RUMUSAN TEMU TEKNIS PEMANFAATAN ALSINTAN HASIL PEREKAYASAAN DAN PENGEMBANGAN BALITBANGTAN SERPONG, 18 AGUSTUS 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR. Ir. Suprapti

RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, FEBRUARI 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

FORM D A. URAIAN KEGIATAN

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

Kode Produk Target : 1.3 Kode Kegiatan :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

KEBIJAKAN PENGELOLAAN ALSINTAN

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi...

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

HAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat :

STRATEGI PENANGANAN PASCA PANEN PADI DI DAERAH PASANG SURUT DAN RAWA LEBAK SUMATERA SELATAN HASBI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

KERJASAMA KEMITRAAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SPESIFIK LOKASI (KKP3SL) (PENYULUH- Kemitraan Diseminasi)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 8 Januari 2014

SIDa X.10. Kementerian Pertanian 2012 PENGEMBANGAN PENGAIRAN BERBASIS AIR TANAH DENGAN POMPA DC DI KABUPATEN BANTUL. Dr. Ir. Agung Prabowo, M.

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Dukungan Komisi IV DPR RI dalam Pencapaian Sergap, Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan dan Luas Tambah Tanam (LTT)

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

KE-2) Oleh: Supadi Valeriana Darwis

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah negara pengekspor beras. Masalah ketahanan pangan akan lebih ditentukan

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP

RUMUSAN Workshop Pengembangan Inovasi Melalui Inisiatif Lokal Dan Pengembangan Kapasitas Institusi Lokal. (Yogyakarta, Mei 2007)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TOR (Term of Reference)

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI

Executive Summary EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

MEMACU PENINGKATAN PRODUKSI PADI DENGAN MENGINTENSIFKAN PENDAMPINGAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015

JUDUL LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

Penilaian Kepuasan Penggunaan Alat dan Mesin Dalam Pengembangan Padi (Studi Kasus Kabupaten Ngawi dan Sragen) Sugiyono 1, Rahmat Yanuar 2, Sutrisno 3

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

V GAMBARAN UMUM BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT

Pengembangan Teknologi Pengolahan Makanan Ringan (Vacuum Frying, Deep Frying dan Spinner) untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Olahan di Banjarnegara

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI MEKANISASI PETERNAKAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN TAHUN 2007

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH

PENJELASAN TEKNIS (Kerja Sama)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN MEKANISASI PERTANIAN PADA SUB SEKTOR PERKEBUNAN

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD): Rekomendasi Kebijakan Penyempurnaan Pelaksanaan Program UPSUS Pajale ke Depan: Evaluasi UPSUS Pajale 2015

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Kementerian Pertanian 2012

Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah

TABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII PENDIDIKAN. Lampiran halaman 1. Orientasi (Strategic Intent)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

RUMUSAN TEMU TEKNIS PEMANFAATAN ALSINTAN HASIL PEREKAYASAAN DAN PENGEMBANGAN BALITBANGTAN SERPONG, 18 AGUSTUS 2016 1. Sejak tiga tahun yang lalu, sejak Kabinet Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian memberikan program yang extraordinary khususnya di bidang alsintan yang terkait dengan dukungannya terhadap swasembada pangan. Pencapaian surplus pangan sudah terlihat di sektor padi, dari 70 juta ton gabah (th. 2014) menjadi 75 juta ton gabah (th. 2015). Pencapaian tersebut tidak terlepas dari peran alsintan dalam mempercepat tanam, menurunkan losses, meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan meningkatkan efisiensi produksi. 2. Saat ini struktur tenaga kerja di bidang pertanian sudah mulai didominasi oleh tenaga kerja mekanis. Hal tersebut yang menjadi alasan Kementan mengembangkan alsintan dalam pencapaian swasembada pangan. Berdasarkan latar belakang tersebut Balitbangtan bersama-sama dengan para stakeholder (Ditjen PSP, BBP2TP, BPATP, Perguruan Tinggi, Industri alsintan, dan industri komponen alsintan) mengadakan temu teknis dengan tujuan untuk membangun koordinasi secara sinergi dan bekerja keras untuk mengembangkan alsintan produksi dalam negeri yang dapat termanfaatkan dan berhasilguna di lapangan sesuai kondisi spesifik lokasi Indonesia. 3. Kegiatan Temu Teknis ini dihadiri oleh Ditjen PSP, BBP2TP, BPTP, Perguruan Tinggi, Industri Alsintan, Industri Penyedia Komponen Alsintan, dan para perekayasa BBP Mektan. Temu teknis ini membahas sejumlah hal, yaitu: (peran dan dukungan BBP Mektan dalam penyediaan teknologi alsintan dan pendampingannya dalam mensukseskan program swasembada pangan, (b) peran dukungan BBP2TP dalam mendiseminasikan hasil inovasi teknologi mekanisasi hasil balitbangtan, (c) peran dan dukungan Ditjen PSP terhadap pengembangan alsintan dalam mencapai swasembada dan ketahanan pangan, (d) peran dan dukungan BPATP dalam komersialisasi inovasi teknologi alsintan Balitbangtan, (e) peran dan dukungan perusahaan alsintan terhadap penyediaan 1

alsintan, suku cadang dan pendampingan ke penggunanya, dan (f) peraan dan dukungan perguruan tinggi dalam pengembangan SDM di bidang mekanisasi pertanian. 4. Temu Tenis ini telah berhasil merumuskan beberapa point penting terkait dengan peran dan dukungan masing-masing stakeholders meliputi: (a) peran dan dukungan BBP Mektan, BBP2TP, dan BPATP dalam pengembangan alsintan hasil inovasi Balitbangtan, (b) peran dan dukungan Ditjen PSP dalam pemanfaatan alsintan hasil inovasi Balitbangtan, dan (c) peran dan dukungan industri alsintan dan perguruan tinggi dalam penyediaan alsintan, suku cadang dan pendampingan/pengawalan di lapangan, dengan penjelasan sebagai berikut: (1) Peningkatan koordinasi secara sinergi semua stakeholder terkait mencakup sbb: (a) Balitbang sebagai penghasil teknologi dan supervisor dalam proses penyelesaian di lapangan, (b). Industri alsintan sebagai penyedia alsin dan suku cadang dan pelatihan teknis, (c) pengguna dilatih dalam pengoperasian, penyelesaian kendala sekaligus pemeliharaan, (d) Ditjen PSP sebagai regulator dan inisiator program, pemberi bantuan dan evaluator ketepatan dan kemanfaatan, Dinas pertanian prov ank ab sebagai petugas CPCL dan pendamping penggunaan alsintan di tingkat petani, (f) penyuluh lapang sebagai tenaga pendamping dlm proses alih teknologi, (g) perguruan tinggi sebagai tenaga pendamping dalam proses alih pengetahuan dan keterampilan dari sumber teknologi serta pihak penyedia kepada petani. Sebagai evaluator program sekaligus sebagai sumber inovasi perbaikan penerapan, dan (h) Poktan/Gapoktan/UPJA/Koperasi: sebagai pengguna aktif, penyedia bisnis sewa, agen suku cadang, bengkel, dll. (2) Kendala pengembangan alsintan di Indonesia, antara lain adalah: (a) Keterbatasan dan ketersediaan operator alsintan yg terlatih & terampil, (b) Sistem manajemen pengelolaan yang kurang professional, (d) Jalan usaha tani & kondisi lahan utk operasi alsintan, Ketersediaan sarana operasional 2

alsintan (BBM, Oli), (f) Ketersediaan bengkel alsintan & sarananya, dan (g) Keterbatasan penyedia suku cadang. (3) BBP Mektan sebagai penyedia logistik di bidang alsintan yang harus sudah teruji di laboratorium dan lapang sehingga siap di kaji oleh BPTP, dan siap dikomersialisasikan oleh BPATP untuk mendukung program swasembada pangan. Konsep pengembangan teknologi alsintan harus mengacu kepada sistem pengembangan alsintan secara holistik yang terkait dengan beberapa sub-sistem, yaitu: sub-sistem teknologi, SDM, kelembagaan, informasi dan infrastruktur. Program sosialisasi yang terstruktur dan terus menerus terutama untuk meningkatkan kapasitas operator (SDM) dalam kaitannya dengan pemanfaatan mesin tanam perlu dilakukan secara intergrasi oleh semua stakeholder yang terkait sesuai porsi tanggung jawabnya. (4) Peran BBP2TP dalam pengembangan alsintan: membantu identifikasi kebutuhan alsintan di wilayah kerjanya, menguji-adaptasikan alsintan secara spesifik wilayah, membantu pelatihan dan pendampingan pengembangan alsintan di wilayah kerjanya, membantu promosi dan percepatan diseminasi alsintan di wilayah kerjanya, membantu pengembangan kelembagaan Alsintan (UPJA) di wilayah kerjanya, dan memberikan umpan balik terhadap perbaikan teknologi alsintan. Strategi pengembangan alsintan spesifik lokasi dilakukan dengan du acara, yaitu: strategi dasar (selektif dan integratif) dan strategi pilihan (bertahap dan komprehensif). Pendekatan pengembangan yang dilakukan BPTP dilakukan secara holistik, kawasan, partisipatif dan pemberdayaan masyarakat serta progresif. Perlu ada percontohan terhadap hasil inovasi teknologi mekanisasi Balitbangtan sehingga meyakinkan pengguna/petani secara riil introduksi teknologi tersebut bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan. Di dalam aplikasinya di lapangan, perlu pembinaan terus menerus di tingkat petani terkait dengan sistem kelembagaan. (5) Peran dan dukungan Ditjen PSP melakukan fasilitasi bantuan alsintan, Optimalisasi UPJA & Brigade Alsintan, Pendampingan/Pengawasan 3

pemanfaatan alsintan, Sinergitas seluruh instansi terkait di Pusat & Daerah dalam pengembangan alsintan spesifik lokasi. Dalam pemilihan lokasi Ditjen PSP menentukan beberapa persyaratan: (a) Diprioritaskan pada daerah sentra produksi tanaman pangan, (b) Mempertimbangkan kondisi lokal spesifik, dan (c) Mempertimbangkan tingkat kejenuhan alsintan dan mendukung program peningkatan produksi. Kriteria Penerima Bantuan Alsintan (Masyarakat), antara lain: (a) Dinyatakan layak setelah di verifikasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten/kota setempat, (b) Bersedia mendukung program pencapaian Sasaran Produksi Pertanian (Surat Pernyataan), (c) Bersedia mengikuti semua kewajiban dan tanggungjawab operasional Alsintan (Surat Pernyataan), dan (d) Bersedia memanfaatkan dan mengelola alsintan sesuai kapasitasnya. (6) Saat ini penelitian dan pengembangan teknologi pertanian termasuk teknologi alsintan lingkup Balitbangtan harus berbasis output, mengingat hasil hasil penelitian belum sepenuhnya menjawab permasalahan end-user dan sesuai dengan permintaan pasar. Oleh karena itu diperlukan inisiasi kerjasama antara Balitbangtan dengan Dunia Usaha (asosiasi dan perkumpulan) sebagai dasar perencanaan penelitian ke depan. Peran BPATP dalam pengelolaan / pemanfaatan hasil litbang mektan harus berorientasi kepada pengguna melalui beberapa upaya, yaitu: (a) memfasilitasi paten, (b) melakukan mediasi kerjasama lisensi, (c) membantu promosi alsintan yang sudah dilisensi, (d) mengevaluasi dan memonitor kinerja industri alsintan pemegang lisensi alsintan hasil inovasi balitbangtan, (e) memfasilitasi royalti untuk inovator alsintan yang sudah dilisensi. (7) Harapan industri alsintan terkait massalisasi teknologi alsintan Balitbangtan adalah: (a) perlu di Trigger dan dikembangkan Pilot Project di level propinsi dalam rangka adopsi teknologi alsintan hasil Balitbangtan, dan (b) perlu kerjasama sinergi oleh semua institusi terkait yaitu: Dit. ALSIN PSP, BBP Mektan, BPATP, BPTP, Lisensor/Pabrikan, UPJA, Petani koperator / Penyuluh. Harapan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala di lapangan 4

antara lain: (a) Jarak distribusi di Indonesia sangat jauh terutama antar pulau, (b) Dealer tidak memiliki cukup stock Spare Part untuk populasi regionalnya, (c) Popularitas alsintan hasil inovasi Balitbangtan di level komersial/retail masih belum tinggi karena hampir semua unit berasal dari bantuan pemerintah, (d) Tingkat pengetahuan di kalangan operator dan pengguna jasa alsintan belum optimal, jam terbang operasional masih sangat rendah, kontinyuitas operasional di setiap musim masih rendah, dan (e) Produksi komponen inti untuk inovasi hasil Balitbangtan yang baru masih belum menemukan pola dan sistem produksi yang optimal. (8) Peran Perguruan Tinggi dalam mendampingi hasil inovasi Balitbangtan di daerah sangat diperlukan. Tenaga pendamping di bidang pertanian masih sangat kurang. Kekurangan tenaga penyuluh dapat dilengkapi dengan melibatkan peran perguruan tinggi. Di perguruan tinggi ada insinyur profesi yang disyaratkan harus memiliki pengalaman di lapangan. Hal tersebut dapat mendukung kekurangan tenaga penyuluh dilapangan. Bila tenaga perguruan tinggi tersebut dilibatkan maka akan sangat membantu tugas-tugas BPTP dan Dinas Pertanian. (9) Harapan Balitbangtan terkait dengan Pengembangan hasil inovasi alsintan adalah: (a) Inovasi alsintan dapat mengefisienkan seluruh aktifitas produksi, sosial, dan budaya di daerah, (b) Inovasi yang dihasilkan oleh Balitbangtan hendaknya mengatasi hambatan-hambatan teknis dalam pembangunan, meningkatkan nilai tambah satu produk atau sistem sehingga bermanfaat bagi penggunanya dan menjadi sumber pendapatan baru bagi petani, (c) Dalam jangka panjang inovasi dapat menjadi jembatan bagi upaya menggeser fokus pembangunan dari resources based ke inovation based, (d) Akses daerah terhadap informasi teknologi (kerjasama pengkajian, dan kaji terap inovasi teknologi), (e) Dukungan terhadap peningkatan kapasitas SDM pertanian di daerah (bimbingan teknis dan pendampingan penerapan teknologi), dan (f) Dibutuhkan inovasi teknologi pertanian yang dapat menarik minat tenaga kerja usia muda dibidang pertanian. 5