Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

dokumen-dokumen yang mirip
TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK CAIR

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN DAN DORA

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Pemberian Giberelin dan Pupuk TSP

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Bram Arda Bintario Bangun*, Jasmani Ginting, Ferry Ezra Sitepu

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (578) :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

HIDROPONIK TANAMAN SAWI BEDA VARIETAS DENGAN FORMULASI NUTRISI AB MIX DAN FORMULASI RACIKAN SKRIPSI OLEH : VYVIAN W. SIAGIAN / AGROTEKNOLOGI

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN (CAISIM BANGKOK) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Hibrida Terhadap Pemberian Kompos Limbah Jagung dan Pupuk KCl

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

NISBAH BERAT DAUN DAN LUAS DAUN SPESIFIK TANAMAN SAWI AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DI TANAH GAMBUT KOTA PALANGKA RAYA DJOKO EKO HADI SUSILO

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)TERHADAP PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

TANGGAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT KAKAO

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS P-23 TERHADAP BERBAGAI KOMPOSISI VERMIKOMPOS DENGAN PUPUK ANORGANIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

Pengaruh Jenis Media Tanam Dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Awal Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Pada Sistem Hidroponik

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) TERHADAP KONSENTRASI PACLOBUTRAZOL DAN DOSIS PUPUK NPK

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

APLIKASI PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR DARI KULIT PISANG KEPOK UNTUK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

Fakultas Pertanian Universitas Asahan, ISSN

KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

Transkripsi:

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair Responses Growth and Production of Mustard Greens (Brassica juncea L.) to the Addition of Liquid Fertilizer Muhammad Rizky Andry, Ratna Rosanty Lahay*, Revandy I. M. Damanik Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 *Corresponding Author : Email : ratna.rlahay@gmail.com ABSTRACT The objective of this research was acquired of effect on addition of liquid fertilizer of growth and production of mustard greens. Therefor, research has been conducted at experimental field of Agriculture USU (± 25 m asl.) in August-September 2014 using a randomized block design with one factor. that was addition of liquid fertilizer consist of control, basic fertilizer (urea, SP36, KCl), organic liquid fertilizer (1, 2 and 3 ml/l water per plant) and anorganic liquid fertilizer (1, 5, 3, and 4,5 ml/l water per plant). The results showed that 2 and 3 weeks after planting (MST) of plant height, 2, 3, and 5 MST of leaf total, fresh root weight, sell fresh weight be significantly different of addition liquid fertilizer. We recommend that basic fertilizer should be given on mustard greens cultivation, because the results on growth and production of mustard greens was well. Keywords : Mustard Greens, Fertilizer, Liquid Fertilizer ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pada pemberian pupuk cair terhadap pertumbuhan dan produksi sawi. Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian USU (± 25 m dpl) pada Agustus-September 2014 menggunakan rancangan acak kelompok dengan 1 faktor, yaitu pemberian pupuk cair (kontrol, pupuk dasar (Urea, SP36, KCl), pupuk cair organik (1, 2, 3 ml/l air per tanaman) dan pupuk cair anorganik (1, 5, 3, 4, 5 ml/l air per tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman 2 dan minggu setelah tanam (MST), jumlah daun 2, 3, dan 5 MST, bobot akar dan bobot segar jual berbeda nyata pada pemberian pupuk cair. Sebaiknya pemupukan dasar diberikan pada budidaya sawi, dikarenakan hasilnya memberikan pertumbuhan dan produksi yang sangat baik. Kata kunci : Sawi, Pupuk, Pupuk Cair PENDAHULUAN Sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya sawi ke Indonesia diduga pada abad XI bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya (Rukmana, 1995). Produksi sawi di Indonesia meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2012 yaitu 565.636 ton, 562.838 ton, 583.770 ton, 580.969 ton, 594.911 ton per hektar, namun dapat dilihat dari produktivitas tanaman sawi yang mengalami penurunan yaitu 103,6 ton, 99,8 ton, 98,2 ton, 94,4 ton, dan 97,4 ton per hektar (Departemen Pertanian, 2012). Pengembangan budidaya sawi mempunyai prospek baik untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, peningkatan pendapatan negara melalui pengurangan impor dan memacu laju pertumbuhan ekspor. Kelayakan pengembangan budidaya sawi antara lain ditunjukkan oleh adanya keunggulan komparatif kondisi wilayah tropis 1890

Indonesia yang sangat cocok untuk komoditas tersebut (Arinong dkk., 2008). Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor dalam (genetik) dan faktor luar (lingkungan). Beberapa faktor luar yang menentukan, sebagian ada yang dapat dikendalikan oleh manusia antara lain pemupukan. Pemupukan yang efektif adalah yang tepat kuantitas dan kualitas. Tepat kuantitas yaitu tepat dosis pupuknya, sedangkan tepat kualitas meliputi beberapa hal, antara lain :1) tepat unsur hara, pupuk yang diberikan berdasarkan masalah nutrisi yang ada, 2) tepat waktu dan tempat, sehingga dapat tersedia bagi tanaman, dan 3) unsur hara yang diserap digunakan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kuantitasnya (Nabihaty, 2011). Pemberian pupuk kimia harus diimbangi dengan pemberian pupuk organik. Pupuk kimia berperan menyediakan nutrisi dalam jumlah yang besar bagi tanaman, sedangkan bahan organik cenderung berperan menjaga fungsi tanah agar unsur hara dalam tanah mudah dimanfaatkan oleh tanaman untuk menyerap unsur hara yang disediakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia dan bahan organik secara seimbang akan meningkatkan produktivitas tanah sehingga mendukung pertumbuhan tanaman (Yuwono, 2007). Supermes merupakan pupuk cair organik dengan konsentrasi tinggi yang sangat menggairahkan pertumbuhan jasad-jasad mikro organisme dalam tanah, mempercepat proses pembentukan humus dan memperbaiki struktur tanah dengan. Kandungan unsur dalam Supermes yaitu 18,5% N, 3,5% P2O5, 3,5% K2O (Anonim, 2013). Masuknya unsur hara ke tanaman tidak saja melalui akar tapi dapat juga langsung melalui daun. Organ sel-sel daun yang berperan penting dalam penyerapan hara melalui daun adalah stomata (Damanik dkk., 2011). Bayfolan adalah pupuk cair anorganik yang mengandung antara lain: 11% N, 10% P2O5, 6% K2O, yang pemakaiannya diaplikasikan ke daun tanaman. Biasanya pupuk daun ini diaplikasikan pada tanaman sayur-sayuran (Novizan, 2002). Pemupukan lewat daun umumnya dilakukan dengan cara melarutkan pupuk tersebut ke dalam air lalu larutan pupuk disemprotkan ke permukaan daun. Meskipun pupuk daun baik untuk tanaman semusim berumur pendek, tetapi pada taraf tertentu dapat juga pupuk itu diaplikasikan pada tanaman berumur panjang atau tanaman yang berbunga atau berbuah (Prihmantoro, 2003). Berdasarkan uraian di atas dalam upaya menghasilkan tanaman sawi yang berkualitas dengan pemberian pupuk cair, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) terhadap Pemberian Pupuk Cair. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, pada bulan Agustus sampai September 2014. Bahan yang digunakan adalah benih sawi varietas Tosakan cap Panah Merah, tanah top soil, kompos, pupuk Urea, SP36, KCL, Supermes (Sumber pupuk cair organik), Bayfolan (Sumber pupuk cair anorganik), polibag 5 kg, label sampel, insektisida (bahan aktif Deltamethrin 25 EC), fungisida (bahan aktif Mankozeb 80 %), dan bahan pendukung lainnya. Alat yang digunakan adalah karung goni, cangkul, gelas ukur, gembor, ember, handsprayer, tugal, plank penelitian, gunting, timbangan analitik, kalkulator, meteran, dan alat pendukung lainnya. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan perlakuan, yaitu: K0 = Kontrol (tanpa dipupuk) K1 = Pupuk dasar (0,6 g Urea/tanaman, 0,4 g SP36/tanaman, 0,4 g KCl/tanaman) S1 = 1 ml/l air (Supermes) S2 = 2 ml/l air (Supermes) S3 = 3 ml/l air (Supermes) B1 = 1,5 ml/l air (Bayfolan) B2 = 3 ml/l air (Bayfolan) B3 = 4,5 ml/l air (Bayfolan). 1891

Penelitian dimulai dengan penyemaian benih, persiapan lahan, persiapan media tanam, pindah tanam, aplikasi perlakuan, penyiraman, penyulaman, penjarangan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, kemudian panen. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pada 2 dan 3 minggu setelah tanam (MST), jumlah daun pada 2, 3, dan 5 MST, bobot akar, dan bobot segar jual. Parameter pada tahap I meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah klorofil daun (unit/6 mm 3 ), bobot total biomassa (g), bobot akar (g), bobot segar jual (g) dan indeks panen. Tinggi Tanaman (cm) ragam tinggi tanaman 2, 3, 4, dan 5 MST dapat dilihat pada Lampiran 3-10. Pemberian pupuk cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 dan 3 MST, dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 4 dan 5 MST yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. tinggi tanaman 2, 3, 4, dan 5 MST (cm) pada pemberian pupuk cair. Waktu Pengamatan 2 MST K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 12.05 b K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 21.91 a 11.23 bc 13.43 b 8.64 c 10.60 bc 11.37 bc 10.82 bc 3 MST K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 17.51 bc K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 29.73 a 15.39 bc 16.94 bc 12.28 c 15.99 bc 18.71 b 14.86 bc 4 MST K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 20.85 K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 31.03 19.99 23.00 15.61 21.33 24.00 22.68 5 MST K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 25.74 K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 56.90 25.83 19.31 21.10 23.29 1892

29.67 29.05 Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Nyata Terkecil. Pada 2 MST, pemberian pupuk cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tanaman sawi tertinggi yaitu pada perlakuan K1 (21.91 cm), sedangkan yang terendah pada perlakuan S3 (8.64 cm). K1 berbeda nyata terhadap seluruh perlakuan sedangkan pada S3 berbeda nyata terhadap S1, B1, B2, dan B3. Sedangkan pada pada 3 MST, pemberian pupuk cair juga berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Tanaman sawi tertinggi yaitu pada perlakuan K1 (29.73 cm), sedangkan yang terendah pada perlakuan S3 (12.28 cm). K1 berbeda nyata terhadap seluruh perlakuan sedangkan S3 berbeda tidak nyata terhadap K0, S1, S2, B1 dan B3. Pada peubah amatan tinggi tanaman 2 dan 3 minggu setelah tanam (MST) (Tabel 1), pemberian pupuk dasar Urea, SP36, KCl (K1) memberikan hasil rataan tinggi tanaman tertinggi yaitu 21.91 cm dan 29.73 dibandingkan dengan tanpa pemupukan dan perlakuan pupuk cair. Hal ini disebabkan karena pada pupuk dasar (Urea, SP-36 dan KCl) memiliki kandungan hara yang lebih tinggi, sehingga kebutuhan hara tanaman sawi dapat terpenuhi dengan baik. Aplikasi pupuk dasar melalui akar juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi hara dapat dengan mudah diabsorbsi tanaman dibandingkan dengan pupuk cair yang diaplikasikan melalui daun yang rentan terhadap penguapan. Hal ini sesuai dengan Fransisca (2009) yang menyatakan bahwa faktor penguapan larutan pupuk akibat tingginya suhu harus menjadi pertimbangan saat aplikasi pupuk cair. Karena jika penguapan terjadi maka hara yang dibutuhkan tanaman tidak dapat terpenuhi (defesiensi hara) yang berpengaruh pada terhambatnya pertumbuhan tanaman. Gambar 1. Tinggi Tanaman dari 2 sampai 5 MST pada Pemberian Pupuk Cair 1893

Jumlah Daun (helai) ragam jumlah daun 2, 3, 4, dan 5 MST dapat dilihat pada Lampiran 11-18. Pemberian pupuk cair berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 2, 3, dan 5 MST, dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun 4 MST. jumlah daun 2, 3, 4, dan 5 MST pada pemberian pupuk cair dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. jumlah daun 2, 3, 4, dan 5 MST (helai) pada pemberian pupuk cair. Waktu Pengamatan 2 MST K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 3.33 bc K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 4.53 a 3.53 b 2.87 bc 2.73 c 3.00 bc 3.47 b 3.40 bc 3 MST K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 4.60 b K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 7.60 a 4.67 b 4.87 b 3.80 b 3.53 b 4.47 b 5.20 b 4 MST K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 5.43 K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 8.20 4.93 5.10 3.53 4.53 5.32 5.90 5 MST K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 6.85 c K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 11.13 a 7.13 c 9.78 ab 6.40 c 7.06 c 7.97 bc 6.95 c Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kelompok kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Nyata Terkecil. Pada 2, 3 dan 5 MST, pemberian pupuk cair berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Pada 2 MST jumlah daun sawi tertinggi yaitu pada perlakuan K1 (4.53 helai), sedangkan yang terendah pada perlakuan S3 (2.73 helai). K1 berbeda nyata 1894

terhadap seluruh perlakuan sedangkan perlakuan S3 berbeda tidak nyata dengan K0, S2, B1 dan B3. Pada 3 MST Jumlah daun sawi tertinggi yaitu pada perlakuan K1 (7.60 helai), sedangkan yang terendah pada perlakuan B1 (3.53 helai). K1 berbeda nyata terhadap seluruh perlakuan sedangkan perlakuan B1 berbeda tidak nyata dengan seluruh perlakuan kecuali K1. Dan pada 5 MST Jumlah daun sawi tertinggi yaitu pada perlakuan K1 (11.13 helai), sedangkan terendah pada perlakuan S3 (6.40 helai). K1 dan S2 berbeda tidaknya nyata sedangkan S3 berbeda tidak nyata dengan K0, S1, B1, B2, dan B3. Pada peubah amatan jumlah daun 2, 3, dan 5 MST (Tabel 2), pemberian pupuk dasar Urea, SP36, KCl (K1) memberikan hasil rataan jumlah daun tertinggi yaitu 4.53 helai, 7.60 helai dan 11.13 helai dibandingkan dengan. tanpa pemupukan dan perlakuan pupuk cair. Hal ini disebabkan karena pupuk dasar (Urea, SP-36 dan KCl) memiliki kandungan hara yang lebih tinggi, sehingga kebutuhan hara tanaman sawi dapat terpenuhi dengan baik. Aplikasi pupuk dasar melalui akar juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi hara dapat dengan mudah diabsorbsi tanaman dibandingkan dengan pupuk cair yang diaplikasikan melalui daun yang rentan terhadap penguapan. Hal ini sesuia dengan Fransisca (2009) yang menyatakan bahwa faktor penguapan larutan pupuk akibat tingginya suhu harus menjadi pertimbangan saat aplikasi pupuk cair. Karena jika penguapan terjadi maka hara yang dibutuhkan tanaman tidak dapat terpenuhi (defesiensi hara) yang berpengaruh pada terhambatnya pertumbuhan tanaman. daun dari 2 sampai 5 MST pada pemberian pupuk cair Gambar 2. Jumlah Jumlah Klorofil Daun (unit/6 mm 3 ) ragam jumlah klorofil daun dapat dilihat pada Lampiran 19-20. Pemberian pupuk cair berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah klorofil daun namun adanya kecenderungan perlakuan pupuk dasar (K1) lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya. jumlah klorofil daun pada pemberian pupuk cair dapat dilihat pada Tabel 3. 1895

Tabel 3. jumlah klorofil daun sawi (unit/6 mm 3 ) pada pemberian pupuk cair. K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 37.64 K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 42.07 38.04 38.43 35.27 36.93 39.18 38.20 Bobot Total Biomassa (g) ragam bobot biomassa dapat dilihat pada Lampiran 21-22. Pemberian pupuk cair berpengaruh tidak nyata terhadap bobot biomassa namun terlihat bahwa perlakuan tertinggi pada pupuk cair organik 2 ml/l air (S2) namun tidak jauh berbeda pada perlakuan pupuk dasar (K1). bobot biomassa sawi pada pemberian pupuk cair dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. bobot biomassa sawi (g) pada pemberian pupuk cair. K0 (Kontrol (tanpa pupuk) K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) Bobot Akar (g) ragam bobot akar dapat dilihat pada Lampiran 23-24. Pemberian pupuk cair berpengaruh 105.50 189.67 125.39 202.64 64.80 115.00 119.67 98.17 nyata terhadap bobot akar. bobot akar sawi pada pemberian pupuk cair dapat dilihat pada Tabel 5. 1896

Tabel 5. bobot akar sawi (g) pada pemberian pupuk cair. K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 9.50 d K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 23.67 b 19.50 b 12.00 cd 6.24 d 12.08 cd 19.08 bc 31.78 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Nyata Terkecil. Pada pemberian pupuk cair berpengaruh nyata terhadap bobot akar. Bobot akar tanaman sawi tertinggi yaitu pada perlakuan B3 (31.78 g), sedangkan yang terendah pada perlakuan S3 (6.24 g). B3 berbeda nyata terhadap seluruh perlakuan sedangkan pada S3 berbeda tidak nyata terhadap K0, S2, dan B3. Pada peubah amatan bobot akar (Tabel 5), pemberian pupuk cair dengan konsentasi 4.5 ml/l air (Bayfolan) (B3) memberikan hasil rataan bobot akar tertinggi yaitu 31,78 g dibandingkan dengan pupuk cair Bobot Segar Jual (g) ragam bobot segar jual dapat dilihat pada Lampiran 24-25. Pemberian pupuk cair (Supermes) dan tanpa pemupukan. Hal ini disebabkan karena penggunaan pupuk cair (Bayfolan) dengan konsetrasi yang tepat mampu meninggaktan pertumbuhan tanaman yang mengakibatkan kondisi perakaran yang baik pula dimana kondisi perakaran yang baik dapat dilihat pada bobot akar yang tinggi. Hal ini sesuia dengan Arinong et al., (2009) yang menyatakan bahwa bobot akar menunjukkan hubungan antara jumlah akar dan panjang akar yang terbentuk. Bobot akar dapat menjadi indikasi pertumbuhan tanaman. berpengaruh nyata terhadap bobot segar jual. bobot segar jual sawi pada pemberian pupuk cair dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. bobot segar jual sawi (g) pada pemberian pupuk cair. K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 68.17 d K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 247.67 a 119.89 c 175.28 b 36.67 e 96.25 cd 124.75 c 49.33 de Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut Uji Beda Nyata Terkecil. 1897

Pada pemberian pupuk cair berpengaruh nyata terhadap bobot segar jual. Bobot segar jual tanaman sawi tertinggi yaitu pada perlakuan K1 (247.67 g), sedangkan yang terendah pada perlakuan S3 (36.67 g). K1 berbeda nyata terhadap seluruh perlakuan sedangakan S3 berbeda tidak nyata dengan B3. Pada peubah amatan bobot segar jual (Tabel 6), pemberian pupuk dasar Urea, SP36, KCl (K1) memberikan hasil rataan bobotsegar jual tertinggi yaitu 247.67 g dibandingkan dengan pupuk cair dan tanpa pemupukan. Hal ini disebabkan karena pupuk dasar (Urea, SP- 36 dan KCl) memiliki kandungan hara yang. Tabel 7. indeks panen sawi pada pemberian pupuk cair. K0 (Kontrol (tanpa pupuk) 0.64 K1 (Pupuk dasar (Urea, SP36, KCl) 1.33 0.62 1.11 0.66 0.92 1.08 0.61 lebih tinggi, sehingga kebutuhan hara tanaman sawi dapat terpenuhi dengan baik. Dimana semakin tinggi pertumbuhan tanaman maka dapat meningkatkan jumlah bobot segar jual pada sawi. Indeks Panen ragam indeks panen dapat dilihat pada Lampiran 26-27. Pemberian pupuk cair berpengaruh tidak nyata terhadap indeks panen. indeks panen sawi pada pemberian pupuk cair dapat dilihat pada Tabel 7 berikut SIMPULAN pemupukan berpengaruh tidak nyata terhadap karakter tinggi tanaman 4 dan 5 minggu setelah tanam (MST), jumlah daun 4 MST, jumlah klorofil daun, bobot biomassa serta indeks panen dan perpengaruh nyata terhadap karakter tinggi tanaman 2 dan 3 MST, jumlah daun 2, 3 dan 5 MST, bobot akar dan bobot segar jual. Bobot segar jual tertinggi diperoleh pada perlakuan K1 (Pupuk dasar (0.6 g Urea/tanaman, 0.4 g SP36/tanaman 0.4 g KCl/ tanaman) yang berpengaruh nyata terhadap perlakan lainnya. Penggunaan pupuk cair belum bisa mengganti pupuk dasar. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Supermes Pupuk Cair dan Tambak Organik. Jakarta. Arinong, A. Rahman, H. Rukka, dan L. Vibriana. 2008. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi dengan Pemberian Bokashi. Agrisistem 4: 25-28. Damanik, M.M.B., B.E. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, dan H. Hanum. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara Press. Medan. Departemen Pertanian. 2012. Produksi Tanaman Sayuran. Jakarta. Fransisca, S. 2009. Respons Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Kascing 1898

dan Pupuk Cair Organik. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Nabihaty, F. 2011. Koleksi Pupuk. Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Prihmantoro, H. 2003. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. Rukmana, R. 1995. Budidaya Sawi. Penebar Swadaya. Jakarta Setiadi. 1993. Sawi. Rineka Cipta. Jakarta. Yuwono, D. 2007. Kompos. Agromedia Pustaka.Jakarta. 1899