BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: (a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi, (b) meningkatkan kesejahteraan rakyat (c) menghapus kemiskinan, (d) mengatasi pengangguran, (e) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, (f) memajukan kebudayaan, (g) mengangkat citra bangsa, (h) memupuk rasa cinta tanah air, (i) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa dan (j) mempererat persahabatan antar bangsa. Pemerintah Daerah Provinsi Bali melalui Perda Nomor 3 tahun 1974, menetapkan bahwa jenis kepariwisataan yang dikembangkan di daerah Bali adalah Pariwisata Budaya, kemudian diperbarui dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1991, yaitu pada Bab 1, pasal 1 antara lain disebutkan bahwa Pariwisata Budaya adalah salah satu jenis pariwisata yang dalam pengembangannya ditunjang faktor kebudayaan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu. Pada Perda Nomor 3 Tahun 1991, Pasal 3 antara lain dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan pariwisata budaya adalah untuk memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu daya tarik wisata, mempertahankan norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan agama dan kehidupan alam Bali yang berwawasan lingkungan hidup, mencegah dan meniadakan pengaruh-pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan kepariwisataan. 1
2 Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata di antaranya: a) benda - benda yang terdapat di alam semesta seperti; iklim, pemandangan alam, flora dan fauna. b) buatan manusia itu sendiri (man made suplly) berupa benda - benda bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, monumen bersejarah, museum, kesenian rakyat, acara-acara tradisional, rumahrumah ibadah, c) tata cara hidup masyarakat (the way of life), ( Sukarsa,1999). Allon dkk (2004:25) dalam Byczek (2010) mengemukakan bahwa Pulau Bali mempunyai banyak julukan atau nama seperti : The last of Paradise, The Island of Gods, The Garden of Eden, The Enchanted Isle, The Touristic Shangri- La, and 0ne of The World s Great Romantic Dreams. Nama-nama tersebut sangat cocok dengan keaneka ragaman daya tarik wisata yang ada di Pulau Bali. Kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali dari tahun 2006-2010 mengalami peningkatan, seperti: pada tahun 2006 mencapai 1.260.317 orang, empat tahun berikutnya mengalamai peningkatan sebesar 24,29 % ( tahun 2007 menjadi 1.664.854 orang ), tahun 2008 sebesar 15,49 % menjadi 1.968.892 orang, tahun 2009 sebesar 16,59 % menjadi 2.229.945 orang, kemudian pada tahun 2010 kunjungan wisatawan mengalami peningkatan sebesar 10,57 % menjadi 2.493.050 orang, ( Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2010). Berdasarkan data kunjungan wisatawan yang telah diuraikan tersebut yang menunjukan adanya peningkatan di setiap tahunnya maka, Pemerintah Provinsi Bali perlu memperluas dan mengembangkan daerah tujuan wisata baru. Selain itu bertujuan mengoptimalkan daerah tujuan wisata yang telah berkembang di Bali seperti: daerah wisata Kintamani, Tanah Lot, Bedugul, daerah wisata di Uluwatu.
3 Kabupaten Klungkung yang sudah terkenal dengan objek wisata Goa Lawah, Kerta Gosa, dan Rafting, perlu memperluas wilayah untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata. Dalam hal ini pendekatannya adalah kawasan barat Pulau Nusa Penida yang alamnya masih alami. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali ditetapkan 16 kawasan pariwisata yang tersebar di Kabupaten atau Kota, untuk Kabupaten Klungkung hanya ada satu kawasan pariwisata yaitu terdapat di Kepulaun Nusa Penida yang tersebar di tujuh Desa, seperti: Desa Suana, Batununggul, Ped, Toyapakeh, Lembongan, Jungutbatu dan Desa Sakti. Dari tujuh Desa yang ditetapkan sebagai kawasan pariwisata tersebut, Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu dalam bidang kepariwisataan relatif berkembangan baik. Kecamatan Nusa Penida dengan panjang garis pantai 70 km². Di wilayah Kepulauan Nusa Penida sebagain besar pantainya berpasir putih, keadaan laut yang sangat jernih dengan berbagai jenis ikan warna - warni, terumbu karang yang indah, keadaan alam yang bagus, serta didukung keramahan tamahan masyarakat. Pulau ini memiliki berbagai potensi yang tidak jauh beda dengan daerah lain yang ada di Provinsi Bali. Berdasarkan informasi dari Masyarakat setempat dan Kepala Desa Lembongan, bahwa Pulau Lembongan sudah di kunjungi wisatawan asing sejak awal tahun 1980 - an dengan menggunakan Jukung (Perahu Tradisional) dari Pelabuhan Sanur dan mulai berkembang pada tahun 1991 terbukti dengan
4 berdirinya Wakalauka Resort yang sekarang menjadi Waka Nusa Resort. Pada tahun 1992 mengalami perkembangan kunjungan wisatawan yang datang dengan menggunakan kapal wisata seperti: Bali Hai Cruise dan Bounty Cruise.(Murta Nyoman, wawancara 3 April 2011). Pada tahun 2010 -an pariwisata di Pulau Lembongan sudah mulai mengalami perkembangan pariwisata terbukti dengan berdirinya beberapa villa restaurant, rumah makan, dan Bar. Jumlah hotel, vila, bungalow, restaurant, bar, dan rumah makan yang ada di Pulau Lembongan di lampirankan pada lampiran 6. Pulau Lembongan memiliki pemandangan laut yang indah yang dikenal dengan tiga (3) S yaitu: Sun, Sea, Sand, dan hutan Manggrove. Namun dari segi infrastruktur kurang bagus seperti: akses jalan kurang memadai, potensi sumber daya air belum ditemukan hanya menggunakan air payau, dan menggunakan aliran listrik dari Pulau Nusa Penida. Daya tarik wisata yang sudah ada di Pulau Nusa Penida adalah daya tarik wisata tirta yang yang berdiri sejak tahun 1994 dengan berlabuhnya kapal Quiksilver di Desa Toyapakeh. Wisata tirta yang ada berupa water sport, seperti: snorkelling, diving, parasailling, glass battom, dan water boom, untuk memfasilitasi wisatawan yang berkunjung menggunakan jasa kapal Quiksilver dari Pelabuhan Tanjung Benoa. (PT. Bahari Nusantara, Quiksilver, 2010) Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat dan Kepala Desa Toyapakeh, bahwa perkembangan pariwisata Desa Toyapakeh dari tahun 1994 sampai 2001 tidak memberikan dampak positif terhadap masyarakat Desa Toyapakeh sehingga menimbulkan konflik. Konflik ini terjadi karena beberapa
5 faktor, yaitu: a) tidak ada kontribusi dari kunjungan wisatawan yang masuk ke Desa, b) warga desa tidak dilibatkan sebagai tenaga kerja sejak berlabuhnya kapal Quiksilver dari tahun 1994 sampai tahun 2001 Konflik ini berakhir pada tahun 2002 melalui mediasi antara Kepala Daerah (Bupati), Investor, Camat dan Kepala Desa( Ahmad kabir), serta Tokoh Masyarakat yang bertempat di Kantor Camat Nusa Penida. Hasil mediasi tersebut pihak pengelola Kapal Quiksilver bersedia memenuhi kedua tuntutan dari masyarakat Desa Toyapakeh seperti memberikan dana retribusi dan menerima masyarakat Desa Toyapakeh sebagai tenaga kerja (Ahmada Kabir, wawancara 2 April 2011). Pemilihan kawasan barat Pulau Nusa Penida sebagai lokasi penelitian didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu: (1) kawasan Barat Pulau Nusa Penida memiliki potensi potensi daya tarik wisata yang beraneka ragam, sehingga perlu diidentifikasi tentang keberadaan potensi daya tarik wisata tersebut, (2) tersedianya sumber daya alam, seperti: sumber mata air Penida dan mata air Seganing, (3) kawasan Barat Pulau Nusa Penida infrastrukturnya sudah cukup bagus di bandingkan dengan Pulau Lembongan, (4) Kawasan Barat Pulau Nusa Penida sudah tersedia fasilitas kesehatan dan sudah tersedia sarana pendidikan, (5) kunjungan wisatawan yang meningkat dalam setiap tahunnya. Beberapa faktor yang menghambat pengembangan pariwisata kawasan barat Pulau Nusa Penida seperti; a) masih lemahnya pemahaman masyarakat tentang pariwisata, b) sumber daya alam seperti sumber mata air yang ada di Penida dan di Seganing belum di kelola dengan baik, c) infrastruktur yang telah ada saat ini
6 perlu di tingkatkan lagi, seperti memperbaiki akses jalan raya, d) sumber daya listrik yang ada saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Pulau Nusa Penida sehingga daya listriknya perlu di perbesar lagi. e) kurangnya teknologi informasi seperti internet dan jaringan telepon di Pulau Nusa Penida Upaya pengembangan daya tarik wisata Kawasan Barat Pulau Nusa penida perlu dilakukan dengan cara memanfaatan potensi yang ada dikawasan barat pulau tersebut dan membenahi kekurangan-kekurangan yang ada, serta memanfaatkan berbagai peluang dan mengatasi berbagai kelemahan. Manfaat dari pengembangan daya tarik wisata adalah berkaitan erat dengan pembangunan perekonomian daerah Kabupaten Klungkung pada umumnya dan masyarakat Nusa Penida pada khususnya, serta dapat meningkatkan lapangan pekerjaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Potensi - potensi daya tarik wisata apakah yang ada di kawasan barat Pulau Nusa Penida? 2. Bagaimana faktor internal dan eksternal daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida dalam rangka pengembangannya? 3. Bagaimana strategi dan program pengembangan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida dalam upaya peningakatan pembangunan pariwisata?
7 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan permasalahanya tersebut maka dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu: 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji strategi pengembangan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida. 2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida, dalam rangka pengembangannya. 3. Merumuskan strategi dan program pengembangan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1.4.1 Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan suatu referensi bagi penelitian yang berkaitan dengan strategi pengembangan daya tarik wisata di daerah lainnya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam mengembangkan daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida. 2. Sebagai sumber informasi bagi wisatawan dan masyarakat terhadap jenis-jenis daya tarik wisata di kawasan barat Pulau Nusa Penida.