BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri hiburan saat ini telah menjadi salah satu gaya hidup bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta. Dengan berbagai aktivitas yang padat dan kesibukan yang dialami masyarakat Jakarta setiap harinya serta suasa macet yang terjadi di ruas ruas jalan ibukota, menimbulkan suatu kebutuhan bagi mereka untuk melepaskan penat dan kejenuhan dengan mencari hiburan demi memperoleh kembali kesegaran fisik, mental dan emosional. Industri hiburan adalah suatu industri jasa yang menyajikan berbagai pengalaman menarik yang dapat dinikmati oleh masyarakat, salah satunya adalah industri perfilman, yaitu bioskop. Bioskop adalah suatu perusahaan atau usaha yang bergerak dalam bidang pemutaran film untuk umum atau semua golongan masyarakat dengan pembayaran yang dilakukan pada tempat atau bangunan tertentu. (Biro Pusat Statistik, 1989) Menurut Direktur Perfilman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Syamsul Lussa mengatakan bahwa saat ini jumlah penonton bioskop di tanah air mengalami penurunan dibandingkan tahun 1990 yang mencapai angka 312 juta orang. Pada akhir tahun 2012, jumlah penonton seluruh bioskop di Indonesia hanya sekitar 20% dari tahun 1990, tepatnya 67 juta orang. Akan tetapi jika dilihat dalam 5 tahun terakhir jumlah penonton bioskop tanah air mulai mengalami peningkatan yang cukup baik. 1
2 Tabel 1.1 Jumlah Penonton Bioskop dari tahun 2008 2012 Tahun Jumlah Penonton Bioskop (orang) 2008 43,720,000 2009 48,650,000 2010 49,108,000 2011 50,100,670 2012 67,219,400 Sumber: perfilman.pnri.go.id Perbedaan jumlah penonton pada dekade 90 dengan tahun 2008 2012 ini disebabkan oleh munculnya beberapa alternatif yang dapat dinikmati oleh pencinta film, seperti semakin maraknya perdagangan dvd bajakan, mudahnya melakukan download dari dunia maya, tv kabel, hingga perusahaan elektronik yang mengembangkan produk produk bersifat bring theatre to your home seperti tv LED, home theatre, dan audio system. Beberapa alternatif diatas adalah alasan yang memacu turunnya jumlah penonton di tanah air. Padahal bioskop memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan menonton film di rumah melalui alternatif diatas yaitu kualitas gambar yang lebih baik, ukuran layar yang lebih besar, teknologi sound system yang sangat jernih, serta suasana dan kenyamanan yang memadai. Oleh karena itu, perusahaan bioskop tanah air memerlukan beberapa kiat khusus guna memikat para pelanggannya sehingga mereka merasa puas dan berkeinginan kembali menonton (repeat) di bioskop tersebut. Terdapat suatu merek yang sangat melekat dibenak konsumen sehubungan dengan bioskop di Jakarta, yakni Cinema 21. Hal ini terjadi karena Cinema 21 sudah menjadi pemain utama dalam industri perfilman dan tampak memonopoli pasar dengan banyaknya teater teater Cinema 21 yang tersebar baik di Jakarta dan di berbagai kota kota besar di Indonesia. Dengan menjadi importir dan distributor
3 film Hollywood di Indonesia, Cinema 21 tampak semakin mendominasi dalam industri perfilman di Indonesia. Namun, Cinema 21 bukanlah unit analisis dalam penelitian ini. Peneliti tertarik untuk meneliti pendatang baru dalam industri perfilman di Indonesia yang mampu mengelitik Cinema 21 hingga membuat Cinema 21 menurunkan harga tiketnya sebagai strategi balasan. Perusahaan yang akan dijadikan sebagai unit analisis dalam penelitian ini adalah Blitzmegaplex yang berada di bawah naungan PT Graha Layar Prima. Blitzmegaplex adalah perusahaan yang bergerak dalam industri perfilman yang menyajikan jasa hiburan bioskop di Indonesia. Blitzmegaplex memiliki konsep one entertainment center dengan slogan Beyond Movies. Sebagai pemain yang terbilang baru di belantika industri perfilman Indonesia, Blitzmegaplex mampu menawarkan keunggulan-keunggulan yang belum dimiliki oleh pesaingnya. Keunggulan dari Blitzmegaplex diantaranya adalah minimum tersedia 8 layar (screens) bagi para pengunjung di tiap gerainya. Layar layar tersebut disediakan di masing masing teater dengan teknologi tinggi dan auditorium style theater, yaitu teater yang menyediakan kursi dengan kapasitas 200 400 kursi dalam satu auditorium. Dengan memiliki minimal 8 layar, Blitzmegaplex menyediakan tidak hanya film film Hollywood namun juga film film Asia, Eropa, dan indie Amerika yang layak di tonton dengan waktu tayang yang sangat memadai. Statistik pemutaran film di Blitzmegaplex dalam satu hari mencapai 45 60 pemutaran film. Hal ini cukup untuk menjaring konsumen sebanyak 8.963 pengunjung pada tahun 2007 dan jumlah itu terus meningkat setiap bulannya. (Sumber : Blitzmegaplex) Dengan slogan Beyond Movies, Blitzmegaplex pun menawarkan produk merchandise-nya. Di tiap gerai Blitzmegaplex tersedia lounges, indoor maupun
4 outdoor kafe yang menyediakan makanan dan minuman, digital beat store yang menyediakan koleksi lagu lagu yang disimpan di komputer di gerai tersebut yang bisa dibeli lagunya oleh konsumen, party room, meeting room, dan merchandise store. Bahkan di salah satu lokasinya, Paris van Java, Bandung, Blitzmegaplex memiliki pool room, sementara di gerai lain tersedia karaoke room serta game room. (Sumber : Blitzmegaplex) Dengan konsep berbeda dari pesaingnya, Blitzmegaplex mencoba mengajak konsumen untuk merasakan pengalaman lebih dari menonton film di tiap gerainya. Keunggulan keunggulan tersebut mampu menggelitik kedigdayaan Cinema 21 sebagai pesaing utamanya, hingga membuat Cinema 21 menurunkan harga tiketnya sebagai strategi balasan. Dengan berbagai fasilitas memadai yang diberikan oleh Blitzmegaplex serta tingginya animo masyarakat dalam menonton di bioskop belum tentu menjamin keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan perlu memperhatikan kualitas pelayanan terhadap konsumennya serta berupaya dalam meningkatkan loyalitas konsumen terhadap Blitzmegaplex, dengan memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan harapan konsumen. Persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan yang di terima perlu diketahui oleh perusahaan guna meningkatkan tingkat penjualan tiket bioskop Blitzmegaplex. Selain itu, perusahaan perlu mengetahui loyalitas konsumen terhadap merek yang dibelinya serta alasan yang mendasari konsumen melakukan pembelian pada suatu merek. Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Perceived Quality dan Brand Loyalty Terhadap
5 Purchased Decision pada Blitzmegaplex (Studi Kasus : Pengunjung Blitzmegaplex Central Park pada Periode Mei 2013) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan permasalahannya antara lain : 1. Apakah terdapat pengaruh antara Perceived Quality secara parsial terhadap Purchased Decision pada Blitzmegaplex Central Park Periode Mei 2013? 2. Apakah terdapat pengaruh antara Brand Loyalty secara parsial terhadap Purchased Decision pada Blitzmegaplex Central Park Periode Mei 2013? 3. Apakah terdapat pengaruh antara Perceived Quality dan Brand Loyalty secara simultan terhadap Purchased Decision pada Blitzmegaplex Central Park Periode Mei 2013? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini dapat lebih terarah, maka peneliti membuat batasan batasan sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya memfokuskan pada pengaruh dari Perceived Quality dan Brand Loyalty terhadap Purchased Decision pada Blitzmegaplex Central Park Periode Mei 2013 baik secara parsial maupun secara simultan. 2. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Blitzmegaplex Central Park pada periode Mei 2013.
6 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Perceived Quality secara parsial terhadap Purchased Decision pada Blitzmegaplex Central Park Periode Mei 2013. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Brand Loyalty secara parsial terhadap Purchased Decision pada Blitzmegaplex Central Park Periode Mei 2013. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Perceived Quality dan Brand Loyalty secara simultan terhadap Purchased Decision pada Blitzmegaplex Central Park Periode Mei 2013 1.5 Manfaat Penelitian Pada penelitian ini, manfaat penelitian ini terbagi dalam tiga bagian yakni : 1. Manfaat Akademis Manfaat Akademis dari penelitian ini adalah : a. Menambah wawasan pembaca mengenai Perceived Quality, Brand Loyalty dan Purchased Decision. b. Menambah wawasan mengenai komunikasi pemasaran baik bagi peneliti maupun konsumen. c. Memberikan informasi mengenai pengaruh Perceived Quality terhadap Purchased Decision. d. Memberikan informasi mengenai pengaruh Brand Loyalty terhadap Purchased Decision.
7 2. Manfaat Praktis Manfaat Praktis dari penelitian ini adalah : a. Memberikan beberapa saran bagi perusahaan mengenai pentingnya Perceived Quality dan Brand Loyalty dalam Purchased Decision. b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Blitzmegaplex dalam mempertahankan Perceived Quality dan Brand Loyalty yang ada. 3. Manfaat Umum Manfaat umum dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui perilaku konsumen mengenai Perceived Quality dan Brand Loyalty. b. Untuk mengetahui alasan yang mendasari konsumen dalam melakukan pembelian di Blitzmegaplex. 1.6 Sistematika Penelitian BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian yang menjelaskan mengenai garis besar dari apa yang di teliti. BAB 2 : STUDI PUSTAKA Dalam bab ini menguraikan mengenai beberapa teori teori umum dan teori khusus yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu dalam bab ini akan di jelaskan juga mengenai kerangka pikir dari penelitian ini.
8 BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai pendekatan dan metodologi, metode dan tipe riset, operasionalisasi konsep, perumusan hipotesis, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis dan interpretasi data. BAB 4 : PEMBAHASAN Dalam bab ini akan di uraikan mengenai sejarah perusahaan Blitzmegaplex, visi dan misi dari Blitzmegaplex, struktur organisasi Blitzmegaplex, Job Description, Profil pengunjung Blitzmegaplex Central Park pada periode Mei 2013, Analisa Data dan Implikasi Hasil Penelitian. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai Simpulan dari keseluruhan penelitian ini dan saran yang dapat berguna bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya,