JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

dokumen-dokumen yang mirip
Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image. ANALISIS TINGKAT SWASEMBADA WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG5

Sarono Sigit Heru Murti B.S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membutuhkan makanan untuk dapat tumbuh dan melakukan aktivitas sehari-hari.

RIZKY ANDIANTO NRP

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Persebaran Lahan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia Sumber : Badan Koordinasi dan Penanaman Modal

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

ANALISIS KERAPATAN VEGETASI DI KECAMATAN NGAGLIK TAHUN 2006 DAN 2016 MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ESTIMASI PRODUKSI PADI BERBASIS PEMROSESAN CITRA LANDSAT 8 OLI DI KABUPATEN PONOROGO

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Edu Geography

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

III. BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

BAB II METODE PENELITIAN

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

ANALISIS HARGA DAN NILAI LAHAN DI KECAMATAN SEWON DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

A JW Hatulesila. Analisis Spasial Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Penanganan Perubahan Iklim di Kota Ambon. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

Buku Pedoman Pemanfaatan Aplikasi Simotandi. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n

BAB III METODE PENELITIAN

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Geo Image 6 (1) (2017) Geo Image.

Gambar 1. Peta DAS penelitian

ix

BAB I PENDAHULUAN. and R.W. Kiefer., 1979). Penggunaan penginderaan jauh dalam mendeteksi luas

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015

ANALISIS ESTIMASI PRODUKSI LAHAN PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG UNTUK ESTIMASI PRODUKSI PADI BERDASARKAN POLA TANAM DI KABUPATEN BANTUL

LOKASI PENELITIAN 12/20/2011. Latar Belakang. Tujuan. Manfaat. Kondisi Umum

Jurnal Geodesi Undip Agustus 2013

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Jurnal Geodesi Undip APRIL 2014

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Penginderaan Jauh, Citra Landsat 8, Indeks Vegetasi (NDVI, MSAVI2 dan WDRVI) vii

BAB III METODE PENELITIAN

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DENGAN PENGOLAHAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

Perubahan Luasan Mangrove dengan Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh Di Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) ANALISIS SPASIAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN BREBES BAGIAN TENGAH

ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

Gambar 2 Sebaran Sawah Irigasi dan Tadah Hujan Jawa dan Bali

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

Jurnal Geodesi Undip Agustus 2015

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Oleh: Ari August Bagastya Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta. ABSTRAK

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

ANALISIS KERAPATAN VEGETASI PADA KELAS TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LEPAN

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

Evaluasi Indeks Urban Pada Citra Landsat Multitemporal Dalam Ekstraksi Kepadatan Bangunan

Norida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1, Andie Setiyoko 2.

PEMODELAN DINAMIS PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE KOYCK DAN ALMON

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Transkripsi:

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet ESTIMASI PRODUKTIVITAS PADI MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA PANGAN Ahmad Yazidun Nafi Tenaga Ahli CV Tri Karsa Semarang Email : ahmadyazidunnafi@gmail.com Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Desember 2017 Disetujui Januari 2017 Dipublikasikan Januari 2017 Keywords: Remote Sensing, Rice Productivity, Selfsufficiency. Abstract Pati Regency is one of the largest rice-producing areas nationwide. However, data on the productivity of rice plants have been inadequate. So it appears the problem, 1) how the productivity of rice and how to estimate productivity of rice in support of food selfsufficiency program in Pati District? Population rice area Pati regency with Sample 85 points based on the interpretation of NDVI. The sampling method is simple random sampling. The first variable is productivity of paddy and the second variable is rice productivity estimates. The research instrument used questionnaire. Data analysis using the digital image interpretation technique and quantitative descriptive. Comparing the results mean produtivitas rice by BPS with the results of the study (2014) 5.43 with 5.5 tons / ha, the difference of 0.07 tons / ha. Among the data DISPERTANAK with the results of the study (2015) 109480 with 106,188.62 ha / year. There is a difference of 3.00%. So that remote sensing methods utilizing NDVI value in rice plants can be used to estimate the harvest area. Abstrak Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah penghasil beras terbanyak secara nasional. Akan tetapi data tentang produktivitas tanaman padi belum memadai. Sehingga muncul permasalahan, 1)bagaimana produktivitas padi dan bagaimana estimasi produktivitas padi dalam mendukung program swasembada pangan di Kabupaten Pati? Populasi luas sawah Kabupaten Pati dengan Sampel 85 titik berdasarkan hasil interpretasi NDVI. Metode sampling simpel random sampling. Variabel pertama produktivitas padi dan variable kedua estimasi produktivitas padi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan teknik interpretasi citra digital dan analisis kuantitatif deskriptif. Membandingkan hasil rerata produtivitas padi oleh BPS dengan hasil penelitian (2014) 5,43 dengan 5,5 Ton/Ha, selisih 0,07 Ton/Ha. Antara data DISPERTANAK dengan hasil penelitian (2015) 109480 dengan 106188,62 Ha/Tahun. Terdapat selisih 3,00 %. Metode penginderaan jauh memanfaatkan nilai NDVI pada tanaman padi dapat digunakan untuk mengestimasikan luas panen. Alamatkorespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail : jurnal.geografi@mail.unnes.ac.id 112

I. PENDAHULUAN Tanaman padi (Oryza sativa, sp) merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang merupakan sumber karbohidrat yang diperluhkan oleh tubuh manusia. Berdasarkan data statistik nasional bahwa penghasil beras terbanyak berasal dari Pulau Jawa, Salah satunya adalah Kabupaten Pati. Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 59.329 Ha lahan sawah, 44.080 Ha lahan bukan sawah, dan 46.956 Ha lahan bukan pertanian yang tersebar di 21 kecamatan (BPS Kabupaten Pati Tahun 2011). Perbedaan data tentang luas lahan pertanian antara RTRW dengan DISPERTANAK Kabupaten Pati menjadi sebuah permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari data luas sawah menurut RTRW sebesar 59716 Ha dan data dari DISPERTANAK sebesar 59332 Ha. Dengan perbedaan ini dapat menyebabkan perencanaan dalam bidang pertanian menjadi kurang efektif. Maka dari itu perlu adanya data luas sawah yang lebih akurat. Salah satu sumber data yang dapat dimanfaatkan adalah data citra satelit. Citra satelit disamping dapat menyajikan luasan dan pesebaran, juga dapat menyajikan tingkat kehijauan tanaman padi. Menurut Murthy, Theruvengadachari dan Lapan dalam Wahyunto (2006) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kehijauan tanaman (greenness) dengan produktivitas tanaman padi sawah. Berdasarkan teori tersebut produktivitas padi dapat dipetakan menggunakan teknik penginderaan jauh dengan transformasi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Dengan menggunakan teknik penginderaan jauh ini akan memberikan informasi spasial tentang produktivitas tanaman padi di Kabupaten Pati. Sehingga pemerintah dapat memberikan kebijakan agar resiko penurunan produktivitas dapat dikurangi dan memberikan perencanaan yang lebih baik dimasa depan. Kurangnya data tentang produktivitas tanaman padi yang menyediakan informasi secara cepat, akurat, hemat dan efisien turut berperan sebagai salah satu faktor penghambat kurangnya data tentang swasembada pangan. Penggunanaan model regresi linier sederhana dengan memanfaatkan nilai Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan produktivitas tanaman padi di suatu daerah dapat menghasilkan data yang akurat dengan waktu yang relatif cepat. Akan tetapi kebanyakan penelitian yang menggunakan model regresi linier dengan memanfaatkan piksel pada citra satelit tidak melihat ukuran dari piksel tersebut. Untuk mendapatkan nilai estimasi 113

yang lebih akurat perlu adanya perhitungan yang lebih mendetail untuk mengurangi resiko kesalahan pada saat penghitungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan nilai Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dengan produktivitas padi di Kabupaten Pati. Hubungan ini menggunakan model regresi linier sederhana. Tujuan dari penggunaan model ini yaitu untuk mengestimasikan produktivitas tanaman padi. Manfaat dari diketahuinya nilai produktivitas ini akan berdampak pada kebijakan pemerintah dalam program swasembada pangan. II. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah sawah yang ada di Kabupaten Pati. Sampel berjumlah 85 titik yang didasarkan pada hasil interpretasi NDVI. NDVI yaitu suatu index vegetasi yang membandingkan antara band merah dan band inframerah dekat (NIR) yang membuat nilai kecerahan yang diterima sensor satelit akan berbeda. NDVI pada Landsat 8 dapat diperoleh dengan rumus NDVI=(band5- band4)/(band5+band4)). Pengambilan sampel ini menggunakan metode simpel random sampling. Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu produktivitas padi dan estimasi produktivitas padi dalam mendukung program swasembada pangan. Pengambilan data lapangan berupa kuesioner dalam bentuk tabel cek lapangan. Teknik analisis yang digunakan berupa teknik interpretasi citra digital dan analisis kuantitatif deskriptif. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hubungan NDVI dengan Produktivitas Padi Nilai Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan metode setandar dalam membandingkan tingkat kehijauan vegetasi pada data satelit (Wahyunto, dkk, 2006). NDVI di Kabupaten Pati dapat diketahui dengan memasukan rumus NDVI pada citra Landsat 8. Kabupaten Pati teletak pada path 119 dan row 65. Tinggi rendahnya nilai NDVI dipengaruhi oleh rapat tidaknya suatu vegetasi atau tumbuhan. Jika nilai NDVI itu tinggi dapat diperkirakan suatu lokasi tersebut memiliki tumbuhan yang rapat dan sehat. Dan sebaliknya jika nilai NDVI itu rendah maka dapat diperkirakan lokasi tersebut jarang atau tidak rapatnya tumbuhan. Pada perekaman citra tanggal 19 Mei 2014, sekitar 63% atau setara dengan 39.227,92 Ha dari luas sawah di Kabupaten Pati menunjukan nilai NDVI yang tinggi. Sedangkan nilai terendah 114

dengan persentase luas 0,56% merupakan klasifikasi tidak bervegetasi atau tubuh air. Nilai rata-rata index vegetasi menunjukan nilai 0,353762 yang berarti bahwa rata-rata tumbuhan dalam kondisi kehijauan tinggi. Hal ini mengidentifikan bahwa kondisi tanaman padi sedang mengalami fase vegetatif. Dari klasifikasi tersebut juga mengidentifikasikan bahwa tanaman padi yang mendominasi adalah klasifikasi tinggi. Nilai NDVI pada perekaman 20 Juni 2014 menunjukan nilai rata-rata 0,295191. Berdasarkan nilai ini tingkat kehijauan dari tanaman padi sedang berada dalam tingkat kehijauan sedang. Jika diestimasikan umur dari tumbuhan padi berada pada kisaran umur antara 6 sampai 8 minggu setelah tanam. Persebaran umur tanaman padi memiliki pola mengelompok. Pada bagian tengah didominasi umur 4 sampai 6 MST. Nilai NDVI pada tanggal 23 Agustus 2014 menunjukan nilai rata-rata 0,306216. Berdasarkan nilai ini dapat diestimasikan rata-rata umur tumbuhan padi di Kabupaten Pati pada tanggal 23 Agustus 2014 yaitu antara 6 sampai 8 minggu setelah tanam. Tingkat kehijauan dari nilai ini berada pada tingkat kehijauan sedang. Persebaran umur tanaman padi memiliki pola menyebar. Nilai NDVI pada perekaman 22 Mei 2015 menunjukan nilai rata-rata 0,376299. Data ini dapat diestimasikan bahwa umur padi kisaran 8 sampai 13 minggu setelah tanam dengan klasifikasi tingkat kehijauan tinggi. Persebaran tanaman padi memiliki pola mengelompok. Nilai rata-rata NDVI pada perekaman 23 Juni 2015 menunjukan nilai 0,279604. Hal ini menunjukan bahwa citra tersebut sedang berada pada tingkat kehijauan sedang, dengan estimasi umur antara 6 sampai 8 minggu setelah tanam. Persebaran tanaman padi memiliki pola mengelompok. Pada bagian timur ke barat didominasi umur 4 sampai 6 MST. Nilai rata-rata NDVI pada perekaman 10 Agustus 2015 adalah 0,243621. Berdasarkan data rata-rata ini berarti rata-rata tumbuhan yang ditanam di sawah berada dalam tingkat kehijauan rendah. Maka estimasi umur pada perekaman citra ini sekitar 4 sampai 6 minggu setelah tanam. Persebaran tanaman padi memiliki pola menyebar. Nilai rata-rata NDVI pada perekaman 18 Februari 2016 adalah 0,364848. Estimasi umur tanaman padi sekitar 8 sampai 13 minggu setelah tanam. Kondisi seperti ini berarti sawah dalam kondisi dalam puncak fase vegetatif, sehingga sekitar 3 sampai 8 minggu lagi akan terjadi panen. Persebaran tanaman padi memiliki pola mengelompok. 115

Gambar 1. Peta Citra Menggunakan Transformasi NDVI Tahun 2014 Gambar 2. Peta Persebaran sawah Tahun 2014 116

Gambar 3. Peta Citra Menggunakan Transformasi NDVI Tahun 2015 Gambar 4. Peta Persebaran sawah Tahun 2015 117

Rata-rata NDVI pada perekaman citra 10 Mei 2016 dengan nilai 0,382776 berada pada tingkat kehijauan tinggi. Data ini dapat diestimasikan bahwa umur padi kisaran 8 sampai 13 minggu setelah tanam dengan klasifikasi tingkat kehijauan sedang. Dengan berbagai keseragaman yang terjadi sampai ke 73% ini dapat diperkirakan 3 sampai 8 minggu lagi akan terjadi panen jika dalam kondisi normal. Persebaran tanaman padi memiliki pola mengelompok. Terjadi keseragaman warna hijau yang menunjukan tingkat kehijauan tinggi. 3.2 Estimasi Produktivitas Padi dalam Mendukung Swasembada Pangan Dengan memanfaatkan Digital Number (DN) dari suatu citra satelit dapat dilakukan estimasi dalam hal produktivitas suatu tanaman padi. Semakin tinggi nilai DN menunjukan kondisi dan fase yang dilakukan oleh tumbuhan padi. Dengan mengkorelasikan hubungan antara NDVI dengan produktivitas padi akan menghasilkan persamaan. Persamaan ini terbuat dari model regresi linier sederhana. Persamaan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik Hubungan NDVI dengan Produktivitas Padi Dari hasil analisis statistik yang 2. Persamaan tersebut disajikan dalam dilakukan diperoleh persamaan regresi bentuk formula sebagai berikut: linier sederhana antara NDVI dengan Produktivitas (Ton/Ha) = 2,997(NDVI) produktivitas padi di Kabupaten Pati. + 4,109 Persamaan regresi pada umumnya adalah Dengan nilai koofesien variasi Y=a+bX atau Y=bX+a. Hasil regresi linier (R²) = 0,7429 sederhana menggunakan software SPSS dari data tersebut disajikan pada Lampiran R = 0,862 118

Pada persamaan tersebut yang mempengaruhi produktivitas padi. produktivitas (Ton/Ha) merupakan Nilai koefisien R maka dapat diketahui variabel dependent (Y) dan NDVI adalah bahwa hubungan antara NDVI dengan variabel independent (X). Produktivitas produktivitas tanaman padi memiliki padi di Kabupaten Pati dapat diprediksi korelasi yang positif dengan hubungan melalui nilai NDVI. Nilai koofesien yang kuat. variasi (R²) pada persamaan di atas adalah Berdasarkan data dari perekaman 0,74. Nilai ini selanjutnya dirubah kedalam bentuk persen, maka nilai yang diperoleh citra tanggal 19 Mei, 20 Juni dan 23 Agustus 2014. Nilai NDVI dapat dirubah sebesar 74,29%. Nilai 74,29% ini kedalam bentuk polygon dengan mengindikasikan bahwa kontribusi NDVI menggunakan software ArcGIS. Estimasi terhadap produktivitas padi, sedangkan produktivitas padi disajikan dalam Tabel sisanya atau 25,71% merupakan faktor lain 1. Tabel 1. Estimasi Produktivitas Padi Tahun 2014 No. Waktu perekaman Rata-rata Luas (Ha) Estimasi Luas setelah overlay citra (Ton/Ha) (Ton) 1 19 Mei 2014 5,58 39.227,92 218.934,35 2 10 Juni 2014 5,54 21.609,43 119.764,94 63.323,94 Ha 3 23 Agustus 2014 5,53 19.241,26 106.478,09 Sumber: Perhitungan Data, 2016 Nilai estimasi dari produktivitas padi terendah terjadi pada tanggal perekaman citra satelit tanggal 23 Agustus 2014 dengan nilai 106.478,09 Ton. Luas sawah setelah overlay digunakan untuk menentukan luasan yang telah terjadi panen dalam satu periode tanam. Luas yang diperoleh adalah 63.323,94 Ha. Berdasarkan data statistik dari perekaman citra tanggal 22 Mei, 23 Juni dan 10 Agustus 2015 menunjukan pola pertumbuhan tanaman padi dan persebarannya di Kabupaten Pati. Luas sawah tahun 2015 setelah dilakukan konversi dari nilai piksel ke bentuk polygon disajikan kedalam tabel 2. 119

Tabel 2. Estimasi Produktivitas Padi Tahun 2015 No. Waktu perekaman citra Rata-rata (Ton/Ha) Luas (Ha) Estimasi (Ton) Luas setelah overlay 1 22 Mei 2015 5,53 45.313,37 250.757,03 2 23 Juni 2015 5,56 16.450,23 91.404,13 53.094,31 Ha 3 10 Agustus 2015 5,55 10.570,87 58.632,08 Sumber: Perhitungan data tahun 2016 Dari tabel di atas dapat diketahui Berdasarkan data statistik dari nilai estimasi dari produktivitas padi perekaman citra tanggal 18 Februari dan tertinggi terjadi pada perekaman tanggal 10 Mei 2016 menunjukan pola 22 Mei 2015 dengan nilai 250.757,03 Ton. pertumbuhan tanaman padi dan Sedangkan estimasi dari produktivitas padi persebarannya di Kabupaten Pati. Luas terendah terjadi pada tanggal perekaman sawah tahun 2016 setelah dilakukan citra satelit tanggal 10 Agustus 2015 konversi dari nilai piksel ke bentuk dengan nilai 58.632,08 Ton. Sedangkan polygon disajikan kedalam Tabel 3. luas sawah yang telah overlay menunjukan luas 53.094,31 Ha. Tabel 3. Estimasi Produktivitas Padi Tahun 2016 No. Waktu perekaman Rata-rata Luas (Ha) Estimasi Luas setelah citra (Ton/Ha) (Ton) overlay 1 18 Februari 2016 5,61 39.675,64 222.565,93 2 10 Mei 2016 5,59 45.308,48 253.048,67 52.811,88 Ha Sumber: Perhitungan Data 2016 Dari tabel di atas dapat diketahui nilai estimasi dari produktivitas padi tertinggi terjadi pada perekaman tanggal 10 Mei 2016 dengan nilai 253.048,67 Ton. Sedangkan estimasi dari produktivitas padi terendah terjadi pada tanggal perekaman citra satelit tanggal 18 Februari 2016 dengan nilai 222.565,93 Ton. Sedangkan luas sawah yang telah overlay menunjukan luas 52.811,88 Ha. 3.3 Hubungan NDVI dengan Produktivitas Padi Berdasarkan hasil penelitian ini merupakan hasil estimasi produktivitas tanaman padi dengan memanfaatkan citra satelit Landsat 8 di Kabupaten Pati dengan path 119 dan row 65. Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tahun 2014, 2015 dan 2016. Hasil pengklasifikasian dari nilai NDVI di 120

Kabupaten Pati terdiri dari 5 kelas yaitu: tidak bervegetasi/air, kehijauan sangat rendah, kehijauan rendah, kehijauan sedang dan kehijauan tinggi Berdasarkan perhitungan data hasil penelitian antara nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dengan produktivitas padi mengasilkan persamaan yaitu nilai produktivitas (Ton/Ha) setara dengan 2,997(NDVI)+4,629. Persamaan ini menghasilkan nilai kooefisien variasi (R²) 0,7429 yang berarti bahwa 74,29% dari kontribusi NDVI terhadap produktivitas padi, sedangkan sisanya merupakan faktor lain yang mempengaruhi produktivitas padi. Berdasarkan data tersebut, terjadi penyimpangan hasil estimasi berdasarkan hasil pemodelan dengan kondisi yang ada di lapangan. Rata-rata dari simpangan tersebut adalah 0,359 Ton atau setara dengan 6,718% perhektar. Penyebab besarnya simpangan dipengaruhi oleh informasi produktivitas yang merupakan rata-rata seluruh desa di Kabupaten Pati. Nilai estimasi yang diperoleh dari NDVI berdasarkan pengolahan citra satelit LANDSAT 8 setiap daerah (desa) tidak memiliki nilai yang sama atau bervariasi. Perbedaan nilai ini dipengaruhi oleh perbedaan umur tanaman padi, tingkat kesehatan, perbedaan jenis tanaman yang ditanam di sawah dan adanya gangguan (awan) dalam proses pengambilan citra satelit. Dalam kondisi normal, nilai NDVI dengan produktivitas tanaman padi mempunyai hubungan positif. Dampak dari hubungan yang positif ini adalah jika terjadi kenaikan nilai NDVI akan diikuti juga meningkatnya nilai produktivitas tanaman padi. Dan sebaliknya jika terjadi penurunan nilai NDVI akan diikuti juga menurunnya nilai produktivitas tanaman padi. 3.4 Estimasi Produktivitas Padi dalam Mendukung Swasembada Pangan Setelah menghasilkan persamaan regresi linier sederhana di atas, dapat diperoleh suatu nilai estimasi produktivitas tanaman padi di Kabupaten Pati dari tahun 2014, 2015 dan 2016. Hasil dari pengolahan ini berupa peta persebaran sawah berdasarkan tingkat kehijauan. Pada tahun 2014 dilakukan pengolahan citra tanggal 19 Mei, 20 Juni dan 23 Agustus. Estimasi hasil yang didapatkan dalam setahun sebesar 421.667,15 Ton. Selisih dari kedua nilai akan menghasilkan surplus sebesar 283.175,03 Ton. Pada tahun 2015 dilakukan pengolahan citra tanggal 22 Mei, 23 Juni dan 10 Agustus. Estimasi hasil yang 121

didapatkan dalam setahun sebesar 353.549,17 Ton. Selisih dari kedua nilai akan menghasilkan surplus sebesar 215.057,05 Ton. Pada tahun 2016 dilakukan pengolahan citra dengan tanggal perekaman 18 Februari dan 10 Mei. Estimasi hasil yang didapatkan dalam setahun sebesar 354.836,69 Ton. Selisih dari kedua nilai akan menghasilkan surplus sebesar 216.344,57 Ton. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014 telah melakukan perhitungan nilai produktivitas tanaman padi sawah dengan nilai rata-rata produksi 5,43 Ton/Ha. Data ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata produktivitas yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu 5,50 Ton/Ha. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati pada tahun 2015 telah melakukan perhitungan luas panen tanaman padi perkecamatan dengan jumlah hasil sebesar 109.480 Ha/Tahun. Sedangkan nilai estimasi yang dilakukan peneliti pada tahun 2015 menghasilkan nilai 106188,62 Ha. Terjadi selisih 3.291,38 Ha atau setara 3,00 % lebih sempit dari data survei padi oleh DISPERTANAK Tahun 2015. Karena selisih yang terjadi sangat kecil, maka dapat dikatakan bahwa metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan nilai NDVI pada tanaman padi dapat digunakan untuk panen. IV. KESIMPULAN mengestimasikan luas Simpulan yang dalam penilitian ini terdapat hubungan antara produktivitas padi dengan NDVI dengan klasifikasi kuat dengan nilai R sebesar 0,862. Hubungan ini memiliki nilai positif yang berarti jika semakin tinggi produktivitasnya maka akan semakin tinggi juga nilai NDVI. Hubungan ini memiliki nilai positif yang berarti jika semakin tinggi produktivitasnya maka akan semakin tinggi juga nilai NDVI. Estimasi produktivitas tanaman padi sawah di Kabupaten Pati pada tahun 2014 yang diperoleh peneliti lebih besar 0,07 Ton/Ha dibandingkan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati. Saran dalam penelitian ini perlu adanya penelitian lebih lanjut menggunakan`citra penginderaan jauh dengan rentang waktu yang berdektan dan daerah yang mempunyai hasil produksi yang tinggi diharapkan mendapatkan perioritas dalam hal pemanfaatan lahan sawah secara berkelanjutan. V. DAFTAR PUSTAKA Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 1 (revisi). Yogyakarta: Gadjah Mada Press. 122

Wahyunto. 2009. Lahan Sawah di Indonesia sebagai Pendukung Ketahanan Pangan Nasional. Dalam Jurnal Informatika Pertanian Volume 18 Nomor 2. Wahyunto, dkk. 2006. Pendugaan Produktivitas Tanaman Padi Sawah memalui Analisis Citra Satelit. Dalam Jurnal Informatika Pertanian Volume 15. 123