BAB I PENDAHULUAN. biaya, dimana dengan efisiensi maka produk berkualitas dapat ditekan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan, maupun sumber daya manusianya. Merupakan tantangan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pemegang saham dan hutang. Menurut sifatnya ada dua macam tipe

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk kredit. Bank menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat meningkatkan harga saham. Perusahaan yang sudah listing pada bursa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di zaman era globalisasi sekarang ini dunia bisnis memasuki persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Property and real estate merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia saat ini yang semakin berkembang, banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur modal yang optimal merupakan keputusan keuangan yang penting karena mempengaruhi kinerja dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB I PENDAHULUAN. arus dana di masa yang akan datang dan tingkat pendapatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bagi perusahaan keuangan khususnya perbankan, permodalan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan. adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bekerja

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. akan tergantung pada biaya modalnya. Menurut Rasoolpur et al. (2012), struktur

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diantaranya growth opportunity suatu perusahaan, struktur modal. perusaahan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengelolah dan menjalankan perusahaannya. Seorang manajer harus berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa maupun produksi pasti menginginkan agar perusahaannya dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan persaingan dalam dunia usaha saat ini semakin ketat, perusahaan membutuhkan berbagai daya upaya dan strategi yang jitu guna memenangkan persaingan usaha. Perusahaan harus menciptakan strategi baru dan berinovasi semaksimal mungkin agar pasar yang telah dibentuk tidak diambil alih oleh pihak pesaing. Salah satu strategi yang harus diterapkan adalah efisiensi biaya, dimana dengan efisiensi maka produk berkualitas dapat ditekan pembiayaannya sehingga berdampak pada harga produk yang dipasarkan rendah. Efisiensi biaya erat kaitannya dengan berbagai kebijakan perusahaan yang salah satunya adalah keputusan dalam membentuk struktur modal (Hartoyo, 2014). Pada umumnya, struktur modal menekankan pada kombinasi utang dan ekuitas untuk membiayai sebuah perusahaan. Berbagai keputusan pembiayaan sangat penting untuk kesejahteraan keuangan perusahaan. Sebuah keputusan yang salah tentang struktur modal dapat menyebabkan kesulitan keuangan dan akhirnya akan mengalami kebangkrutan. Pengelolaan suatu perusahaan dalam menetapkan struktur modal haruslah dengan cara yang maksimal dan optimal. Stuktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan atau meningkatkan nilai perusahaan (Hartoyo et al. 2014). Banyak penelitian telah berusaha untuk menemukan struktur modal yang optimal. Meskipun penelitian tentang struktur 1

2 modal banyak dilakukan, tidak ada metode khusus yang dikembangkan para manajer untuk menentukan struktur modal yang optimal (Sheikh dan Wang, 2011). Pemilihan pembiayaan perusahaan didorong oleh biaya seleksi negatif yang timbul karena asimetri informasi antara manajer yang mendapatkan informasi lebih baik dan investor yang kurang informasi (Hovakimian et al., 2004). Suatu perusahaan apabila dalam memenuhi kebutuhan modal atau dananya mengutamakan pemenuhan modal atau dana yang berasal dari sumber internal, maka hal ini akan mengurangi ketergantungan perusahaan pihak luar. Tetapi dengan semakin meningkatnya kebutuhan dana atau modal karena pertumbuhan perusahaan, sedangkan dana dari sumber internal sudah digunakan semua, maka tidak ada jalan lain selain menggunakan modal yang berasal dari sumber eksternal, baik dengan menggunakan saham maupun hutang. Pengambilan keputusan dalam penggunaan modal pihak luar harus benar-benar dipertimbangkan karena dampaknya adalah perusahaan harus menanggung beban bunga utang tiap bulan atau tiap tahunnya. Pola pembiayaan (financing) perusahaan yang berada pada negara-negara yang sedang berkembang, lebih mudah untuk memasuki dan mendapatkan pembiayaan eksternal. Oleh karena memiliki akses yang lebih baik untuk memasuki pembiayaan eksternal, maka perusahaan di Indonesia cenderung untuk memilih menggunakan pembiayaan eksternal (debt financing) yaitu menggunakan pinjaman dari bank atau pihak eksternal lainnya, dibandingkan dengan menggunakan pembiayaan internal atau equity financing (Hartoyo et al. 2014).

3 Damodaran (2015) berpendapat bahwa perusahaan hanya akan memperoleh dana melalui dua sumber yaitu, utang dan ekuitas. Utang dapat didefinisikan sebagai wahana pendanaan yang memiliki claim tetap terhadap aliran kas perusahaan berupa bunga, dapat mengurangi beban pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan, lebih diutamakan ketika perusahaan mengalami kebangkrutan, memiliki jatuh tempo dan tidak memiliki peranan dalam mengatur perusahaan. Sementara secara singkat ekuitas dapat didefinisikan sebagai wahana pendanaan dimana pihak yang menanamkan dana dalam bentuk ekuitas memiliki hak terkait pengambilan keputusan perusahaan, akan tetapi mendapat prioritas terakhir ketika perusahaan mengalami kebangkrutan. Sebagian pihak berpendapat bahwa ekuitas mengacu pada saham. Akan tetapi hal tersebut bergantung pada apakah perusahaan tersebut dimiliki secara pribadi atau perusahaan yang menjual hak kepemilikan kepada publik. Secara umum, bentuk ekuitas jika mengacu pada perusahaan yang dimiliki pribadi adalah modal pemilik yang disetor dan jika mengacu pada perusahaan yang menjual hak kepemilikan kepada publik adalah saham. Secara jelas utang merupakan alternatif sumber dana selain ekuitas. Utang melalui lembaga perbankan merupakan sumber dana yang sering digunakan baik oleh private firm maupun publicly traded firms. Utang dalam bentuk obligasi merupakan sumber dana yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Alternatif lain dalam memilih sumber dana dalam bentuk utang adalah leasing yang sering digunakan untuk membiayai proses akuisisi terhadap aset yang dibutuhkan perusahaan (Axel, 2015).

4 Dalam penelitian ini struktur modal akan di lihat dari total hutangnya atau rasio hutangnya. Rasio hutang digunakan untuk mengetahui seberapa besar hutang yang dimiliki perusahaan jika dibandingkn dengan total asetnya. Rasio ini penting untuk mengetahui solvabilitas perusahaan. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rasio utang antara lain agresivitas pajak dengan proksi effective tax rate, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Faktor yang mendorong sebuah perusahaan meningkatkan utangnya adalah tingkat keuntungan pajak yang didapat dari beban bunga yang dibayarkan perusahaan dapat mengurangi pajak yang harus disetorkan kepada Negara (Fitriana, 2014). Tingkat keuntungan pajak suatu perusahaan mempunyai pengaruh yang positif, sehingga perusahaan tersebut memiliki motivasi untuk mengurangi pajak perusahaan, yang antara lain dapat dilakukan dengan meningkatkan utangnya. Tarif pajak memiliki hubungan positif dengan utang, hubungan positif yang signifikan antara tingkat pajak efektif dari perusahaan dan rasio utang jangka panjang adalah bahwa pajak mempengaruhi keputusan pembiayaan (Alipour et al. 2015). Sogorb-Mira dan (2005) menegaskan hubungan negatif antara effective tax rate dan rasio hutang. Dalam penelitiannya dipaparkan bahwa manajer tidak mencoba untuk mengurangi komitmen fiskal melalui utang, karena mereka menggunakan perangkat lain untuk mencapai tujuan ini seperti Non Debt Tax Shield yang beberapa diantaranya terdiri dari depresiasi, research and development expenses, investment deductions. Huang dan Song (2006) menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara effective tax rate dan jumah

5 utang dalam struktur modal. Tidak adanya hubungan antara effective tax rate dan jumlah utang karena dalam penelitian Huang dan Song (2008) rasio hutang jangka panjang perusahaan yang terdaftar di Bursa Cina hanya menunjukan angka 8,88%, angka ini menunjukan angka yang kecil, padahal tarif pajak penghasilan badan di Cina adalah 33%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan di Cina tidak menggunakan hutang untuk mendapatkan keuntungan pajak, karena mereka dapat memperoleh keuntungan pajak, diskon pajak atau pun membayar pajak lebih rendah dengan membuat pabrik atau menjalankan operasinya di Daerah Pembangunan Spesial di Cina. Pengaruh struktur aset terhadap rasio hutang juga memiliki hasil yang cukup variatif. Chiang (2010) mengatakan bahwa terdapat hubungan positif antara struktur aktiva dan rasio utang jangka panjang. Semakin banyak aset yang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman maka akan semakin yakin pula kreditur dalam memberikan pinjamannya. Selain itu, banyak hasil penelitian yang menunjukan adanya hubungan positif antara struktur aktiva dan rasio hutang (Al- Najjar dan Taylor, 2008; Tekker, 2009; Antoniuo et al., 2009). Sedangkan Amidu (2007) dan Abor dan Biekpe (2009) menyimpulkan bahwa struktur aktiva berhubungan positif dengan rasio utang jangka panjang. Booth (2001) menyimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara rasio struktur aktiva dan rasio jumlah utang (leverage), tetapi struktur aset secara positif terkait dengan rasio utang jangka panjang. Hartoyo et.al (2014) mengemukakan bahwa ketika struktur aset perusahaan mengalami peningkatan maka struktur modal akan mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar modal perusahaan

6 tertanam dalam aset tetap, perusahaan akan mengutamakan pemenuhan modalnya dengan modal yang permanen. Dengan kata lain besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap dan aset lain yang bersifat permanen. Profitabilitas dapat dijadikan gambaran dari kinerja manajemen dilihat dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Brigham dan Houston (2011) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi, cenderung menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan dana dengan dana yang dihasilkan secara internal. Dengan demikian, semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan menggunakan utang. Penelitian yang dilakukan oleh Nurita (2012), dan Tarazi (2013) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Indahningrum et al (2009) dalam Hardiningsih et al (2012), perusahaan dengan profit yang tinggi maka akan semakin rendah tingkat kebijakan utangnya. Mazur (2007) menyimpulkan bahwa perusahaan yang lebih profitable dan mempunyai rasio likuiditas tinggi lebih memilih menggunakan dana internal untuk keperluan operasionalnya. Yeniatie et al, (2010) dalam penelitiannya mengatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Alipour et al (2015) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa adanya pengaruh negatif antara profitabilitas dan struktur modal. Adanya hubungan negatif yang signifikan antara struktur modal dan profitabilitas tergantung pada

7 asimetri informasi antara manajer dan investor, dengan kata lain, jumlah utang tergantung pada jumlah asimetri informasi, kehadiran utang di struktur modal perusahaan tergantung pada profitabilitas pada masa yang lalu dan peluang investasi. Menurut Riyanto (2001) yang dimaksud dengan firm size adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aset. Perusahaan besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Semakin besar ukuran perusahaan, perusahaan akan lebih mudah memasuki pasar modal dan memperoleh penilaian kredit yang tinggi dari kreditur yang mana semuanya itu akan sangat mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Berdasarkan teori Trade-off ada pengaruh positif antara ukuran perusahaan dan debt ratio, karena perusahaan besar memilliki kemungkinan kecil mengalami kegagalan finansial, Karadeniz et al (2009). Hasil analisis regresi yang dilakukan Alipour et al (2015) menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara ukuran perusahaan dan struktur modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan kecil mungkin tidak memiliki banyak pilihan selain mengandalkan pinjaman bank. Namun, temuan ini konsisten dengan Pecking Order Theory, alasannya bahwa informasi asimetri adalah masalah yang tidak terlalu berat di perusahaan besar. Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan manufaktur karena saat ini di Indonesia pertumbuhan perusahaan tersebut berkembang cukup pesat. Di tengah pelambatan ekonomi nasional, industri manufaktur masih terus

8 tumbuh. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur baik industri besar-sedang dan mikro-kecil pada triwulan II-2015 dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Kepala BPS Suryamin mengemukakan "Triwulan II-2015 ini, produksi industri manufaktur besar-sedang itu naik 5,44 persen dibandingkan triwulan I-2015. Kenaikan juga terjadi pada produksi industri mikro-kecil sebesar 4,57 persen dari periode yang sama tahun lalu (www. Kompas.com, Senin 13 Agt 2015). Dengan mengetahui perkembangan agresivitas pajak dengan proksi tarif pajak efektif, struktur aktiva, ukuran perusahaan dan profitabilitas yang mempengaruhi rasio utang perusahaan manufaktur diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi evaluasi manajemen. Populasi dan sampel akan dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013 2015. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah : Pengaruh Agresivitas Pajak, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2015). B. Rumusan Masalah Penelitian Merujuk pada masalah penelitian diatas, maka rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Agresivitas Pajak berpengaruh terhadap Struktur Modal? 2. Apakah Struktur Aset berpengaruh terhadap Struktur Modal? 3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Struktur Modal? 4. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Struktur Modal?

9 C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Seperti yang dijelaskan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Untuk menguji pengaruh agresivitas pajak terhadap struktur modal. 2) Untuk menguji pengaruh struktur aset terhadap struktur modal. 3) Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal. 4) Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal. 2. Kontribusi Penelitian 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dibidang manajemen keuangan khususnya keputusan struktur modal, sebagai pembanding serta bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya. 2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada perusahaan terutama manajer keuangan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal khususnya rasio hutang serta memberikan gambaran bagi investor atau pemengku

10 kepentingan terkait keputusan investasi dengan mempertimbangkan rasio utang dari perusahaan yang bersangkutan.