PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

Niasni Sinaga Guru SMP Negeri 3 Berastagi

Ermina Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

Karolina Br Karo Guru SD Negeri Tigaserangkai Surel:

Siti Fatimah Guru SMP Negeri 2 Panyabungan Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA BERMAIN BOLA BASKET DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK

JEMBER TAHUN PELAJARAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Pargugunan Guru SMP Negeri 1 Tambangan Surel :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENYABUNGAN

MENGOPERASIKAN SISTEM PENGENDALI ELEKTROMAGNETIK PADA SISWA KELAS XII TITL1 SMKN 3 PANYABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAINER

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS XI IPA-1 DI SMA NEGERI 3 BAGAN SINEMBAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION PADA MATA PELAJARAN PAK SMP NEGERI 2 SIMPANG EMPAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 CILONGOK SEMESTER II TAHUN 2016/2017

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN Titisilaniasti Pasaribu Guru SMP Negeri 7 Medan Surel : titisilaniasti1000@gmail.com ABSTRAK Penelitian dengan model pembelajaran Think-Talk-Write dilakukan dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa pada bidang studi Bahasa Indonesia. Penerapan model dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas selama dua siklus dengan dua kali pertemuan (KBM) setiap siklusnya, dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII-3 yang berjumlah 41 siswa. Data aktivitas pada siklus I menulis, membaca (35%), aktivitas mengerjakan LKS (28%), bertanya sesama teman (9%), bertanya kepada guru (14,5 %), dan yang tidak relevan dengan KBM (13,5 %). Data aktivitas pada siklus II menulis, membaca (30,5%), aktivitas mengerjakan LKS (46,7%), bertanya sesama teman (10 %), bertanya kepada guru (8%), dan yang tidak relevan dengan KBM (4,8%); 2). Pada siklus I persentasi kelulusan sebesar 73,1 % dengan rata-rata 79 dan pada siklus II ketuntasan sebesar 90,2% dengan rata-rata 82. Kata kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Think-Talk- Write PENDAHULUAN Adapun upaya yang dapat dilakukan agar mengajar dengan kebutuhan-kebutuhan siswa secara induvidual tanpa harus mengajar siswa secara individual yakni dengan mengelompokkan siswa selama pembelajara. Dengan demikian siswa dapat belajar sesuai kebutuhannya dan dapat pula berinteraksi dengan temannya dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan guru sebagai motivator dan fasilitator. Guru merupakan faktor dominan dan barangkali paling penting dalam suatu pelaksanaan pendidikan karena bagi peserta didik guru sering sekali dijadikan tokoh teladan bahkan sering menjadi tokoh identifikasi diri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan bagi perkembangan masyarakat oleh sebab itu kualitas mengajar dan sumber daya manusia yang dihasilkan diharapkan mampu mengantisipasi perkembangan keadaan dan tuntutan masyarakat pada masa datang. Oleh karena itu guru dituntut agar selalu mengembangkan kemampuan mengajarnya dan memberikan inovasi-inovasi agar kualitas pembelajaran yang dilakukan benarbenar berkualitas dan menghasilkan SDM yang benar-benar berkualitas. Secara sederhana inovasi dimaknai sebagai pembaharuan atau 83

perubahan dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Upaya untuk mencari hal yang baru itu, mungkin disebabkan oleh beberapa hal antara lain dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapi seseorang atau kelompok. Dalam bidang pendidikan, misalnya untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan model-model inovasi dalam berbagai bidang antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efesiensi dan efektivitas pendidikan dan relevansi pendidikan. Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaharuan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manjemen pendidikan, metodelogi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum dan sebagainya. Meskipun sadar akan kondisi yang dijelaskan di atas, namun tidaklah mudah bagi seorang guru untuk menciptakan suasana belajar yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di SMP Negeri 7 Medan sebagai guru bidang studi Bahasa Indonesia, sulit untuk mendesain pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan siswa, meskipun peneliti sudah mengupayakan pembelajaran dengan penerapan metode yang bervariai seperti memadu antara metode ceramah dan tanya jawab serta penugasan dan sesekali melakukan diskusi, namun hal tersebut belum mampu mengaktifkan siswa selama pembelajaran. Aktivitas siswa tergantung pada desain pembelajaran jika diterapkan metode ceramah dan penugasan aktivitas siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan latihan. Jika diterapkan metode diskusi maka aktivitas siswa cenderung pada aktivitas-aktivitas yang tidak relevan dengan KBM seperti mengganggu teman, bercerita, berdiam diri dan tidak aktif selama diskusi sehingga kelas menjadi kacau dan tidak kondusif. Dampak terburuk dari kondisi ini adalah rendahnya hasil belajar siswa. Meskipun ada siswa yang selalu mendapat nilai sempurna 100 namun masih banyak siswa yang tidak mendapat nilai KKM di ulangan yang diberikan. Sebagai contoh kelas VII-3, pada semester ganjil T.P 2014/2015, pada ulangan semester, menyisakan 40% siswa yang tidak mencapai nilai KKM, sehingga harus mengikuti program remedial. Bahkan ada siswa yang harus mengikuti remedial sebanyak 2 kali. Inilah yang menjadi masalah utama yang peneliti angkat pada penelitian ini yakni bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar siswa yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. Adapun metode pemecahan dalam penelitian ini yakni dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Penelitian akan dikemas dalam Penelitian 84

Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan kelas merupakan penelitian di kelas yang dirancang dan dilakukan oleh guru untuk menanggulangi masalahmasalah yang ditemukan di kelas. Fokus permasalahan terkait pada praktek pembelajaran yang muncul di kelas (Sani 2012:4). Berdasarkan batasan masalah yang telah di kemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu: 1. Apakah model pembelajaran Think-Talk-Write dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-3 pada bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Negeri 7 Medan? 2. Apakah model pembelajaran Think-Talk-Write dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-3 pada bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Negeri 7 Medan? Dari rumusan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah model pembelajaran Think-Talk-Write dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-3 pada bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Negeri 7 Medan. 2. Mengetahui apakah model pembelajaran Think-Talk-Write dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-3 pada bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Negeri 7 Medan. METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang bertempat di Jalan H.Adam Malik No 12 Medan. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 dari bulan Februari 2015 sampai Juni 2015. Pengambilan data dilaksanakan selama 4 (empat) KBM yang dibagi dalam 2 (dua) siklus dengan pokok bahasan Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII-3 SMP Negeri 7 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 42 orang. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK pertama kali diperkenalkanoleh psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946 (Aqib, 2006 :13). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran.menurut Lewin dalam Aqib (2006 : 21) menyatakan bahwa dalam satu Siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan 85

(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Teknik Analisis Data Metode Analisis Data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir Siklus I dan Siklus II 2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan Siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. Indikator Ketercapaian Penelitian menggunkan indikator ketercapaian yakni KKM Bidang Studi Bahasa Indonesia untuk kelas VII SMP Negeri 7 Medan sebesar 75 untuk individu siswa. Artinya siswa dikatakan tuntas belajar jika nilainya dalam formatif mencapai KKM ini. Sedangkan kelas dikatakan tuntas atau penelitian berhasil jika paling tidak 85% dari jumlah siswa dalam kelas subjek memperoleh nilai mencapai KKM. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Sebelum proses penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan observasi awal pada bulan Februari 2015 untuk mengetahui keberadaan aktivitas belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Selanjutnya dilakukan Survey dan penjajakan untuk mendapatkan informasi baik fisik maupun nonfisik keadaan sekolah dan sarana pembelajaran. Selanjutnya dilakukan penyusunan proposal, perijinan, dan mempersiapkan bahan ajar serta instrumen penelitian. Pelaksanaan Tindakan Pengambilan data untuk penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negri 7 Medan, dan waktunya mulai bulan Februari sampai bulan Juni 2015. Pengambilan datanya dilakukan empat kali pertemuan (4 RPP) dibagi menjadi dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Siklus I, terdiri dari dua kali pertemuan, sedangkan Siklus II juga dilakukan dua pertemuan. Masing-masing Siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu, (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprrtasi, dan (4) analis dan refleksi tindakan. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil tes formatif siswa pada setiap siklus dan data pengamatan aktivitas siswa setelah menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Sebelum melaksanakan KBM Siklus I, penelitian memberikan tes hasil diagnostik dalam pretes dengan hasil nilai tertinggi 45 dan terendah 10 dengan rata-rata kelas 26 sehingga ketuntasan klasikal 0% atau pengetahuan awal siswa terhadap 86

materi ini sangat rendah, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Hasil Data Pretest Nilai Frekuensi Rata rata 10 2 15 10 20 9 25 1 30 3 26 35 9 40 2 45 5 Jumlah 41 Data Siklus I a) Perencanaan Tindakan Pada kegiatan perencanaan peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKS, dan Instrumen Penelitian. Pada tahap perencanaan peneliti juga merancang pelaksanaan tindakan termasuk menyampaikan cara mengobservasi siswa. b) Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan siklus I dilakukan dengan 2 KBM yang didesain dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) selama pelaksanaannya. c) Tahap Observasi Data Aktivitas Belajar Siswa Observasi yang dilakukan dua guru sejawat menghasilkan data aktivitas belajar siswa Siklus I yang masih tergolong rendah (belum sesuai harapan peneliti) dimana aktivitas yang paling mendominasi adalah menulis,membaca. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa disajikan dalam Tabel 2. Tabel Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aktivitas Skor Proporsi 1 Menulis, membaca 70 35% 2 Mengerjakan LKS 56 28% 3 Bertanya pada teman 18 9% 4 Bertanya pada guru 29 14,5% 5 Yang tidak relevan 27 13,5% Jumlah 200 100% Merujuk pada Tabel 2, Aktivitas dominan yang dilakukan siswa adalah menulis membaca (25%) dan mengerjakan LKS (28%), sedangkan untuk aktivitas bertanya pada teman (9%), aktivitas bertanya pada guru (14,5%) dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM (13,5%). Data Hasil Belajar Siswa Pada akhir proses belajar mengajar Siklus I siswa diberi tes Formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil formatif pada Siklus II ditunjukkan Tabel 3. Tabel Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekunsi Rata-rata 50 1 60 2 70 8 80 20 79 90 8 100 2 Jumlah 41 87

Merujuk pada Tabel 3 tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 50 dan tertinggi adalah 100. Merujuk pada KKM sebesar 75 maka 30 dari 41 orang siswa mendapat nilai ketuntasan atau ketuntasan klasikal tercapai sebesar 73,1%. Nilai ini berada di atas kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85% sehingga dapat dikatakan KBM Siklus II berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 79 telah mencapai KKM. Dengan demikian maka penelitian telah berhasil memberi ketuntasan klasikal dalam dua siklus. d) Refleksi Meskipun pembelajaran siklus I telah meningkatkan hasil belajar siswa, namun ketuntasan secara klasikal dan nilai rata-rata belum tercapai karena masih dibawah ketuntasan klasikal 85% dan rata-rata belum mencapai KKM 75. Untuk mengetahui sebab-sebab kegagalan siklus I maka dilakukan refleksi. Pada kegiatan refleksi peneliti menganalisis data dokumentasi, data rekaman pembelajaran serta berdiskusi dengan observer. Beberapa hal yang teridentifikasi sebagai penyebab kegagalan siklus I diantaranya: 1. Siswa masih belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Ketika dilakukan refleksi maka ditemui data bahwa hal ini dikarenakan siswa belum benar-benar mengerti halhal yang harus dilakukan. Hal ini dikarenakan guru belum menjelaskan tahapan pembelajaran yang seharusnya. 2. Masih ada siswa yang tidak serius dalam kegiatan diskusi, hal ini dikarenakan guru kurang tegas saat mengawasi siswa dan belum dibuat aturan diskusi yang harus disepakati oleh siswa. 3. Pada kegiatan diskusi belum terbentuk kerjasama di antara siswa. Hal ini terlihat dari proporsi aktivitas belajar siswa dimana aktivitas menulis mendominasi sedangkan aktivitas bertanya pada teman hanya mencapai proporsi 9%. e) Tindakan Perbaikan Setelah melakukan refleksi, maka untuk menentukan tindakan perbaikan yang akan dilakukan peneliti melakukan diskusi dengan tutor dan teman sejawat dan pengamat peneliti. Diskusi ditujukan untuk memperoleh tindakan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II. Hal ini dilakukan agar kesalahan pada siklus I tidak akan terulang dan di harapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa yang bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan diskusi tersebut maka diputuskan tindakan perbaikan sebagai berikut: 1. Agar siswa melakukan pembelajaran sesuai sintak model pembelajaran TTW, maka di kegiatan pendahuluan guru akan menjelaskan desain pembelajaran yang akan dilakukan. 88

2. Agar siswa lebih kondusif pada saat diskusi, maka guru akan menetapkan aturan diskusi dimana aturan ini dijadikan acuan pelaksanaan diskusi dan bagi siswa yang melanggarnya akan dikenakan sanksi. 3. Untuk membangun kerja sama antar siswa dalam kelompok, maka guru menjelaskan instrumen penilaian kepada siswa. Hal ini dilakukan agar siswa paham aktivitas yang harus dilakukan selama diskusi dan terbangun kerja sama diantara siswa. Siklus II a. Perencanaan Setelah melakukan refleksi di siklus I dan merencanakan tindakan perbaikan dengan berdiskusi dengan tutor, teman sejawat, serta observer peneliti maka peneliti melakukan perencanaan siklus II. Hal pertama yang peneliti lakukan yakni menyiapkan RPP, lembar observasi aktivitas siswa, tes hasil formatif II yang menacakup materi siklus II. Guru juga menyiapkan media. Hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkkan pemahaman siswa mengenai materi ajar agar kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal juga meningkat. b. Pelaksanaan Tindakan KBM siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan berlangsung seperti dalan RPP dengan tindakan perbaikan pembelajaran seperti yang telah dirumuskan. Dalam siklus II juga dilakukan observasi aktivitas siswa oleh dua observer yakni Lora Elpina, S.Pd dan Megawati Nababan, S.Pd.MM. c. Observasi 1. Data Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus II disajikan pada tabel 4 berikut ini: Tabel Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Aktivitas Skor Persentase 1 Mengerjakan LKS 64 30,5% 2 Bertanya pada teman 98 46,7% Menjawab 3 Pertanyaan Teman 21 10% 4 Bertanya pada guru 17 8% 5 Yang tidak relevan 10 4,8% Jumlah 210 100% 2. Data Hasil Belajar Siswa Diakhir siklus II diberikan tes hasil belajar sebagai formatif II dengan jumlah soal 10 dalam bentuk pilihan berganda. Data formatif II disajikankan dalam Tabel 5. Table Distribusi Hasil Formatif II Nilai Frekuensi Rata-rata 60 1 70 3 80 26 90 8 82 100 3 Jumlah 41 89

Merujuk pada Tabel 5, nilai terendah untuk formatif II adalah 60 dan tertinggi adalah 100 dengan 4 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesa 90,2 %. Ketuntasan ini berada di atas 85% sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar pada siswa dengan rata-rata nilai kelas adalah 82 dan telah memenuhi KKM. a. Refeleksi dan Tindakan Perbaikan Berdasarkan data yang diperoleh selama siklus II, maka dapat diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang mengindikasikan pemahaman siswa terhadap materi ajar juga meningkat. Pada siklus I hanya 32 siswa dari 41 siswa lulus KKM yang telah ditetapkkan sehingga ketuntasan klasikal hanya mencapai 73,1%. Hasil belajar ini meningkat pada siklus II dimana 37 siswa sudah mendapat nilai lulus KKM sehingga ketuntasan mencapai 90,2%. 2. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II yang ditandai dengan menyusutnya aktivitas yang tidak relevan dengan KBM dari 13,5% menjadi 4,8%. Dengan demikian hasil formatif II dan data aktivitas siswa pada siklus II menyatakan bahwa pembelajaran siklus II telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan ketuntasan rata-rata hasil belajar serta mampu memberikan ketuntasan belajar secara klasikal. Aktivitas belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkan yang cukup signifikan. Berdasarkan dari seluruh data siklus II dapat disimpulkan bahwa siklus II berhasil meningkatkan aktivitas yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang terdiri dari 4 KBM dengan 2 KBM setiap siklusnya. Berdasarkan data yang diperoleh ada dampak dari penerapan model pembelajaran Think-Talk- Write terhadap pemahamanan siswa yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia di kelas VII-3 SMP Negeri 7 Medan. Sebelum dilakukan siklus I, peneliti terlebih dahulu melakukan ujian pretes untuk mengumpulkan data pengetahuan siswa sebelum dilakukan tindakan penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write. Adapun data yang diperoleh yakni tidak seorangpun siswa yang mendapat nilai di atas nilai KKM 75, atau ketuntasan klasikal sebesar 0%. Lalu peneliti menyususun perangkat pembelajaran untuk melaksanakan siklus pertama. Siklus I dilaksanakan dengan 2 KBM dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk- Write. Setelah dilakukan 2 KBM maka dilakukan tes formatif I. Dari 90

hasil tes formatif satu diperoleh data 30 orang siswa mencapai nilai KKM, ketuntasan klasikal hanya mencapai 73,1%. Hal ini belum mencapain kriteria ketuntasan yang ditetapkan namun sudah meningkat dari nilai pretes. Berdasarkan hasil refleksi terdapat beberapa kelemahan pada siklus I yang secara tidak langsung mempengaruhi kurang mampunya siklus I memberi ketuntasan. Adapun kelemahan tersebut sebagai berikut : 1. Siswa masih belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Ketika dilakukan refleksi maka ditemui data bahwa hal ini dikarenakan siswa belum benar-benar mengerti halhal yang harus dilakukan. Hal ini dikarenakan guru belum menjelaskan tahapan pembelajaran yang seharusnya. 2. Masih ada siswa yang tidak serius dalam kegiatan diskusi, hal ini dikarenakan guru kurang tegas saat mengawasi siswa dan belum dibuat aturan diskusi yang harus disepakati oleh siswa. 3. Pada kegiatan diskusi belum terbentuk kerjasama di antara siswa. Hal ini terlihat dari proporsi aktivitas belajar siswa dimana aktivitas menulis mendominasi sedangkan aktivitas bertanya pada teman hanya mencapai proporsi 9%. Setelah melakukan refleksi, maka untuk menentukan tindakan perbaikan yang akan dilakukan peneliti melakukan diskusi dengan tutor dan teman sejawat dan pengamat peneliti. Diskusi ditujukan untuk memperoleh tindakan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II. Hal ini dilakukan agar kesalahan pada siklus I tidak akan terulang dan di harapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa yang bermuara pada peningkatan prestasi belajar siswa. Berdasarkan diskusi tersebut maka diputuskan tindakan perbaikan sebagai berikut: 1. Agar siswa melakukan pembelajaran sesuai sintak model pembelajaran TTW, maka di kegiatan pendahuluan guru akan menjelaskan desain pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Agar siswa lebih kondusif pada saat diskusi, maka guru akan menetapkan aturan diskusi dimana aturan ini dijadikan acuan pelaksanaan diskusi dan bagi siswa yang melanggarnya akan dikenakan sanksi. 3. Untuk membangun kerja sama antar siswa dalam kelompok, maka guru menjelaskan instrumen penilaian kepada siswa. Hal ini dilakukan agar siswa paham aktivitas yang harus dilakukan selama diskusi dan terbangun kerja sama diantara siswa. Setelah ditentukan tindakan perbaikan maka peneliti menyusun perangkat pembelajaran siklus II dan melaksanakan siklus II dengan melakukan 2 KBM. Di akhir siklus II yakni pada KBM 4 dilakukan tes 91

formatif 2. Nilai terendah untuk formatif II siklus II adalah 60 dan tertinggi adalah 100 dengan 4 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesa 90,2 %. Nilai ini berada di atas 85% sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar pada siswa dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 82 dan telah memenuhi KKM. Berdasarkan data yang diperoleh selama 2 siklus maka terjadi pula peningkatan aktivitas belajar siswa. Perbandingan aktivitas antara siklus I dan siklus II dijabarkan sebagai berikut: 1. Aktivitas menulis membaca mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II yakni dari 35% menjadi 30,5%. Hal ini baik karena mengidikasikan bahwa siswa semakin aktif diskusi dan sudah membaca materi sebelumnya sehingga pada waktu diskusi aktivitas menulis dan membaca mengalami penurunan. 2. Aktivitas mengerjakan LKS mengalami peningkatan dari 28% menjadi 46,7%. Hal ini cukup baik, karena peningkatan aktivitas menunjukkan perbaikan yang terjadi dalam proses pembelajaran di mana siswa lebih aktif dalam pelaksanaan diskusi. 3. Aktivitas bertanya pada teman mengalami peningkatan dari 9 % menjadi 10 %, hal ini mengindikasikan bahwa siswa telah lebih mandiri dalam berpikir dan lebih kooperatif sehingga siswa tidak enggan bertanya pada teman sekelompoknya. 4. Aktivitas bertanya pada guru turun dari 14,5 % menjadi 8%. Hal ini dikarenakan peningkatan daya pikir siswa dan sikap kooperatif siswa, sehingga ketergantungan siswa terhadap guru mengalami penurunan. 5. Aktivitas yang tidak relevan dengan KBM turun dari 13,5 % menjadi 4,8% yang menandakan perbaikan aktivitas belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran menggunakan model Think-Talk-Write dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan juga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. KESIMPULAN Setelah data-data tes hasil belajar, dan aktivitas belajar siswa terkumpul kemudian data tersebut dianalisis. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah, yaitu : 1. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang ditandai meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi ajar. Pada siklus I hanya 30 siswa mendapat ketuntasan belajar, atau persentasi kelulusan sebesar 73,1 % dengan rata-rata 79 dan belum tuntas secara klasikal dan pada siklus II 37 siswa mendapat nilai tuntas, dan menyisakan 4 92

orang siswa tidak mendapat nilai tuntas atau ketuntasan sebesar 90,2% dengan rata-rata 82 yang menunjukkan tuntas secara individu dan kelas. Dengan demikian model pembelajaran Think-Talk-Write dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write. Peningkatakan aktivitas belajar siswa tersebut sebagai berikut: Data aktivitas menulis, membaca (35%), aktivitas mengerjakan LKS (28%), bertanya sesama teman (9%), bertanya kepada guru (14,5 %), dan yang tidak relevan dengan KBM (13,5 %). Data aktivitas menulis, membaca (30,5%), aktivitas mengerjakan LKS (46,7%), bertanya sesama teman (10 %), bertanya kepada guru (8%), dan yang tidak relevan dengan KBM (4,8%). DAFTAR RUJUKAN Ahmadi dan Widodo S. (2003). Psikologi Belajar. Penerbik Rineka Cipta. Jakarta. Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Yrama Widya. Bandung. Djamarah, S, B. (2006). Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Hamid, A. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Penerbit FR. Dongoran. Ibrahmi, M.,dkk (2000). Pembelajaran Kooperatif. Penerbit University Press. Surabaya. Joyce, Wheil dan Calhoun. (2010). Model of Teaching (Model- Model Pengajaran). Pustaka Belajar, Yogyakarta. Lie, A.,(2008). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Penerbit PT. Grasindo, Jakarta. Sagala S.,(2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta, Bandung. Slavin, R.,E.,(2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Penerbit Nusa Media, Bandung. Trianto., (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Penerbit Prestasi Pustaka. Jakarta. Willis, Ratna. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : IKIP Bandung Zulkifli A., (2009). Cooperative Learning. Cakrawala, September 2009. 93