HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA GURU HONORER DAERAH NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. bila keinginan dan harapannya tersebut tidak dapat tercapai. Psychological well

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN RESILIENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru honorer akan diberhentikan dari status kepegawaiannya.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA SISWA DI SEKOLAH

SURAKARTAA ABSTRAKSI

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SALES PROMOTION GIRL (SPG) LAPANGAN

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

KORELASI ANTARA KONSEP DIRI SOSIAL DENGAN HUBUNGAN SOSIAL (Studi Korelasional terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample. Uji normalitas pada skala subjective well-being

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA GURU HONORER NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI REMAJA DHUAFA DI PANTI ASUHAN SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA LOKUS PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA GURU SMA NEGERI DI KOTA BOGOR

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS 3 SMK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PROFESIONALISME GURU NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. informasi-informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU YANG SUDAH DISERTIFIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP JENJANG KARIR DENGAN KEPUASAN KERJA SKRIPSI

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan. Dalam mencapai Drajat Sarjana S1 Psikologi. Disusun Oleh : ANA ARIFA SARI F

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

Hubungan antara Berpikir Positif dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Akibat Kecelakaan

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB)

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TEACHING STYLE (GAYA MENGAJAR GURU) DENGAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 4 WONOGIRI

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MICROSOFT POWERPOINT DAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PENYELENGGARAAN MGMP TIK DAN PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP KINERJA GURU TIK SMP SE- KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

PERILAKU KONSUMEN REMAJA MENGGUNAKAN PRODUK FASHION BERMEREK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini untuk mendapatkan pekerjaan sangat sulit contohnya

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 1 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN LUWES GADING

PEMETAAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS GURU PG PAUD SE KOTA PEKANBARU

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: KRISTINAWATI A

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTARA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN YANG BELUM BERSERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING SISWA SMA NEGERI 1 BELITANG NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA GURU HONORER DAERAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Agi Septina Nugraheni F 100 100 031 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

iii

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA GURU HONORER DAERAH Agi Septina Nugraheni Wiwien Dinar Pratisti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Seseorang yang memiliki psychological well being yang tinggi akan merasa nyaman, damai, serta bahagia. Seorang guru honorer membutuhkan dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya agar dapat terpenuhi kesejahteraan psikologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan psychological well being pada guru honorer daerah. Metode pengambilan data dengan menggunakan skala psychological well being dan skala dukungan sosial yang kemudian dianalisis menggunakan korelasi product moment. Hasil analisis data diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,395 dengan taraf signifikan 0,005 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang signifikan antara psychological well being dan dukungan sosial. Sumbangan efektif dukungan sosial dengan psychological well being sebesar 15,6%. Berdasarkan hasil analisis, diketahui variabel psychological well being mempunyai (RE) sebesar 59,84 dan (RH) sebesar 47,5 yang menunjukkan kategori tinggi. Sedangkan variabel dukungan sosial mempunyai (RE) sebesar108,62 (RH) sebesar 85 yang menunjukkan kategori tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan psychological well being. Kata kunci : psychological well being, dukungan sosial, guru honorer 1

ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT WITH THE PSYCHOLOGICAL WELL BEING ON REGIONAL HONORARY TEACHER Agi Septina Nugraheni Wiwien Dinar Pratisti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Someone who has a high psychological well being will feel comfortable, peaceful, and always happy. a honorary teacher need of social support from the surrounding environment in order to be fulfilled psychological well being. This research aims to knowing the relationship between social support and psychological well being on a honorary teacher area. The method of collecting data using a scale of psychological well being and social support scale were then analyzed using product moment correlation. Results of data analysis obtained correlation coefficient (r) is 0.395 with significance level is 0.005 (p <0.01) means that there is a significant positive relationship between psychological well being and social support. Effective contribution of social support and psychological well being is 59,84 and (RH) is 47.5 which shows the high category. While social support variables have (RE) is 108.62 (RH) is 85 which indicates the high category. The conclusion from this study is that there is a positive relationship between social support and psychological well being. Keywords: psychological well being, social support, honorary teacher 2

PENDAHULUAN Setiap manusia menginginkan untuk hidup bahagia, sehat dan sejahtera baik fisik maupun psikologis. Seseorang akan merasa bahagia atau sejahtera bila keinginan dan harapan yang diinginkannya dapat tercapai dan akan merasa sedih bila keinginan dan harapannya tersebut tidak dapat tercapai. Psychological well being atau yang sering disebut kesejahteraan psikologi adalah salah satu hal yang penting bagi kehidupan. Seseorang yang memiliki psychological well being yang baik akan merasa nyaman, damai, dan bahagia serta dapat menjalankan fungsinya sebagai manusia secara positif. Berdasarkan berita dari media cetak online yaitu koran sindo yang dengan judul Gaji Guru Honorer Segera Dinaikkan berisi tentang hasil wawancara dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yaitu bapak Anies Baswedan, beliau mengatakan bahwa akan memperjuangkan kesejahteraan guru honorer agar kehidupannya menjadi lebih layak. Menurut bapak Anis, meski kesejahteraan guru PNS semakin meningkat, hal tersebut berbanding terbalik dengan kesejahteraan guru honorer. Sebagian besar guru honorer masih mendapat gaji sekitar Rp500.000 per bulan yang jauh dari kata sejahtera. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistiyo mengenai masalah kesejahteraan dan perlindungan, terutama guru non- PNS, harus ada pengaturan upah yang sesuai dengan upah minimal. Beliau berkata bahwa buruh saja diatur upah minimumnya, masa guru yang mengajar 24 jam seminggu tidak, ungkapnya. Kesejahteraan merupakan hal yang penting dalam mencapai kesuksesan seorang pekerja. Kesejahteraan terdiri dari kesejahteraan fisik dan kesejahteraan psikologis. Kesejahteraan fisik berkaitan dengan kesejahteraan jasmani, sedangkan kesejahteraan psikologis berkaitan dengan apa yang dirasakan individu dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari (Annisa & Zukarnain, 2013). Minimnya kesejahteraan guru honorer telah menyebabkan 3

konsentrasi guru honorer terpecah belah. Pertama seorang guru harus menambah ilmunya dengan cara terus memperbarui wawasan dan berinovasi dengan media, dan cara mengajarnya. Kedua seorang guru honorer dituntut memenuhi kesejahteraan ekonominya dengan melakukan usaha atau kegiatan seperti membuka usaha katering, bimbingan belajar, dan lain-lain. Sarason (dalam Kumalasari, 2012) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang - orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Seorang guru honorer membutuhkan dukungan sosial dari lingkungan sekitar agar dapat terpenuhi kesejahteraan psikologisnya. Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta, guru bantu Rp 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta ratarata Rp 10 ribu per-jam. Dengan pendapatan seperti itu, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari (Nat Menurut Mulyasa (2006) guru honorer adalah guru bantu yang diangkat secara resmi oleh pemerintah untuk mengatasi kekurangan guru PNS. Status kepegawaian guru honorer dinilai kurang jelas karena guru honorer bekerja berdasarkan kontrak, serta tidak mendapatkan fasilitas yang sama dengan guru tetap. Natsir,2007). Psychological well being Psychological well being (kesejahteraan psikologi) menurut Azani (2012) adalah kondisi individu yang ditandai dengan adanya perasaan bahagia, mempunyai kepuasan hidup dan tidak ada gejala depresi. Kondisi tersebut dipengaruhi adanya fungsi psikologi yang positif seperti penerimaan diri, relasi sosial yang positif, mempunyai tujuan hidup, perkembangan pribadi, penguasaan lingkungan dan otonomi. 4

Dukungan sosial Menurut House & Kahn (dalam Iksan, 2013) dukungan sosial didefinisikan sebgai tindakan bersifat membantu yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan instrumental dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi permasalahannya. Berikut adalah kewajiban guru honorer menurut Mulyasa (2006) adalah: 1. Melaksanakan tugas mengajar, melatih, membimbing, dan unsur pendidikan lainnya kepada peserta didik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Melaksanakan tugas-tugas administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Mematuhi segala ketentuan yang berlaku disekolah tempat tugasnya. Dan hak yang dapat diterima oleh guru honorer menurut Mulyasa (2006) adalah : 1. Honor perbulan 2. Cuti berdasarkan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan 3. Perlindungan hukum METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode angket. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologi pada guru honorer daerah, maka dalam penelitian ini digunakan alat ukur berupa skala pengukuran psikologi model likert. Penggunaan skala pada penelitian ini berdasarkan atas karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi yang dikemukakan oleh Azwar (2003), yaitu: 1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. 2. Atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampelnya diambil secara incidental non random sampling yaitu subjek yang 5

digunakan adalah semua guru honorer yang dijumpai oleh peneliti yang bertemu secara kebetulan dan tidak berdasarkan kriteria tertentu, yaitu siapa saja guru honorer yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Penelitian yang dilakukan menggunakan subjek guru honorer yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 110, yang dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: 60 untuk subjek tryout dan 50 untuk subjek penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah psychological well being sebagai variabel tergantung dan dukungan sosial sebagai variabel bebas. Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode statistik. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson. Perhitungan menggunakan teknik analisis statistik korelasi product moment dari pearson dengan program SPSS for windows versi 17.0. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial dengan psychological well being pada guru honorer daerah. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment pearson maka diperoleh hasil nilai koefisien r = 0,395 p = 0.005 (p < 0,01). Hal ini menunjukan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan psychological well being. Dengan demikian artinya dukkungan sosial dapat digunakan sebagai skala untuk mengukur psychological well being.artinya semakin tinggi dukungan sosial yang didapatkan maka semakin tinggi pula psychological well being yang dimiliki guru honorer, sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang didapatkan maka semakin rendah pula psychological bell being yang dimiliki guru honorer. Ketika individu memiliki psychological well being yang baik maka ia mampu berfungsi secara 6

psikologis dengan baik. Dengan demikian, seorang guru honorer optimal dalam mengerjakan segala tugas dan tanggung jawabnya sebagai individu. Seorang guru honorer memiliki hubungan yang positif yang baikdengan orang lain, maka hal ini menunjukan bahwa guru honorer mampu berkomiten dan mampu menguasai lingkungan pekerajaanny (Horn,2014) Berdasarkan hasil analisis kategori diketahui variabel dukungan sosial mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 108,62 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 85 yang berarti dukungan sosial pada subjek tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan idividu yang memperoleh dukungan sosial tinggi dapat menjadikan individu tersebut menjadi lebih sejahtera dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun pada masa yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan mempunyai sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih rendah, sehingga menjadikan individu lebih mampu untuk mengatasi sesuatu dan penuh semangat (Gore (dalam Saputri & Indrawati, 2011)). Kemudian variabel kesejahteraan psikologis memiliki rerata empirik (RE) sebesar 59,54 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 47,5 yang menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis subjek tergolong kategori tinggi. Hal ini ini menunjukkan bahwa berbagai kondisi dapat mempengaruhi kebahagiaan seorang guru honorer antara lain adalah hubungan dengan orang lain yang menyenangkan pemikiran realistis dan kebebasan hidup, keuangan yang memadai, serta kesehatan yang baik (Hurlock, 2011). Hasil analisis menunjukan bahwa sumbangan efektif variabel dukungan sosial terhadap variabel kesejahteraan psikologis menunjukan nilai sebesar 15,6%. Hal ini menunjukan masih terdapat 84,4% variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini dalam mempengaruhi variabel kesejahteraan psikologis pada dukungan sosial. Menurut Ryff & Singer (dalam Kartikasari, 2013) faktor yang lain perlu diperhatikan untuk memahami psychological well being seseorang yaitu: Usia, jenis 7

kelamin, status ekonomi sosial, religiusitas, kepribadian, pernikahan, pengalaman hidup dan intepretasi, latar belakang budaya, Locus of control Pada umumnya individu yang memiliki psychological well being yang tinggi merupakan individu yang mendapatkan dukungan sosial yang baik. Hal tersebut dikarenakan individu mampu menjalin hubungan yang baik pula dengan orang lain (Kim & Neseelroade (2003). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan sangat signifikan antara dukungan sosial dengan psychological well being karena setiap individu membutuhkan bantuan dari orang lain, bantuan tersebut bisa berbentuk materi, kasih sayang dan perhatian sehingga jika hal tersebut terpenuhi maka individu merasa nyaman dan merasa sejahtera. Meskipun kesejahteraan psikologis tidak hanya dipengaruhi oleh variabel dukungan sosial. Namun, ada beberapa keterbatasan dalam penelitian yaitu: 1. Mengenai alat ukur atau alat pengumpul data yang digunakan hanya menggunakan skala sehingga belum mampu menungkap aspek-aspek karakteristik atau variable secara lebih mendalam. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis pada guru honorer daerah. Semakin tinggi dukungan sosial yang dimiliki seorang guru honorer maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis yang dimiliki, demikian pula sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang dimiliki guru honorer, maka semakin rendah kesejahteraan psikologis yang dimiliki. 2. Sumbangan efektif variabel dukungan sosial sebesar 15,6% 8

terhadap psychological well being dan terdapat 84,4% variable lain yang mempengaruhi psychological well being diluar variabel dukungan sosial. Variabelvariabel tersebut antara lain jenis kelamin, status sosial ekonomi, budaya, dan kepribadian. 3. Berdasarkan hasil analisis kategori, diketahui variabel dukungan sosial mempunyai tingkat dukungan sosial yang tergolong tinggi yaitu dapat dilihat dari rerata empirik (RE) 108,62 dan rerata hipotetik (RH) 85. Berdasarkan hasil analisis kategori, diketahui variabel psychological well being mempunyai tingkat psychological well being yang tergolong tinggi yaitu dapat dilihat dari rerata empirik (RE) 59,54 dan rerata hipotetik (RH) 47,5. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi pemerintah, berdasarkan hasil peneltian, diharapkan pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan guru honorer, karena guru honorer merupakan tanggung jawab dari sekolah tempatnya mengajar maka diharapkan pemerintah bisa ikut campur memberikan bantuan untuk sekolah tersebut terutama masalah gaji, agar tidak dibedakan jauh selisihnya dengan gaji guru PNS, dan memberikan kesempatan bagi guru honorer dalam mengikuti sertifikasi guru. 2. Bagi guru honorer, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan mengenai pentingnya dukungan sosial dari orang-orang disekitar subjek yang dapat berpengaruh terhadap psychological well being-nya. Dan subjek diharapkan mempertahankan kesejahteraan yang dimiliki dan selalu menjalin 9

hubungan yang baik dengan orang lain. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan dukungan sosial dan psychological well being. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang digunakan angket atau skala sehingga kurang dapat mengungkap secara mendalam gejala psikologis yang tidak nampak dalam diri individu, oleh karena itu penelitian selanjutnya perlu melengkapi dengan teknik pengumpulan data yang lain, misalnya dengan teknik wawancara, observasi sehingga akan lebih dapat mengungkap secara mendalam kondisi psikologis subyek penelitian khususnya berkaitan dengan dukungan sosial dan psychological well being. DARTAR PUSTAKA Annisa & Zulkarnain.(2013). Komitmen Terhadap Organisasi Ditinjau dari Kesejahteraan Psikologis Pekerja. Insan Vol.15, No.01,54-62. Azwar, S. (2003). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Horn, J.E.V., Tarris, TW., Schsufeli, W.B., & Scheures, P.J.G. (2004). The Structure of occupstional well being: a study among dutch teachers. Journal of ocupational and organizational psychology, 77, 365-375 Hurlock, E.B. (2001). Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga. Kim, J.E. & Nesselroade, J.R. (2003). Relationships among social support, self concept, and wellbeing of older adult: A study of process using dynamic factor models. International journal of Behavioral Development, 27, 49-65 10

Kumalasari, F. & Ahyani, L.N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan.Universitas Muria Kudus.Jurnal Psikologi. Vol.1, No.1 Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Natsir, N.F. (2007). Peningkatan Kualitas Guru dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan. Vol.1, No.1. Saputri, M.A.W & Indrawati, E.S. (2011). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Depresi pada Lanjut Usia yang Tinggal di Panti Wreda Wening Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal Psikologi. Vol.09, No.1 11