EXECUTIVE SUMMARY HIBAH PENELITIAN DISERTASI DOKTOR (APDD)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

Abstrak. I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

APLIKASI SPUTTERING TUNGSTEN DAN IMPLANTASI NITROGEN PADA BAJA AISI 410 SEBAGAI CUTTING INSTRUMENT PERALATAN MEDIS

Perbaikan Sifat Korosi Baja Tahan Karat AISI 410 Dengan Perlakuan Implantasi Ion Tin

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Ir. Hari Subiyanto, MSc

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING

PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a) b) c) d)

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

PENGARUH PROSES POWDER NITRIDING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN TEBAL LAPISAN DIFUSI PADA PAHAT BUBUT HIGH SPEED STEEL

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

PENGARUH LAPISAN KERAS TiN TERHADAP UMUR PAHAT BUBUT HSS PADA SAAT PEMESINAN BAJA CARBON SEDANG. Abstract

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 410

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

EFFECT OF AGING AND HARDENING NITROKARBURISASI STAINLESS STEEL TYPE PRESPITASI ASSAB CORRAX. Eko Hadi Prasetio, Drs. Syahbuddin, MSc. Ph.

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

BAB IV DATA DAN ANALISA

Pengaruh Deposisi Lapisan Tipis Ti-Al-N Terhadap Umur Pahat Bubut HSS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Material Sprocket

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KOROSI SAMBUNGAN LAS TAK SEJENIS ALUMINIUM PADUAN 5083 DAN 6061-T6 ABSTRAK POLBAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH IMPLANTASI ION NITROGEN TERHADAP KEKERASAN BAJA TAHAN KARAT TIPE SS 316L YANG DIDEFORMASI DINGIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

SEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

Pembahasan Materi #11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Dimas Hardjo Subowo NRP

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

MENINGKATKAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Q&T STEEL LOKAL DENGAN MGMAW TANPA PENERAPAN PH DAN PWHT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknika ATW(2013) halaman 1

Available online at Website

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

Transkripsi:

0 EXECUTIVE SUMMARY HIBAH PENELITIAN DISERTASI DOKTOR (APDD) APLIKASI SPUTTERING AlN DAN WN PADA BAJA AISI 410 SEBAGAI TOOL BEDAH TULANG DAN SARAF Ketua Gaguk Jatisukamto, ST, MT NIDN. 0009026907 UNIVERSITAS JEMBER DESEMBER 2013 ABSTRAK

1 Mikro machining adalah proses pemesinan komponen-komponen dalam skala milimeter hingga mikrometer. Dalam bidang biomedis, proses mikro machining sangat diperlukan untuk tindakan operasi bedah tulang dan syaraf, karena tindakan operasi memerlukan tingkat akurasi dan sifat material yang baik. Salah satu bahan yang banyak digunakan sebagai cutting instrument dan non cutting instrument adalah baja AISI 410. Material ini memiliki kelemahan sifat mekanis dan ketahanan korosinya, sehingga berbagai upaya masih terus dikembangkan untuk memperbaiki kelemahannya. Upaya pebaikan baja AISI 410 hingga saat ini banyak dilakukan dengan cara perlakuan panas, nitriding atau carburising yang dilaksanakan pada suhu tinggi. Proses perlakuan pada suhu tinggi menyebabkan terjadi warping dan distorsi, dimana hal ini dapat menyebabkan nekrosis pada sel atau tulang. Baja AISI 410 rentan mengalami pitting corrosion, dimana pelepasan ion-ion berbahaya dapat masuk terserap kedalam tubuh. Pada penelitian ini akan dikaji perlakuan pada permukaan baja AISI 410 dengan menggunakan teknik d.c. magnetron sputtering dengan terdisposisi AlN dan WN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah baja AISI 410. Proses pelapisan menggunakan lapisan monolayer AlN dengan bahan target Al dengan kemurnian 99,999% dan lapisan monolayer WN dengan bahan target W dengan kemurnian 99,999%. Teknik sputtering menggunakan teknik d.c magnetron sputtering dengan menggunakan variasi waktu, yaitu bahan substrat (bahan yang dilapisi) diletakkan di dalam ruang vakum, dimana material target (bahan pelapis) dibombardir dengan gas argon. Material hasil deposisi lapisan sputtering selanjutnya dilakukan uji komposisi kimia, uji kekasaran permukaan, uji mikrohardness, uji aus spesifik, uji mikroskopik, uji korosi, uji SEM/Edax dan uji XRD. Berdasarkan hasil penelitian disertasi ini diperoleh kesimpulan bahwa sputtering AlN dan sputtering WN pada permukaan baja AISI 410 dapat memperbaiki sifat tahan korosi dan sifat tahan aus. Parameter utama yang mempengaruhi sifat tahan korosi dan tahan aus hasil sputtering AlN adalah kekasaran permukaan. Sifat tahan korosi dapat mengeliminasi unsur-unsur atau ion yang terlepas di dalam tubuh, sedangkan sifat tahan aus dapat mengeliminasi tingkat kekasaran yang diharapkan sebagai tool untuk peralatan bedah. Hasil analisis unsur, menunjukkan tidak terdapat unsur nikel yang terlepas ke dalam tubuh. Kata kunci: baja AISI 410, d.c. magnetron sputtering, sifat mekanis, sifat korosi, SEM/EDAX

2 APLIKASI SPUTTERING AlN DAN WN PADA BAJA AISI 410 SEBAGAI TOOL BEDAH TULANG DAN SARAF Gaguk Jatisukamto RINGKASAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Micro machining adalah proses pemesinan komponen-komponen dengan interval ukuran mikro meter sampai millimeter (Chae, dkk., 2006). Dalam bidang biomedis, proses micro machining sangat diperlukan untuk melakukan tindakan operasi bedah tulang dan saraf, karena menuntut tingkat ketelitian tinggi (Shin, dkk., 2008). Micro machining pada umumnya menggunakan pahat (tool) dari bahan intan dan tungsten karbida. Pahat intan mempunyai afinitas kimia tinggi dengan logam ferrous, sehingga mudah aus. Pahat tungsten karbida menggunakan pengikat kobalt, dan pada komposisi kobalt yang rendah menyebabkan pahat menjadi rapuh dan kekasaran permukaannya tinggi (Chae, dkk., 2006). Menurut Sugita dan Mitsuishi, (2009), kekasaran permukaan pada proses bedah orthopedi menyebabkan nekrosis pada sel-sel tulang dan saraf. Baja AISI 410 memiliki sifat tahan karat dan kekerasan yang baik, sehingga banyak digunakan sebagai pahat dalam bidang medis (ASTM F899-02, 2006), akan tetapi memiliki kelemahan sebagai berikut: 1. Kekerasan mikrohardness paling rendah dibandingkan baja tahan karat martensit grade-4 lainnya. 2. Perlakuan pada suhu tinggi (quench dan tempering) menyebabkan warping (ASM, 1982). 3. Nitriding pada suhu tinggi menyebabkan distorsi pada komponenkomponen berdimensi kecil dan menuntut kepresisian tinggi (Corengia, dkk., 2004), (Marchev, dkk., 1998).

3 4. Nitriding pada suhu rendah menyebabkan pitting corrosion (Li dan Bell, 2006). Untuk meningkatkan sifat mekanis dan ketahanan korosi, maka dalam penelitian ini dilakukan proses sputtering pada permukaan pada baja AISI 410. Sputtering dilakukan pada suhu rendah dalam kondisi vakum, dan proses sputtering tersebut diharapkan memiliki kepresisian tinggi karena tidak menyebabkan perubahan dimensi (Sinha, 2003). Hingga saat ini kajian tentang baja AISI 410 masih sangat sedikit dan perlu dikembangkan (Krishna, dkk., 2009). Dalam penelitian ini proses sputtering menggunakan bahan pelapis AlN dan WN yang memiliki tingkat keamanan dalam bidang medis (Grainger, 1989). Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dala penelitian ini akan dilakukan modifikasi permukaan pada baja AISI 410 dengan menggunakan teknik sputtering dengan bahan pelapis AlN dan WN. 1.2. Tujuan Khusus Penelitian ini secara khusus memiliki tujuan: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lapisan AlN dan WN pada baja tahan karat AISI 410 dengan mengunakan teknik d.c magnetron sputtering. 2. Untuk mengetahui kelayakan lapisan AlN dan WN dengan teknik d.c magnetron sputtering pada baja tahan karat AISI 410 sebagai pahat micro machining II. Metodologi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja tahan karat AISI 410 dengan komposisi kimia (% berat): 12,83 Cr; 0,12 C; 0,34 Si; 0,03 S; 0,02 P; 0,43 Mn; 0,03 Mo; 0,21 Ni; 0,02 Zn; 0,06 Cu; 0,01 W dan Fe balan. Spesimen penelitian dari bahan raw baja AISI 410 berdiameter 35 mm yang selanjutnya dibubut hingga memiliki dimensi dengan diameter 14 mm dan tebal 3 mm. Sputtering AlN menggunakan target Aluminium padat dengan tingkat kemurnian Al 99.999% (goodfellow), dimensi ( = 50 mm, tebal 3 mm) dan gas nitrogen. Sputtering WN menggunakan bahan target Tungsten padat dengan tingkat

4 kemurnian W 99.999% (goodfellow), dimensi ( = 50 mm, tebal 3 mm) dan gas Nitrogen. Pada penelitian ini deposisi lapisan sputtering menggunakan variasi waktu, selanjutnya sampel hasil sputtering tersebut dilakukan uji karakteristik lapisan meliputi: uji kekerasan mikro, uji aus spesifik, uji korosi, pengamatan mikroskop optik, observasi SEM/Edax, dan analisis XRD. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Sputtering d.c. Magnetron Sputtering AlN pada Baja AISI 410. Peningkatan waktu deposisi sputtering AlN dapat meningkatakan kekasaran permukaan baja AISI 410 dari Ra = 0,141 m untuk sampel tanpa perlakuan menjadi Ra = 0,198; 0,329; 0,642; dan 0,849 m masing-masing untuk waktu deposisi sputtering AlN 40, 50, 60 dan 70 menit. Sputtering AlN dapat menurunkan laju aus spesifik dari 1,019 x 10-2 mm 3 /kg.m untuk sampel tanpa perlakuan menjadi 1,43909 x 10-3 ; 4,06814 x 10-3 ; 4,33566 x 10-3 dan 9,14677 x 10-3 mm 3 /kg.m untuk waktu deposisi sputtering AlN 40, 50, 60 dan 70 menit. Deposisi sputtering AlN dengan variasi waktu menunjukkan adanya korelasi antara waktu deposisi, kekerasan dan laju aus spesifik. Sputtering AlN dapat meningkatkan kekerasan permukaan baja AISI 410 dari 182,23 VHN untuk sampel tanpa perlakuan menjadi 196,29; 197,30; 222,01; 194,38 VHN masingmasing untuk sputtering AlN 40, 50, 60 dan 70 menit. Peningkatan kekerasan dapat menurunkan laju keausan, akan tetapi peningkatan waktu deposisi sputtering AlN cenderung meningkatkan laju ausan spesifik permukaan material hasil deposisi AlN. Deposisi sputtering AlN dengan variasi waktu menunjukkan korelasi antara waktu deposisi, kekasaran permukaan dan laju korosi. Evaluasi hasil uji korosi menunjukkan bahwa sputtering AlN pada baja AISI 410 menghasilkan perubahan arus korosi (i corr ). Laju korosi sampel yang memperoleh deposisi AlN turun untuk waktu deposisi 40 menit, akan tetapi naik bertahap dengan meningkatnya waktu sputtering untuk waktu deposisi 50, 60 dan 70 menit. Laju korosi dan kekasaran permukaan menunjukkan pola kecenderungan yang sama.

5 Pengamatan mikroskopis sampel tanpa perlakuan dan sampel setelah memperoleh deposisi AlN dengan d.c. magnetron sputtering AlN menunjukkan terjadi pitting corrosion dengan potensial sekitar -341,04 mv, dan pitting corrosion masih nampak meskipun sampel telah memperoleh sputtering AlN. Grafik polarisasi potensiodinamik baja AISI 410 yang memperoleh deposisi dengan teknik d.c. magnetron sputtering AlN dan sampel tanpa perlakuan dengan media korosi 0,9% NaCl, tidak menujukkan adanya pasivasi yang jelas, akan tetapi sputtering AlN dapat merubah kurva polarisasi pada baja AISI 410. Arus korosi (i corr ) turun bertahap dari 1,81 A untuk sampel tanpa perlakuan menjadi 1,69, 1,72, 1,74 masing untuk sampel dengan perlakuan sputtering 40, 50, 60 dan 70 menit. Laju korosi terbesar terjadi pada sampel dengan sputtering AlN 70 menit. Sputtering AlN dapat menurunkan laju korosi baja AISI 410, meskipun peningkatan waktu deposisi menunjukkan peningkatan laju korosi juga. Laju korosi pada sputtering AlN 70 menit lebih besar jika dibandingkan laju korosi sampel tanpa perlakuan. Observasi SEM-EDAX penampang melintang baja AISI 410 yang memperoleh perlakuan d.c. magnetron sputtering AlN dengan waktu deposisi 60 menit menunjukkan hasil bahwa konsentrasi atom Al dan N menunjukkan konsentrasi atom Al dan N mencapai maksimum pada permukaan, dan berangsurangsur turun pada arah menuju logam induk. 3.2. Sputtering d.c. Magnetron Sputtering WN pada Baja AISI 410. Deposisi sputtering lapisan WN dengan variasi waktu menunjukkan korelasi antara kekasaran permukaan dan laju aus spesifik sebagai fungsi waktu. Peningkatan waktu deposisi sputtering WN dapat menurunkan kekasaran permukaan baja AISI 410 dari Ra = 0,141 m untuk sampel tanpa perlakuan menjadi Ra = 0,1308; 0,093; dan 0,2189 m masing-masing untuk waktu deposisi 30, 40, dan 50 menit. Sputtering WN dapat menurunkan laju aus spesifik dari 1,019 x 10-2 mm 3 /kg.m untuk sampel tanpa perlakuan menjadi 29,27 x 10-4 ; 30,62 x 10-4 ; dan 27,56 x 10-4 mm 3 /kg.m untuk waktu deposisi 30, 40, dan 50 menit.

6 Deposisi sputtering lapisan WN menunjukkan korelasi antara waktu deposisi, kekerasan dan laju aus spesifik. Sputtering WN dapat meningkatkan kekerasan permukaan baja AISI 410 dari 182,47 VHN untuk sampel tanpa perlakuan menjadi 262,17; 286,59; dan 260,76 VHN masing-masing untuk deposisi 30, 40, dan 50 menit. Deposisi sputtering lapisan WN menujukkan korelasi antara waktu deposisi, kekasaran permukaan dan laju korosi. Evaluasi hasil uji korosi menunjukkan bahwa sputtering WN pada baja AISI 410 menghasilkan perubahan arus korosi (i corr ). Sputtering WN dapat menurunkan laju korosi, dimana laju korosi sampel yang memperoleh deposisi WN terus turun untuk waktu deposisi 30, 40 dan 50 menit, meskipun kekasaran permukaan menunjukkan penurunan. Pengamatan mikroskopis sampel tanpa perlakuan dan sampel setelah memperoleh deposisi AlN dengan d.c. magnetron sputtering menunjukkan hasil adanya pitting corrosion dengan potensial sekitar -341,04 mv, dan pitting corrosion masih nampak meskipun sampel telah memperoleh sputtering WN. Arus korosi (i corr ) turun bertahap dari 1,81 A untuk sampel tanpa perlakuan menjadi 1,73; 0,51 dan 0,39 A masing untuk sampel dengan perlakuan sputtering WN 30, 40 dan 50 menit. Laju korosi terendah terjadi pada sampel dengan sputtering WN 50 menit. Sputtering WN dapat menurunkan laju korosi baja AISI 410 hingga waktu deposisi optimumnya, penurunan laju korosi terus berlanjut meskipun kekasaran permukaan meningkat, hal ini disebabkan pecah atau tidaknya lapisan. Observasi Sem-Edax penampang melintang baja AISI 410 yang memperoleh perlakuan d.c. magnetron sputtering WN dengan waktu deposisi 40 menit. Pengamatan konsentrasi atom W dan N diambil dari arah permukaan menuju logam induk. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa konsentrasi atom Wdan N mencapai maksimum pada permukaan, dan berangsur-angsur turun pada arah menuju logam induk.

7 3.3. Pembahasan Berdasarkan hasil uji kekasaran permukaan, maka pada permukaan substrat baja AISI 410 tanpa perlakuan sputtering memiliki kekasaran permukaan 0,141 µm. Deposisi sputtering AlN dengan d.c. magnetron sputtering menyebabkan kekasaran permukaan baja AISI 410 meningkat. Peningkatan waktu deposisi sputtering WN dapat menurunkan kekasaran permukaan baja AISI 410 dari Ra = 0,141 m untuk sampel tanpa perlakuan menjadi Ra = 0,1308; 0,093; dan 0,2189. Berdasarkan hasil uji korosi elektrokimia dengan metode polarisasi potensiodinamik dalam media 0,9% NaCl, laju korosi lapisan tipis hasil deposisi lapisan AlN dan lapisan tipis WN dapat menurunkan laju korosi permukaan baja AISI 410. Laju korosi akan naik, jika kekasaran permukaan meningkat. Deposisi lapisan sputtering AlN dengan teknik d.c. magnetron sputtering menyebabkan porositas atau lobang sehingga meningkatkan korosi galvanik. Hasil uji elektrokimia menunjukkan hasil, bahwa densitas arus korosi (i corr ) menunjukkan penurunan, hal ini dapat dijelaskan bahwa sputtering AlN dapat menurunkan laju korosi pada permukaan baja AISI 410, terutama yang disebabkan lobang atau celah pada permukaan. Lobang atau retak kecil pada permukaan dapat tertutupi oleh adanya deposisi lapisan. Laju aus spesifik terendah tidak terjadi pada permukaan sampel yang memiliki kekerasan tertinggi. Kekerasan dan laju aus tidak berkorelasi, akan tetapi laju aus lebih dipengaruhi oleh koefisien gesek yang sangat tergantung pada kekasaran permukaan. Kekasaran permukaan menyebabkan tegangan kontak meningkat, hal disebabkan permukaan kontak tidak homogen, sehingga koefisien meningkatkan koefisien gesek. Sputtering AlN dan WN dapat memperbaiki ketahanan korosi baja AISI 410, akan tetapi mekanisme korosi belum dapat diketahui secara pasti, hal ini disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya mekanisme korosi pada permukaan sampel hasil perlakuan sputtering. Hasil uji edax menunjukkan hasil

8 bahwa unsur nikel (Ni) yang bersifat toksin dapat tereliminasi dari permukaan sampel. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengamati pengaruh konfigurasi lapisan, mikrostruktur, tegangan sisa dan ukuran butiran. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis sementara, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sputtering AlN dapat dilakukan untuk memperbaiki permukaan baja AISI 410 2. Sputtering WN dapat dilakukan untuk memperbaiki permukaan baja AISI 410 3. Hasil komposisi kimia menunjukkan tidak terdapat kandungan unsur Ni yang bersifat toksin pada permukaan baja AISI 410 4. Penurunan unsur terlarut dari permukaan baja AISI 410 yang dapat mengkontaminasi tubuh 4.2. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan tekanan vakum yang sangat rendah dibawah 10-5 Torr, sehingga pengaruh tumbukan antara seama ion dapat dieliminasi. 2. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menggunakan lapisan multilayer REFERENSI: ASM, 1982, Heat Treater s Guide: Standard Practice and Procedure for Tool Steel, Metal Park, Ohio 44073 ASTM F 899-02, 2006, Medical and Surgical Material and Devices; Anesthetic and Respiratory Equipment; Pharmaceutical Application of Process Analytical Technology, Vol. 13.01 Chae, J., Park, S.S., Freiheit, T., 2006, Investigation of Micromachning International Journal of Machine Tools & Manufacture 46, pp. 313-332.

Corengia, P., Walther, F., Ybarra, G., Sommadossi, S., Corbari, R., Broitman, E., 2006, Friction and Rolling-Sliding Wear of DC-Pulsed Plasma Nitrided AISI 410 Martensitic Stainless Steel, Wear 260 pp 479-485 Grainger, S., 1989, Engineering Coatings, Abington Publishing, Cambridge Krishna, B.V., Bandyopadhyay, A., 2009, Surface modification of AISI 410 stainless steel using laser engineered net shaping (LENSTM), Materials and Design 30, pp.1490 1496 Li, C.X., Bell, T., 2006, Corrosion Properties of Plasma Nitrided AISI 410 Martensitic Stainless Steel in 3.5% NaCl and 1% HCl, Corrosion Science 48, pp. 2036 204 Marchev, K., Cooper, C, V., Giessen, B, C., (1998), Observation of a Compound Layer With Very Low Friction Coefficient in Ion-Nitrided Martensitic 410 Stainless Steel, Surface Coating Technology 99, pp. 229-233 Shin, S, H., Kim, M, W., Kang, M, C., Kim, K, H., Kwon, D, H., Kim, J, S., (2008), Cutting Performance of CrN and Cr-Si-N Coated End-Mill Deposited by Hybrid Coating Sistem for Ultra-High Speed Micro Machining, Surface & Coating Technology 202, pp. 5613-5616 Sinha, A. K., 2003, Physical Metallurgy Handbook, McGraw Hill Handbook Sugita, N., Mitsuishi, M., 2009, Specifications for Machining the Bovine Cortical Bone in Relation to its Microstructure, Journal of Biomechanics 42 pp. 2826 2829 9