BAB I PENDAHULUAN. dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan enzim,yaitu α-amilase, β-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tanaman jagung termasuk keluarga (famili) gramineae, seperti

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. fosil (Meivina et al., 2004). Ditinjau secara global, total kebutuhan energi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga non-pangan. Enzim yang penting dan sering dimanfaatkan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

I. PENDAHULUAN. itu, diperlukan upaya peningkatan produksi etanol secara besar-besaran

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tempe merupakan makanan tradisional khas Indonesia, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam al-qur an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

I. PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan. Air

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

BAB I PENDAHULUAN. minyak bumi pun menurun. Krisis energi pun terjadi pada saat ini, untuk

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissma, Pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri semakin berkurang, bahkan di

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan istilah yang tidak asing lagi saat ini. Istilah bioetanol

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi

PRODUK BIOETANOL DARI PATI MANGGA (Mangifera Indica L.) DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM DAN FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan energi juga mengalami peningkatan. Hal tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alternatif penanganan limbah secara efektif karena dapat mengurangi pencemaran

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissima,pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BIOETANOL DARI BONGGOL POHON PISANG BIOETHANOL FROM BANANA TREE WASTE

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan dalam kehidupan manusia untuk memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

I. PENDAHULUAN. minuman (Saparinto dan Hidayati, 2006). banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah sosis. Data survei independen yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ETANOL DAN KADAR GLUKOSA HASIL FERMENTASI KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

I. PENDAHULUAN. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat

NURUL FATIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

PRESENTASI PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antara kacang-kacangan tersebut, kedelai paling banyak digunakan sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di berbagai negara di belahan dunia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

GAPLEK KETELA POHON (Manihot utillisima pohl) DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

BAB I PENDAHULUAN. sebagian wilayah Asia. Khusus wilayah Asia, penghasil singkong terbesar adalah

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

BAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, kebutuhan terhadap asam laktat tinggi dan diperkirakan

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

BAB I PENDAHULUAN. bakar alternatif pengganti minyak bumi yang terbaru dan lebih ramah lingkungan. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi semakin meningkat dengan peningkatan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. grade industri dengan kadar alkohol %, netral dengan kadar alkohol 96-99,5

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enzim amilase merupakan enzim yang berfungsi memecah pati. Amilase dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan enzim,yaitu α-amilase, β- amilase, dan glukoamilase. Amilase memiliki peran yang sangat besar dalam industri pemanis seperti High Fructose Syrup (HFS) dan beberapa tahun terakhir dalam industri bioetanol. Pada industri pembuatan bioetanol, amilase berfungsi untuk menghasilkan glukosa yang dapat digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi oleh yeast menghasilkan etanol. Penggunaan enzim amilase yang sangat luas pada industri membutuhkan penelitian lebih lagi untuk mencari sumber amilase dari alam. Penelitian tentang pembuatan bioetanol tengah gencar dilakukan oleh berbagai negara di dunia termasuk Indonesia karena bahan bakar dari minyak bumi sudah semakin menipis. Dengan berkembangnya penelitian tentang bioetanol sebagai energi alternatif maka harus dibarengi dengan perkembangan penelitian mengenai bahan baku pada pembuatan bioetanol dan amilase merupakan salah satu bahan baku yang terpenting. Enzim α-amilase, β-amilase, dan glukoamilase digunakan dalam pembuatan bioetanol untuk menghasilkan glukosa dalam waktu yang singkat dan yield yang banyak. Selama ini sumber α-amilase, β-amilase dan glukoamilase yang digunakan 1

masih diimpor sehingga menyebabkan ketergantungan bahan baku. Sumber α- amilase yang banyak digunakan juga masih banyak dari pankreas babi sehingga tidak sesuai dengan peraturan halal di Indonesia dan bermasalah jika diterapkan pada industri makanan. Perlu dilakukan eksplorasi sumber α- amilase, β-amilase dan glukoamilase yang halal dari pangan lokal yang mudah didapatkan di Indonesia seperti kacang-kacangan sehingga negara Indonesia dapat mewujudkan kemandirian pangan dengan mengurangi impor. Kacang-kacangan merupakan tanaman yang banyak ditanam di wilayah Indonesia. Konsumsi kacang-kacangan di masyarakat cukup tinggi dikarenakan dapat menjadi sumber protein nabati yang baik seperti kacang kedelai. Kacang-kacangan yang dalam kondisi biji kering memiliki aktivitas amilase yang sangat rendah. Sedangkan kacang-kacangan yang sedang berkecambah memiliki aktivitas amilase yang lebih tinggi dibanding kacangkacangan biji kering. Kecambah kacang-kacangan adalah penghasil amilase terutama α-amilase yang paling banyak. Proses perkecambahan dapat meningkatkan aktivitas amilase pada kacang-kacangan karena pada saat perkecambahan terjadi perubahan karbohidrat menjadi gula sederhana yang digunakan sebagai sumber energi untuk bertumbuh (Mulyani, 2011). Waktu perkecambahan juga menentukan aktivitas amilase. Seiring bertambahnya hari maka aktivitas amilase pada kecambah akan meningkat lalu kemudian turun ketika sudah memasuki fase pertumbuhan. Karena kecambah tidak lagi menggunakan cadangan makanan sebagai sumber energi melainkan sudah 2

memproduksi makanan dengan fotosintesis sehingga enzim amilase tidak lagi digunakan untuk menghasilkan energi untuk bertumbuh. Dengan berpotensinya kecambah kacang-kacangan sebagai sumber amilase maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas amilase dari kecambah kacang-kacangan. Namun penelitian mengenai sumber α-amilase, β-amilase, dan glukoamilase dari kecambah kacang-kacangan masih belum banyak dilakukan. Penelitian yang sudah adapun hanya berfokus pada sumber α-amilase dan total amilase dari kecambah kacang-kacangan. Kacangkacangan yang digunakan juga hanya sedikit yang terdapat di Indonesia. Seperti penelitian oleh Sunarni dan Patong (2007) yang hanya meneliti aktivitas α-amilase pada kecambah kacang hijau. Pada penelitian Yasmin et al (2008) juga baru meneliti total amilase pada kecambah kedelai kuning. Pada industri pangan digunakan enzim amilase yang spesifik seperti pembuatan pemanis High Fructose Syrup diperlukan enzim amilase yang spesifik yakni α-amilase dan glukoamilase. Pada industri pangan tidak bisa hanya menggunakan amilase total saja karena produk yang dihasilkan lebih spesifik berbeda dengan industri non-pangan seperti industri tekstil atau bioetanol yang bisa menggunakan enzim amilase secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu dilakukan eksplorasi terhadap sumber α-amilase, β-amilase, dan glukoamilase dari kecambah kacang-kacangan yang banyak terdapat di Indonesia. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian mengenai pembuatan bioetanol dan HFS dengan sumber amilase dari kecambah kacangkacangan. 3

1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh waktu perkecambahan terhadap produksi α-amilase, β-amilase, dan glukoamilase pada kecambah kacang-kacangan? 2. Bagaimana variasi aktivitas enzim α-amilase, β-amilase, dan glukoamilase pada kecambah kacang-kacangan? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menentukan waktu perkecambahan yang paling potensial untuk menghasilkan enzim α-amilase, β-amilase dan glukoamilase pada kecambah kedelai hitam varietas DETAM-2, kedelai kuning varietas Anjasmara, kacang hijau varietas VIMA-1, kacang merah, kacang tanah varietas Talam dan kacang koro pedang putih. 2. Mengetahui perbandingan aktivitas enzim α-amilase, β-amilase, dan glukoamilase pada kecambah kacang-kacangan. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Mengetahui pengaruh waktu perkecambahan terhadap aktivitas α- amilase, β-amilase, dan glukoamilase dari kecambah kacang-kacangan. 2. Menemukan sumber baru dari kecambah kacang-kacangan yang memiliki aktivitas α-amilase, β-amilase, dan glukoamilase tinggi sehingga dapat digunakan pada skala industri. 4

5