Analisis Isu-Isu Strategis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

hal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III Visi dan Misi

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Transkripsi:

Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu mendapat perhatian dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan jangka menengah lima tahun. Dengan mengetahui permasalahan yang ada selanjutnya akan dirumuskan dalam program dan kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Potensi ekonomi Kabupaten Bangkalan terutama bertumpu pada tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa. Potensi yang sangat besar tersebut memerlukan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Upaya yang dilakukan sangat dipengaruhi baik oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam bidang ekonomi, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya kebijakan pengembangan ekonomi wilayah Pulau dan Kepulauan Madura, serta perkembangan perekonomian di Provinsi Jawa Timur umumnya. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah juga sangat dipengaruhi kondisi non ekonomi berupa situasi sosial politik yang kondusif dan stabil. Sedangkan faktor internal terdiri dari serangkaian upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui kebijakan fiskal atau APBD, penguatan kemandirian perekonomian melalui pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), koperasi, industri pengolahan, pariwisata dan perdagangan, serta penyediaan infrastruktur, perbaikan dan pemeliharaan pasar-pasar. 18

Adapun permasalahan pembangunan secara umum yang terjadi di Bangkalan adalah sebagai berikut: 1. Belum Optimalnya Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat Utamanya Pendidikan Dan Kesehatan Pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk mengahadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan global. Sampai saat ini masih dirasakan rendahnya tingkat pendidikan penduduk dan rendahnya kualitas pelayanan pendidikan. Adapun permasalahan didalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Bangkalan adalah: a. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang kelas dan gedung sekolah yang rusak b. Masih adanya anak putus sekolah c. Belum memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan tenaga pendidik d. Biaya pendidikan cenderung masih tinggi dirasakan oleh masyarakat e. Relevansi pendidikan dengan dunia kerja masih rendah Sedangkan permasalahan pembangunan Kesehatan di Kabupaten Bangkalan adalah : a. Tingginya angkanya kematian ibu dan anak b. Masih ditemukannya balita status gizi buruk c. Belum optimalnya pemerataan sarana dan prasaran kesehatan d. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan e. Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu untuk masyarakat miskin. 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Yang Relatif Lambat Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih mendominasi PDRB Kabupaten Bangkalan. Struktur ekonomi agraris yang menjadi sektor ekonomi Bangkalan belum mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan sehingga masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. 19

Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012 secara pelan tapi pasti mengalami penurunan, disisi lain sektor Perdagangan, restoran dan Hotel secara pelan dan pasti meningkat cukup signifikan. Ini menandakan adanya perubahan perilaku bagi masyarakat Bangkalan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat pedagang dan industrialis dan ini perlu direspon oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk melakukan tindak pelatihan dan pendidikan secara optimal bagi masyarakat, seiring dengan pengembangan kawasan Suromadu, sehingga masyarakat Bangkalan kedepannya bukan hanya sebagai penonton tapi secara langsung sebagai pelaku yang akan ikut menentukan arah pengembangan industri dan perdagangan di Kabupaten Bangkalan. 3. Angka Kemiskinan Relatif Cukup Tinggi Dan Masih Terbatasnya Perluasan Dan Penyediaan Lapangan Kerja Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012, jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kabupaten Bangkalan sebanyak 65.532 RTSM atau 403.251 jiwa. Jumlah ini setara dengan 44 % penduduk Bangkalan berada di bawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan relatif cukup tinggi ini disebabkan beberapa hal antara lain: a. Pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi keluarga miskin belum optimal b. Masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan keluarga miskin c. Aksesibilitas keluarga miskin dalam rangka usaha skala mikro masih rendah d. Belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin. Beberapa sektor yang perlu diperhatikan dalam penanganan kemiskinan di Kabupaten Bangkalan adalah : a. Pengembangan Sektor Koperasi dan UKM, melalui perkuatan modal koperasi, volume usaha koperasi, peningkatan jumlah koperasi utamanya sebagai koperasi sehat dan peningkatan jumlah anggota koperasi. b. Menumbuh kembangkan koperasi utamanya pada wilayah wilayah pedesaan merupakan bentuk pemberdayan dan pengembangan 20

ekonomi kerakyatan berbasis kemampuan lokal, berkembangnya koperasi pada banyak wilayah akan mendukung kelancaran arus distribusi barang dan jasa serta akan meningkatkan jumlah uanmg yang beredar dan berputar yang akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi. c. Pengembangan BLK sebagai tempat pemberdayaan masyarakat utamanya masyarakat pedesaan yang akan dikembangkan sesuai potensi masing masing wilayah/kecamatan. d. Pengembangan Industri dan Perdagangan,melalui pengembangan kluster/wilayah industri kecil/kerajinan/industri kreatif bercirikan Madura yang Islami, melalui pengembangan industri dan perdagangan dengan model ini, akan mempermudah pembinaan, pengawasan, sehingga kualitas tetap dapat terjaga serta menghindarkan adanya persaingan yang tidak sehat antar pengusaha kecil/mikro dan menengah pada kluster/wilayah yang dikembangkan. 4. Rendahnya Nilai Investasi Berskala Besar Pasca beroperasinya Jembatan Suramadu tidak serta merta diikuti dengan masuknya arus modal berskala besar di Kabupaten Bangkalan. Penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit, sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relative kecil. Berbagai permasalahan yang menghambat investasi antara lain: a. kesiapan infrastruktur pendukung seperti jalan, pelabuhan, sumber daya air, listrik b. Harga lahan untuk kebutuhan industri yang dinilai masih terlalu tinggi oleh dunia usaha yang membutuhkan lahan dalam skala besar. c. Kemudahan dalam pelayanan investasi dan perijinan yang belum optimal. 5. Belum Memadainya Infrastruktur Daerah (Jalan/Jembatan, Infrastruktur Irigasi, Perumahan Dan Permukiman Termasuk Jalan Desa/Lingkungan) Panjang jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Bangkalan sampai dengan akhir Tahun 2012 sepanjang 501,26 km atau masih 69 % dari potensi panjang jalan yang harus dikembangkan 721,97 Km, demikian 21

pula jumlah jembatan dalam kondisi baik sebanyak 214 buah atau 96 % dari jumlah potensi jembatan yang wajib dibangun/dikembangkan sejumlah 223 jembatan. Kepentingan umum lainnya dimaksudkan untuk pengembangan infrastruktur sarana prasarana pengembangan perekonomian, pelayanan dasar dan pemerintahan. 6. Masih Belum Mandirinya Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Di Daerah Kemandirian bagi tataran pemerintahan tercermin dalam kemampuan pembiayaan dengan kemampuan dan kekuatan sendiri, tanpa harus bergantung dengan pihak luar. Kemandirian ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu rasio PAD terhadap APBD, rasio keuangan daerah, optimalisasi PDRB, perimbangan perbandingan pendapatan perkapita dengan kebutuhan hidup masyarakat. Adapun rasio PAD terhadap APBD yang ada di Kabupaten Bangkalan rata-rata sekitar 5,3 %. Pada periode akan datang PAD Kabupaten Bangkalan diupayakan dapat mencapai kisaran 6% atau lebih terhadap APBD. 7. Kurang Optimalnya Pelayanan Reformasi Birokrasi Dan Pelayanan Publik Permasalahan yang terjadi dalam urusan pemerintahan umum antara lain : a. Belum optimalnya pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) b. Belum optimalnya penerapan Pola Pengembangan Karir. 22

Faktor Penghambat Dan Pendorong Permasalahan Pembangunan Serta Pengembangan Dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki Kabupaten Bangkalan sebagaimana telah diuraikan di atas, serta memperhatikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2011 yang diperkirakan tumbuh sebesar 6,12 % lebih tinggi dibanding pertumbuhan Tahun 2010 sebesar 5,44 %, maka pertumbuhan ekonomi tahun-tahun yang akan datang diharapkan dapat tumbuh lebih pesat lagi. Pertumbuhan ekonom sampai dengan Tahun 2011 tersebut terutama didukung oleh kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.1. Agregat Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangkalan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 NO Lapangan Usaha 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 1 1 II 2 3 4 5 1 Atas Dasar Harga Berlaku Regional Bruto Produk Domestik (Juta Rp) Pendapatan Regional (Juta Rp) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) PDRB per Kapita (Rp) Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan (2000) PDRB Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rp) 6.076.989,69 5.713.894,71 948.664 6.394.982,72 6.023.099,56 3.115.331,21 2 Pendapatan (Juta Rp) Regional 2.934.314,66 3 Jumlah Penduduk 948.664 Pertengahan Tahun (Jiwa) 4 PDRB per Kapita (Rp) 3.281.807,73 5 Pendapatan Regional 3.093.103,78 per Kapita (Rp) Sumber Data : BPS Kabupaten Bangkalan 6.695.862,60 6.306.482,57 961.172 6.966.352,12 6.561.242,49 3.269.709,72 3.081.701,40 961.172 3.401.794,60 3.206.191,40 7.466.074,28 7.031.904,64 980.395 7.615.370,26 7.172.518,72 3.447.581,93 3.249.345,96 980.395 3.516.521,79 3.314.321,78 8.368.466,95 7.881.821,08 1.000.003 8.368.438,93 7.881.794,68 3.658.621,17 3.448.250,45 1.00.003 3.658.608,92 3.448.238,90 23

Kontribusi masing-masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam kurun waktu Tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangkalan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012 No Lapangan Usaha 2008 (%) 2009(%) 2010(%) 2011(%) 2012(%) 1. Pertanian 32,46 32,52 31,92 30,35 28,90 2. Pertambangan & Penggalian 1,63 1,53 1,50 1,54 1,51 3. Industri Pengolahan 4,06 4,03 4,11 4,14 4,07 4. Listrik, Gas & Air Bersih 1,31 1,24 1,18 1,18 1,18 5. Konstruksi 7,13 7,32 7,73 8,45 9,33 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 25,24 25,79 26,40 26,95 27,62 7. Pengangkutan & Komunikasi 8,51 8,04 7,51 7,41 7,30 8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa 4,71 4,60 4,52 4,50 4,42 Perusahaan 9. Jasa - Jasa 14,97 14,93 15,14 15,48 15,66 Sumber Data : BPS Kabupaten Bangkalan Berdasarkan tabel diatas jelas menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi dalam perekonomian Kabupaten Bangkalan masih didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Sumbangan sektor pertanian terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 23,57 % pada Tahun 2008, sebesar 23,75 % pada Tahun 2009, sebesar 23,23 % pada Tahun 2010, sebesar 22,27 % pada Tahun 2011, dan sebesar 20,77 % pada Tahun 2012. Sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 24,78 % pada Tahun 2008, sebesar 25,32 % pada Tahun 2009, sebesar 25,91 % pada Tahun 2010, sebesar 26,44 % pada Tahun 2011, dan sebesar 27,11 % pada Tahun 2012. Sedangkan sumbangan sektor jasa-jasa terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor pemerintahan umum yaitu sebesar 8,78 % pada Tahun 2008, sebesar 9,08 % pada Tahun 2009, sebesar 9,5 % pada Tahun 2010, sebesar 10,05 % pada Tahun 2011, dan sebesar 10,47 % pada Tahun 2012. Dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2013 sebesar 6,3 % dan proyeksi Tahun 2018 sebesar 6,7 %, strategi yang diterapkan diantaranya sebagai berikut : 24

1. Melakukan peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam penanggulangan kemiskinan dengan menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin secara konsisten dan berkesinambungan; 2. Melakukan peningkatan aksesibilitas, kualitas dan kuantitas pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan; 3. Membangun dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan produktifitas serta daya saing dan kemandirian UMKM di pasar dalam dan luar negeri; 4. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian, komoditas hasil laut,saha perikanan serta populasi peternakan dan penanggulangan penyakit ternak; 5. Mengembangkan dan memberikan perhatian secara khusus terhadap komoditas unggulan melalui pemberdayaan masyarakat serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan agribisnis; 6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga, merehabilitasi dan melestarikan hutan dan lahan; 7. Meningkatkan pengembangan informasi peluang pasar dan jaringan pemasaran; 8. Meningkatkan kualitas hasil industri kecil dan menengah terutama produk-produk unggulan daerah seperti batik Madura; 9. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata serta pengembangan promosi pariwisata secara konsisten dan berkesinambungan terutama wisata religi; 10. Percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik; 11. Meningkatkan dan percepatan pembangunan dan pengembangan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor pertanian dan wilayah perdesaan. 25

Isu Strategis Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan dan pengembangan yang akan dihadapi Kabupaten Bangkalan pada tahun 2013-2018, maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk mengatasi permasalahan yang akan muncul selama lima tahun mendatang. Isu-isu strategis yang mengemuka menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan utama pembangunan 5 (lima) tahun kedepan yang sesuai dengan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih. Beberapa informasi dari masing masing isu strategis ini, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bangkalan, meningkat dari tahun ke tahun yaitu, sebesar 59,35% pada tahun 2003, menjadi sebesar 59,69 % pada Tahun 2004, sebesar 60,24 % pada Tahun 2005, dan berturut-turut sebesar 62,72 % pada Tahun 2006, sebesar 62,97 % pada Tahun 2007, sebesar 63,40 % pada Tahun 2008 dan sebesar 64 % untuk Tahun 2009. Adapun pada Tahun 2010, menjadi sebesar 64,51 % dan meningkat sebesar 65,36 % Tahun 2011 b. Peningkatan dari tahun ke tahun ini, merupakan hal positif, namun demikian dikaitkan dengan level IPM yang harus ditempuh, masih berada pada level menengah bawah oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya Lanjutan dalam rangka menuju level menengah atas. 2. Kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Seiring dengan operasionalisasi Jembatan Suramadu, dapat diprediksi bahwa kedepan, akan tumbuh simpul simpul ekonomi, diantaranya berupa kawasan industri 26

b. Melalui tumbuhnya kawasan industri tersebut, diprediksi akan berpengaruh terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat Bangkalan, baik sosial budaya maupun sosial ekonomi c. Pada sisi lain masyarakat Bangkalan memiliki budaya agamis yang perlu dipertahankan, untuk itu, dalam merespons kondisi diatas, diperlukan upaya lanjutan untuk tetap melestarikan budaya agamis di lingkungan masyarakat Bangkalan. 3. Laju pertumbuhan ekonomi relatif lambat, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Dominasi sektoral PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun ke tahun berada pada sektor pertanian. b. Hal ini menggambarkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan meerupakan struktur ekonomi agraris, sehingga dalam menunjang pertumbuhan ekonomi relatif lambat c. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar 4,92% yang kemudian menjadi sebesar 4,96 % pada Tahun 2009, dan selanjutnya berturut turut meningkat sebesar 5,44 % pada Tahun 2010, sebesar 6,25 % pada Tahun 2011 dan diproyeksi sebesar 6,37 % pada Tahun 2012. d. Kondisi ini merupakan hal positif. Namun demikian, dikaitkan dengan laju pertumbuhan masing masing tahun masih perlu dipacu lebih cepat. Untuk itu, diperlukan upaya lanjutan untuk menggeser dominasi struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan dapat melaju relatif lebih cepat. 4. Perlunya perluasan penyediaan lapangan kerja, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Rasio pencari kerjaterhadap angkatan kerja Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar 7,2 % dan terjadi penurunan sebesar 5 % pada Tahun 2009. Adapun pada Tahun 2010 menjadi sebesar 5,7 % dan pada Tahun 2011 menurun sebesar 3,9 % b. Kondisi data ini menggambarkan informasi positif, namun demikian, masih diperlukan upaya lanjutan melalui penyediaan lapangan kerja dalam rangka menekan angka pengangguran sekecil mungkin. 5. Perlunya penanaman investasi berskala besar, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : 27

a. Struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan yang agraris, merupakan cermin bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat Bangkalan lebih digerakkan oleh sektor peranian b. Hal ini menggambarkan bahwa penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit, sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relatif kecil, untuk itu, diperlukan upaya lanjutan guna menarik investasi di Kabupaten Bangkalan. 6. Perlunya menekan angka kemiskinan, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Berdasarkan pendataan terakhir, angka kemiskinan Kabupaten Bangkalan masih memerlukan upaya untuk ditekan lebih rendah b. Berbagai bantuan bagi masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, bantuan bahan pangan pokok, serta berbagai hal lainnya, merupakan cermin dari kontribusi APBD terhadap penanganan masyarakat miskin, namun demikian, dikaitkan dengan kondisi keterbatasan APBD, belum mampu menangani secara menyeluruh c. Untuk itu, dalam rangka menekan angka kemiskinan, masih diperlukan keterlibatan pihak pelaku ekonomi maupun penguatan usaha mandiri bagi masyarakat. 28