Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10. Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam dan menarik untuk di kembangkan sebagai obyek dan daya tarik

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA. dengan luas wilayah 315 km² atau 5,59% dari luas Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENCARI INVESTOR UNTUK ECO LODGE DI NUSA PENIDA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya, pendidikan serta hubungan-hubungan yang lain dalam usaha ikut

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan devisa untuk membiayai pembangunan Nasional. Amanat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. berintikan tiga segi,yakni segi ekonomis (sumber devisa, pajak-pajak) segi

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

3D2N BALI TOUR PACKAGE (A) Barong - Ubud - Tirta Empul - Kintamani - Sukawati (berlaku sampai 15 Des 2015, minimal 2 orang dewasa)

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, peran pariwisata sangat berpengaruh terhadap

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

Oleh : Pakomius Darnosata Hamon

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan


BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sekitar 4,7 juta pembaca majalah Time yang terbit di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA

BAB I PENDAHULUAN. sektor andalan yang penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan sebagai penghasil

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

Selamat liburan di Pulau Bali...

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (b) meningkatkan kesejahteraan rakyat (c) menghapus kemiskinan, (d) mengatasi pengangguran, (e) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, (f) memajukan kebudayaan, (g) mengangkat citra bangsa, (h) memupuk rasa cinta tanah air, (i) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa dan (j) mempererat persahabatan antar bangsa. Pemerintah Daerah Provinsi Bali melalui Perda Nomor 3 tahun 1974, menetapkan bahwa jenis kepariwisataan yang dikembangkan di daerah Bali adalah Pariwisata Budaya, kemudian diperbarui dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1991, yaitu pada Bab 1, pasal 1 antara lain disebutkan bahwa Pariwisata Budaya adalah salah satu jenis pariwisata yang dalam pengembangannya ditunjang faktor kebudayaan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu. Pada Perda Nomor 3 Tahun 1991, Pasal 3 antara lain dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan pariwisata budaya adalah untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu daya tarik wisata, mempertahankan norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan agama dan kehidupan alam Bali yang berwawasan lingkungan hidup, mencegah dan meniadakan pengaruh-pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan kepariwisataan. 1

2 Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata di antaranya: a) benda - benda yang terdapat di alam semesta seperti; iklim, pemandangan alam, flora dan fauna. b) buatan manusia itu sendiri (man made suplly) berupa benda - benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, monumen bersejarah, museum, kesenian rakyat, acara-acara tradisional, rumahrumah ibadah, c) tata cara hidup masyarakat (the way of life), ( Sukarsa,1999). Allon dkk (2004:25) dalam Byczek (2010) mengemukakan bahwa Pulau Bali mempunyai banyak julukan atau nama seperti : The last of Paradise, The Island of Gods, The Garden of Eden, The Enchanted Isle, The Touristic Shangri- La, and 0ne of The World s Great Romantic Dreams. Nama-nama tersebut sangat cocok dengan keaneka ragaman daya tarik wisata yang ada di Pulau Bali. Kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali dari tahun 2006-2010 mengalami peningkatan, seperti: pada tahun 2006 mencapai 1.260.317 orang, empat tahun berikutnya mengalamai peningkatan sebesar 24,29 % ( tahun 2007 menjadi 1.664.854 orang ), tahun 2008 sebesar 15,49 % menjadi 1.968.892 orang, tahun 2009 sebesar 16,59 % menjadi 2.229.945 orang, kemudian pada tahun 2010 kunjungan wisatawan mengalami peningkatan sebesar 10,57 % menjadi 2.493.050 orang, ( Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2010). Berdasarkan data kunjungan wisatawan yang telah diuraikan tersebut yang menunjukan adanya peningkatan di setiap tahunnya maka, Pemerintah Provinsi Bali perlu memperluas dan mengembangkan daerah tujuan wisata baru. Selain itu bertujuan mengoptimalkan daerah tujuan wisata yang telah berkembang di Bali seperti: daerah wisata Kintamani, Tanah Lot, Bedugul, daerah wisata di Uluwatu.

3 Kabupaten Klungkung yang sudah terkenal dengan objek wisata Goa Lawah, Kerta Gosa, dan Rafting, perlu memperluas wilayah untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata. Dalam hal ini pendekatannya adalah kawasan barat Pulau Nusa Penida yang alamnya masih alami. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali ditetapkan 16 kawasan pariwisata yang tersebar di Kabupaten atau Kota, untuk Kabupaten Klungkung hanya ada satu kawasan pariwisata yaitu terdapat di Kepulaun Nusa Penida yang tersebar di tujuh Desa, seperti: Desa Suana, Batununggul, Ped, Toyapakeh, Lembongan, Jungutbatu dan Desa Sakti. Dari tujuh Desa yang ditetapkan sebagai kawasan pariwisata tersebut, Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu dalam bidang kepariwisataan relatif berkembangan baik. Kecamatan Nusa Penida dengan panjang garis pantai 70 km². Di wilayah Kepulauan Nusa Penida sebagain besar pantainya berpasir putih, keadaan laut yang sangat jernih dengan berbagai jenis ikan warna - warni, terumbu karang yang indah, keadaan alam yang bagus, serta didukung keramahan tamahan masyarakat. Pulau ini memiliki berbagai potensi yang tidak jauh beda dengan daerah lain yang ada di Provinsi Bali. Berdasarkan informasi dari Masyarakat setempat dan Kepala Desa Lembongan, bahwa Pulau Lembongan sudah di kunjungi wisatawan asing sejak awal tahun 1980 - an dengan menggunakan Jukung (Perahu Tradisional) dari Pelabuhan Sanur dan mulai berkembang pada tahun 1991 terbukti dengan

4 berdirinya Wakalauka Resort yang sekarang menjadi Waka Nusa Resort. Pada tahun 1992 mengalami perkembangan kunjungan wisatawan yang datang dengan menggunakan kapal wisata seperti: Bali Hai Cruise dan Bounty Cruise.(Murta Nyoman, wawancara 3 April 2011). Pada tahun 2010 -an pariwisata di Pulau Lembongan sudah mulai mengalami perkembangan pariwisata terbukti dengan berdirinya beberapa villa restaurant, rumah makan, dan Bar. Jumlah hotel, vila, bungalow, restaurant, bar, dan rumah makan yang ada di Pulau Lembongan di lampirankan pada lampiran 6. Pulau Lembongan memiliki pemandangan laut yang indah yang dikenal dengan tiga (3) S yaitu: Sun, Sea, Sand, dan hutan Manggrove. Namun dari segi infrastruktur kurang bagus seperti: akses jalan kurang memadai, potensi sumber daya air belum ditemukan hanya menggunakan air payau, dan menggunakan aliran listrik dari Pulau Nusa Penida. Daya tarik wisata yang sudah ada di Pulau Nusa Penida adalah daya tarik wisata tirta yang yang berdiri sejak tahun 1994 dengan berlabuhnya kapal Quiksilver di Desa Toyapakeh. Wisata tirta yang ada berupa water sport, seperti: snorkelling, diving, parasailling, glass battom, dan water boom, untuk memfasilitasi wisatawan yang berkunjung menggunakan jasa kapal Quiksilver dari Pelabuhan Tanjung Benoa. (PT. Bahari Nusantara, Quiksilver, 2010) Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat dan Kepala Desa Toyapakeh, bahwa perkembangan pariwisata Desa Toyapakeh dari tahun 1994 sampai 2001 tidak memberikan dampak positif terhadap masyarakat Desa Toyapakeh sehingga menimbulkan konflik. Konflik ini terjadi karena beberapa

5 faktor, yaitu: a) tidak ada kontribusi dari kunjungan wisatawan yang masuk ke Desa, b) warga desa tidak dilibatkan sebagai tenaga kerja sejak berlabuhnya kapal Quiksilver dari tahun 1994 sampai tahun 2001 Konflik ini berakhir pada tahun 2002 melalui mediasi antara Kepala Daerah (Bupati), Investor, Camat dan Kepala Desa( Ahmad kabir), serta Tokoh Masyarakat yang bertempat di Kantor Camat Nusa Penida. Hasil mediasi tersebut pihak pengelola Kapal Quiksilver bersedia memenuhi kedua tuntutan dari masyarakat Desa Toyapakeh seperti memberikan dana retribusi dan menerima masyarakat Desa Toyapakeh sebagai tenaga kerja (Ahmada Kabir, wawancara 2 April 2011). Pemilihan kawasan barat Pulau Nusa Penida sebagai lokasi penelitian didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu: (1) kawasan Barat Pulau Nusa Penida memiliki potensi potensi daya tarik wisata yang beraneka ragam, sehingga perlu diidentifikasi tentang keberadaan potensi daya tarik wisata tersebut, (2) tersedianya sumber daya alam, seperti: sumber mata air Penida dan mata air Seganing, (3) kawasan Barat Pulau Nusa Penida infrastrukturnya sudah cukup bagus di bandingkan dengan Pulau Lembongan, (4) Kawasan Barat Pulau Nusa Penida sudah tersedia fasilitas kesehatan dan sudah tersedia sarana pendidikan, (5) kunjungan wisatawan yang meningkat dalam setiap tahunnya. Beberapa faktor yang menghambat pengembangan pariwisata kawasan barat Pulau Nusa Penida seperti; a) masih lemahnya pemahaman masyarakat tentang pariwisata, b) sumber daya alam seperti sumber mata air yang ada di Penida dan di Seganing belum di kelola dengan baik, c) infrastruktur yang telah ada saat ini

6 perlu di tingkatkan lagi, seperti memperbaiki akses jalan raya, d) sumber daya listrik yang ada saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Pulau Nusa Penida sehingga daya listriknya perlu di perbesar lagi. e) kurangnya teknologi informasi seperti internet dan jaringan telepon di Pulau Nusa Penida Upaya pengembangan daya tarik wisata Kawasan Barat Pulau Nusa penida perlu dilakukan dengan cara memanfaatan potensi yang ada dikawasan barat pulau tersebut dan membenahi kekurangan-kekurangan yang ada, serta memanfaatkan berbagai peluang dan mengatasi berbagai kelemahan. Manfaat dari pengembangan daya tarik wisata adalah berkaitan erat dengan pembangunan perekonomian daerah Kabupaten Klungkung pada umumnya dan masyarakat Nusa Penida pada khususnya, serta dapat meningkatkan lapangan pekerjaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Potensi - potensi daya tarik wisata apakah yang ada di kawasan barat Pulau Nusa Penida? 2. Bagaimana faktor internal dan eksternal daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida dalam rangka pengembangannya? 3. Bagaimana strategi dan program pengembangan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida dalam upaya peningakatan pembangunan pariwisata?

7 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan permasalahanya tersebut maka dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu: 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji strategi pengembangan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida. 2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida, dalam rangka pengembangannya. 3. Merumuskan strategi dan program pengembangan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan suatu referensi bagi penelitian yang berkaitan dengan strategi pengembangan daya tarik wisata di daerah lainnya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam mengembangkan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida. 2. Sebagai sumber informasi bagi wisatawan dan masyarakat terhadap jenis-jenis daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida.