By Group 121 IK-3C IT Telkom Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Superposisi gelombang harmonik

B. LANDASAN TEORI Getaran adalah gerak bolak balik melalui titik keseimbangan. Grafik getaran memiliki persamaan: y= A sin ( ωt +φ o)

LAPORAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

CRO (Cathode Ray Oscilloscope)

JURNAL PRAKTIKUM SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK

PENGENALAN ALAT UKUR DAN KOMPONEN ELEKTRONIKA: OSCILOSCOP

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG LISSAJOUS

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN)

MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS

JUSUSAN AKUNTAN INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kondisi seperti tersebut dapat dikatakan bahwa antara flux (Ф) dan tegangan (e) terdapat geseran fasa sebesar π / 2 radian atau 90 o.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO )

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

Penggunaan Osciloscope Dalam Pengukuran

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES)

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

Makalah pengukuran listrik. osiloskop OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011

Tujuan Mempelajari penggunaan instrumentasi Multimeter, Osiloskop, dan Pembangkit Sinyal Mempelajari keterbatasan penggunaan multimeter Mempelajari ca

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

Percobaan PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO) (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN OSILOSKOP. 13 Desember 2012

COBA PERHATIKAN GAMBAR GRAFIK BERIKUT

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN

Antiremed Kelas 12 Fisika

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I ORDE PERTAMA RANGKAIAN RL DAN RC (E6)

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

BAB GELOMBANG MEKANIK. Pada pembelajaran pertama ini kita akan mempelajari. mekanik.

Laboratorium Telekomunikasi Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

SASARAN PEMBELAJARAN

SMK NEGERI 3 WONOSARI Bid. Keahlian : Dasar

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA

ANALISIS DERET FOURIER UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN FUNGSI GELOMBANG SINUSOIDAL ARUS AC PADA OSILOSKOP

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping.

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC

Gelombang Stasioner Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. gelombang stasioner. (

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Review Hasil Percobaan 1-2

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO)

Gambar 1. Bentuk sebuah tali yang direnggangkan (a) pada t = 0 (b) pada x=vt.

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

MODUL 6 OSILOSKOP DAN FUNGSI GELOMBANG LISTRIK. frekuensi, amplitudo, dan beda fasa dari sinyal tegangan.

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

PENGUKURAN & RANGKAIAN LISTRIK

Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Uji Kompetensi Semester 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN A.

LATIHAN SOAL PERSIAPAN UTS MATERI: GEM, GEL. BUNYI, GEL. BERJALAN, GEL. STASIONER

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

SCOPE METER 700S PENGENALAN TOMBOL

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata. Persamaan Gelombang.

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

Fisika Dasar I (FI-321)

2.1 Zat Cair Dalam Kesetimbangan Relatif

Antiremed Kelas 11 FISIKA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

HAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

METODE MELDE. II. TUJUAN KHUSUS 1. Menentukan laju rambat gelombang pada tali 2. Menentukan laju rambat bunyi dari tegangan dan rapat massa tali

GERAK HARMONIK SEDERHANA

Powered By Upload By - Vj Afive -

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

Lampiran 1. Tabel hasil pengukuran amplitudo gelombang frekuensi 10 khz (Deni, 2007)

LATIHAN UJIAN NASIONAL

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Mutawafaq Haerunnazillah 15B08011

Transkripsi:

By Group 121 IK-3C IT Telkom Bandung

Sigit Wahyu Pratama Andrian Yoga Pratama Husim Rinaldi Husna Aydadenta Rio Hagana Tarigan

Tujuan Praktikum 1. Mengukur frekuensi dan amplitudo getaran harmonik dengan osiloskop 2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop 3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui osiloskop

Dasar Teori Superposisi 2 Getaran Harmonik yang searah Jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar berada dalam satu sumbu getar yang sama ditulis sebagai berikut : Getaran harmonik 1 : x 1 (t) = A 1 cos Getaran harmonik 2: x 2 (t) = A 2 cos

Dasar Teori 1. Jika keduanya bersuperposisi maka akan diperoleh resultan getaran harmonik sebagai berikut : Jika amplitudo berbeda, frekuensi dan fasa awal sama Getaran harmonik 1 : x 1 (t) = A 1 cos Getaran harmonik 2: x 2 (t) = A 2 cos Getaran harmonik resultan :

Dasar Teori 2. Jika amplitudo dan fasa awal berbeda, frekuensi sama Getaran harmonik 1 : x 1 (t) = A 1 cos Getaran harmonik 2: x 2 (t) = A 2 cos Getaran harmonik resultan :

Dasar Teori 3. Jika amplitudo dan frekuensi berbeda, fasa awal sama Getaran harmonik 1 : x 1 (t) = A 1 cos Getaran harmonik 2: x 2 (t) = A 2 cos Ambil = 0 sehingga kedua getaran harmonik menjadi : x 1 (t) = A 1 cos x 2 (t) = A 2 cos Getaran harmonik resultan : X dengan A R R ( t) A A 2 1 R cos A 2 2 R 2A A 1 2 cos2 f A1 sin 2 f 1t A2 arc R tan A1 cos2 f 1t A2 2 f 1 sin 2 f 2t cos2 f 2t

Dasar Teori Superposisi Getaran Harmonik yang saling tegak lurus Jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar yang saling tegak lurus, misalkan sebagai berikut : Getaran harmonik 1 : x (t) = A 1 sin Getaran harmonik 2: y (t) = A 2 sin Getaran harmonik resultannya jika diplot dalam dua sumbu yang saling tegak lurus akan diperoleh gambar Lissajous ( lisa-ju ). Amplitudo, frekuensi dan beda fasa kedua getaran harmonik yang saling bersuerposisi akan menentukan bentuk gambar lissajous yang diperoleh.

Dasar Teori Jika frekuensi kedua getaran harmonik sama Kedua getaran harmonik tersebut misalkan : x (t) = A 1 sin ( 2 ft 1 ) y (t) = A 2 sin ( 2 ft 2 ) Lintasan diperoleh dengan mengeliminasi t antara x (t) dan y (t) Adapun hasilnya : Dimana = disebut beda fase awal Jadi : Bentuk lintasan ditentukan oleh amplitudo masing-masing getaran dan oleh beda fase awalnya, dan dapat berbentuk garis lurus, elips bahkan lingkaran. (irisan kerucut )

Dasar Teori Kalau = 0 ( kedua getaran sefase ) diperoleh garis lurus : Kalau = radian, keduanya dengan kemiringan A2/A1 Kalau = radian atau = radian Diperoleh : yaitu elips tegak (gambar 3) Untuk yang lain diperoleh elips miring

Dasar Teori Jika frekuensi kedua getaran harmonik berbeda Kalau f 1 f 2 diperoleh gambar yang sangat rumit, kecuali apabila f 1 / f 2 berupa perbandingan sederhana seperti 1/2, 1/3, 2/2, 2/3, dll. Gambar - gambar yang diperoleh adalah : 1 1 1 2 1 3 1 4 0 o 45 o 90 o 180 o 220 o 360 o 0 o 30 o 45 o 90 o 135 o 180 o 0 o 15 o 30 o 60 o 90 o 120 o 0 o 15 o 30 o 45 o 60 o 90 o

Dasar Teori Ossiloskop Secara garis besar panel depan osiloskop GOS - 622 dapat dibagi 4 bagian : I. Layar display ( 80 cm x 10cm ) II. Tombol - knop yang mengatur dislay. III. a. Pengatur sweep dan kedudukan b. Pengatur trigger IV. a. Pengatur channel 1; b, Pengatur channel 2; b. Switch pemilih channel dan modus kerja osiloskop. I a III b a IV c b II

Dasar Teori Secara rinci fungsi panel dan modus osiloskop adalah: 1 Layar display 10 Input ch - 2 2 Tombol on - of 11 Input ch 2 Pengatur nilai skala vertikal 3 Pengatur iluminasi 12 Penggeser gambar arah layar horisontal 4 Pengatur fokus 13 Switch pemilih kecepatan horisontal sweep (TIME / DIV) 5 Pengatur intensitas 14 Tombol kalibarasi sweep 6 Getaran 2 V pp ( ' square ' ) 7 Penggeser gambar vertikal 15 Pengatur triggen, kedua knop ini harus selalu terputar habis kekiri 16 Tombol auto harus selalu dalam keadaan tertekan 8 Selektor ch 1 & 2 17 Pemilih channel dan modus kerja osiloskop 9 Pengatur nilai skala vertikal

Prosedur Praktikum A. Mengenal Ossiloskop Persiapan sebelum alat dinyalakan : Tombol - tombol INTENS, FOKUS, ILLUM POS dan kedua tombol POS ditempatkan di kedudukan tengah-tengah. Tombol SWP VAR diputar habis kekanan, dalam keadaan tertekan. Tombiol TIME / DIV sepenuhnya kekiri sampai habis. Switch VERT MODE ke ch -1 ( atau ch-2).

Prosedur Praktikum Kalibrasi Skala Vertikal. Putar Knop nomor 7 ke 1ms; pada layar tampak garis horisontal. Atur hingga tampak tajam jelas ditengah layar. Switch nomor 18 ke ch-1; switch nomor 13 ke AC. Kenop nomor 11 ke 1 volt, tombol kecilnya penuh kekanan (call). Pasang probe kesoket 10 dan kaitkan ujung probe ( magn 1x ) ke output 6 call 2v pp. Pada layar akan tampak gambar gelombang 'square'. Periksa apakah amplitudo gelombang square ini sudah tepat 2v pp.

Prosedur Praktikum Skala vertikal ch -2 a. Pindahkan Probe ke soket 14; switch 17 ke AC ; kenop 15 ke 1 volt ; switch 18 ke ch-2. b. Hubungkan ujung probe dengan magn. 1x ke output 6. Pada layar tampak gambar seperti disamping

Prosedur Praktikum B. Pengukuran frekuensi ( f ) dan Amplitudo ( A ) getaran harmonik OSILATOR: - Atur tombol ATT di tengah; - Tombol mv pp pada posisi 100; - Atur tombol-tombol sebelah kanan sehingga dapat getaran harmonik sederhana sinosoidal 600 HZ OSILOSKOP: - Pasang probe pada ch-1; - Alihkan switch 18 ke ch-1 dan switch 13 ke AC; - Ujung probe ( magn. 1x ) dihubungkan pada OUT osilator demikian pula hubungkan negatipnya. layar - Dengan memutar-mutar kenop 7 dan 11 usahakan agar pada tampak 3-4 sinusoida yang mengisi 3/4 luas layar. Bila gambar 'lari' ; hentikan dengan memutar knop besar trigger 21( tetapi knop kecilnya selalu penuh kekiri )

C. Superposisi 2 Getaran Harmonik yang sejajar Osiloskop : Putar tombol 7 ke 1 ms; tombol 13 ke AC, dan tombol 18 ke Ch-1. Pasang probe ke - 10 Osilator -1 : Prosedur Praktikum Tombol ATT di tengah ; tombol mvpp pada posisi 100 Pasang f 1 600 khz sinusoidal ( atau nilai lain menurut asisten ) Hubungkan probe Ch-1 ke osilator atur f 1 dan ATT hingga pada layar osiloskop tampak 3 sampai 4 sinusoidal dengan amplitudo a = 2 sampai 3 cm, dan tidak bergerak /diam. Catat a1 dan f1. Pindahkan switch 18 ke Ch-2 dan switch 17 ke AC

Osilator -2 : Prosedur Praktikum Tombol ATT di tengah ; tombol mvpp pada posisi 600 Pasang f 2 600 khz sinusoidal Hubungkan probe Ch-2 ke osilator, atur f 2 dan ATT hingga pada layar osiloskop tampak 3-4 sinusoida beramplitudo a = 2-3 cm. Catat a 2 dan f 2. Pindahkan switch 18 ke dual : Kedua getaran f 1 dan f 2 akan tampak bersama : atur hingga f 2 berfrekuensi dan beramplitudo sama dengan f 1 (dan sedapat dapatnya diam). Pindahkan switch 18 ke ADD : Anda akan menyaksikan gelombang sinus dengan frekuensi sama dengan f 1 dan amplitudo yang berubah secara periodik antara 0-2a Ukur a dan f resultan. Bandingkan dengan a 1, a 2, f 1 dan f 2 beri komentar. Ulangi untuk f1 f2 = 6 khz dan sekali lagi untuk 60 khz. Catat hasisilnya. Getaran Harmonik kompleks : Ubah f2 hingga kembali 600 khz ; dan f1 berturut-turut 6 khz dan 60 khz.

D. Superposisi Getaran Harmonik yang saling tegak lurus Cara mendapatkan gambar-gambar Lissajous : OSILATOR - X : Prosedur Praktikum Pilih f x = 80 Hz sinusoidal; amplitudo disesuaikan.( atau nilai lain ditentukan asisten ) OSILOSKOP Ch-1 : Tombol 7 di putar habis ke kiri ; dengan demikian sweep horizontal mati Switch 13 ke AC; 18 ke Ch -1 Pasang probe antara 10 dan osilator X Ubah-ubah amplitudo osilator dan konop 11 ( bila perlu ) hingga pada Osiloskop diperoleh garis horizontal + 6 cm. Matikan sumbu x untuk sementara dengan memindahkan switch 13 dari AC ke GND

OSILATOR - Y disesuaikan. OSILOSKOP Ch -2 : Prosedur Praktikum Pindahkan switch 17 ke AC : Pilih Fy = 80 Hz Sinusoidal; amplitudo Pasang probe ke 2 antara 14 dan osilator -Y Ubah-ubah amlitudo osilator hingga pada layar diperoleh garis vertikal + 6 cm Gambar LISSAJOUS diperoleh dengan memindahkan switch 13 ke AC dengan Fx tetap, ubahlah F y dengan perlahan-lahan sambil mengamati gambar pada layar yang setiap saat berubah. Usahakan gambar yang sesedikit mungkin meliuk. Ulangi untuk perbandingan F x /F y = 1:1 ; 1:2; 1:3; dan 2:3 ( tanya asisten ) Catatan : Gambar-gambar tidak dapat diam, ini disebabkan kedua osilator merupakan 2 sumber getaran yang tidak koheren : beda fase setiap saat berubah/tidak konstan

Data Hasil Pengamatan Praktikum A. Kalibrasi Frekuensi (F) & Amplitudo (A) Generator Audio Percobaan Amplitudo (A) Frekuensi (F) Osilator Osiloskop Osilator Osiloskop 1 0,5 0,5 600 588 2 0,6 0,8 500 500 3 0,4 0,4 400 400 4 0,3 0,2 300 312,5

Data Hasil Pengamatan Praktikum B. Pengukuran Frekuensi Dengan Lissajous

Data Hasil Pengamatan Praktikum B. Pengukuran Frekuensi Dengan Lissajous Fx:Fy Gambar Lissajous

Data Hasil Pengamatan Praktikum B. Pengukuran Frekuensi Dengan Lissajous Fx:Fy Gambar Lissajous

Data Hasil Pengamatan Praktikum B. Pengukuran Frekuensi Dengan Lissajous Fx:Fy Gambar Lissajous

Data Hasil Pengamatan Praktikum C. Superposisi Getaran/Gelombang

Data Hasil Pengamatan Praktikum D. Gelombang Kompleks, F2=600 Hz

Pengolahan Data Amplitudo A osilator = n. A osiloskop

Pengolahan Data

Grafik Pengolahan Data

Pengolahan Data Frekuensi f osilator = n. f osiloskop

Pengolahan Data

Grafik Pengolahan Data

Analisis 1. Pengukuran Amplitudo dan Frekuensi Getaran Harmonik -Jelaskan kembali tabel pengamatan hasil praktikum anda Percobaan Amplitudo (A) Frekuensi (F) Osilator Osiloskop Osilator Osiloskop 1 0,5 0,5 600 588 2 0,6 0,8 500 500 3 0,4 0,4 400 400 4 0,3 0,2 300 312,5

Analisis -Apa yang dimaksud dengan: Amplitudo: Jarak terjauh dari garis kesetimbangan dalam gelombang sinusoide Frekuensi: Banyaknya getaran yang terjadi dalam 1 detik

Analisis -Samakah nilai A dan f osilator dengan osiloskop? Mengapa demikian? Jawab : Berbeda, karena terdapat keterbatasan alat dan pengamat dan rangkaian osilator dan osiloskop yang berbeda

Analisis -Perlukah koreksi untuk skala ch1-ch2? Uraikan jawaban anda Jawab : Tidak perlu, karena skala channel yang dipakai dalam percobaan ini hanya channel 1

Analisis 2. Pengamatan superposisi getaran harmonik yang sejajar - Jelaskan kembali tabel hasil pengamatan

Analisis -Jelaskan hasil pengamatan getaran harmonik kompleks Jawab: Dalam pengamatan kali ini menggunakan frekuensi yang beda orde, yaitu f1= 6kHz dan f2=600 Hz dan gambar yang dihasilkan adalah berupa gelombang yang rapat tetapi masih terdapat renggangan. Saat f1 diganti dengan 60 khz, gambar yang dihasilkan adalah berupa gelombang yang sangat rapat

Analisis 3. Pengamatan superposisi getaran yang saling tegak lurus -Jelaskan kembali hasil pengamatan anda Jawab : Dengan perbandingan fx dan fy yang telah ditentukan maka akan menghasilkan gambar Lissajous yang beragam sesuai dengan perbandingannya

Kesimpulan Keterbatasan pengamat, keterbatasan alat, dan perbedaan rangkaian osilator dan osiloskop berpengaruh terhadap kalibrasi frekuensi dan amplitudo pada generator audio Semakin besar perbandingan antar frekuensi dalam superposisi gerka harmonikn tegak lurus, maka gambar lissajousnya akan semakin komleks Pada gelombang kompleks, semakin besar beda ordenya maka gambar gelombangnya akan semakin rapat

Terima Kasih