TINJAUAN PUSTAKA. maupun subtropika. Negara penghasil pisang dunia umumnya terletak di daerah

dokumen-dokumen yang mirip
I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Tanaman Pisang ( Musa spp.) 2.2. Tanaman Pisang ( Musa spp.)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

(Prihatman,2000). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Rabani, 2009; Swennen & Ortiz, 1997).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun termasuk dalam Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Divisi : Spermatophyta ; Sub divisi : Angiospermae ; Kelas : Monocotyledoneae ;

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Magniliophyta, subdivisi: Angiospermae, kelas: Liliopsida, ordo: Asparagales, famili:

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. sangat cocok diolah menjadi keripik, buah dalam sirup, aneka olahan tradisional,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

Ralstonia solanacearum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Cavendish Kedudukan tanaman pisang dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub Disi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Family : Musaceae Genus : Musa Spesies : Musa paradisiaca L. Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat dan tumbuh di daerah tropika maupun subtropika. Negara penghasil pisang dunia umumnya terletak di daerah sekitar Khatulistiwa seperti India. Di Indonesia tanaman pisang masih dapat tumbuh dengan subur di daerah pegunungan hingga ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan udara dingin (Munadjim, 1983). Wilayah andalan pengembangan kawasan pisang di Lampung yaitu terdapat di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Barat, Lampung Timur dan Pesawaran. Hampir semua lapisan masyarakat Indonesia mengenal tanaman pisang. Penyebaran pisang sangat luas dari dataran rendah sampai dataran tinggi, baik yang dibudidayakan di lahan khusus maupun ditanam sembarangan di kebun atau halaman (Suhardiman, 1997). Salah satu usaha pengembangan pisang dengan skala usaha besar yaitu di Jawa Timur, baik di hulu maupun industri hilirnya

7 adalah PT. Horti Nusantara dan PT. Nusantara Tropical Fruit (PT. NTF) merupakan salah satu perusahaan yang terlibat dalam produksi pisang cavendish. Pisang cavendish merupakan jenis pisang komersial, pisang ini sangat popular di dunia sebagai buah meja. Tiap sisir pisang cavendish terdiri atas 8-13 tandan, dan tiap sisir terdapat 12-22 buah. Daging buahnya berwarna putih kekuningan, rasanya manis agak masam, dan lunak. Kulit buahnya agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai kuning halus. Umur panen 3-3,5 bulan sejak keluar jantung. Pisang cavendish dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl. Pisang cavendish dikonsumsi oleh 80% konsumen pisang di luar negeri. Pisang ini merupakan salah satu jenis pisang yang dibudidayakan secara komersial di Indonesia. Pisang ini berasal dari Brasil dan masuk ke Indonesia pada tahun 1990-an (Kaleka, 2013). Pisang juga merupakan komoditas ekspor, sehingga pengembangan pisang dapat menjadi sumber devisa Negara. Sekarang buah-buahan telah menjadi salah satu komoditas terpenting di pasar internasional. Produksi total buah-buahan di dunia pada 2000 mencapai 466,4 juta matrik ton, sedangkan yang masuk ke pasar internasional 40,9 juta matrik ton, dan 35 % adalah buah pisang (Anonim, 2005). 2.2 Morfologi tanaman pisang 2.2.1 Akar Perakaran pisang adalah system radix adventica atau perakaran serabut. Akar pisang menjalar secara ekstensif 4-5 meter dari induk dan kedalam tanah sedalam 75 cm. akar utama memiliki ketebalan 5-8 mm, berwarna putih (Kaleka, 2010).

8 2.2.2 Batang Batang pisang merupakan batang semu. Batang sejati berada pada bagian dalam berbentuk bulat (teres). Batang sejati yang berada di dalam tanah disebut rhizome, berdiameter sekitar 30cm, dan merupakan organ penting yang mendukung pertumbuhan batang semu, tandan buah dan perkembangan anakan (Kaleka, 2013). 2.2.3 Daun Daun pisang merupakan daun tunggal yang lengkap, terdiri dari helaian daun, pelepah daun dan tangkai daun. Daun berwarna hijau dan mudah robek. Panjang daun antara 1,5-3 m dan lebar 30-70 cm. permukaan bawah daun berlililn, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata (Kaleka, 2013). 2.2.4 Bunga Bunga pisang berupa tongkol yang dsebut jantung. Bunga ini muncul pada primordia yang terbentuk pada bonggolnya. Bunga pisang terdiri dari beberapa lapisan yang disebut dengan seludung yang umumnya berwarna merah tua. Diantara lapisan seludung bunga tersebut terdapat bakal buah yang disebut sisiran tandan. Setiap sisiran tandan terdiri dari beberapa buah (Sunarjono, 2004). 2.2.5 Buah Ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya berkisar antara 10-18 cm dengan diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Daging buah (mesokarpa) tebal dan lunak. Kulit buah (epikarpa) yang masih muda berwarna hijau, namun setelah tua

9 (matang) berubah menjadi kuning dan strukturnya tebal sampai tipis (Cahyono, 2002). 2.3 Syarat Tumbuh Tanaman pisang tumbuh baik di daerah tropis. Di daerah subtropik, tanaman pisang juga banyak tumbuh, tetapi pertumbuhannya agak lambat. Tipe iklim yang sesuai dalah iklim basah sampai kering dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun atau jumlah bulan kering 0-3 atau 3-4 bulan. Suhu rata-rata tahunan yang baik untuk pertumbuhan tanaman psiang berkisar antara 18-35 o C. suhu yang sangat panas, diatas 35 o C, dan suhu lembap, dibawah 18 o C, akan menghambat pertumbuhan tanaman pisang. Agar produktivitasnya optimal, pisang sebaiknya dibudidayakan di tempat dengan ketinggian dibawah 1.000 m dpl terutama pada ketinggian 400-6 m dpl. Tanaman pisang membutuhkan cahaya matahari yang banyak, ditempat yang terlindung tanaman pisang akan terlambat pertumbuhannya (Kaleka, 2013). 2.4 Penyakit antraknosa Antraknosa pada pisang disebabkan oleh jamur C. musae, yang dulu banyak dikenal sebagai Myxosporium musae Berk. et Curt. Jamur mempunyai konidium jorong atau jorong memanjang. Konidium dan konidiofor terbentuk dalam aservulus yang terletak pada permukaan bagian tanaman yang terinfeksi. Aservulus bulat dan memanjang, jarang memiliki seta. Dalam biakan murni aservulus sangat jarang membentuk seta (Semangun, 1996). Menurut Martoredjo (1995), isolat-isolat C. musae mempunyai virulensi yang berbeda-beda.

10 Buah pisang yang terserang penyakit antraknosa warnanya berubah dari hijau menjadi kuning, yang kemudian menjadi cokelat tua atau hitam dengan tepi berwarna kuning. Pada permukaan kulit buah yang sudah berwarna hitam atau yang sudah membusuk timbul titik-titik merah kecoklatan yang terdiri atas kumpulan tubuh buah (aservulus). Buah yang sakit dapat menjadi kering dan berkeriput (Semangun, 1996). Faktor- faktor yang mempengaruhi penyakit antraknosa kelembapan udara yang mendekati jenuh. Antraknosa lebih banyak terdapat pada musim hujan karena kulit pisang lebih lunak, dan keadaan menguntung jamur. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit antraknosa, yaitu pada musim hujan karena kulit pisang lebih lunak, dan keadaan menguntungkan jamur (Graham, 1971). Konidium banyak terbentuk pada suhu 25-26 o C. Keadaan yang optimum untuk perkecambahannya adalah 27-30 o C dan kelembapan udara yang mendekati jenuh. Cara pengendalian penyakit antraknosa yang dianjurkan adalah membersihkan tanaman pisang dari daun-daun mati dan sisa-sisa bunga, buah pisang yang telah dipotong segera diangkut ke ruang pemeraman atau gudang pengalapan, menjaga kebersihan ruang pemeraman dan gudang, menangani buah dengan sangat hatihati agar tidak terjadi banyak luka yang dapat memperbesar kerugian karena antraknosa serta mencuci buah dengan air yang bersih (Kaleka, 2013). Pengendalian hayati yaitu dengan penggunaan jamur antagonis sebagai pengendali patogen merupakan salah satu alternatif yang dianggap aman dan dapat memberikan hasil yang cukup memuaskan (Darmono, 1994). Pengendalian

11 hayati terhadap patogen dengan menggunakan mikroorganisme antagonis dalam tanah memiliki harapan yang baik untuk dikembangkan karena pengaruh negatif terhadap lingkungan tidak ada. Pengendalian hayati dengan menggunakan agensia hayati seperti Trichoderma spp. yang terseleksi ini sangatlah diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dan mengatasi dampak negatif dari pemakaian pestisida sintetik yang selama ini masih dipakai untuk pengendalian penyakit tanaman di Indonesia (Purwantisari & Hastuti, 2009). 2.5 Trichoderma spp. Klasifikasi jamur Trichoderma spp. Menurut Alexopoulus (1979) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisi Klas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Amastigomycota : Deutteromycotina : Deutromycetes : Moniliales : Moniliaceae : Trichoderma : Trichoderma spp. Genus Trichoderma terdapat lima spesies yang mempuyai kemampuan untuk mengendalikan beberapa patogen yaitu Trichorderma harzianum, Trichorderma koningii, Trichorderma viride, Trichoderma hamatum dan Trichoderma polysporum. Jenis yang banyak dikembangkan di Indonesia antara lain Trichorderma harzianum, Trichorderma koningii, Trichoderma viride. Trichoderma spp. merupakan salah satu jamur antagonis yang telah banyak diuji coba untuk mengendalikan penyakit tanaman (Lilik et al., 2010). Sifat antagonis Jamur Trichoderma spp. telah diteliti sejak lama. Inokulasi Trichoderma spp. ke

12 dalam tanah dapat menekan gejala penyakit layu di persemaian, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh toksin yang dihasilkan jamur ini. Selain itu Trichoderma spp. mempunyai kemampuan berkompetisi dengan patogen tanah terutama dalam mendapatkan nitrogen dan karbon (Cook & Baker, 1983 dalam Djatmiko & Rohadi, 1997). 2.6 Morfologi Trichoderma a. Trichoderma viride Person T. viride merupakan salah satu jamur tanah yang lebih unggul tersebar di seluruh dunia, dan dapat ditemukan di tanah yang sangat lembab di hutan, tanah dengan tipe pertumbuhan rumput, dan juga sangat sering terdapat pada tanah gambut. Koloni T. viride mencapai diameter 4,5-7,5 cm dalam lima hari pada suhu 20 o C di medium oatmeal agar (OA). Konidiofor secara khas membentuk percabangan berbentuk piramida, yaitu cabang yang pendek. Fialidnya diatur dalam kelompok berisi 2-4 yang menyebar, ramping, dan tidak beraturan. Konidiumnya hampir bulat umumnya kasar. Suhu optimum untuk pertumbuhan linier pada agar untuk produksi miselium pada kisaran 20-28 o C, tetapi pertumbuhan masih dapat terjadi pada suhu 6 o C dan 32 o C, maksimum untuk isolasi umumnya pada 30 o C (Soesanto, 2008). b. Trichoderma harzianum Rifai T. harzianum adalah jamur antagonis yang umum dijumpai di dalam tanah, khususnya dalam tanah organik, dan sering digunakan di dalam pengendalian hayati, baik terhadap patogen tular tanah atau rizosfer maupun filosfer. Koloninya berwarna hijau tua, mencapai diameter pertumbuhan lebih dari 9 cm dalam waktu

13 lima hari pada suhu 20 o C di medium oatmeal Agar (OA). Suhu optimum untuk pertumbuhannya pada kisaran 15-35 o C, dengan rerata suhu yang terbaik pada 30 o C dan maksimumnya 30-36 o C. Konidiumnya berbentuk bulat, berdinding halus, fialidnya berjumlah tiga atau lebih. Jamur dapat hidup baik secara saprofit maupun parasit pada jamur lain. Perlengkapan T. harzianum sebagai agensia pengendali hayati adalah hifanya melilit atau membelit di sekeliling atau menyerang hifa beberapa jamur patogen tanaman. Jamur antagonis ini mampu menurunkan intensitas penyakit busuk akar sampai 78% pada tanaman selada, kembang kol dan kedelai, baik di rumah kaca maupun di lapang (Soesanto, 2008). c. Trichoderma koningii Oudem Jamur antagonis ini sering di isolasi dari tanah hutan. Jamur ini sering dijumpai di lapisan permukaan tanah, tetapi juga pada kedalaman tanah 120 cm, dan umunya pada habitat yang sedikit asam. Jamur ini juga sering dijumpai pada tanah yang diperlakukan dengan alkohol atau beragam fungisida. Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah 26 o C atau lebih tinggi, tergantung pada asal isolat. Suhu maksimumnya 32-40 o C dan optimum ph 3,7-6,0. Isolat T. koningii mampu mematikan sklerotium antara 62-100%. T. koningii memiliki fialid yang sering muncul secara tunggal dan mendatar, serta keseluruhan sistem konidiofor berbentuk agak memanjang dari pada pyramid (Soesanto, 2008).