BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

Metodologi Penelitian

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

Bab III Metodologi Penelitian

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi, sintesis material konduktor ionik dan uji kinerja material

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

3 Metodologi penelitian

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii UCAPAN SYUKUR DAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

APLIKASI ALUR SINTESIS BARU DALAM PEMBUATAN BIODIESEL MELALUI PROSES HIDROTREATING MINYAK NABATI NON PANGAN MENGGUNAKAN KATALIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

METODOLOGI PENELITIAN

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

III. METODOLOGI. Gambar 5. Reaktor eterifikasi gliserol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala aktivitasnya akan meningkatkan kebutuhan energi di semua

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April s.d Oktober tahun 2009 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan pereaksian hydrocracking minyak nabati dengan menggunakan reaktor batch dan Laboratorium Kimia Instrumen untuk analisis FTIR, AAS dan GCMS, di Gedung JICA lantai 5, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, serta analisis XRD di P3GL, Pasteur. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, diantaranya adalah alat-alat gelas, set alat sentrifugator, pompa vakum, set alat furnace, dan set reaktor, sedangkan instrumen yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini instrumentasi difraksi sinar X XRD Philips X Pert, AAS Perkin Elmer Analyst 100, FTIR 8400 Shimadzu, dan GCMS QP5050A GC 17A dengan kolom DB5MS 30m dan fasa gerak gas Helium. 3.2.2. Bahan Penelitian pada tabel 3.1. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat 31

32 Tabel 3.1 Bahan yang digunakan berikut spesifikasinya Bahan Minyak Bimoli Ni(NO 3 ) 2.6H 2 O Akuades NaOH AgNO 3 Gas H 2 Gas N 2 Bentoint FB Spesifikasi (beli dipasaran) Pro analysis (GR) Merck Teknis Pro analysis (GR) Merck Pro analysis (GR) Merck Certificate of analysis for gas mixed 3 April 2008 Wt / pressure : 150 kg/cm 2 Composition : H 2 89,8% N 2 10,2% BOC GASES Certificate of conformit 15 April 2005 Pressure : 150 A > 99,999% N 2, < 3 ppm O 2, < 2 ppm H 2 O 325 mesh (Ca bentonit) 3.3 Pola Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, meliputi: 1. Aktivasi bentonit 2. Pilarisasi bentonit 3. Uji karakterisasi katalis PILC a. Pengukuran difraksi sinar X (XRD) b. Pengukuran puncak serapan inframerah dengan menggunakan FTIR c. Pengukuran kadar logam nikel dalam katalis PilC dengan menggunakan AAS. 4. Uji aktivitas katalis PILC pada reaksi hydrocracking minyak nabati 5. Analisis kromatogram GC-MS hasil proses hydrocracking minyak nabati.

33 3.4 Tahap Penelitian 3.4.1. Aktivasi Bentonit 20 gram bentonit FB dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml dan ditambahkan 60 ml HCl 1N (1 gram bentonit FB/ 3 ml HCl 1N). campuran diaduk dengan menggunakan magnetik stirer selama 180 menit dengan kecepatan 600 rpm di atas hot plate, dengan 60 menit pertama pengadukan yang disertai pemanasan pada temperatur 80 0 C. Kemudian campuran didiamkan selama 24 jam hingga terbentuk endapan yang kemudian filtrat tersebut dibuang. Campuran hasil pengadukan dan pengendapan dicuci hingga bebas ion klorida dengan akuades bebas ion sebanyak kurang lebih 10 L yang jika telah bebas ion klorida dapat dibuktikan dengan menambahkan larutan AgNO 3 dan tidak terbentuk endapan berwarna putih. Setelah pencucian campuran disentrifugasi dengan kecepatan 300 rpm selama 30 menit dan filtratnya dipisahkan. Endapan yang diperoleh dikeringkan dengan pemanas pada suhu 120 0 C selama 20 jam. 3.4.2. Pilarisasi Bentonit 1. Preparasi Agen Pemilar Dimasukkan 58,2 gram Ni(NO 3 ) 2.6H 2 O ke dalam gelas kimia 1 L. kemudian ditambahkan NaOH 2N hingga volume 240 ml. campuran diaduk kuat di atas hot palte dengan kecepatan 600 rpm dan suhu ruang hingga homogen. Kemudian larutan didiamkan selama 24 jam.

34 2. Proses Interkalasi Bentonit Mula-mula dibuat suspensi bentonit dengan perbandingan bentonit dan akuades sebesar 2% (w/w), dalam penelitian ini menggunakan 20 gram bentonit dalam 1 L, akuades yang diaduk selama 24 jam. Selanjutnya ke dalam suspensi tersebut ditambahkan secara perlahan larutan agen pemilar dengan perbandingan bentonit/ logam agen pemilar sama dengan 10 mmol logam nikel untuk setiap 1 gram bentonit. Campuran diaduk kuat dengan menggunakan megnetik stirer dengan kecepatan 600 rpm selama 24 jam di atas hot plate. Kemudian di aging selama 24 jam, dicuci hingga bebas ion Cl -, dan campuran disaring dengan menggunakan penyaringan vakum, dan dipisahkan filtratnya. 3. Proses Pilarisasi Bentonit Setelah disaring, endapan dikeringkan dalam pemanas dengan suhu 120 0 C selama 20 jam. Kemudian endapan tersebut dikalsinasi pada temperatur 600 0 C selama 5 jam. 3.4.3. Uji Karakterisasi Katalis PILC 1. Difraksi Sinar X (XRD) Sampel dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mortar secara perlahan-lahan. Sampel yang telah halus dicetak pada tempat sample kemudian dimasukkan dalam pusat silinder sinar-x. Kemudian dikenai sinar-x sehingga terjadi difraksi. Difraksi sinar-x dengan XRD Philips X Pert dengan kondisi kerja sebagai berikut :

35 Tabel 3.2 Kondisi Kerja XRD (Difraktometer sinar-x) No. Parameter Instrumen Kondisi Kerja 1 Sudut difraksi 3 o -70 o 2 Anode Material Cu 3 K-Alpha1 [Å] 1.54060 4 Generator Settings 30 ma, 40 kv 5 Scan Type Continuous Analisis pola difraksi sinar-x pada bentonit dilakukan dengan cara membandingkan jarak antar bidang (d) pada bentonit dengan antar bidang (d) monmorillonit standar. Jika harga diantara puncak-puncak difraksi bentonit dan monmorillonit standar relatif sama yaitu memberikan harga d dengan simpangan maksimal ± 0,01 maka puncak-puncak tersebut dihasilkan dari bidang difraksi yang sama. Kemudian dibandingkan pula bentonit sebelum dan setelah terpilar. 2. AAS Analisis sampel dengan menggunakan AAS terlebih dahulu sampel dilarutkan dalam pelarutnya hingga homogen, baru kemudian dianalisis yang hasil karakterisasinya dibandingkan dengan pola serapan larutan standar yang telah terlebih dahulu diketahui, yang dibantu dengan sebuah persamaan garis linear hasil penerapan hukum Lambert-Beer. Pada intinya sampel dibuat menjadi dalam bentuk larutannya yang kemudian diatomisasi menjadi atom netralnya dengan bantuan pembakaran pada suhu sangat tinggi dengan bahan bakar berupa etilen-udara dengan rasio 2:1. Atom-atom netral tersebut ditembakkan suatu sinar dengan panjang

36 gelombang khas dari tiap logam yang akan dianalisis melalui katoda hampa (Hollow Cathode). Atom-atom tersebut akan memberikan pola serapan energi yang berbanding lurus dengan konsentrasi (hukum Lambert-Beert) dari logam yang dianalisis tersebut. 3. FTIR Sampel digerus bersama-sama dengan suatu halida anorganik yang memiliki ikatan ionik sehingga tidak akan menyerap sinar inframerah karena tidak ada vibrasi molekul di dalamnya. Contoh senyawa tersebut adalah NaCl atau KBr. Pada penelitian ini akan menggunakan senyawa KBr. Setelah digerus hingga bercampur sempurna, kemudian dipres pada tekanan 8 hingga 20 ton persatuan luas menjadi cakram tipis atau pelet. Kemudian pelet tersebut dimasukkan ke dalam plat dan kemudian siap ditembak oleh sinar inframerah. Seperti halnya dengan tipe penyerapan energi yang lain, molekul akan tereksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi bila mereka menyerap radiasi inframerah. Penyerapan radiasi inframerah merupakan proses terkuantisasi. Hanya frekuensi tertentu dari radiasi inframerah yang akan diserap oleh molekul. Radiasi dalam kisaran energi ini sesuai dengan frekuensi vibrasi rentangan (stretching) dan vibrasi bengkokan (bending) dari ikatan kovalen pada kebanyakan molekul. Dalam proses penyerapan tersebut, energi yang diserap akan menaikkan amplitudo gerakan vibrasi ikatan molekul. Namun demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua ikatan dalam molekul dapat

37 menyerap energi inframerah, meskipun frekuensi tetap sesuai dengan gerakan ikatan. Hanya ikatan yang memiliki momen dipol (kovalen) yang dapat menyerap radiasi inframerah. 3.4.4. Aplikasi Reaktor untuk Hydrocracking Minyak Nabati Penentuan komposisi gas di dalam reaktor dan perhitungan tentang banyaknya gas yang dibutuhkan untuk reaksi hydrocracking minyak nabati perlu dilakukan sebelum reaktor digunakan pada reaksi hydrocracking lebih lanjut terhadap sampel minyak nabati (minyak bimoli). Perhitungan komposisi gas hidrogen dan nitrogen dalam reaktor diperlukan guna mengetahui berapa tekanan awal yang dibutuhkan dan berapa sirkulasinya sehingga tercapainya kondisi reaksi dapat diramalkan melalui keberadaan gas tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4, komposisi akhir gas di dalam reaktor dapat mencapai 89,05% hidrogen dan 10,95% nitrogen untuk tekanan awal 15 kg/cm 2 ; 89,25% hidrogen dan 10,75% nitrogen untuk tekanan awal 20 kg/cm 2 ; dan 89,36% hidrogen dan 10,64% nitrogen untuk tekanan awal 25 kg/cm 2. Tekanan minimum yang diperlukan untuk reaksi hydrocracking pada ketiga tipe kondisi dapat dilihat pada lampiran 5. Untuk hydrocracking minyak kelapa sawit (sampel minyak bimoli) sebagai minyak nabati yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 50 gram dengan kandungan terbesarnya asam palmitat dan asam 8-oktadekenoat, dibutuhkan tekanan minimum sebesar

38 53,347 kg/cm 2 untuk sampel dalam bentuk asam lemak bebasnya dan 155,212 kg/cm 2 untuk sampel dalam bentuk trigliserida yang masing-masing pada suhu reaksi 250 0 C dan 58,458 kg/cm 2 untuk sampel dalam bentuk asam lemak bebasnya dan 170,057 kg/cm 2 untuk sampel dalam bentuk trigliserida yang masing-masing pada suhu reaksi 300 0 C. Pemasukkan N 2 dengan kemurnian 99,999% ke dalam reaktor dilakukan hingga 4 kali kemudian dimasukkan gas dengan komposisi H 2 89,8% dan N 2 10,2% sebanyak 4 kali, kemudian dimasukkan tekanan awal reaksi bervariasi, dari 15, 20, dan 25 kg/cm 2. Secara skematik, proses yang berlangsung pada tahap pengkondisian awal reaktor diperlihatkan pada gambar 3.1 di bawah ini: Gambar 3.1 Skema pengkondisian awal reaktor

39 Gambar 3.2 Skema pengkondisian alat saat reaksi hydrocracking Tahapan selanjutnya adalah pengkondisian reaktor untuk reaksi hydrocracking. Reaktor yang telah berisi gas hidrogen selanjutnya ditempatkan di atas hot plate ber-stirer dan mantle heater sebagai pemanasnya. Pemisahan tersebut dilakukan dengan maksud agar selain adanya pemanasan dari mantle heater, proses pengadukan sebagai penentu perubahan dapat berlangsung. 3.4.5. Uji Aktivitas Katalis PILC pada Reaksi Hydrocracking Uji aktivitas katalis PILC dilakukan di dalam sebuah reaktor tipe batch, dengan menggunakan gas nitrogen dan hidrogen. Mula-mula dimasukkan katalis sebanyak 0,5 gram dan minyak kelapa sawit sebanyak 50 gram (1% katalis). Kemudian dimasukkan juga batang magnetik stirer 4 cm, kemudian ditutup hingga rapat sempurna.

40 Gambar 3.3 Skema pengisian tekanan awal Reaktor di flush dengan mengalirkan gas N 2 sebanyak 4 kali siklus, dengan tekanan 2 kg/cm 2, kemudian di flush kembali dengan gas H 2 sebanyak 4 kali siklus dengan tekanan 2 kg/cm 2. Setelah yakin di dalam reaktor terdapat H 2 dengan tingkat kemurnian tinggi, reaktor diisi gas H 2 hingga tekanan tertentu selama 2 jam terhitung variabel yang diinginkan telah tercapai. Sesuai dengan variabel-variabel uji aktivitas katalis sebagai berikut: Tabel 3.3 variabel uji aktivitas katalis PILC pada reaksi hydrocracking No Kondisi 1 (t = 250 0 C) Kondisi 2 (t = 300 0 C) 1 P = 23 kg/cm 2 P = 25 kg/cm 2 2 P = 30 kg/cm 2 P = 31 kg/cm 2 3 P = 34 kg/cm 2 P = 28 kg/cm 2 Kemudian zat hasil reaksi disaring dan filtratnya di karakterisasi dengan menggunakan instrumentasi GC MS.

41 3.5 Bagan Alir Kerja 240 ml larutan Ni(NO 3 ) 2.6H 2 O suspensi Bentonit HOMOGENISASI Dilakukan pengadukan hingga homgen. kecepatan = 600 rpm PENCAMPURAN Dilakukan pengadukan (t = 24 jam) Kecepatan = 600 rpm aquades bebas Cl - AGING t = 24 jam T = 26 o C PENYARINGAN VAKUM endapan air cucian mengandung Cl - filtrat AgNO 3 0,01M air cucian PENCUCIAN UJI Ion Cl - endapan bebas Cl - air cucian mengandung CL - H 2 O PENGERINGAN T = 120 o C ; t = 20 jam serbuk KALSINASI T = 600 o C; t = 5 jam Bentonit terpilarisasi Ni UJI AKTIVITAS 1. T (250 0 C) = 23, 30, 35 Kg/cm 2 2. T (300 0 C) = 25, 31,28 Kg/cm 2 Karakteriasasi Hasil GC-MS KARAKTERISASI 1. XRD 2. AAS 3. FTIR PEMBAHASAN Gambar 3.4 Bagan Alir Kerja