43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu masa menopause. Subyek pada penelitian ini adalah ibu masa menopause dengan rentang usia 50-60 tahun. Rentang ini berdasarkan masa dari penuaan yang ditandai dengan berhentinya haid yang disebut dengan masa menopause (Sutanto, 2005). Tabel 4.1. Usia Usia Subjek Frekuensi Prosentase (%) 50 tahun 25 35,71 51 tahun 5 7,14 52 tahun 5 7,14 53 tahun 4 5,71 54 tahun 5 7,14 55 tahun 5 7,14 56 tahun 2 2,86 57 tahun 6 8,6 58 tahun 4 5,71 59 tahun 4 5,71 60 tahun 5 7,14 Total 70 100 Sumber: Data dari kecamatan Grogol Petamburan
44 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat prosentase usia ibu masa menopause dengan subyek terbanyak pada usia 50 tahun, yaitu sebesar 35,71% dan subjek prosentase terkecil pada usia 56 yaitu sebesar 2.86%. B. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada ibu masa menopause yang bertempat tinggal di wilayah kecamatan Grogol Petamburan. Penelitian responden mengenai hubungan antara konsep diri dan kecemasan pada ibu masa menopause diperoleh dari 70 orang responden. Dengan cara mengajukan pertanyaan sebanyak 36 (tiga puluh enam) mengenai konsep diri dan 36 (tiga puluh enam) pertanyaan mengenai tingkat kecemasan. Kuesioner ini dibagikan kepada responden dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden akan di analisis hasilnya secara kuantitatif. Setelah lembaran pertanyaan dikembalikan oleh responden, penulis mengolah data hasil tersebut dengan menggunakan rumus product moment correlation. C. Hasil Uji Validitas 1. Uji Validitas Skala Konsep Diri Salah satu instrumen yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah angket yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai suatu hal. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan angket untuk valid dan reliabel. Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
45 kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut (Sugiyono, 2008). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS For windows Release 21.0. Dari hasil perhitungan uji validitas terdapat 26 item yang valid, dan 10 item yang gugur dari total keseluruhan 36 butir soal. Berikut dibawah ini tabel item yang gugur dan valid pada skala konsep diri. Tabel 4.2. Distribusi Item pada Skala Konsep Diri Aspek-aspek Indikator Favourable Unfavourable Jumlah Item Konsep Diri Fisik Konsep Diri Sosial Konsep Diri Moral Konsep Diri Psikologis Penampilan Diri 1, 7 10, 2 4 Kesehatan 5*, 4 8, 12 4 Tubuh 9, 13 20*, 17 Interaksi Individu dengan Keluarga Interaksi Individu dengan Lingkungan 6, 11 25, 29* 14*, 23 18, 27* Kejujuran 15*, 21* 22, 24 Religiusitas 19, 28* 26*, 30 4 Pikiran 16, 31* 33, 36 Perasaan 32, 34 3, 35 4 4 4 4 4 4 *item gugur Total 36
46 2. Uji Validitas Skala Kecemasan Salah satu instrumen yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah angket yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai suatu hal. Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket, yaitu keharusan angket untuk valid dan reliabel. Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu angket dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu angket mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut (Sugiyono, 2008). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS For windows Release 21.0. Dari hasil perhitungan uji validitas terdapat 27 item yang valid, dan 9 item yang gugur dari total keseluruhan 36 butir soal. Berikut dibawah ini tabel item-item yang gugur dan valid pada skala kecemasan. Tabel 4.3. Distribusi Item pada Skala Kecemasan Aspek-aspek (Tingkat Kecemasan) Ringan Sedang Indikator Nomor Item Jumlah Item Respon Fisiologis (tekanan darah naik, mudah 1, 10*, 13* 3 tersinggung, gejala ringan pada lambung). Respon Kognitif (lapangan persepsi luas, 5*, 8, 14* 3 konsentrasi pada masalah). Respon Perilaku dan Emosi (tidak dapat duduk tenang, suara meningkat). 4, 7, 9* 3 Respon Fisiologis (sering menghela nafas, gelisah). 11, 22, 2 3 Respon Kognitif (lapangan persepsi menyempit, fokus pada apa yang menjadi perhatiannya). 3, 15, 18 3
47 Berat Panik Respon Perilaku dan Emosi (bicara banyak dan lebih cepat, sulit tidur). Respon Fisiologis (berkeringat, tegang dan sakit kepala). Respon Kognitif (lapangan persepsi amat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah). 6, 17, 24 3 12, 30, 32 3 16*, 23*, 25 3 Respon Perilaku dan Emosi (perasaan ancaman meningkat). 19, 27, 36* 3 Respon Fisiologis (sakit dada, pucat). 20, 21, 35 3 Respon Kognitif (tidak dapat berpikir logis). 26, 31, 33 3 Respon Perilaku dan Emosi (mengamuk dan marah, ketakutan, kehilangan kendali). 28*, 29, 34 3 Total 36 *item gugur D. Hasil Uji Reliabilitas 1. Hasil Uji Reliabilitas Skala Konsep Diri Nilai reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik (Azwar, 2005). Berdasarkan uji reliabilitas dengan perhitungan statistik alpha cronbach pada program SPSS 21.0 for windows, maka diperoleh skor reliabilitas sebesar 0,704. Karena nilai tersebut diatas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini reliabel.
48 2. Hasil Uji Reliabilitas Skala Tingkat Kecemasan Nilai reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik (Azwar, 2005). Berdasarkan uji reliabilitas dengan perhitungan statistik alpha cronbach pada program SPSS 21.0 for windows, maka diperoleh skor reliabilitas sebesar 0,736. Karena nilai tersebut diatas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini reliabel. E. Analisis Deskriptif Peneliti menggunakan statistik deskriptif berupa mean, nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi untuk mengetahui bagaimana konsep diri dan kecemasan Ibu masa menopause. 1. Deskripsi Konsep Diri Ibu Masa Menopause Perolehan skor hasil perhitungan menunjukkan bahwa skor tertinggi skala konsep diri secara keseluruhan adalah 73 dan skor terendahnya adalah 40 dengan mean sebesar 57,81 dan standar deviasi sebesar 7,408. Berdasarkan hasil kategorisasi menggunakan rumusan statistik, maka diperoleh skor lebih dari 65 untuk tingkat konsep diri yang tinggi, skor kurang dari 51 untuk tingkat konsep diri yang rendah, dan kisaran skor antara 51 sampai 65 untuk tingkat konsep diri sedang. Sebanyak 11 orang memiliki konsep diri yang tinggi, 10 orang memiliki konsep diri rendah, dan sebanyak 49 orang memiliki konsep diri sedang.
49 Tabel 4.4. Kategorisasi Skor Konsep Diri No Pedoman Skor Kategori Frekuensi 1 X ( +1 ) X 65 Tinggi 11 Orang 2 ( -1 ) X < ( +1 ) 51 X < 65 Sedang 49 Orang 3 X < ( -1 ) X < 51 Rendah 10 Orang Total 70 Orang 2. Deskripsi Kecemasan Ibu Masa Menopause Perolehan skor hasil perhitungan menunjukkan bahwa skor tertinggi skala tingkat kecemasan secara keseluruhan adalah 83 dan skor terendahnya adalah 47 dengan mean sebesar 63,91 dan standar deviasi sebesar 8,475. Berdasarkan hasil kategorisasi menggunakan rumusan statistik, maka diperoleh skor lebih dari 72 untuk kecemasan tinggi, skor kurang dari 56 untuk kecemasan rendah, dan kisaran skor antara 56 sampai 72 untuk kecemasan sedang. Sebanyak 13 orang memiliki kecemasan tinggi, 10 orang memiliki kecemasan rendah, dan sebanyak 47 orang memiliki kecemasan sedang. Tabel 4.5. Kategorisasi Skor Kecemasan No Pedoman Skor Kategori Frekuensi 1 X ( +1 ) X 72 Kecemasan Berat 13 Orang 2 ( -1 ) X < ( +1 ) 56 X < 72 Kecemasan Sedang 47 Orang 3 X < ( -1 ) X < 56 Kecemasan Ringan 10 Orang Total 70 Orang F. Uji Normalitas Data Berdasarkan pada tabel 4.10 di atas, yaitu pengujian normalitas, diperoleh hasil bahwa untuk variabel konsep diri menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,670 sedangkan variabel kecemasan menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,485. Hal ini menunjukkan nilai yang dihasilkan lebih besar
50 dari nilai signifikansi 0,05 (> 0,05) jadi, bisa disimpulkan data terdistribusi dengan normal. Dengan demikian konsep diri ibu masa menopause dan kecemasan ibu masa menopause berdistribusi normal. G. Hasil Uji Hipotesis Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis-hipotesis antar variabel yang terdapat di dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode korelasi bivariate melalui software SPSS 21.0 for windows. Pengujian Hipotesis : Ho : Tidak ada hubungan antara konsep diri dan kecemasan pada Ibu masa menopause di Kecamatan Grogol Petamburan. Ha : Ada hubungan antara konsep diri dan kecemasan pada Ibu masa menopause di Kecamatan Grogol Petamburan Tingkat signifikansi sebesar 0,000 berarti p-value 0,000 < alpha 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kecemasan. Hasil perhitungan menggunakan korelasi Karl Pearson Product Moment yakni diperoleh korelasi negatif antara skor total Konsep Diri dan skor total Kecemasan sebesar -0,482. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsep diri Ibu pada masa menopause, maka semakin rendah kecemasannya. Keadaan ini juga berlaku sebaliknya, semakin rendah konsep dirinya, maka semakin tinggi kecemasannya. Skor korelasi ini juga
51 menunjukkan hubungan yang lemah karena perolehan skor <0.5 (Lind, dalam Suharyadi & Purwanto, 2004). H. Analisis dan Hasil Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara konsep diri dengan kecemasan ibu masa menopause, yang artinya apabila konsep diri seseorang rendah maka tingkat kecemasannya tinggi. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan Rostiana (2009) yaitu kecemasan yang muncul pada wanita menopause sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Umumnya mereka tidak mendapat informasi yang benar sehingga dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialami setalah memasuki masa menopause. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri yang bersifat fisiologis terhadap diri individu yang didapatkan oleh individu dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain (Brooks, 2003). Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa mayoritas responden (n=11) memiliki konsep diri tinggi, sedangkan konsep diri rendah sebanyak 10 responden. Pujijogjanti (2004) menyatakan ada tiga peranan penting dari konsep diri sebagai penentu perilaku, yaitu: a. Konsep diri berperan dalam mempertahankan keselarasan batin. Pada dasarnya individu selalu mempertahankan keseimbangan dalam kehidupan batinnya. Bila timbul perasaan, pikiran, dan persepsi yang tidak
52 seimbang atau bahkan saling berlawanan, maka akan terjadi iklim psikologi yang tidak menyenangkan sehingga akan mengubah perilaku. b. Keseluruhan sikap dan pandangan individu terhadap diri berpengaruh besar terhadap pengalamannya. Setiap individu akan memberikan penafsiran yang berbeda terhadap sesuatu yang dihadapi. c. Konsep diri adalah penentu pengharapan individu. Jadi pengaharapan adalah inti dari konsep diri. Konsep diri merupakan seperangkat harapan dan penilaian perilaku yang menunjuk pada harapan tersebut. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri menyebabkan individu menetapkan titik harapan yang rendah. Titik tolak yang rendah menyebabkan individu tidak mempunyai motivasi yang tinggi. Menurut asumsi penulis, mayoritas responden memiliki konsep diri tinggi karena kebanyakan responden telah mengalami menopause lebih dari 2 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwita (2003) bahwa telah lamanya mengalami menopause mempunyai pengaruh terhadap keluhankeluhan psikologis pada masa menopause. semakin lama wanita telah mengalami menopause, maka semakin berkurang keluhan-keluhan psikologisnya karena sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Kecemasan (anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (reality testing ability/rta, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi
53 masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2001). Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa responden (n=47) memiliki tingkat kecemasan sedang diikuti dengan kecemasan ringan (n=10) dan kecemasan berat (n=13). Menurut teori interpersonal, kecemasan timbul dari perasan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik. Tingkat kecemasan ringan yang dialami oleh responden menurut Stuart (2001) berhubungan dengan ketegangan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari sebagai dampak dari penurunan fungsi-fungsi tubuh pada masa menopause. Jadi jika disimpulkan berdasarkan hasil uji korelasi yang telah dilakukan, yaitu dapat dilihat tingkat signifikansi sebesar 0,000 berarti p-value 0,000 < alpha 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Konsep Diri dengan Tingkat Kecemasan. Hal tersebut juga dapat dilihat angka koefisien korelasi antara Konsep Diri (X) dengan Tingkat Kecemasan (Y), adalah -0,482 yang dapat disimpulkan bahwa angka koefisien tersebut menunjukkan adanya korelasi agak lemah antara Konsep Diri dan Tingkat Kecemasan. Sedangkan tanda - menunjukkan bahwa arah hubungan yang berlawanan (berhubungan secara negatif), yaitu semakin tinggi konsep diri maka tingkat kecemasannya rendah. Demikian pula sebaliknya semakin rendah konsep diri maka tingkat kecemasan akan berat.