ROUTE CHOICE MODEL FOR PAULA RANG - CAWANG CORRIDOR

ROUTE CHOICE MODEL FOR PAULA RANG - CAWANG CORRIDOR

SUMMARY ROUTE CHOICE MODEL FOR PADALARANG - CAWANG CORRIDOR, Zuna, Herry Trisaputra, 1994, Program Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. This thesis deals with an assessment of factors influencing route choice on the Bandung-Jakarta trip. Two possible routes, each a combination of toll and non-toll roads between Padalarang - Cawang were compared : 1) the Puncak route and 2) the Cikampek route. Only light vehicles were considered; buses, heavy vehicles and taxi were not considered due to their captive condition in choosing a route. Two diversion models were selected to analyse the data, namely : 1) a multiplicative model and 2) a binomial logit model. Two types of boundary conditions were aplied to estimate the parameter of the models. Diversion rate was chosen as the response variable while travel time saved, travel time ratio, travel cost ratio and the ratio of travel cost difference to time saved, were chosen as independent variables. Manual counting and license plate matching with 50 percent sampling were the methods of survey used in this study. Surveyors collected the vehicle license plate numbers of at entry and exit points on each route. The survey was carried out on two work days (Tuesday and Wednesday) over a 4 hour period on the morning of each day. Traffic volume on the Puncak route was found to be greater than that on the Cikampek route; light vehicles were dominant on both routes, 54 % of total vehicleson the Cikampek route and 63 % on the Puncak route. More buses choose the Puncak route while more trucks use the Puncak route. The percentages of matching vehicles were 32 on the Cikampek route and 14 on the Puncak route. This may be due to the presence of more destinations on the Puncak route. Plots of diversion rate against the various independendent variables show severe scatter. This may be due to the small amount of data which is representative of only one condition of time and place. R-squared values for all model analyses were found to be very small, ranging from 0.11 to 0.32. This may be caused by the small amount of data that can not be accomodated by the model and the presence of captive in choosing a route. Alternatively time may not be significant factor in route selection, The average travel time difference of 31 minutes between the routes may have little impact on the decision. Other possible route choice decision factors are navigation and habit, convenience, recreation, etc. Other types of non-passive survey such as questionnaire, road side interview, etc, should also be applied in order to ascertain the reasons for choosing a given route. v

RINGKASAN MODEL PEMILIHAN RUTE UNTUK KORIDOR PADALARANG - CAWANG, Zuna, Harry Trisaputra, 1994, Program Sistem dan Teknik Jalan Raya, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung. Thesis ini membahas faktor yang mempengaruhi pemilihan rute pada perjalanan Bandung-Jakarta. Dua rute yang diperbandingkan merupakan kombinasi jalan toll dan nontoll adalah : 1) rute Puncak dan 2) rute Cikampek. Kendaraan yang ditinjau adalah kendaraan ringan, sementara taxi, bus, dan truk tidak ditinjau mengingat kondisi captive dalam memilih rute. Dua model diversi dipilih untuk menganalisa data yaitu : 1) model multiplicative dan 2) model Iogit binom. Dua tipe syarat batas diterapkan untuk mengestimasi nilai parameter. Tingkat diversi dipilih sebagai variabel tetap, sedangkan penghematan waktu tempuh, rasio waktu tempuh, rasio biaya dan biaya per penghematan waktu masing-masing dipilih sebagai variabel tidak tetap. Survey counting secara manual dan plat nomor dengan 50 % sampling dilakukan dalam study ini. Surveyor mengumpulkan data nomor kendaraan pada setiap titik masuk dan keluar masing-masing rute. Survey dilakukan selama 2 hari kerja (Selasa dan Rabu), masing-masing 4 jam sehari pada pagi hari. Volume lalu lintas pada rute Puncak lebih besar dari rute Cikampek, kendaraan ringan merupakan proporsi terbesar, yaitu sebesar 54 % dari total kendaraan pada rute Cikampek dan 63 % pada rute Puncak. Lebih banyak bus menggunakan rute Puncak dan sementara truk menggunakan rute Cikampek. Persentase kendaraan matching adalah 32 % pada rute Cikampek dan 14 % pada rute Puncak. Hal ini disebabkan lebih banyak tujuan pada rute Puncak. Plot data tingkat diversi terhadap berbagai variabel tidak tetap terlihat menyebar. Ini kemungkinan disebabkan kecilnya perolehan data yang hanya menunjukkan satu kondisi tempat dan waktu. Nilai R 2 untuk semua model analisis sangat kecil, nilainya berkisar antara 0.11 sampai 0.32. Hal ini dapat disebabkan kecilnya perolehan data sehingga sulit diakomodasi oleh model yang digunakan dan adanya captive dalam pemilihan rute atau waktu bukanlah merupakan faktor utama dalam pemilihan rute, sesuai dengan kecilnya selisih waktu tempuh antara ke dua rute, 31 menit. Faktor lain yang juga mungkin mempengaruhi pemilihan rute adalah navigasi dan kebiasaan, kenyamanan, rekreasi, dll. Survey tipe lain yang dapat mengakomodasikan alasan pembuat perjalanan memilih rute seperti penggunaan questionnaireatau wawancara pinggir jalan dll patut digunakan. vi