BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 21 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Pengertian Struktur Modal Husnan (2000:275) mendefinisikan struktur modal sebagai perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal berkaitan dengan keputusan pendanaan yang berasal dari sumber internal maupun sumber eksternal. Dana yang bersumber dari internal perusahaan yaitu berupa laba ditahan dari kegiatan perusahaan sedangkan yang bersumber dari eksternal perusahaan yaitu berupa modal pinjaman atau hutang. Dalam suatu perusahaan, struktur modal merupakan perbandingan antara kewajiban jangka panjang perusahaan dengan modal sendiri (saham) yang digunakan perusahaan. Adanya penambahan atau pengurangan hutang jangka panjang yang menyebabkan perubahan perbandingan kewajiban jangka panjang dengan modal sendiri akan mengakibatkan perubahan struktur modal pada suatu perusahaan. Struktur modal yang efisien dapat mengurangi biaya modal sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan umumnya memilih penggunaan dana yang berasal dari hutang karena biaya bunga yang akan ditanggung perusahaan lebih kecil dari laba yang dihasilkan dari manfaat hutang tersebut. Pengertian struktur modal berbeda dengan struktur keuangan, struktur modal hanya meliputi pembelanjaan permanen saja yang meliputi hutang jangka panjang 7

2 22 8 dan modal sendiri. Sedangkan struktur keuangan terdiri dari modal kerja dan hutang jangka pendek Komponen Struktur Modal Struktur modal memiliki beberapa komponen, yaitu : 1. Modal Sendiri Modal sendiri terdiri dari modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan yaitu berupa laba ditahan dan penyusutan yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dan modal sendiri yang berasal dari luar yaitu berupa saham biasa atau saham preferen. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, modal sendiri dapat berbentuk modal saham. Modal saham adalah jenis modal yang terdapat dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka (PT) yang dihasilkan melalui penerbitan dan penempatan saham-saham tersebut baik kepada pihak tertentu maupun masyarakat umum. Saham yang berasal dari luar (external financing) terdiri dari : a. Saham biasa (Common Stock) Yaitu bentuk kepemilikan tanpa hak istimewa. Pemilik akan mendapatkan keuntungan atas pembagian deviden pada akhir tahun pembukuan jika perusahaan memperoleh keuntungan (laba). b. Saham preferen (prefered stock) Yaitu bentuk kepemilikan dengan hak istimewa. Keistimewaaan saham preferen antara lain pembayaran deviden serta pembagian atas kekayaan

3 23 9 perusahaan apabila perusahaan dilikudasi. Deviden saham preferen hanya dibagikan apabila perusahaan menghasilkan laba yang cukup. c. Laba ditahan Yaitu total penjumlahan dari laba sesudah pajak mulai dari awal peusahaan didirikan dan tidak dibagikan kepada pemiliknya. Setiap perusahaan harus memiliki jumlah minimum modal sendiri yang dibutuhkan demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Modal sendiri yang bersifat permanen ini juga dapat melindungi perusahaan dari risiko kebangkrutan. d. Sumber Modal Asing/Hutang Jangka Panjang Modal asing atau hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki jangka waktu relatif panjang (lebih dari satu tahun), umumnya lebih dari sepuluh tahun yang dapat digunakan untuk membiayai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi perusahaan. Perusahaan akan cenderung lebih memilih menggunakan sumber dana yang berasal dari modal asing/hutang jangka panjang karena memiliki jangka waktu yang lama dan ringannya syarat-syarat pembayaran atas pengembalian hutang tersebut. Akan tetapi, perusahaan wajib membayar hutang tersebut pada jatuh tempo yang sudah ditetapkan dengan bunga yang sudah ditetapkan pula tanpa melihat kondisi keuangan perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat membayar kembali hutang beserta bunganya, maka kreditur akan memaksa perusahaan untuk menjual aset yang dimilikinya sebagai jaminan atas hutang yang tidak mampu dibayarnya.

4 10 24 Struktur modal yang kurang sehat ditandai oleh terlalu besarnya jumlah pinjaman dari pihak ketiga untuk menandai kegiatan bisnis (Sutojo, at.all, 2004: 323). Dengan demikian, perusahaan harus menjaga besaran jumlah pinjaman jangka panjangnya yang dapat mempengaruhi baik buruknya struktur modal. Perusahaan yang memiliki debt to equty ratio lebih dari satu menandakan perusahaan tersebut memiliki risiko. Semakin besar debt to equty ratio, maka semakin besar pula risiko yang dimiliki perusahaan tersebut. Hal ini menyebabkan para investor tidak berminat untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki risiko Tujuan Manajemen Struktur Modal Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan dengan cara yang akan memaksimumkan harga saham perusahaan. Warsono (2003:238) menyatakan bahwa penentuan struktur modal bagi perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Sebaliknya, tujuan ini bisa dipandang sebagai pencarian terhadap paduan dana yang akan meminimumkan campuran biaya modal perusahaan. Paduan sumber dana ini akan menciptakan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata sehingga akan memaksimumkan nilai perusahaan.

5 11 25 Riyanto (2011:293) menyatakan bahwa berdasarkan aturan finansial konservatif dalam mencari struktur modal yang optimal. Dalam aturan struktur finansial konservatif yang vertikal menghendaki agar perusahaan, dalam keadaan bagaimanapun juga jangan mempunyai jumlah utang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, atau dengan kata lain debt ratio jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal yang dijamin (utang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya Teori Struktur Modal yaitu : Sjahrial (2007) membagi struktur modal menjadi 2 (dua) kelompok besar 1. Teori Struktur Modal Tradisional yang terdiri dari : a. Pendekatan laba bersih (Net Income Approach) Pendekatan ini mengasumsikan apabila tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya hutang konstan maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang semakin kecil sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar, nilai perusahaan akan meningkat. Dengan demikian, nilai perusahaan akan meningkat jika hutang yang digunakan perusahaan semakin besar.

6 26 12 b. Pendekatan laba operasi bersih (Net Operating Income Approach = NOI Approach) Menurut pendekatan ini, besaran biaya hutang tidak berubah seperti dalam pendekatan laba bersih. Penggunaan hutang yang semakin besar akan meningkatkan risiko perusahaan. Hal ini akan menyebabkan biaya modal rata-rata tertimbang tidak berubah sehingga keputusan struktur modal tidak lagi menjadi penting. c. Pendekatan tradisional (Traditional Approach) Pendekatan ini berasumsi bahwa setiap perusahaan memiliki struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal terbentuk apabila nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang menyebabkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. Ketiga pendekatan struktur modal tradisional pada mulanya dikembangkan oleh David Durand pada tahun Teori Struktur Modal Modern yang terdiri dari : a. Model Modigliani-Miller (MM) tanpa pajak MM berasumsi bahwa tidak ada pajak penghasilan perorangan atau pajak penghasilan perusahaan. Dalam teori ini MM mengemukakan tiga preposisi : 1) Preposisi 1, MM berpendapat bahwa nilai perusahaan tidak lain merupakan kapitalisasi laba operasi bersih yang diharapkan atau expected

7 13 27 net operating income (NOI = EBIT) dengan tingkat kapitalisasi konstan yang sesuai dengan tingkat risiko perusahaan. MM berpendapat bahwa nilai perusahaan adalah tidak tergantung atau tidak dipengaruhi oleh struktur modal. Pada preposisi I ini, MM membedakan teorinya dengan pendekatan laba bersih dengan menggunakan proses arbitrase sebagai sarana pembuktiannya, dimana harga saham perusahaan yang memiliki hutang akan turun sedangkan harga saham perusahaan yang tidak memiliki hutang akan meningkat. Proses ini akan terus berlangsung dan berhenti ketika harga saham perusahaan tersebut memiliki harga yang sama. 2) Preposisi II, MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah dengan premium risiko. Semakin besar hutang yang digunakan akan menyebabkan bertambahnya risiko perusahaan dan juga akan meningkatkan biaya modal sendiri. Maka semakin besar hutang yang digunakan dalam struktur modal, nilai perusahaan tidak akan meningkat. 3) Preposisi III, preposisi ketiga ini menyatakan bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi proyek baru sepanjang nilai perusahaan meningkat paling tidak sebesar biaya investasi.

8 14 28 b. Model Modigliani-Miller (MM) dengan pajak MM mengembangkan teori MM diatas dengan mengubah asumsinya, dengan menambahkan pajak dalam penghasilan perusahaan. Hal ini akan menyebabkan nilai perusahaan akan meningkat dengan adanya leverage. 1) Preposisi I, nilai perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan nilai perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah nilai perlindungan pajak. Nilai perlindungan pajak ini adalah sebesar pajak penghasilan perusahaan dikalikan dengan hutang perusahaan. 2) Preposisi II, MM berpendapat bahwa biaya modal sendiri perusahaan yang memiliki leverage adalah sama dengan biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage ditambah premium risiko. Besarnya premium risiko ini tergantung atas besarnya hutang dan selisih atas biaya modal sendiri perusahaan yang tidak memiliki leverage dan biaya hutang. 3) Preposisi III, MM berpendapat bahwa perusahaan seharusnya melakukan investasi sepanjang memenuhi persyaratan, yaitu IRR > cut-off-rate atau pembatas untuk setiap investasi baru. c. Model Miller Miller menyajikan teori struktur modal yang meliputi pajak untuk penghasilan pribadi, yang meliputi pajak penghasilan dari saham dan pajak penghasilan dari obligasi. Keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan hutang dalam model Miller ini bergantung pada besaran pajak perusahaan,

9 29 15 pajak pribadi dari penghasilan saham, pajak pribadi dari penghasilan obligasi dan hutang perusahaan. d. Financial distress dan Agency Cost Financial distress merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan akan menimbulkan berbagai macam biaya, yaitu indirect cost of financial distress dan direct cost of financial distress. indirect cost of financial merupakan biaya yang muncul ketika perusahaan akan mengalami financial distress, misalnya biaya yang ditimbulkan manajemen yang lebih memilih menghindari kebangkrutan daripada membuat keputusan yang baik. Sedangakan direct cost of financial distress merupakan biaya yang muncul akibat perusahaan telah mengalami kebangkrutan, seperti perusahaan terpaksa harus menjual aktiva dibawah harga pasar, biaya likuidasi perusahaan, rusaknya aktiva tetap karena dimakan waktu sebelum terjual, dsb. Financial distress ini timbul karena perusahaan cenderung meningkatkan penggunaan hutang. Agency Costs adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan dan kreditor. Biaya ini timbul karena perusahaan yang memilih menggunakan hutang akan memiliki kepentingan sendiri agar memperoleh hutang yang tinggi, semakin besar penggunaan hutang maka akan semakin

10 30 16 besar pula risiko yang akan ditanggung perusahaan. Hal ini akan merugikan para kreditor. Sehingga akan menimbulkan problem keagenan. e. Model Trade Off (Model Gabungan Antara Model Modigliani-Miller, Model Miller, Dan Financial Distress & Agency Costs) Penggunaan hutang yang besar akan memberikan keuntungan yang besar pula atas penggunaan hutang tersebut dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Akan tetapi, perusahaan yang meningkatkan penggunaan hutang menimbulkan terjadinya financial distress dan agency costs yang justru akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, struktur modal yang optimal tercapai dengan cara menyeimbangkan keuntungan perlindungan pajak dengan beban biaya sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar. f. Teori Informasi Tidak Simetris (Asymetric Information Theory) Asymetric Information Theory merupakan suatu kondisi dimana satu perusahaan dalam transaksi mempunyai lebih banyak informasi dibandingkan pihak lain. Perusahaan yang ingin meningkatkan nilai bagi pemegang saham (lama), maka ada kecenderungan bahwa: 1) Jika perusahaan memiliki prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru tetapi menggunakan laba ditahan, sedangkan 2) Jika perusahaan memiliki prospek yang kurang baik, manajemen akan menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana.

11 31 17 Karena adanya asymetric information perusahaan lebih senang menggunakan dana dengan urutan: 1) laba ditahan dan dana depresiasi 2) hutang dan 3) penjualan saham baru. Selain itu karena dengan adanya asymetric information perusahaan cenderung memelihara kemungkinan berhutang untuk dapat mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang baik tanpa harus menerbitkan saham baru pada harga yang sedang turun karena pertanda yang jelek Indikator Struktur Modal Warsono (2003:239) menyatakan bahwa struktur modal dapat dinyatakan dalam dua indikator: 1. Rasio Liabilitas Rasio liabilitas merupakan perbandingan antara total liabilitas dengan total aktiva. Secara metematis, rasio liabilitas dapat diformulasikan sebagai berikut: Rasio liabilitas = Total liabilitas Total aktiva Semakin tinggi rasio liabilitas suatu perusahaan menunjukkan bahwa melalui struktur modal, risiko keuangan yang ditanggung pemegang saham biasa semakin tinggi. 2. Rasio Liabilitas-Ekuitas Rasio liabilitas-ekuitas adalah perbandingan pinjaman jangka panjang dengan ekuitas saham biasa. Secara matematis, rasio liabilitas-ekuitas dapat diformulasikan sebagai berikut:

12 18 32 Rasio liabilitas = Liabilitas jangka panjang Ekuitas saham biasa Semakin tinggi rasio liabilitas-ekuitas menunjukkan bahwa melalui struktur modal tersebut. Risiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham semakin tinggi. Sehingga rasio inilah yang lebih sering digunakan sebagai indikator struktur modal Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan keputusan mengenai struktur modal menurut Houston dan Brigham (2006:42-45) adalah : 1. Stabilitas penjualan, perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang relatif stabil akan membuat perusahaan berani untuk mengambil lebih banyak hutang dan siap untuk menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang tidak stabil. 2. Struktur aktiva, besaran aktiva yang dimilki perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan untuk mendapatkan hutang yang banyak, aktiva ini dapat dijadikan jaminan atas hutang yang diperolehnya. 3. Leverage operasi, perusahaan yang memiliki leverage operasi yang lebih rendah dapat meningkatkan tingkat leverage keuangannya karena perusahaan tersebut memiliki risiko bisnis yang lebih kecil. 4. Tingkat pertumbuhan, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang pesat akan mengandalkan modal ekstrenal karena membutuhkan banyak dana daripada perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat.

13 Profitabilitas, perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang cenderung untuk menggunakan hutang yang relatif kecil, karena perusahaan dapat membiayai sebagian besar pendanaannya melalui dana internal yang berupa laba ditahan yang tinggi. 6. Pajak, adanya biaya bunga yang timbul akibat penggunaan hutang dapat mengurangi pajak perusahaan. Sehingga dengan adanya pajak memberikan keuntungan atas penggunaan pajak dan semakin besar pula tingkat penggunaan hutang. 7. Pengendalian, pengaruh yang ditimbulkan dari penerbitan surat-surat hutang versus saham terhadap pengendalian manajeman dapat mempengaruhi struktur modal. Karena jenis modal yang akan digunakan perusahaan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi situasi yang terjadi. 8. Sikap manajemen, sikap manajemen yang lebih konservatif daripada lainnya menyebabkan lebih kecil dalam penggunaan hutang daripada rata-rata perusahaan dalam industri mereka. 9. Sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas, tanpa melihat analisis para manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan mereka sendiri. Perilaku pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas sering kali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. 10. Kondisi pasar, kondisi pasar saham dan obligasi yang mengalami perubahan baik jangka panjang maupun jangka pendek dapat memberi arti yang penting pada struktur modal perusahaan yang optimal.

14 Kondisi internal perusahaan, kondisi internal perusahaan juga dapat memiliki pengaruh pada sasaran struktur modal. 12. Fleksibilitas keuangan, tujuan menjaga fleksibilitas keuangan yang dilihat dari sudut pandang operasional artinya adalah menjaga kapasitas pinjaman cadangan yang memadai. Selain itu, terdapat beberapa penelitian lainnya yang juga mengungkapkan faktor-faktor yang perlu mempengaruhi besaran struktur modal perusahaan. Menurut Riyanto (2011:297) struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana faktor-faktor yang utama adalah: 1. Tingkat Bunga Dalam pemenuhan kebutuhan modal sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. 2. Stabilitas dari Earning Perusahaan yang memiliki laba yang stabil akan dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat dari penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai laba yang tidak stabil akan menanggung risiko tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran-angsuran pinjaman pada tahun atau keadaan yang memburuk.

15 Susunan dari Aktiva Perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedang modal asing hanya sebagai pelengkap. Perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan pinjaman jangka pendek. 4. Kadar Risiko dari Aktiva Tingkat risiko dari setiap aktiva di dalam perusahaan adalah tidak sama. Semakin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva di dalam perusahaan, maka semakin besar derajat risikonya. 5. Besarnya Jumlah Modal yang Dibutuhkan Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan juga mempunyai pengaruh terhadap jenis modal yang akan ditarik. Apabila jumlah modal yang dibutuhkan dapat dipenuhi hanya dari satu sumber saja, maka tidak perlu mencari sumber lain. Sebaliknya, apabila jumlah modal yang dibutuhkan sangat besar, sehingga tidak dapat dipenuhi dari satu sumber saja, maka perlu mencari sumber lain. 6. Keadaan Pasar Modal Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan karena adanya gelombang konjungtor. Apabila gelombang meninggi para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam saham.

16 Sifat Manajemen Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. 8. Besarnya suatu Perusahaan Perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan di bandingkan dengan perusahaan yang kecil. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil beberapa variabel untuk meneliti pengaruh yang ditimbulkan terhadap struktur modal. Varibel tersebut antara lain kinerja keuangan, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan gambaran yang mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis menggunakan alat-alat analisis keuangan. Kinerja keuangan dapat membantu investor mengetahui prestasi kerja suatu perusahaan pada periode tertentu yang juga berdampak pada baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan. Variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dalam penelitian ini menggunakan profitabilitas dan pertumbuhan penjualan. 1. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang berkaitan dengan penjualan, aktiva, dan modal

17 37 23 perusahaan. Perusahaan dengan kemampuan profitabilitas yang baik cenderung untuk tidak menambah jumlah hutang yang dimiliki perusahaan karena perusahaan merasa cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya dari besaran keuntungan yang diperoleh perusahaan yang juga berdampak pada meningkatnya laba ditahan yang dimiliki perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa alat ukur, teragantung pada laba dan aset atau modal mana yang akan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Riyanto (2008:36) menyatakan rasio yang umum digunakan oleh para pemakai laporan keuangan adalah sebagai berikut: a) Profitabilitas ekonomi Profitabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. Laba yang digunakan adalah laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak. Profitabilitas ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut: Profitabilitas ekonomi = b) Profitabilitas modal sendiri Profitabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha merupakan perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal disatu pihak dengan

18 38 24 jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Laba yang dimaksud adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak penghasilan. Profitabiltas modal sendiri = Apabila rentabilitas modal sendiri dapat digunakan sebagai ukuran bagi efisiensi penggunaan modal sendiri maka yang jadi ukuran efisiensi penggunaan modal secara keseluruhan adalah rentabilitas ekonomi. 2. Pertumbuhan penjualan Perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil cenderung untuk mendorong manajemen untuk menambah jumlah penggunaan hutang, karena manajemen memandang bahwa dengan meningkatnya jumlah penambahan hutang juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat, khususnya para investor. Akan tetapi, beban yang akan ditanggung perusahaan juga akan meningkat dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat penjualannya tidak stabil Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat menggambaran kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode. Perusahaan dengan skala yang besar diyakini mampu untuk memenuhi segala kewajibannya serta mampu memberikan tingkat pengembalian atas investasi para investor. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat diukur melalui total penjualan. Penjualan yang lebih besar dari biaya variabel dan biaya tetap

19 25 39 dapat menunjukkan jumlah pendapatan sebelum pajak. Akan tetapi, perusahaan yang memiliki penjualan yang kecil dari biaya variabel dan biaya tetap akan menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Ukuran perusahaan juga akan mempengaruhi kepercayaan kreditur untuk memberikan kredit kepada perusahaan dan juga memberi kemudahan pada perusahaan untuk mendapatkan pinjaman. Perusahaan yang besar akan membutuhkan banyak dana untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Sebaliknya, perusahaan dengan skala rendah tidak membutuhkan banyak dana untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Penggunaan dana yang digunakan dalam kegiatan operasinya bisa diperoleh dari sumber internal perusahaan, namun apabila sumber internal perusahaan sudah tidak mencukupi maka perusahaan mencari dana dari sumber eksternal perusahaan yakni berupa pinjaman (utang) maupun menerbitkan saham baru. Besar kecilnya perusahaan bisa memberi keuntungan bagi perusahaan ketika melakukan penawaran dalam kontrak keuangan. Perusahaan dengan skala yang besar memungkinkan untuk memperoleh penawaran yang spesial dalam pembuatan kontrak. Besaran hutang yang digunakan dapat membuat persetujuan kontrak lebih baik dari penggunaan surat kontrak yang standar Risiko Bisnis Risiko bisnis merupakan risiko yang timbul akibat ketidakpastian perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dimasa yang akan datang. Perusahaan harus memenuhi segala kewajiban yang timbul akibat pinjaman yang diperoleh

20 26 40 perusahaan. Risiko bisnis dalam suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh stabilitas pendapatan dan struktur biaya operasionalnya. Perusahaan dengan jumlah hutang yang tinggi dapat memicu timbulnya risiko bisnis karena perusahaan harus mampu memenuhi kewajibannya serta beban bunga yang ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan yang labanya berfluktuasi dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut sedang mengahadapi risiko bisnis. 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 1 Penelitian Terdahulu No. Santika dan Indikator Sudiyatno (2011) 1. Judul Penelitian Menentukan Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia 2. Variabel Dependen 3. Variabel Independen Indrajaya (2011) Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Amiriyah (2013) Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal. Struktur Modal Leverage Struktur Modal Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva, Ukuran Profitabilitas, Pertumbuhan

21 41 27 Struktur Aktiva, dan Profitabilitas 4. Alat Analisis Analisis Regresi Linier Berganda 5. Hasil Penelitian Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh terhadap struktur modal, struktur aktiva memiliki pengaruh terhadap struktur modal tetapi tidak signifikan, dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis Analisis Metode Regresi Berganda Struktur aktiva memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan struktur modal. ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan, dan risiko bisnis memiliki pengaruh terhadap leverage. Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap leverage. Penjualan, Ukuran Perusahaan, dan Risiko Bisnis. Analisis Regresi Linier Berganda Dalam proses penelitian. Penelitian ini menggabungkan beberapa variabel dari penelitian sebelumnya yakni probitabilitas dan pertumbuhan penjualan yang dimasukkan ke dalam kinerja keuangan serta variabel lain seperti ukuran perusahaan dan risiko bisnis.

22 Rerangka Pemikiran 1 Tiga Fungsi Keuangan Perusahaan Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan Kebijakan Deviden 2 Struktur Modal 3 Komposisi Antara Pinjaman Jangka Panjang dengan Modal Sendiri Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal 4 Kinerja Keuangan Ukuran Perusahaan Risiko Bisnis Pengaruh Parsial Pengaruh Parsial Pengaruh Simultan Struktur Modal Gambar 1 Diagram Rerangka Pemikiran Pengaruh Simultan Keterangan: 1. Perusahaan dihadapkan pada tiga fungsi keuangan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden.

23 Pada penelitian ini, keputusan pendanaan dijadikan fokus penelitian karena perusahaan akan mempertimbangkan keputusan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan dan mengembangkan usahanya. Keputusan pendanaan ini bertujuan untuk menentukan tingkat struktur modal yang optimal. 3. Struktur modal merupakan komposisi antara pinjaman jangka panjang dengan modal sendiri. 4. Struktur modal yang baik dapat meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan. Oleh karena itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal berupa kinerja keuangan (profitabilitas dan pertumbuhan penjualan), ukuran perusahaan dan risiko bisnis. 2.4 Pengembangan Hipotesis Kinerja keuangan merupakan gambaran pencapaian prestasi perusahaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode. Kinerja keuangan digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan sejumlah modal tertentu dengan menggunakan rasio keuangan yang dapat memberikan gambaran tentang pertimbangan perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diproksikan dengan profitabilitas dan pertumbuhan penjualan. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba

24 44 30 yang berkaitan dengan penjualan, aktiva, dan modal perusahaan. Dalam jangka panjang, investor akan lebih menganalisa profitabilitas karena menggambarkan keuntungan yang akan diperolehnya dalam bentuk deviden. Menurut hasil pengujian Santika dan Sudiyatno (2011) dan Indrajaya (2011) menyatakan bahwa variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan hasil pengujian Prabansari (2005) menyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan untuk menghasilkan besaran jumlah pendanaan internal perusahaan dan cenderung tidak memilih untuk melakukan penambahan pinjaman. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah : H 1a : Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. Pertumbuhan penjualan yang stabil mampu memberikan jaminan pada investor bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajibannya, karena pertumbuhan yang stabil menggambarkan perusahaan memiliki aliran kas yang stabil pula. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah : H 1b : Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan dapat menjadi indikator seberapa kuat kondisi finansial suatu perusahaan. Perusahaan besar memungkinkan memiliki tingkat pinjaman yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil karena perusahaan besar mampu

25 31 45 berikan jaminan dalam memenuhi kewajibannya. Sehingga perusahaan besar lebih memilih menggunakan sumber pendanaan eksternal karena lebih memilik peluang untuk memiliki akses ke pasar modal. Peneltian yang dilakukan oleh Indrajaya (2011) mengahasilkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh parsial yang positif dan signifikan terhadap leverage yang juga akan berdampak pada struktur modal perusahaan. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah : H 2 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Indrajaya (2011) variabel risiko bisnis berpengaruh parsial yang positif terhadap leverage meskipun pengaruh tersebut tidak signifikan. Sedangkan menurut penelitian Prabansari (2005) variabel risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal perusahaan dengan nilai siginfikan p = < Perusahaan yang berisiko tinggi disebabkan oleh penggunaan utang yang meningkat sehingga memungkinkan terjadinya kebangkrutan, hal ini membuat perusahaan cenderung untuk mengurangi besaran pinjamannya. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah : H 3 : Risiko bisinis berpengaruh terhadap struktur modal.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan menurut Martono (2007:4) yaitu : Manajemen Keuangan(Financial Management), atau dalam literatur lain disebut

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN. Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 09Fakultas EKONOMI DAN BISNIS STRUKTUR PERMODALAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pengertian Struktur Modal Kriteria struktur modal Struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Variabel Fundamental Menurut Jogiyanto (2009), analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Solvabilitas 1. Pengertian Solvabilitas Solvabilitas merupakan perbandingan antara kewajiban terhadap akun lain yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, semakin baik investor menilai sebuah perusahaan maka investor tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk dapat memperluas usahanya dan berkembang demi tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Wachowicz dan Van Horne (2013:176) struktur modal merupakan suatu bauran (proporsi) pembiayaan jangka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Guna memudahkan pemahaman atas bahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan tinjauan teoretis. Hal tersebut perlu untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 10 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan aktivitasnya. Modal merupakan faktor yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antar hutang dan ekuitas (Theresia,2007).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL Amiriyah ami.riyah@yahoo.com Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk memiliki keunggulan daya saing agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat dan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini membuat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitability (ROE) Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan suatu perusahaan yang dianalisis menggunakan alat-alat analisis

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan suatu perusahaan yang dianalisis menggunakan alat-alat analisis BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan gambaran yang mencerminkan kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori a. Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan campuran sumber sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan (Keown 2010), sedangkan menurut Riyanto

Lebih terperinci

BAB 2 TUJUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal

BAB 2 TUJUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal 6 BAB 2 TUJUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Martono dan Harjito (2005:240) struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan yang ketat antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori mengenai struktur modal yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian. Serta argumen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang, saham preferen dan saham biasa. Sedangkan Husnan (2000) struktur modal adalah perimbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Struktur Modal Menurut Dermawan Sjahrial (2007:214) teori struktur modal bertujuan untuk menganalisis arus kas perusahaan yang sangat bermanfaat bagi penentuan perimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. Banyak tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA merupakan kerja sama antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumber-sumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kasenda (2005) menggunakan kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan dan profitabilitas sebagai variabel independen dalam penelitiannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Struktur Modal Menurut Dewi (2011:19) struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Berbagai teori struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan telah dilakakukan oleh: 1. T Mallikarjunappa dan Carmelita Goveas (2007) telah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Ketika sebuah perusahaan berkembang, perusahaan tentunya akan membutuhkan modal dan modal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut. Liem, Sutejo, & Murhadi (2013) menyatakan struktur modal

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut. Liem, Sutejo, & Murhadi (2013) menyatakan struktur modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Struktur modal selalu menjadi topik yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Liem, Sutejo, & Murhadi (2013) menyatakan struktur modal merupakan topik yang komplek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang

Lebih terperinci

mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham

mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham 3. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Struktur Modal Struktur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Modal dan Struktur Modal a. Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. informasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. informasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Signaling Theory (Teori Sinyal) Yasa (2010) menyatakan bahwa teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil melakukan pengembangan usahanya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara efisien

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis a. Struktur Modal Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan saham ekuitas yang digunakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang mulai memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan perusahaan semakin tajam. Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini sangat pesat. Banyak perusahaan yang tumbuh dan berkembang dimasing-masing bidang usaha yang mereka jalani.

Lebih terperinci

pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal

pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan selalu membutuhkan modal baik pembukaan bisnis maupun dalam pengembangan bisnisnya. Masalah pendanaan tidak akan lepas dari sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Harjito dan Martono (2013:256) struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan aktivitas pendanaan merupakan bagian paling penting untuk kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting dengan banyak pihak,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal a. Pengertian Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penanaman pecking order theory

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai adalah suatu organisasi yang mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal menurut Riyanto (2011:22) merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini dunia perekonomian semakin maju. Hal itu berdampak pada semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang terus berkembang pesat dan memasuki era globalisasi mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk dapat berkembang di masing-masing usaha yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal PENDAHULUAN Modal merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Dengan modal, sebuah perusahaan dapat melaksanakan aktivitas produksi dan aktivitas aktivitas bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena modal merupakan salah satu dari faktor penggerak dalam perusahaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal menurut Riyanto (2008:22) adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Keuangan Secara Umum Eugene F., Joel F. (2003) dalam buku Fundamentals of Financial Management, 10 th Edition, mengatakan bahwa pada dasarnya keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Foods and Beverages yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang menukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Menurut Hanafi, (2016:81) Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Struktur Modal 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan

Lebih terperinci