BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjenis kelamin pria. Seorang pria biasanya menikah dengan seorang wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, tetapi sekaligus

INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke

BAB II TINJAUAN TEORI. pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. baru lahir untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara meletakkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam 1 jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit (skin to skin

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. salah satu indikator dalam menggambarkan derajad kesehatan masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the breast crawl atau akan melalui lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviour) sebelum ia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Inisiasi Menyusui Dini. bayi dan kulit ibu. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, setelah puting

BAB 2. Tinjauan Pustaka. letak plasenta sebagai berikut: 1) bentuk oval atau bundar, 2) Ukuran cm,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau early initiation adalah permulaan menyusu

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikenal dengan fenomena 2/3, yaitu 2/3 kematian bayi pada usia 0-1 tahun terjadi

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

PENDAHULUAN. Dwi Rukma Santi STIKES NU TUBAN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) gencar dianjurkan oleh pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

SKRIPSI. Oleh : SRI LESTARI NIM :

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

Melindungi kesehatan ibu :

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

INISIASI MENYUSU DINI ( IMD ) MERUPAKAN AWAL SEMPURNA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PENYELAMAT KEHIDUPAN BAYI. Sri Handayani

Bab 7. Peran Bidan, Keluarga, dan Produsen Susu Formula dalam Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif. Peran Bidan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Petunjuk Pengisian Kuesioner : Usia : tahun. 2. Tamat SD. 3. Tamat SMP. 4. Tamat SMA. 5. Tamat PT. : 1. Ibu Rumah Tangga 2. PNS. 3.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

TINJAUAN PUSTAKA Batita Karakteristik Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PANDUAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

KORELASI WAKTU PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA III

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSEPSI DIRI TERHADAP PERILAKU INISIASI MENYUSUI DINI. Yuli Trisnawati ABSTRACT

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010

Pengantar Kuesioner Penelitian. Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN

HOSPITAL MAJAPAHIT Vol 5 No. 2 Nopember 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the breast crawl atau. merangkak mencari payudara (Roesli, 2012, h;3).

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

Novita Rany, Sri Desfita, Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Taman Sari Pekanbaru

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN DARI PEMERINTAH KOTA BANDUNG BADAN KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

LEMBAR KESEDIAN dalam PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

PANDUAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN ASI EKSKLUSIF RS. MITRA KELUARGA JL. BUKIT GADING RAYA KAV. 2 KELAPA GADING PERMAI

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini (early initiation/ the best crawl) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia juga seperti bayi mamalia lain yang menyusu sendiri, asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir (Roesli, 2008). Setelah lahir dan menangis, bayi langsung diletakkan di perut ibu (kulit ibu bersentuhan dengan kulit bayi) dan diselimuti supaya tidak kedinginan. Selanjutnya bayi pun secara alamiah akan merangkak mencari puting susu ibunya dan menghisap. Proses ini biarkan berlangsung sampai si bayi berhenti menyusu dengan sendirinya disebut dengan inisiasi menyusu dini (Purnamawati, 2008). Inisiasi menyusu dini adalah pemberian air susu ibu dimulai sedini mungkin segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit bayi ke kulit ibu menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi/ JNPK-KR, 2007).

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini dapat memberikan manfaat (Indira, 2007, http://www.ibudananak.com, diperoleh tanggal 28 September 2008), yaitu: a. Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusu akan berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian air susu ibu ekslusif akan menurunkan kematian. b. Air susu ibu adalah cairan kehidupan yang mengandung makanan yang mudah dicerna dan diserap. Berbeda dengan air susu ibu, susu formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak. c. Produksi air susu lancar dan mengurangi keluhan ibu-ibu yang merasa suplai air susunya berkurang, padahal air susu ibu diproduksi berdasarkan demand (permintaan si bayi tersebut). Jika bayi menyusu banyak, produksi air susu ibu akan banyak. Sedangkan bayi yang diberikan susu formula, kemudian dialihkan ke air susu ibu, perlu waktu kurang lebih satu minggu untuk produksi air susu ibu. d. Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu pengeluaran plasenta, involusi uterus, membantu mengendalikan perdarahan, merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, perasaan sangat bahagia pada ibu dan bayi, dan merangsang pengaliran air susu ibu dari payudara.

3. Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan Berikut ini langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan (Newman, 2006, http://www.ahomeonearth.com, diperoleh tanggal 22 September 2008): a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu. b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya. c. Tali pusat dipotong, lalu diikat. d. Verniks (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi. e. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersamasama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya. 4. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang Tepat Saat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu dini seperti berikut (Roesli, 2008): a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering. b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat. c. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi. d. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk

beberapa lama (10-15 menit atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum). e. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi. f. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata. 5. Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum Langkah-langkah inisiasi menyusu dini (JNPK-KR, 2007) adalah: a. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan. b. Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuk tidak menggunakan obat kimiawi, diganti dengan cara non-kimiawi, seperti pijat, aroma terapi, gerakan, dan hypnobirthing. c. Biarkan ibu menentukan cara dan posisi melahirkan. d. Keringkan badan dan kepala bayi secepatnya, kecuali kedua tangannya tanpa menghilangkan verniks yang menyamankan kulit bayi. e. Tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti. Jika perlu, gunakan topi bayi. f. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.

g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama. h. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit bayi dengan kulit ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi sectio cesarea. i. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda. j. Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu-bayi tetap tidak dipisahkan, dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum air susu ibu keluar ) dihindarkan. k. Bila inisiasi dini belum terjadi dikamar operasi, bayi tetap diletakkan di dada ibu waktu dipindahkan ke kamar, pemulihan atau perawatan usaha menyusu dini dilanjutkan dikamar pemulihan atau perawatan ibu. 6. Langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini pada Operasi Sectio Caesarea (Roesli, 2008) adalah: Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar pasti tidak dapat dilakukan pada persalinan operasi caesar. Namun, jika diberikan anastesi spinal

atau epidural, ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera memberi respon pada bayi. Bayi dapat segera diposisikan sehingga kontak kulit ibu dan bayi dapat terjadi. Usahakan menyusu pertama dilakukan di kamar operasi. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan pada kesempatan yang tercepat. Jika dilakukan anastesi umum, kontak dapat terjadi di ruang pulih saat ibu sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius. Sementara menunggu ibu sadar, ayah dapat menggantikan ibu memberikan kontak kulit dengan kulit sehingga bayi tetap hangat. Untuk mendukung terjadinya inisiasi menyusu dini pada persalinan caesar, berikut ini tatalaksananya: a. Tenaga dan pelayanan kesehatan yang suportif. b. Jika mungkin, diusahakan suhu ruangan 20-25 derajat celcius. Disediakan selimut untuk menutupi punggung bayi dan badan ibu. Disiapkan juga topi bayi untuk mengurangi hilangnya panas dari kepala bayi. c. Tatalaksana selanjutnya sama dengan tatalaksana umum. d. Jika inisiasi menyusu dini belum terjadi di kamar bersalin atau kamar operasi, bayi harus dipindah sebelum satu jam, maka bayi tetap diletakkan di dada ibu ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan. Menyusu dini dilanjutkan di kamar perawatan ibu atau kamar pulih. 7. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi (Roesli, 2008):

a. Bayi kedinginan Bergman (2005, dalam Roesli, 2008, hlm 28) mengatakan bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu. Menakjubkan!, suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat celcius dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu b. Setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu. c. Tenaga kesehatan kurang tersedia Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu. d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini. e. Ibu harus dijahit Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara, bagian yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu, tentunya inisiasi menyusu dini tidak mengganggu proses penjahitan luka. f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir

Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007, dalam Roesli, 2008, hlm 30), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi. g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan verniks meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai. h. Bayi kurang siaga Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding. i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain (cairan pre-laktal) Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu. j. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.

8. Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri Kontak kulit dan menyusu dini dipandang penting (Mother Support and Training Coordinator, BPNI Maharashtra, 2007, http://www.unicef.org/ India), karena: a. Kontak kulit bayi dengan kulit ibu dan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir dalam satu jam pertama kehidupan sangatlah penting, karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurun kematian karena kedinginan (hypothermia). b. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi). c. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik di kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan. d. Bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. e. Makanan awal non-asi mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal. f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan akan lebih lama disusui.

g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. h. Bayi mendapatkan kolostrum air susu ibu yang pertama kali keluar. Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum air susu ibu istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini. i. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang sangat indah. B. Perasaan Perasaan itu dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang (Sosiawan, E. A, 2008. http://www.edwias.com, diperoleh tanggal 5 Juni 2009). Menurut Zubair, A.C (2008. http://www.filsafat.ugm.ac.id/downloads/artikel/hedonisme.pdf, diperoleh tanggal 5 Juni 2009 ) menyatakan senang bermakna tidak adanya rasa sakit dalam badan dan tidak adanya kesulitan kejiwaan. Perasaan itu timbul sebagai akibat atau reaksi terhadap stimulus yang mengenai individu, tapi tidak berarti bahwa keadaan perasaan itu semata-mata hanya

bergantung kepada stimulus dari luar, sebab ada kalanya sesuatu keadaan tidak menimbulkan perasaan sama sekali. Karena itu perasaan selain bergantung kepada stimulus yang datang dari luar, juga bergantung kepada: 1. Keadaan jasmani individu. Kalau keadaan jasmani kurang sehat dapat mempengaruhi soal perasaan yang ada pada individu. Pada umumnya orang dalam keadaan sakit, sifatnya lebih perasa bila perasaan jasmani sehat. 2. Pembawaan (keadaan dasar individu). Hal ini erat hubungannya dengan struktur pribadi individu, misalnya ada orang yang mudah marah, sebaliknya ada orang yang sukar marah, sehingga dengan demikian struktur pribadi individu akan turut menentukan mudah tidaknya seseorang mengalami suatu perasaan. 3. Keadaan individu pada suatu waktu, atau keadaan yang temporer seseorang, misalnya orang yang pada suatu waktu kalut pikirannya akan mudah sekali terkena perasaan bila dibandingkan dalam keadaan normal (Sosiawan, 2008). Perbedaan emosi menurut pakar psikologis Tellegen, et al (1999, dalam Lahey, 2004, hlm 386) memiliki kesan beragam. Penelitian emosional timbul dari perbedaan kombinasi emosi negatif sederhana dan emosi positif, Tellegen, et al tertarik dengan banyak emosi pada peta emosi, yaitu perasaan sangat gembira pada emosi positif tinggi, perasaan terkejut pada pertengahan emosi positif tinggi dan emosi negatif tinggi, perasaan takut dan marah pada kombinasi antara emosi positif tinggi dan emosi negatif tinggi, perasaan sedih dan melempem pada kombinasi antara emosi negatif tinggi dan emosi positif rendah, dan perasaan tenang pada kombinasi antara emosi positif tinggi dan emosi negatif rendah.