HIJAUAN MURBEI UNTUK SUPLEMENTASI PROTEIN PAKAN SAPI PERAH

dokumen-dokumen yang mirip
TANAMAN MURBEI SEBAGAI SUMBER PROTEIN HIJAUAN PAKAN DOMBA DAN KAMBING

PENGARUH UMUR PEMOTONGAN TERHADAP KANDUNGAN FRAKSI SERAT HIJAUAN MURBEI (MORUS INDICA L. VAR. KANVA-2)

Teknologi Pengawetan (Hay) dan Kualitas Nutrisi Murbei (Morus alba) yang Ditanam di Lahan Gambut Sebagai Pakan Ternak Ruminansia

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

KELARUTAN MINERAL KALSIUM (Ca) DAN FOSFOR (P) BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO SKRIPSI SUHARLINA

PERUBAHAN TERHADAP KADAR AIR, BERAT SEGAR DAN BERAT KERING SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama ilmiah tanaman murbei adalah Morus spp merupakan genus dari

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

PRODUKSI DAN. Suryahadi dan Despal. Departemen Ilmu Nutrisi &Teknologi Pakan, IPB

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

TINJAUAN PUSTAKA. Nama ilmiah murbei adalah Morus spp terdapat kira-kira 68 spesies dari

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

NILAI NUTRISI RANSUM BERBASIS LIMBAH INDUSTRI PERTANIAN PADA SAPI PERAH LAKTASI

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

KECERNAAN BAHAN KERING BEBERAPA JENIS PAKAN PADA TERNAK SAPI BALI JANTAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM FEEDLOT ABSTRACT

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. hijauan serta dapat mengurangi ketergantungan pada rumput. seperti jerami padi di pandang dapat memenuhi kriteria tersebut.

PRODUKTIVITAS RUMPUT UNGGUL DI AREA TAMBANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMPARASI RESPONS PRODUKSI SUSU SAPI PERAH YANG DIBERI IMBUHAN BIOPLUS VS SUPLEMENTASI LEGOR

KANDUNGAN NUTRISI HAY MURBEI (Morus alba) YANG DITANAM PADA LAHAN GAMBUT DENGAN UMUR PANEN YANG BERBEDA

PEMANFAATAN Indigofera sp. DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA DOMBA JANTAN

EFEKTIVITAS SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN DAUN MURBEI PADA PAKAN BERBASIS JERAMI PADI SECARA IN VITRO SKRIPSI OCTAVIANI NILA PERMATA SARI

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

ABSTRAK. Kata kunci : Imbangan Pakan; Efisiensi Produksi Susu; Persistensi Susu. ABSTRACT

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2007

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) NUTRISI DAN PAKAN RUMINANSIA PTN 2301

EVALUASI PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH LAKTASI MENGGUNAKAN STANDAR NRC 2001: STUDI KASUS PETERNAKAN DI SUKABUMI

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

Willyan Djaja, S. Kuswaryan, dan U.H. Tanuwiria Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung

KELARUTAN MINERAL KALSIUM (CA) DAN FOSFOR (P) DAN FERMENTABILITAS BEBERAPA JENIS LEGUM POHON SECARA IN VITRO

I. Pendahuluan. Dosen : Lizah Khairani, S.Pt., M.T., M.Ag. Waktu : Senin 07:30-09:10 Selasa 15:00-17:00 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

Pengaruh Pemberian Silase Biomassa Jagung...Eman Sulaeman

PERBANDINGAN LAJU DEGRADASI RUMPUT GAJAH DAN TANAMAN LEGUMINOSA DI DALAM RUMEN

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

SKRIPSI KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH PISANG (BATANG DAN BONGGOL) DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA

KARAKTERISTIK MORFOLOGIK DAN AGRONOMIK SERTA KUALITAS NUTRISI BEBERAPA SPESIES MURBEI

RESPON PRODUKSI SUSU SAPI FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PEMBERIAN SUPLEMEN BIOMINERAL DIENKAPSULASI SKRIPSI PIPIT

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPRODUKSI SUSU SAPI PERAH LAKTASI MELALUI PERBAIKAN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIANNYA

LUMPUR MINYAK SAWIT KERING (DRIED PALM OIL SLUDGE) SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI DALAM RANSUM RUMINANSIA

IbM Kelompok Tani Kambing Rakyat untuk Introduksi Teknologi dan Strategi Pembentukan Sistem Lumbung Pakan Ternak

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA ( Panicum Maximum ) TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF PADA KAMBING LOKAL

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

NILAI PAKAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN BASAL SAPI INDUK PERANAKAN ONGOLE (PO) DENGAN LEVEL SUPLEMENTASI LEGUMINOSA YANG BERBEDA

Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal Untuk Pengembangan Peternakan YENNI YUSRIANI

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

MATERI DAN METODE. Materi

ANALISIS KANDUNGAN SERAT SILASE RANSUM LENGKAP YANG DIFORMULASI DENGAN BAHAN UTAMA RUMPUT GAJAH DAN BIOMASSA MURBEI

IMBANGAN HIJAUAN-KONSENTRAT OPTIMAL UNTUK KONSUMSI RANSUM DAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH HOLSTEIN LAKTASI

U Hidayat Tanuwiria, A Yulianti, dan N Mayasari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600

Aneka Limbah Pisang. - Daun Pisang. Alternatif Bahan Pakan Ternak Ruminansia pada Musim Kemarau

Tampilan kualitas susu sapi perah akibat imbangan konsentrat dan hijauan yang berbeda

Produksi dan Komposisi Susu Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein yang Disuplementasi 3% Susu Bubuk Afkir pada Masa Awal Laktasi

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

Nutrisi dan Pakan Kambing dalam Sistem Integrasi dengan Tanaman

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

SUPLEMENTASI PADA PAKAN SUMBER ENERGI YANG BERBEDA DALAM RANSUM SAPI PERANAKAN ONGOLE TERHADAP KECERNAAN FRAKSI SERAT

SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRAT DALAM PAKAN RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum ) TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK PADA KAMBING LOKAL

INTRODUKSI TANAMAN PAKAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH SAYURAN KUBIS UNTUK PAKAN TERNAK KAMBING

KUALITAS GIZI DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK SECARA IN VITRO HAY RUMPUT UNTUK SAPI ANTAR PULAU DI STASIUN KARANTINA TENAU KUPANG

Pengaruh penggunaan ajitein dalam pakan terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah

FERMENTABILITAS DAN DEGRADABILITAS

NILAI NUTRISI TONGKOL JAGUNG YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN MIKROBA RUMEN SEBAGAI SUMBER INOKULAN

EFISIENSI PEMANFAATAN BUNGKIL INTI SAWIT (BIS) SEBAGAI SUBSTITUSI BUNGKIL KEDELE DALAM RANSUM SAPI PERAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

DAYA DUKUNG LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI SUMBER PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI INDONESIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

Kajian Komparatif Parameter Ekonomi (Harga Susu dan Pakan) Terhadap Efisiensi Penggunaan Teknologi Pakan Pada Usaha Sapi Perah

EVALUASI FISIK RANSUM LENGKAP BERBENTUK WAFER BERBAHAN BAHAN UTAMA JERAMI JAGUNG DAN BIOMASSA MURBEI

PENERAPAN TEKNOLOGI SILASE UNTUK MEMPERTAHANKAN PRODUKSI SUSU KAMBING KE PADA KELOMPOK PETERNAK DI DATARAN TINGGI

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

Transkripsi:

HIJAUAN MURBEI UNTUK SUPLEMENTASI PROTEIN PAKAN SAPI PERAH (Mulberry Foliage as a Protein Supplement in Dairy Cattle Diet) DWI YULISTIANI Balai Penelitian Ternak, Bogor ABSTRACT Protein is the major nutrient required by dairy cattle for milk production, however, feed protein sources are expensive. Therefore it is needed to seek alternatives for protein source that have similar quality to protein concentrate but affordable to farmer. Mulberry foliage is a shrub that can grow all year round in the tropical climate. This foliage can be used as a protein supplement for dairy cow because it has high protein content (>20%) and very palatable. It was reported that supplementation of mulberry foliage in dairy cattle diet could substitute up to 75% concentrate without affecting milk production. Keywords: Mulberry foliage, protein, supplement, dairy cattle ABSTRAK Protein merupakan salah satu komponen utama dalam susu oleh karena itu protein merupakan nutrisi utama yang perlu dicukupi dalam pakan sapi perah. Pada umumnya sumber protein pakan lebih mahal dibanding sumber energy pakan. Oleh karena itu perlu dicari alternatif sumber protein yang mempunyai kualitas sama dengan sumber konsentrat tetapi terjangkau oleh peternak. Hijauan dari tanaman murbei merupakan tanaman yang dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah iklim tropis mempunyai kandungan protein yang tinggi (>20%) dan juga sangat disukai oleh ternak sehingga dapat digunakan sebagai protein suplemen pada pakan sapi perah. Dilaporkan bahwa pemberian hijauan murbei pada pakan sapi perah dapat mensubstitusi pakan konsentrat sampai 75% tanpa berpengaruh pada produksi susu. Kata kunci: Hijauan murbei, protein suplemen, sapi perah PENDAHULUAN Salah satu faktor penting yang menentukan keberlanjutan peternakan ternak ruminansia oleh petani kecil di Negara tropis seperti di Indonesia adalah suplai secara konsisten sumber pakan yang murah tetapi mempunyai nilai nutrisi yang tinggi. Kurangnya ketersediaan dan juga fluktuasi dalam jumlah dan kualitas sumber pakan yang terjadi sepanjang tahun akan berpengaruh pada produktivitas ternak yang pada gilirannya berpengaruh pada keuntungan yang didapat dari hasil beternak. Oleh karena itu perlu dikembangkan strategi pemberian pakan berbasis pakan lokal dan meningkatkan penggunaannya. Sumber pakan dari limbah pertanian, limbah industri pertanian, dan hijauan pepohonan merupakan sumber pakan penting untuk ternak ruminansia di daerah tropis karena tidak bersaing dengan kebutuhan pangan manusia. Limbah pertanian seperti jerami, daun kelapa sawit sangat banyak tersedia, namun pakan tersebut mempunyai nilai kualitas yang rendah. Meningkatkan dengan pakan konsentrat yang diimpor yang merupakan cara yang paling mudah serta paling cepat dapat dilihat pengaruhnya pada produktivitas ternak. Tetapi cara ini kurang dapat diterima oleh peternak kecil karena harganya yang mahal sehingga tidak terjangkau oleh peternak kecil. Sebagai alternatif pengganti pakan konsentrat impor, dapat diberikan suplementasi pakan hijauan dari jenis leguminosa dan non leguminosa pohon yang mempunyai nilai nutrisi yang tinggi karena mempunyai kandungan protein yang tinggi sehingga dapat dipakai sebagai sumber protein terutama pada musim kemarau. Di lain pihak kondisi iklim tropis memberikan kelebihan pada tanaman pakan 119

ternak terutama hijauan dari pohonan yang dapat tumbuh subur sepanjang tahun. Ada beberapa hijauan pohon leguminosa dan non leguminosa yang dapat memberikan kontribusi penting sebagai pakan suplemen untuk memperkaya kualitas pakan ternak. Beberapa hijauan leguminosa pohon dan semak pada umumnya mempunyai kandungan protein yang tinggi (20-30% BK) (LENG, 1997). Akhir-akhir ini terjadi peningkatan ketertarikan untuk menggunakan hijauan bukan leguminosa seperti hijauan murbei sebagai sumber pakan ternak ruminansia. Ketertarikan ini antara lain disebabkan oleh potensi produksi hijauan, palatabilitas dan nilai nutrisinya (SANCHEZ, 2002). Makalah ini membahas tentang kualitas nutrisi hijauan murbei dan pemanfaatannya sebagai suplemen pakan sapi perah. Nilai nutrisi hijauan murbei Kualitas nutrisi hijauan murbei dipengaruhi oleh umur tanaman, frekuensi pemotongan (ALMAIDA dan FONSECA, 2002; BOSCHINI, 2002) dan jarak tanam (BOSCHINI, 2002). Umur tanaman berpengaruh pada kandungan dinding sel tanaman, dimana semakin tua umur tanaman semakin tinggi kandungan dinding selnya. Pada umur tanaman 4 tahun, kandungan serat NDF dan ADF pada batang secara berturut-turut dapat mencapai 82 dan 55% (ALMAIDA dan FONSECA, 2002). Frekuensi pemotongan berpengaruh pada akumulasi nutrisi pada tanaman. Frekuensi pemotongan yang lebih sering akan meningkatkan kandungan protein kasar pada daun dan batang dan menurunkan kandungan dinding sel. Pada pemotongan yang lebih lama, kandungan dinding sel meningkat dan kandungan protein kasar menurun (BOSCHINI, 2002; KABI dan BAREEBA, 2007). Perbedaan jarak tanam juga menghasilkan variasi kandungan protein kasar pada daun dan bahan kering, abu dan hemicellulose pada batang (BOSCHINI, 2002). Komposisi kimia hijauan murbei diperlihatkan pada Tabel 1. Table 1. Komposisi kimia hijauan murbei (% BK) Bagian tanaman BK PK BO Abu NDF ADF Pustaka Daun 18,4-32,4 15,0-35,9 81,4-94,1 5,9-18,6 26,1-47,2 15,5-35 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Batang 18,2-36,2 5,5-16,8 89,8-97,4 2,6-10,2 58,5-81,1 44,2-65 1, 4, 5, 8 Semua bagian (daun dan batang) 25,2-34,4 15,6-31,2 90,3-94,2 5,8-9,7 26,8-54,4 18,6-45 1, 8, 9, 10, 11 Keterangan: SADDUL et al. (2004b); 2. SINGH dan MAKKAR (2002); 3. JELAN dan SADDUL (2004); 4. ALMEIDA dan FONSECA (2002); 5. BOSCHINI (2002); 6. LIU et al. (2002); 7. SCHMIDEK et al, (2002); 8. SADDUL et al. (2004a); 9. SHAYO dan UDEN (1999); 10. KABI dan BAREEBA (2007); 11. AINALIS et al. (2006) Pada Tabel 1 terlihat bahwa komposisi kimia tanaman murbei baik batang, daun maupun tanaman keseluruhan sangat bervariasi. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi komposisi kimia tanaman murbei. SADDUL et al. (2004b) melaporkan pada jarak pemotongan hijauan murbei 5 minggu sekali mempunyai kandungan protein kasar 24,9% kandungan protein kasar ini sebanding hijauan leguminosa pohon yang sudah terkenal sebagai sumber protein yang berasal dari hijauan yaitu lamtoro (Leucaena leucocephala) dan Gliricidia sepium yang dilaporkan mengandung protein kasar 20-28% (BREWBAKER, 1985). Kandungan protein kasar hijauan murbei menurun menjadi 17,2% dengan meningkatnya umur pemotongan. Kandungan nitrogen bukan protein (NPN) dari total kandungan nitrogen (N) pada daun murbei muda lebih tinggi (22%) dibanding pada daun tua (14%). Pada Tabel 1. terlihat bahwa daun murbei mempunyai kandungan komponen dinding sel (NDF dan ADF) lebih rendah dibandingkan batang dan tanaman keseluruhan (batang dan daun). Hijauan murbei kaya akan mineral sulfur yang sangat diperlukan oleh mikroba rumen disamping N untuk sinthesa protein mikroba. Kandungan kalsium (Ca) daun murbei adalah 2,1-4.7% (SINGH dan MAKKAR, 2002; KABI dan BAREEBA, 2007). Kandungan Ca ini lebih tinggi dari yang diperlukan (0,19 120

0,82) oleh sapi perah yang berproduksi tinggi pada awal laktasi (SINGH dan MAKKAR, 2002), sedangkan kandungan fosfornya adalah 2,0-3,0% (KABI dan BAREEBA, 2007). Tingginya kualitas hijauan murbei ini disebabkan oleh tingginya kecernaan hijauan murbei. Daun murbei sangat palatabel dengan kecernaan yang mencapai 70-90% (SINGH dan MAKKAR, 2002). Degradabilitas BO di dalam rumen adalah 85% (JELAN dan SADUL, 2004) sedangkan PKnya 95% (SADUL et al., 2004b). Tingginya kecernaan BO dan PK hijauan murbei ini dapat dipakai sebagai sumber energi dan protein sekaligus dalam rumen. Suplai fermentable N dan energi secara bersamaan sangat diperlukan untuk sintesa protein mikroba rumen yang pada gilirannya mikroba rumen dapat digunakan sebagai sumber protein yang diperlukan untuk sintesa susu (HRISTOV et al., 2005). Pemanfaatan hijauan murbei sebagai suplemen pakan sapi perah Pengaruh pemberian suplemen hijauan murbei pada sapi perah yang digembalakan pada padang rumput kikuyu atapun rumput cynodon terhadap produksi susu dicantumkan pada Tabel 2. Dilaporkan oleh BENAVIDES (2002) substitusi suplemen konsentrat dengan kandungan protein kasar 17% dengan hijauan murbei pada level 75% pada sapi perah Holstein yang digembalakan di padang rumput kikuyu tidak secara nyata menurunkan produksi susu. Demikian juga dengan kualitas susu (kadar protein, lemak dan total solid) tidak dipengaruhi oleh substitusi konsentrat oleh hijauan murbei. Suplementasi hijauan murbei pada sapi perah persilangan Criollo dan Jersey yang digembalakan pada padang rumput Cynodon mampu meningkatkan produksi susu 20%. Tabel 2. Produksi dan kualitas susu sapi perah Holstein dan sapi perah persilangan Criollo dan Jersey yang digembala dengan disuplementasi hijaun murbei atau konsentrat Bangsa sapi Pakan dasar Perbandingan konsentrat dengan murbei Tanpa suplemen 100/0 60/40 25/75 0/100 Produksi susu (kg/ekor/hari): Holstein rumput Kikuyo 14,2 13,2 13,8 - - Criollo x Jersey Rumput Cynodon sp 12,4 - - 12,1 10,3 Kualitas susu: Holstein: Protein susu (%) 3,0 3,0 2,9 - - Lemak susu (%) 3,6 3,6 3,5 - - Total solid (%) 12,7 12,6 12,5 - - Criollo x Jersey Protein susu (%) 3,59 - - 3,51 3,31 Lemak susu (%) 3,95 - - 3,81 3,63 Total solid (%) 12,53 - - 12,39 12,31 Sumber: BENAVIDES (2002) Peningkatan produksi susu ini sebanding dengan suplementasi konsentrat. Peningkatan produksi susu ini juga diikuti dengan peningkatan kadar protein dan lemak susu. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa hijauan murbei mempunyai nilai pakan yang sebanding dengan konsentrat. KESIMPULAN Hijauan murbei mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dari segi kandungan protein dan kecernaan sehingga dapat digunakan sebagai suplemen dalam pakan sapi perah. Sebagai suplemen hijauan murbei dapat digunakan sebagai pengganti ransum konsentrat sampai 75% tanpa mempengaruhi produksi susu dan kualitas susu. 121

DAFTAR PUSTAKA AINALIS, A.B., TSIOUVARAS, C.N. and NASTIS. A.S. 2006. Effect of summer grazing on forage quality of woody and herbaceous species in a silvopastoral system in northern Greece Environments. J. of Arid Environ. 67: 90 99. ALMEIDA DE, J.E. and FONSECA, T.C. 2002. Mulberry germplasm and cultivation in Brazil. In Mulberry for Animal Production, ed. M.D. SANCHEZ. pp. 73 95. FAO Animal Production and Health Paper. No. 147. Rome. BENAVIDES, J. 2002. Anex 2. Utilization of mulberry in animal production system. In Mulberry for Animal Productio,. ed. M.D. SANCHEZ. pp. 291 327. Animal Production and Health Paper. No. 147. FAO Rome, Italy. BOSCHINI, C.F. 2002. Nutritional quality of mulberry cultivated for ruminant feeding. In Mulberry for Animal Production, ed. M.D. SANCHEZ. pp.171 181. FAO Animal Production and Health Paper. No. 147. Rome. BREWBAKER, J.L. 1985. Leguminous trees and shrubs for Southeast Asia and the South Pacific. In: BLAIR, G.J., IVORY, D.A. EVANS, and T.R. FORAGES in Southeast Asian and South Pacific agriculture. ACIAR Proceedings No. 12. Canberra HRISTOV, A.N., ROPP, J.K., GRANDEEN, K.L., ABEDI, S., ETTER, R.P., MELGAR, A. and FOLEY, A.E. 2005. Effect of carbohydrate source on ammonia utilization in lactating dairy cow. J. Anim. Sci. 83: 408 421. JELAN, Z.A. and SADDUL, D. 2004. Mulberry as feed for ruminant. In Proceedings 2004 International Symposium on Recent Advances in Animal Nutrition. pp. 110 115. Kuala Lumpur, Malaysia. KABI, F. and BAREEBA, F.B. 2007. Herbage biomass production and nutritive value of mulberry (Morus alba) and Calliandra calothyrsus harvested at different cutting frequencies, Anim. Feed Sci. Technol. doi:10.1016/ j.anifeedsci.2007.02.011 (in press). LENG, R.A. 1997. Tree Foliage in Ruminant Nutrition. Animal Production and Health Paper. No. 139. FAO Rome, Italy. LIU, J.X., SUSENBETH, A. and SΫDEKUM, K.H. 2002a. In vitro gas production measurements to evaluate the interactions between untreated and chemically treated rice straws, grass hay, and mulberry leaves. J. Anim. Sci. 80: 517 524. SADDUL, D., JELAN, Z.A., LIANG, J.B. and HALIM, R.A. 2004a. The potential of mulberry (Morus alba) as a fodder crop: The effect of plant maturity on yield, persistence and nutrient composition of plant fractions. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 17 (12): 1657 1662 SADDUL, D., JELAN, Z.A., LIANG, J.B. and HALIM, R.A. 2004b. Mulberry (Morus alba): A promising forage supplement for ruminants. In New Dimensions and Challenges for Sustainable Livestock Farming. Proceedings of the 11 th Animal Science Congress.The Asian-Australasian Association of Animal Production Societies. 5 9 th September 2004, Kuala Lumpur, Malaysia. Malaysian Society of Animal Production. pp. 402 404. SANCHEZ, M. D. 2002. World distribution and utilization of mulberry and its potential for animal feeding. In Mulberry for Animal Production. ed. M.D. SANCHEZ. pp. 1 9. Animal Production and Health Paper, No. 147. FAO Rome, Italy. SCHMIDEK, A., TAKAHASHI,R., NURIES DE MEDERIOS, A. and DE RESENDE, K.T. 2002. Bromatological composition and degradation rate of mulberry in goat. In Mulberry for Animal Production, ed. M.D. SANCHEZ. pp. 207 211. FAO Animal Production and Health Paper. No. 147. Rome. SHAYO, C.M. and UDEN, P. 1999. Nutritional uniformity of neutral detergent solubles of some tropical browse leaf and pod diet. Anim. Feed Sci. Technol. 82: 141 151. SINGH, B. and MAKKAR, H.P.S. 2002. The potential of mulberry foliage as a feed supplement in India. In Mulberry for Animal Production, ed. M.D. SANCHEZ. pp. 139 155. Animal Production and Health Paper. No. 147. FAO Rome, Italy. Pertanyaan: DISKUSI 1. Pada umur berapa, daun murbei dapat dipanen? 2. Mengapa terjadi range yang sangat besar dalam kandungan protein kasar pada daun/bagian hijauan murbei? 122

Jawaban: 1. Pemanenan terbaik adalah pada frekwensi pemotongan 5 minggu, pada pemotongan ini bisa didapatkan kadar protein hijauan murbei > 25%. 2. Kadar protein hijauan murbei sangat dipengaruhi oleh umur tanaman atau frekuensi pemanenan, jarak penanaman dan pemupukan, data yang dicantumkan disini diambil dari berbagai referen yang mempunyai berbagai macam jarak tanam, frekwensi pemotongan dan juga pemupukan sehingga range kadar proteinnya sangat besar. 123