Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN:

PENERAPAN METODE SET COVERING PROBLEM DALAM PENENTUAN LOKASI DAN ALOKASI SAMPAH DI WILAYAH KOTA SURAKARTA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

ANALISIS ARAHAN PERSEBARAN SUMUR RESAPAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2013

DAFTAR PERINGKAT NILAI UJIAN NASIONAL SD/MI KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PROFIL KABUPATEN / KOTA

SURAT PERINTAH NOMOR : 180 / / 2015

ZONASI TINGKAT KERENTANAN (VULNERABILITY) BANJIR DAERAH KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Analisis Spasial Ekonomi Kreatif Berorientasi Ekspor Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM SETDA KOTA SURAKARTA SELAKU KETUA PUSAT JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM

PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2016

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. berada di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi

BAB III. TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN

WALIKOTA SURAKARTA. : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 huruf h. : 1. Undang-Urldang Nomor 16 Tahun 1950 tentang

SIMULASI PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA BALITA DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN GAME OF LIFE

Layanan Persampahan di Kota Surakarta dengan Pemetaan Barbasis Sistem Informasi Geografis

Kata Pengantar. Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Drs. Suwarta, SH, MM NIP

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3247 NOMOR : 910/3508

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SURAKARTA PENCAIRAN BULAN JULI-SEPTEMBER TAHUN 2015

PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013

BAB II ASPEK DAN PROFIL KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA

2 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA SURAKARTA

REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang luas menyelenggarakan rumah tangganya sendiri, baik dalam urusan

SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN (SIL) UNTUK LAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA SURAKARTA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-K TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di masyarakat. Banyaknya penyakit endemik di Indonesia seperti

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM. provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk jiwa (2010) dan

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA NOMOR NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH

PERTUKARAN SOSIAL DALAM PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

BAB IV TINJAUAN KOTA SURAKARTA

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL BULAN JANUARI s/d JUNI 2017

PEMETAAN LOKASI RAWAN DAN RISIKO BENCANA BANJIR DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG

Muhammad Arif ), Soeratno 2)

FORM VII RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN HASIL MUSRENBANGCAM TAHUN 2015 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 GAMBARAN UMUM SITE PERENCANAAN. Gambar Peta Surakarta Sumber : (Bappeda, 2016)

W ipemerl*nffi ffi+*a *akarra

Kata Pengantar KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA. Drs. ANUNG INDRO SUSANTO, MM Pembina Utama Muda NIP :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN TEH KEMASAN BOTOL MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN LOCAL SEARCH *

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan. Masyarakat Untuk Memilih Tinggal. di Kawasan Perumahan

BAB 4 TINJAUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan.

WISMA ATLET PENYANDANG CACAT DI SURAKATA

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN AIR GALON HANAANG MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN LOCAL SEARCH *

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. ( pasar tradisional di solo/)

REALISASI USULAN MUSRENBANGKEL TAHUN 2014 DALAM DPA SKPD TAHUN ANGGARAN 2015

ANALISIS DISTRIBUSI SPASIAL DAN KINERJA PELAYANAN KANTOR POS DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PENGESAHAN.ii. DAFTAR ISI..iii. DAFTAR GAMBAR DAN TABEL...iv. ABSTRAK...v. A. Latar Belakang Masalah...

perpusta kaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i

KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 821.2/181 TAHUN 2017 TANGGAL 28 AGUSTUS 2017 TENTANG :

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI. III DASAR TEORI Aspek Teknis Aspek Ekonomi...22

RUP No. SKPD Kegiatan Lokasi Kegiatan Prakiraan Biaya. Pengadaan perlengkapan gedung kantor(pengadaan instalasi air)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

P R O G R A M U N G G U L A N K O T A S U R A K A R T A Statistik Keuangan Kota Surakarta

ANALISIS PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DAN KOEFISIEN LIMPASAN TERHADAP DEBIT DRAINASE PERKOTAAN

BAB III TINJAUAN GALERI WAYANG KULIT KI ANOM SUROTO DI SURAKARTA

REALISASI USULAN KELURAHAN 2015 PADA APBD KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016

c. Kondisi Demografi

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA DAN KAWASAN HERITAGE DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

Analisis Penentuan Rute Terbaik Menggunakan Shortest Route Problem dengan Metode UNSY untuk Meminimalisir Biaya Transportasi

Pengembangan Model Capacitated Maximal Covering Location Problem (CMCLP) Dalam Penentuan Lokasi Pendirian Gudang

PENILAIAN KUALITAS DATA RUTIN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA

DAFTAR KEGIATAN LINTAS SKPD DAN KEGIATAN DALAM KERANGKA REGULASI / CSR KOTA SURAKARTA TAHUN 2017 DALAM FORUM SKPD TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN ATURAN BEA MATERAI 1921 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

Konsep perencanaan dan perancangan pusat perbelanjaan dan rekreasi di Surakarta. Oleh : Novi Indrayani I

ANALISA SOAL PELUANG PADA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh Dra Theresia Widyantini, MSi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. (Komplek Industri Kali Sabik) Jati Uwung,Tangerang. Perusahaan yang sudah

BAB II MASYARAKAT KHONGHUCU DI SURAKARTA. A. Keadaan Geografis Kota Surakarta. Kota Surakarta terletak di antara 70` 36 70` 56 Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya. Praktiknya tidak semua orang bisa menjamin

BAB I PENDAHULUAN. preventif ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Rahmad Kartolo Silitonga Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USI

Transkripsi:

Implementasi Model P-Center pada Jalur Rujukan Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Mohammad Iqbal Rizky Fauzan *1), Yuniaristanto 2), dan Wahyudi Sutopo 2) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta, 57126, Indonesia Email: iqbalrizkyf@gmail.com, yuniaristanto@ft.uns.ac.id, wahyudisutopo@gmail.com ABSTRAK Penentuan lokasi optimal dari fasilitas kesehatan dapat memberikan keuntungan dalam perawatan langsung pada pasien secara khusus dan penghematan pada sumber daya secara umum. Salah satu bentuk penghematan sumber daya adalah pembuatan jalur rujukan optimal yang efektif sehingga menghemat waktu dan biaya. Penelitian ini bertujuan membuat jalur rujukan berdasarkan hierarki fasilitas kesehatan yang ditetapkan oleh BPJS dengan menggunakan metode model P-Center untuk memperoleh jarak maksimal terpendek (maximin) pada setiap urutan rujukan yang ada dengan unit terendah berada pada titik kelurahan. Jarak maksimal terpendek ada pada titik Kelurahan Sriwedari dan Penumping dengan jalur rujukan yaitu Puskesmas Penumping, Rumah Sakit Slamet Riyadi, dan Rumah Sakit Kasih Ibu dengan jarak tempuh total yaitu 1,8 km Kata kunci: Facility Location Problem, Hierarchical Facility Location Problem, P-Center Model, Fasilitas Kesehatan 1. Pendahuluan Permasalahan lokasi sangat penting dalam bidang fasilitas perawatan kesehatan (Espejo et al, 2003). Dalam perawatan kesehatan, implikasi dari keputusan lokasi yang buruk akan memiliki konsekuensi yang besar terhadap masalah fasilitas industri seperti biaya dan pertimbangan layanan pelanggan. Jika terlalu sedikit fasilitas yang digunakan dan/atau jika fasilitas tersebut tidak ditempatkan dengan tepat, peningkatan mortalitas (kematian) dan morbiditas (penyakit) dapat terjadi. Dengan demikian, pemodelan lokasi fasilitas sangat penting untuk diperhatikan dalam bidang kesehatan (Daskin & Dean, 2004). Di negara-negara berkembang, penentuan lokasi ini merupakan salah satu kendala utama, dan penggunaan sumber daya yang optimal menjadi prioritas tinggi. Dengan demikian, penentuan lokasi optimal dari fasilitas kesehatan dapat memberikan keuntungan dalam perawatan langsung pada pasien secara khusus dan penghematan pada sumber daya secara umum. Bahkan, lokasi fasilitas adalah salah satu keputusan logistik yang paling penting untuk diperhatikan (Fo & Mota, 2012). Kota Surakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah yaitu 12.799 jiwa/km2 (BPS, 2015) sehingga lokasi fasilitas sangatlah penting dalam menjaga derajat kesehatan masyarakat Kota Surakarta. Kota Surakarta memiliki 13 rumah sakit, 17 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), dan 30 dokter keluarga yang terdaftar pada program pemerintah yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang membentuk suatu sistem hierarki dan tersebar di lima kecamatan di Kota Surakarta (BPJS, 2016). Untuk mencapai efektifitas hierarki fasilitas kesehatan yang telah tersedia di Kota Surakarta maka dilakukan pemodelan optimasi menggunakan Hierarchical Facility Location Problem (HFLP) dengan model P-Center. Metode ini digunakan untuk menghasilkan nilai minimasi dari jarak maksimal antar fasilitas kesehatan di tingkatan yang berbeda sehingga didapatkan jalur rujukan yang paling optimal. 480

2. Metode Tahap awal dalam penelitian ini adalah pengumpulan secara langsung yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Kantor BPJS, dan Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Berdasarkan pengamatan langsung diperoleh data mengenai 17 Puskesmas, 6 Rumah Sakit Tipe C/D, dan 4 Rumah Sakit Tipe B. Hierarki fasilitas kesehatan dibuat sesuai dengan peraturan BPJS dengan mengasumsikan lokasi titik demand (hierarki terendah) terdapat pada 51 Kelurahan di Kota Surakarta. Jarak antar lokasi fasilitas dikumpulkan dengan menggunakan data sekunder dari Google Maps. Perhitungan dilakukan dengan asumsi bahwa proses rujukan dilakukan secara kontinyu pada saat bersamaan dan jalur dihitung menggunakan moda transportasi kendaraan (mobil). Alur rujukan pada hierarki ini menganut system BPJS sehingga pasien tidak dapat menuju fasilitas di tingkat yang lebih tinggi sebelum mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan dibawahnya. Metode yang digunakan untuk membuat model dalam penelitian ini adalah model P-Center dimana model ini akan menentukan titik optimal antar tingkatan fasilitas berdasarkan jarak (critical distance) terdekat. Model yang telah disusun kemudian akan diselesaikan menggunakan Tabu Search dengan bantuan Microsoft Excel untuk membuat Tabu List. Setelah didapatkan nilai optimal untuk setiap titik demand maka dilakukan penyusunan tabel panduan jalur rujukan yang efektif berdasarkan jarak antar fasilitas kesehatan. Gambar 1. Persebaran Fasilitas Kesehatan di Surakarta Pemetaan persebaran fasilitas kesehatan di Surakarta dan titik demand dilakukan menggunakan software ARCGIS dengan keterangan sebagai berikut : 481

Tabel 1. Keterangan Gambar 1 Simbol Keterangan Simbol Keterangan Simbol Keterangan 1 PUSKESMAS PAJANG A Pajang AB Sudiroprajan 2 PUSKESMAS PENUMPING B Laweyan AC Tegalharjo 3 PUSKESMAS PURWOSARI C Sondakan AD Kep. Kulon 4 PUSKESMAS JAYENGAN D Karangasem AE Purwodiningratan 5 PUSKESMAS KRATONAN E Bumi AF Kep. Wetan 6 PUSKESMAS GAJAHAN F Sriwedari AG Gandekan 7 PUSKESMAS SANGKRAH G Penumping AH Jebres 8 PUSKESMAS PURWODININGRATAN H Penularan AI Mojosongo 9 PUSKESMAS NGORESAN I Purwosari AJ Jagalan 10 PUSKESMAS SIBELA J Jajar AK Pucangsawit 11 PUSKESMAS PUCANGSAWIT K Kerten AL Sewu 12 PUSKESMAS NUSUKAN L Kemlayan AM Nusukan 13 PUSKESMAS MANAHAN M Jayengan AN Manahan 14 PUSKESMAS GILINGAN N Tipes AO Mangkubumen 15 PUSKESMAS BANYUANYAR O Serengan AP Gilingan 16 PUSKESMAS STABELAN P Kratonan AQ Punggawan 17 PUSKESMAS GAMBIRSARI Q Danukusuman AR Kestalan 1 RS. Slamet Riyadi (D) R Joyotakan AS Banyuanyar 2 RS. Hermina (D) S Joyosuran AT Sumber 3 RS. Panti Waluyo (C) T Pasar Kliwon AU Setabelan 4 RSUD Surakarta (D) U Gajahan AV Keprabon 5 RS. Brayat Minulya (C ) V Baluwarti AW Ketelan 6 RS. Kustati ( C) W Kauman AX Timuran 7 RS KASIH IBU (B) X Kampung Baru AY Kadipiro 8 RS DR OEN (B) Y Sangkrah 9 RS MOEWARDI (A) Z Semanggi 10 RS PKU (B) AA Kedunglumbu Model P-Center yang disusun dalam penelitian ini menggunakan konsep hierarki dengan konsep meminimasi jarak antar fasilitas kesehatan. Model tersebut memiliki konstrain yang berbeda untuk setiap tingkatan hierarki dengan penjelasan sebagai berikut. 1 jika demand j diarahkan ke puskesmas i Yij { 1 jika demand dari puskesmas i diarahkan ke RS C/D h Y hi { 1 jika demand dari RS C atau D h diarahkan ke RS B g Y g { 1 jika puskesmas i aktif X i { 1 jika RS C atau D aktif X h { 1 jika RS B g aktif X g { i ϵ I (Titik demand keluraha) j ϵ J (titik puskesmas) h ϵ H (titik rumah sakit c/d) g ϵ G (titik rumah sakit b) d ij : jarak antar kelurahan menuju puskesmas h 482

d hi : jarak antar puskesmas menuju rumah sakit tipe c/d d gh : jarak antar rumah sakit tipe c/d menuju tipe b Min Subject to D i + D h + D g 51 j=1 Yij = 1 (1) 17 i=1 Yhi = 1 (2) 6 h=1 Ygh = 1 (3) 17 i=1 Xi = Pi (4) 6 h=1 Xh = Ph (5) 4 g=1 Xg = Pg (6) Yij Xi < 0 (7) Yhi Xh < 0 (8) Ygh Xg < 0 (9) 51 Di > j=1 dij Yij (10) 17 Dh > i=1 dhi Yhi (11) Di > 6 g=1 dgh Ygh (12) Fungsi Tujuan adalah minimasi jarak maksimal yang ditempuh dari titik demand (kelurahan) menuju fasilitas kesehatan tertinggi yaitu Rumah Sakit Tipe B. Sehingga akan diperoleh jarak yang efisien sebagai jalur rujukan yang tepat. Konstrain atau batasan 1,2 dan 3 digunakan untuk memastikan bahwa setiap titik akan dialokasikan ke satu fasilitas diatasnya. Konstrain 4, 5, dan 6 digunakan untuk memastikan bahwa jumlah fasilitas yang dialokasikan (aktif) sama dengan jumlah fasilitas yang tersedia. Konstrain 7, 8, dan 9 memastikan pengalokasian dilakukan ke fasilitas yang aktif. Konstrain 10, 11, dan 12 memastikan jarak optimal yang diperoleh harus kurang dari atau sama dengan jarak terendah antar titik demand dan fasilitas terdekatnya. 483

Gambar 2. Flowchart algoritma tabu search Karena variabel dan konstrain model yang terlalu kompleks maka dilakukan pendekatan heuristik yaitu tabu search untuk menyelesaikan permasalahan optimasi yang ada. Tabu search menggunakan konsep local search yang menerapkan prinsip memori diawali dengan mencari local optimal secara acak (random) kemudian melakukan neighborhood interchange dan mencatat nilai optimal sementara pada tabu list. Kemudian melakukan termination setelah relocation telah menjangkau seluruh populasi. 3. Hasil dan Pembahasan untuk menyimpan tabu list agar iterasi tidak terulang dan nilai optimal dapat diperoleh. Berdasarkan hasil Tabu Search diperoleh hasil bahwa jarak maksimal terpendek ada pada titik Kelurahan Sriwedari dan Penumping dengan jalur rujukan yaitu Puskesmas Penumping, Rumah Sakit Slamet Riyadi, dan Rumah Sakit Kasih Ibu dengan jarak tempuh total yaitu 1,8 km sedangkan untuk rata-rata jarak dari puskesmas menuju rumah sakit tipe B adalah 4,3 kilometer dan 3,1 kilometer menuju rumah sakit tipe C/D. Jarak terjauh dari jalur rujukan yang dibuat berada pada jalur kelurahan Karangasem puskesmas pajang RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu dengan panjang jalur sepanjang 8,05 km. Jarak terpaut cukup signifikan dengan jarak total rujukan rata-rata yaitu 5 km hal ini disebabkan jarak dari kelurahan Karangasem menuju puskesmas Pajang sendiri sudah cukup 484

jauh yaitu 4,6 km sedangkan jarak rata-rata dari kelurahan menuju puskesmas adalah 1,83 km sehingga telah menyumbangkan lebih dari 50% dari jarak total rujukan tersebut. Daftar lengkap optimasi jarak maksimal untuk setiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Kelurahan Tabel 2. Jalur Rujukan Optimal Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta Puskesmas Rumah Sakit Tipe C/D Rumah Sakit Tipe B Jarak Total (Km) Karangasem Pajang RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 8.05 Kampung Baru Ps. Gajahan RS. Kustati RS. Dr Oen 7 Jagalan Pucangsawit RS. Hermina RS. Dr Oen 6.9 Sewu Pucangsawit RS. Hermina RS. Dr Oen 6.4 Jajar Ps. Purwosari RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 6.2 Joyotakan Ps. Kratonan RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 5.95 Sumber Banyuanyar RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 5.75 Pucangsawit Pucangsawit RS. Hermina RS. Dr Oen 5.6 Kauman Ps. Gajahan RS. Kustati RS. Dr Oen 5.5 Kerten Ps. Purwosari RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 5.4 Nusukan Nusukan RS. Brayat Minulya RS. Kasih Ibu 5.4 Sondakan Pajang RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 5.35 Danukusuman Ps. Kratonan RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 5.35 Semanggi Sangkrah RS. Kustati RS. Dr Oen 5.2 Kadipiro Gambirsari RS. Hermina RS. Dr Oen 5.2 Baluwarti Ps. Gajahan RS. Kustati RS. Dr Oen 5 Laweyan Pajang RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 4.85 Kedunglumbu Sangkrah RS. Kustati RS. Dr Oen 4.65 Punggawan Gilingan RS. Hermina RS. Dr Oen 4.6 Tipes Ps. Jayengan RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 4.55 Serengan Ps. Jayengan RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 4.55 Banyuanyar Banyuanyar RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 4.54 Joyosuran Ps. Gajahan RS. Kustati RS. Dr Oen 4.5 Mojosongo Sibela RS. Hermina RS. Dr Oen 4.46 Mangkubumen Manahan RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 4.45 Pajang Pajang RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 4.35 Gajahan Ps. Gajahan RS. Kustati RS. Dr Oen 4.35 Kestalan Gilingan RS. Hermina RS. Dr Oen 4.3 Timuran Setabelan RS. Hermina RS. Dr Oen 4.3 485

Pasar Kliwon Ps. Gajahan RS. Kustati RS. Dr Oen 4.25 Kemlayan Ps. Jayengan RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 4.15 Jebres Ngoresan RS. Hermina RS. Dr Oen 4.1 Gilingan Gilingan RS. Hermina RS. Dr Oen 4 Keprabon Setabelan RS. Hermina RS. Dr Oen 4 Sangkrah Sangkrah RS. Kustati RS. Dr Oen 3.84 Ketelan Setabelan RS. Hermina RS. Dr Oen 3.75 Tegalharjo Purwodiningratan RS. Hermina RS. Dr Oen 3.7 Kratonan Ps. Kratonan RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 3.65 Jayengan Ps. Jayengan RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 3.55 Gandekan Purwodiningratan RS. Hermina RS. Dr Oen 3.5 Sudiroprajan Purwodiningratan RS. Hermina RS. Dr Oen 3.3 Manahan Manahan RS. Brayat Minulya RS. Kasih Ibu 3.3 Kep. Kulon Purwodiningratan RS. Hermina RS. Dr Oen 3.25 Kep. Wetan Purwodiningratan RS. Hermina RS. Dr Oen 3.15 Setabelan Setabelan RS. Hermina RS. Dr Oen 3.1 Bumi Penumping RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 2.6 Purwodiningratan Purwodiningratan RS. Hermina RS. Dr Oen 2.51 Panularan Penumping RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 1.9 Purwosari Ps. Purwosari RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 1.9 Sriwedari Penumping RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 1.8 Penumping Penumping RS. Slamet Riyadi RS. Kasih Ibu 1.8 Pada hasil optimasi Tabu Search tersebut adalah alternatif pertama rujukan dan tidak mempertimbangkan kapasitas Rumah Sakit sehingga dapat dibuat daftar alternatif rujukan mulai peringkat pertama dan selanjutnya menggunakan pendekatan Tabu Search, sehingga dari sisi pasien akan memperoleh efisiensi waktu dan biaya. Hasil optimasi tidak menunjukan rujukan ke RS. PKU karena lokasi RS. PKU tidak strategis ditinjau dari hierarki fasilitas kesehatan BPJS dilihat dari jauhnya lokasi RS. PKU dari Rumah Sakit tipe C/D, sehingga rujukan akan diarahkan ke RS terdekat yaitu RS. Kasih Ibu dan RS. Dr. Oen Kandang Sapi. Permasalahan ini dapat dijadikan usulan penempatan fasilitas kesehatan tingkat C/D untuk area sekitar RS. PKU Muhammadiyah sehingga demand area tersebut dapat dirujuk menuju RS. PKU (area ketelan, timuran, keprabon, dan sekitarnya). 4. Simpulan Dalam paper ini dijelaskan mengenai salah satu contoh masalah dalam lokasi fasilitas secara hierarki yang mengambil studi kasus pada fasilitas kesehatan di Surakarta. Penyelesaian masalah dilakukan berdasarkan P-Center model dengan menggunakan metode Tabu search untuk menemukan nilai optimal minimax jarak antar nodes dan fasilitas kesehatan. Dari 486

pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh 51 jalur rujukan BPJS yang optimal untuk semua kelurahan yang ada di Surakarta. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam penentuan jalur rujukan rumah sakit, sehingga dapat memberikan manfaat untuk bagi semua pihak yang terlibat terutama dalam efisiensi waktu dan biaya. Daftar Pustaka Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. (2015). Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. BPJS RI Badan Pusat Statistik Surakarta. (2016). Figur Data Surakarta 2016. Surakarta Daskin, M.S. & Dean, L.K. (2004). Location of Health Care Facilities. In Sainfort, S., Brandeau, M., & Pierskalla (Eds.), Handbook of OR/MS in Health Care: A Handbook of Methods and Applications (pp. 43-76). Retrieved from http://84.89.132.1/~ramalhin/referencias/daskin_2004.pdf Espejo, L.G.A., Galvao, R.D. & Boffey, B. (2003). Dual-based heuristics for a hierarchical covering location problem. Computers & Operations Research, 30, 165-180. Fo, A.R.A.V, & Mota, I.S. (2012). Optimization models in the location healthcare facilities: a real case in Brazil. Journal of Applied Operational Research, 4, 37-50. Mladenovic, N., Labbe, M. & Hansen, P. (2003). Solving the p-center Problem with Tabu Search and Variable Neighborhood Search. Networks, 42, 48-64. Toreyen, Ö. (2007). Hierarchical Maximal Covering Location Problem With Referral In The Presence of Partial Coverage. (Thesis, Middle East Technical University, 2007). Retrieved from https://etd.lib. metu.edu.tr/upload/1260 8771/index.pdf 487