BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan penjelasan sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Secara garis besar Biro Pengelolaan Barang Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerapkan Sistem Pengendalian Internal secara Pervasif meliputi keempat aspek yakni, Rencana Pengendalian Kepegawaian, Rencana Pengendalian Organisasi, Rencana Pengendalian Pengamanan Sumber-sumber Daya, dan Rencana Pengendalian Dokumentasi 2. Secara parsial pengaruh sistem pengendalian internal pervasif Barang Milik Daerah (BMD) yang terdiri dari : rencana pengendalian kepegawaian, rencana pengendalian organisasi, rencana pengendalian pengamanan sumber-sumber daya, dan rencana pengendalian dokumentasi terhadap efektivitas sistem pengadaaan Barang Milik Daerah (BMD) (studi kasus pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat) adalah sebagai berikut : a. Pengaruh rencana pengendalian kepegawaian (X1) berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,113 (11,3%) namun tidak signifikan. 129
130 b. Pengaruh rencana pengendalian organisasi (X2) berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,253 (25,3%) namun tidak signifikan. c. Pengaruh rencana pengendalian pengamanan sumber-sumber daya (X3) berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,317 (31,7%) namun tidak signifikan. d. Pengaruh rencana pengendalian dokumentasi (X4) berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,247 (24,7%) dan signifikan pada 0,038. 3. Secara simultan pengaruh sistem pengendalian internal pervasif Barang Milik Daerah (BMD) yang terdiri dari : rencana pengendalian kepegawaian, rencana pengendalian organisasi, rencana pengendalian pengamanan sumber-sumber daya, dan rencana pengendalian dokumentasi terhadap efektivitas sistem pengadaaan Barang Milik Daerah (BMD) (studi kasus pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat) positif dan signifikan dengan koefisien regresi sebesar 0,775 dan dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 5.2 Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memberikan saran berdasarkan hasil penelitian dan wawancara sebagai berikut : 1. Diketahui bahwa sistem pengendalian internal pervasif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas sistem pengadaan BMD dengan
131 koefisien korelasi sebesar 0,775 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian sistem pengendalian internal pervasif masih perlu ditingkatkan lagi dengan melalui cara sebagai berikut : a. Menetapkan standar kompetensi bagi calon pegawai dalam rangka meningkatkan SDM. Dimana para calon pegawai yang melamar untuk suatu posisi harus betul-betul disaring, diseleksi dan ditempatkan secara hati-hati. b. Instansi diharapkan agar lebih kreatif dalam rangka mempertahankan pegawai yang sudah dianggap memenuhi kualifikasi. Menyesuaikan hak dan kewajiban yang selayaknya diterima oleh pegawai agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya tindak kecurangan yang dilakukan oleh pegawai atau bahkan pegawai memilih untuk berpindah tempat kerja. c. Memberikan pelatihan dan kesempatan meningkatkan pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya kepegawaian diikuti dengan penyelenggaraan penilaian kinerja/kegiatan pengawasan/supervisi kepada pegawai. Dengan demikian, diharapkan tingkat kesalahan pada pegawai akan berkurang sehingga organisasi lebih mudah dalam pencapaian tujuannya. d. Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan pegawai dan mengembangkan rencana-rencana untuk mempertahankan staf pegawai yang berkualitas.
132 e. Menjelaskan uraian jabatan untuk memberikan gambaran mengenai tanggungjawab suatu posisi jabatan dan mengidentifikasi sumbersumber daya yang digunakan dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut. f. Perumusan prosedur dan sosialisasi prosedur yang sesuai dan jelas. Dengan demikian setiap pegawai mengerti benar mengenai prosedur yang seharusnya dijalankan sehingga akan mengurangi tingkat kesalahan maupun tindak kecurangan. g. Memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai yang dapat mendukung pelaksanaan aktivitas yang dilakukan pegawai dalam hal berkaitan dengan pekerjaan dengan baik dan benar. Misalnya, jaringan yang digunakan dalam pelaksanaan e-procurement. 2. Penelitian dengan sudut pandang teori Gelinas ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi instansi dalam meningkatkan efektivitas sistem pengadaan BMD dan meminimalisir tindakan kecurangan, disamping juga mempertahankan sistem yang sudah diterapkan dengan cukup baik. 3. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilaksanakan survey dan penyebaran kuesioner tidak hanya kepada pengelola BMD saja namun juga kepada pengguna BMD serta kepada pihak pengawas. Hal ini dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
133 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidaklah seutuhnya sempurna, melainkan terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut : 1. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga hasilnya sangat ditentukan oleh kejujuran responden, namun untuk mengurangi tingkat kekeliruan peneliti berusaha untuk tidak membiarkan kuesioner berada terlalu lama di pihak responden. Selain itu dilakukan wawancara juga dengan pihak yang terkait penelitian ini untuk memperkuat data yang didapatkan. 2. Adanya keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian ini sehingga responden dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling. Adapun populasinya hanya melihat pada pengelola BMD tidak pada pengguna BMD dan pengawas sehingga hasilnya kurang mewakili kondisi sistem pengendalian internal pervasif BMD terhadap efektivitas sistem pengadaan BMD.