yang telah dibuat sebelumnya, kemudian perangkat tersebut dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan tentang kekurangan dalam perangkat tersebut. Selama pembuatan perangkat, peneliti juga menyusun instrumen penilaian perangkat yang digunakan untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran. Terdapat empat instrument yang akan dikembangkan, yaitu: (1) lembar penilaian untuk mengetahui kevalidan RPP dan LKS, (2) angket respon siswa dan angket respon guru untuk mengetahui kepraktisan RPP dan LKS, (3) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran untuk mengetahui kepraktisan RPP dan LKS, dan (4) tes hasil belajar untuk mengetahui keefektifan RPP dan LKS. 49
Pada tahap penilaian perangkat pembelajaran terdiri dari proses validasi oleh tim ahli dan editing. Perangkat yang sudah disetujui dosen pembimbing, divalidasi oleh tim ahli. Berdasarkan hasil pada tahap penyuntingan, dilakukan revisi sesuai dengan kekurangannya. Setelah perangkat selesai direvisi dan dinyatakan layak, dilakukan proses pengolahan dan produksi perangkat pembelajaran untuk diimplementasikan. Pada tahap ini juga diperoleh data kualitas produk berdasarkan aspek kevalidan. 4. Tahap Implementasi (Implementation) Pada tahap implementasi, perangkat pembelajaran diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan evaluasi yang bisa digunakan sebagai bahan revisi sehingga perangkat pembelajaran menjadi lebih baik. Uji coba dilakukan dengan cara guru menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada materi segitiga dan segi empat. Pada tahap ini, diperoleh data kualitas produk berdasarkan aspek keefektifan dan kepraktisan. 5. Tahap Evaluasi (Evaluation) Setelah diimplementasikan, perangkat pembelajaran perlu dievaluasi agar lebih baik. Evaluasi berdasarkan pada saran atau masukan dari guru dan evaluasi saat uji coba dilakukan. Selanjutnya perangkat pembelajaran direvisi sesuai dengan evaluasi yang didapat, sehingga perangkat pembelajaran bisa digunakan kembali dalam proses pembelajaran. 50
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP N 2 Kretek. Banyak siswa dalam kelas tersebut adalah 28 siswa. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan akan diberi masukan oleh guru matematika dan siswa. D. Jenis dan Sumber Data Terdapat dua macam data yang akan diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. 1. Data kualitataif Data kualitatif merupakan data deskriptif selama proses pengembangan. Data kualitatif diperoleh dari masukan, tanggapan, kritik, saran, dan perbaikan dari pembimbing, dosen/validator, dan siswa. Data tersebut digunakan untuk mendeskripsikan proses dan kendala yang dialami selama pengembangan perangkat pembelajaran. 2. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang digunakan untuk mendapatkan nilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perangkat pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian dosen dan guru matematika, hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran, hasil angket respons guru dan siswa, dan hasil tes hasil belajar. 51
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu instrumen tes dan instrument non tes. 1. Instrumen non tes a. Lembar penilaian kevalidan perangkat pembelajaran Lembar penilaian digunakan untuk mengetahui kevalidan dari pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada materi segitiga dan segi empat yang dihasilkan. Selain itu, lembar penilaian perangkat pembelajaran juga menentukan apakah perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat diujicobakan tanpa perbaikan, diujicobakan dengan perbaikan, atau tidak layak diujicobakan. Lembar penilaian ini akan ditujukan kepada validator untuk divalidasi. Dalam penelitian ini, terdapat dua lembar penilaian kevalidan perangkat pembelajaran, yaitu lembar penilaian RPP yang digunakan untuk mengukur kevalidan RPP dan lembar penilaian LKS yang digunakan untuk mengukur kevalidan LKS. 1) Lembar penilaian RPP Penilaian kevalidan RPP yang dihasilkan dilakukan oleh validator. Lembar penilaian RPP berupa angket yang menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban, yaitu 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup baik, 2 = kurang baik, dan 1 = sangat kurang baik. 52
Dasar penyusunan lembar penilaian RPP adalah BSNP tahun 2007. Adapun rincian aspek penilaian dan jumlah butir pernyataan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 1. Rincian Komponen Penilaian dan Jumlah Butir Pernyataan Lembar Penilaian RPP No. Aspek Penilaian Jumlah Butir 1 Identitas mata pelajaran 10 2 Rumusan indikator tujuan pembelajaran 3 Pemilihan materi 3 4 Pemilihan model pembelajaran 4 5 Kegiatan pembelajaran 11 6 Pemilihan sumber belajar 2 7 Penilaian hasil belajar 5 3 Jumlah butir 38 2) Lembar penilaian LKS Penilaian kevalidan LKS yang dihasilkan dilakukan oleh validator. Lembar penilaian LKS berupa angket yang menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban, yaitu 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup baik, 2 = kurang baik, dan 1 = sangat kurang baik. Adapun rincian aspek penilaian dan jumlah butir pernyataan lembar penilaian LKS dapat dilihat pada Tabel 5. 53
Tabel 2. Komponen Penilaian dan Jumlah Butir Pernyataan pada Lembar Penilaian LKS No. Aspek Penilaian Jumlah Butir 1 Kesesuaian LKS dengan syarat didaktik 4 2 Kesesuaian LKS dengan syarat konstruksi 3 Kesesuaian LKS dengan syarat teknis 12 4 Kesesuaian LKS dengan pendekatan kontekstual 5 Kualitas isi materi LKS 13 Jumlah butir 47 9 9 b. Angket respons siswa dan guru Angket respons siswa dan guru digunakan untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran yang dihasilkan dan digunakan dalam pembelajaran. penggunaan angket respons siswa bertujuan untuk mengetahui respons atau tanggapan siswa sebagai pengguna LKS dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting dalam proses pembelajaran yang mereka ikuti sedangkan angket respons guru digunakan dengan tujuan mengetahui respons atau tanggapan guru sebagai pengguna perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting. Penyusunan angket respons siswa dan guru didasarkan pada aspek kepraktisan menurut Van den Akker (Rochmad, 2012:70). Dalam penyusunannya, angket respons siswa terdiri dari dua pernyataan yang berbeda, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Sementara itu, angket respon guru hanya terdiri dari pernyataan positif. Pernyataan positif mengacu pada apa yang diharapkan 54
oleh siswa dan guru sedangkan pernyataan negatif mengacu pada apa yang berlawanan dengan yang diharapkan oleh siswa. Angket respons siswa menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban pernyataan positif adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) sedangkan pilihan jawaban pernyataan negaif adalah Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Sementara itu, angket respons guru menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban pernyataan positif adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun rincian aspek penilaian dan jumlah butir pernyataan angket respons siswa dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 3. Komponen Penilaian dan Jumlah Butir Angket Respons Siswa No. Aspek Penilaian Jumlah Butir 1 Kemudahan 6 2 Keterbantuan 6 3 Kebermanfaatan 4 Jumlah butir 16 Sedangkan rincian aspek penilaian dan jumlah butir pernyataan angket respon guru dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 4. Komponen Penilaian dan Jumlah Butir Angket Respons Guru No. Aspek Penilaian Jumlah Butir 1 Materi 5 2 RPP 5 3 LKS 10 Jumlah butir 20 55
c. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman bagi pengamat (observer) dalam mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Lembar observasi ini terdiri dari 32 pernyataan dan masing-masing pernyataan memuat dua pilihan, yaitu Ya atau Tidak. Selain itu, pada lembar observasi ini terdapat ruang bagi observer untuk menuliskan catatan atau saran/masukan yang dianggap perlu berdasarkan fakta dalam praktik pembelajaran di kelas. 2. Instrumen tes Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar yang berbentuk uraian sebanyak 8 butir soal. Tes hasil belajar tersebut digunakan untuk mengukur keefektifan perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Penyusunan instrumen didasarkan pada indikator pencapaian kompetensi yang mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi segitiga dan segi empat. Secara rinci, indikator pencapaian kompetensi dan jumlah butir soal dapat dilihat pada Tabel 8. 56
Tabel 5. Indikator Pencapaian Kompetensi dan Jumlah Butir Soal No. 1 2 3 4 5 Indikator Pencapaian Kompetensi Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapezium Menjelaskan sifta-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya Menurunkan rumus keliling bangun segitiga dan segi empat Menurunkan rumus luas bangun segitiga dan segi empat Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat F. Teknik Analisis Data 57 Jumlah Butir Soal 1 1 2 2 2 Jumlah butir 8 Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Tunjuannya adalah mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dihasilkan yang didasarkan pada kualifikasi valid, praktis, efektif. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Analisis data kualitatif Data kualitatif yang terdiri dari hasil wawancara, saran, masukan, serta komentar dianalisis secara deskriptif kualitatif, melalui tahapan pengumpulan data, pengorganisasian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan sebagai bahan revisi perangkat pembelajaran yang dihasilkan. 2. Analisis data kuantitatif Data yang diperoleh dari proses pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas VII
yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan akan dianalisis secara deskriptif. Data hasil validasi dan data yang diperoleh berdasarkan tahap pengimplementasikan berupa hasil angket respons siswa dan guru, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan hasil tes hasil belajar tersebut dianalisis sehingga dapat diketahui kelayakan dari perangkat pembelajaran yang dihasilkan. Adapun analisis pada masing-masing aspek adalah sebagai berikut. a. Analisis kevalidan Analisis kevalidan perangkat pembelajaran yang dihasilkan dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting didasarkan pada data hasil validasi oleh validator. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan. 1) Tabulasi data Data hasil validasi oleh validator ditabulasi untuk memudahkan langkah selanjutnya. Pedoman penilaian kevalidan pada lembar penilaian RPP dan LKS disajikan pada Tabel 9 berikut. Tabel 6. Pedoman Penilaian Kevalidan Lembar Penilaian RPP dan LKS Pilihan Jawaban Skor Sangat Baik 5 Baik 4 Cukup Baik 3 Kurang Baik 2 Sangat Kurang Baik 1 2) Penghitungan skor rata-rata untuk setiap aspek Data skor penilaian kevalidan RPP dan LKS yang telah ditabulasi, kemudian dilanjutkan dengan menghitung skor rata-rata untuk setiap aspek. 58
Rumus yang digunakan untuk menghitung skor rata-rata tiap aspek adalah sebagai berikut x = Keterangan: 1 banyak validator x n x = rata-rata perolehan skor x = jumlah skor yang diperoleh n = banyaknya butir pernyataan 3) Pembandingan skor rata-rata untuk tiap aspek sesuai dengan keriteria yang ditentukan. Pembandingan skor rata-rata tiap aspek yang telah diperoleh, dinyatakan dalam bentuk nilai kualitatif. Tujuannya adalah untuk mengetahui skor rata-rata untuk tiap aspek tersebut terhadap kriteria penilaian kualitas tertentu. Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah konversi skala 5 seperti yang disajikan pada Tabel 10 (S. Eko Putro Widyoko, 2009: 242) Tabel 7. Kriteria Penilaian Kualitas RPP dan LKS No Rentang Skor Kriteria 1 X > X i + 1,8sb i Sangat Baik 2 X i + 0,6sb i < X X i + 1,8sb i Baik 3 X i 0,6sb i < X X i + 0,6sb i Cukup Baik 4 X i 1,8sb i < X X i 0,6sb i Kurang Baik 5 X X i 1,8sb i Sangat Kurang Baik 59
Keterangan: X i = Mean ideal = 1 (Skor maksimal ideal + Skor minimal ideal) 2 sb i = Simpangan Baku ideal = 1 (Skor maksimal ideal + Skor minimal ideal) 6 X = skor empiris Oleh karena skor maksimal ideal dalam penelitian ini adalah 5 dan skor minimal ideal adalah 1, maka berdasarkan Tabel 10 dapat diperoleh pedoman dalam menyatakan skor rata-rata untuk tiap aspek menjadi data kualitatif. Pedoman pengubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 8. Pedoman Pengubahan Rata-rata Skor Tiap Aspek menjadi Data Kualitatif No Rentang Skor Kriteria 1 x > 4,2 Sangat Baik 2 3,4 < x 4,2 Baik 3 2,6 x 3,4 Cukup Baik 4 1,8 < x 2,6 Kurang Baik 5 x 1,8 Sangat Kurang Baik 4) Penghitungan skor rata-rata total penilaian produk. 5) Membandingkan skor rata-rata total dengan kriteria penilaian kualitas RPP dan LKS pada Tabel 11. Berdasarkan analisis kevalidan di atas, perangkat pembelajaran yang dihasilkan dikatakan valid apabila skor rata-rata penilaian kevalidan RPP dan LKS masing-masing memenuhi kriteria minimal baik. 60
b. Analisis kepraktisan Analisis kepraktisan perangkat pembelajaran yang dihasilkan dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting didasarkan pada data angket respons siswa dan guru, serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran merujuk pada persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah disusun pada RPP. Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisis kepraktisan perangkat pembelajaran. 1) Angket respons siswa dan guru a) Tabulasi data hasil angket respons siswa dan guru Data hasil angket respons siswa dan guru ditabulasi untuk memudahkan langkah selanjutnya. Pedoman penilaian kepraktisan pada angket respons siswa dan guru disajikan pada Tabel 12. Tabel 9. Pedoman Kepraktisan Angket Respons Siswa dan Guru Pilihan Jawaban untuk Pernyataan Positif Pilihan Jawaban untuk Pernyataan Negatif Skor Sangat Setuju (SS) Sangat Tidak Setuju (STS) 4 Setuju (S) Tidak Setuju (TS) 3 Tidak Setuju (TS) Setuju (S) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) Sangat Setuju (SS) 1 b) Penghitungan skor rata-rata untuk tiap aspek Data skor angket respon siswa dan guru yang telah ditabulasi, kemudian dilanjutkan dengan menghitung skor rata-rata untuk tiap aspek. Rumus yang digunakan untuk menghitung skor rata-rata untuk tiap aspek adalah sebagai berikut. x = 1 banyak validator 61 x n
Keterangan: x = rata-rata perolehan skor x = jumlah skor yang diperoleh n = banyaknya butir pernyataan c) Pembandingan skor rata-rata tiap aspek sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Skor rata-rata untuk tiap aspek yang telah diperoleh, dinyatakan dalam bentuk kualitatif. Tujuannya adalah untuk mengetahui skor rata-rata tiap aspek tersebut terhadap kriteria penilaian kualitas yang ditentukan. Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah konversi skala 5 seperti yang disajikan pada Tabel 13 (S. Eko Putro Widyoko, 2009: 242) Tabel 10. Kriteria Penilaian Kualitas Angket Respons Siswa dan Guru No Rentang Skor Kriteria 1 X > X i + 1,8sb i Sangat Baik 2 X i + 0,6sb i < X X i + 1,8sb i Baik 3 X i 0,6sb i < X X i + 0,6sb i Cukup Baik 4 X i 1,8sb i < X X i 0,6sb i Kurang Baik 5 X X i 1,8sb i Sangat Kurang Baik Keterangan: X i = Mean ideal = 1 (Skor maksimal ideal + Skor minimal ideal) 2 sb i = Simpangan Baku ideal = 1 (Skor maksimal ideal + Skor minimal ideal) 6 X = skor empiris 62
Oleh karena skor maksimal ideal dalam penelitian ini adalah 4 dan skor minimal ideal adalah 1, maka berdasarkan Tabel 13 dapat diperoleh pedoman dalam menyatakan skor rata-rata untuk tiap aspek menjadi data kualitatif. Pedoman pengubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 11. Pedoman Pengubahan Rata-rata Skor Tiap Aspek menjadi Data Kualitatif No Rentang Skor Kriteria 1 x > 3,4 Sangat Baik 2 2,8 < x 3,4 Baik 3 2,2 2,8 Cukup Baik 4 1,6 < x 2,2 Kurang Baik 5 x 1,6 Sangat Kurang 2) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran a) Tabulasi data skor hasil observasi pembelajaran dengan memberikan skor 1 untuk Ya dan 0 untuk Tidak. b) Melakukan penghitungan untuk mendapatkan persentase keterlaksanaan pembelajaran untuk semua pertemuan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. x = 1 banyak pengamatan Keterangan: x n 100% x = persentase skor rata-rata x = jumlah nilai yang diperoleh n = banyaknya butir 63
c) Membandingkan hasil penghitungan dengan kriteria penilaian keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Adapun kriteria penilaian keterlaksanaan kegiatan pembelajaran seperti disajikan pada Tabel 15 (Nana Sudjana, 2005:118) Tabel 12. Kriteria Penilaian Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran No Rentang Nilai (%) Kriteria 1 k 90 Sangat Baik 2 80 k < 90 Baik 3 70 k < 80 Cukup 4 60 k < 70 Kurang 5 k < 60 Sangat Kurang Berdasarkan analisis kepraktisan perangkat pembelajaran di atas, perangkat pembelajaran yang dihasilkan dikatakan memenuhi kualifikasi praktis jika skor rata-rata angket respons siswa dan guru memenuhi kriteria minimal baik dan persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan pembelajaran memenuhi kriteria minimal baik. c. Analisis keefektifan Analisis keefektifan perangkat pembelajaran yang dihasilkan dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting didasarkan pada hasil tes hasil belajar siswa. Analisis tes hasil belajar siswa mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah sehingga nilai maksimal pada tes tersebut adalah 100 dengan KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis keefektifan perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Memberikan skor pada setiap butir jawaban yang diperoleh siswa berdasarkan rubric penilaian yang telah dibuat 64
2) Menjumlahkan skor yang diperoleh siswa 3) Menentukan nilai yang diperoleh masing-masing siswa. 4) Mengkategorikan hasil tes hasil belajar siswa berdasarkan KKM yang ditetapkan di sekolah yang bersangkutan, yaitu 75. 5) Melakukan tabulasi data hasil tes hasil belajar siswa 6) Menghitung persentase ketuntasan tes hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus: p = banyak siswa yang tuntas banyak siswa keseluruhan 100 7) Mengkonversi hasil persentase ketuntasan belajar klasikal menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 5 menurut S. Eko Putro Widoyoko (2009: 242) seperti pada Tabel 16. Tabel 13. Kriteria Ketuntasan Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Persentase Ketuntasan Klasifikasi p > 80 Sangat Baik 60 < p 80 Baik 40 < p 60 Cukup 20 < p 40 Kurang Baik p 20 Sangat Kurang Berdasarkan analisis keefektifan perangkat pembelajaran di atas, perangkat pembelajaran yang dihasilkan dikatakan memenuhi kualifikasi efektif jika persentase ketuntasan hasil tes hasil belajar siswa memenuhi kriteria minimal baik. 65