JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Desain Interior Kafe di Surabaya Berkonsep Mediteranian Post Modern Dengan Sentuhan Italian Outdoor Penulis Ambar Ayu Wulansari dan Firman Hawari Ssn, Mds Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: hawari@jurusan.its.ac.id Abstrak Seiring dengan berjalannya zaman, membuat pengusaha di kota metropolitan ini memberanikan diri untuk membuka restoran dengan berbagai macam keunikan kuliner dari berbagai kota maupun negara, bahkan tidak jarang ada t memiliki jenis menu masakan yang berasal dari beberapa atau negara dalam satu restoran. Namun terkadang beberapa restoran tersebut tidak mendukung keunikan asal jenis masakan mereka dengan desain interior restoran itu sendiri sehingga atmosfer atau suasana asal masakan menjadi kurang terasa bahkan hilang sama sekali saat pengunjung berada di dalam restoran, padahal itu merupakan salah satu modal yang besar bagi restoran untuk menonjolkan keunikannya. Kafe yang dirancang merupakan salah satu restoran yang di desain untuk menarik minat pengunjung dengan memiliki menu masakan yang berasal dari negara Italia. Proses pembakaran pizza dilakukan dengan tungku, mirip dengan di negara aslinya. Untuk menjawab dari kebutuhan desain interior Kafe ini, dimana restoran akan di desain bernuansa mediterania post modern dengan sentuhan Italian outdoor. Tujuan pemilihan konsep ini adalah ingin memberikan suasana restoran unik serta bercita rasa tinggi yang dapat menarik minat pengunjung untuk datang ke Kafe tersebut. I PENDAHULUAN afe yang dirancang adalah salah satu kafe atau restoran Kberkelas di Surabaya, yang dapat menjadi opsi bagi masyarakat modern yang dinamis di Surabaya. Restoran yang menawarkan berbagai menu khas Italia seperti pasta, pizza dan gelato ini juga patut diperhitungkan. Tidak hanya menu khas italia, restoran yang terletak di kawasan Manyar Kertoarjo ini juga menghadirkan hidangan steak, grill dan berbagai masakan Indonesia seperti nasi goreng dan bakmi goreng. Namun, meski telah memadukan menu beraroma western dan eastern, belum cukup bagi kafe ini untuk dapat menarik minat masyarakat Surabaya. Di Italia, banyak restoran serupa yang lebih memilih konsep outdoor, guna menyajikan nuansa berbeda sambil menikmati hidangan yang telah disediakan. Oleh karena itu, penulis mencoba menawarkan konsep outdoor menyerupai jalanan kecil di Italia dengan mayoritas bahan menggunakan batu alam. I. TINJAUAN PUSTAKA Ada beberapa definisi mengenai pengertian dari restoran, yaitu : Menurut Ninemeier & Hayes (2006), Restoran adalah suatu operasi layanan makana yang mendatangkan keuntungan yang mana basis utamanaya termasuk di dalamnya adalah penjualan makanan/minumankepada individu-individu dan tamu-tamu dalam kemompok kecil. Sementara menurut Powers (1995), Setiap tempat umum yang khusus menjual makanan untuk dikonsumsi di suatu tempat atau tanpa tempat disebut restoran. Sedangkan menurut Walker(2004), Restoran adalah salah satu tempat dimana pengunjung dapat menggunakan alat indera untuk menikmati pengalaman tertentu. Dari ketiga definisi tersebut maka disimpulkan bahwa restoran merupakan tempat yang menjual makanan dan minuman untuk masyarakat umum yang dapat memberikan keuntungan kepada pemilik restoran tersebut. Jenis- jenis restoran antara lain adalah formal restoran, informal restoran, serta specilty restoran. Kafe yang dirancang termasuk dalam jenis speciaty restoran karena menyajikan menu khas dari suatu negara, yaitu pizza dan pasta yang berasal dari negara Italia. Untuk menciptakan desain interior yang sesuai untuk kafe yang dirancang, konsep yang dipilih adalah nuansa outdoor jalanan khas Italia. Konsep tersebut dipilih guna membentuk satu kesatuan dengan menu yang disajikan. Italia sendiri merupakan sebuah Negara yang terletak di Eropa Selatan yang terdiri dari sebuah semenanjung dan dua pulau besar di laut tengah : Sisilia dan Sardinia. Negara yang memiliki Wilayah seluas 301.338 km2 ini memiliki iklim sedang. Oleh sebab itu, bangunan di sana memiliki ciri arsitektur mediterania. Langgam arsitektur Mediterania pada hakekatnya merupakan perkembangan dari bentuk arsitektur vernakular yang terdapat di negara - negara kawasan pesisir laut Mediterania di perbatasan Eropa selatan dan Asia barat. Bentuk arsitektur vernakular sendiri
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 2 muncul sebagai tindak lanjut atas kebutuhan manusia akan tempat tinggal yang bisa beradaptasi dengan kondisi alam sekitarnya, dan dalam perkembangannya arsitektur Mediterania sendiri sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan, baik dari kebudayaan asli maupun kebudayaan dari pendatang. Konsep Arsitektur Mediterania yang sebenarnya adalah menyelaraskan atau menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar yang mayoritas di negara asalnya beriklim tropis yang dipertegas dengan pemakaian bahan bahan yang berasal dari alam dan tidak merusak alam seperti penggunaan plesteran secara tradisional serta pemakaian batu alam dan tanah liat pada dinding bangunan. Untuk menciptakan nuansa elegan pada konsep arsitektur mediterania di atas, maka penulis menambahkan konsep post modern pada desain kafe ini. Arsitektur post modern merupakan bentuk arsitektur yang hadir sebagai timbak balik dari arsitektur modern, dan merupakan pembaharuan dari arsitektur modern, yang disesuaikan dengan keadaan yang ada. Pengaruh yang paling besar yang diberikan oleh arsitektur modern yaitu pada bagian teknologi, yaitu pada pemakaian bahan-bahan bangunan, yang tetap digunakan pada arsitektur post modern. Dan juga bentukan dasar pada arsitektur post modern tetap menggunakan bentukan yang geometris, hanya saja ditambahkan dengan ornamen-ornamen. Secara garis besar, ciri - ciri arsitektur post-modern adalah sebagai berikut: o Ditandai dengan munculnya ornamen, dekorasi dan elemen - elemen kuno tetapi dengan melakukan transformasi terlebih dahulu terhadap elemen - elemen yang kuno tersebut. o Menyertakan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting. o Memiliki kepedulian yang tinggi kepada bentuk bangunan di masa silam. No. 1. 2. 3. METODE DESAIN BAHASAN SUB. CIRI KEGIATAN BAHASAN APPROACH RESEARCH DESIGN RESEARCH. SETTING RESEARCH. DIAGNOSTIC THEORITICA L SURVEY. NATURAL. Menganalisa dan mendalami obyek riset dengan menggali variabel-variabel pada obyek riset. Mengumpulkan studi pustaka yang berisi teori-teori untuk dijadikan dasar dan referensi meriset obyek. Untuk menemukan permasalahan yang ada pada obyek dan menciptakan solusi yang ideal Proses survey menggunakan metode setting research natural, dimana keadaan dari obyek riset dibiarkan sebagaimana mestinya. Tabel 1: Metode desain yang digunakan pada proses mendesain. IV. KONSEP DESAIN a. Konsep Warna Konsep warna yang digunakan pada desain interior pada Kafe ini adalah warna-warna dari bendera Italia yaitu merah putih dan hijau, serta warna dari alam yang berasal dari material yang digunakan. Contohnya warna merah dari dinding bata yang tidak diplester, warna abu-abu dari material batuan granit flame finished dan coklat dari kayu alami. III. METODOLOGI DESAIN Untuk mendalami sebuah permasalahan yang ada pada obyek desain perlu adanya beberapa metode untuk menghasilkan alternatif desain interior yang optimal sesuai dengan obyek desain yang dikerjakan. Berikut merupakan metode yang digunakan untuk mendalami permasalahan pada obyek desain. Gambar 1 : Komposisi warna yang digunakan.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 3 b. Konsep Material Material yang digunakan adalah material yang berasal dari alam. Untuk kursi dan meja menggunakan bahan dari kayu alami, yang difinishing dengan pelitur netral sehingga tetap memperlihatkan tekstur aslinya. Pada dinding menggunakan batu bata ekspos dan untuk lantai menggunakan batuan granit flame finished. area lain. Sehingga memberikan kesan privasi di setiap areanya. Seperti area makan utama, area outdoor, kitchen dan toilet yang memiliki aktivitas berbeda. o Penggunaan material kayu memiliki kesan hangat dan elegan. Karena itulah lantai kayu dipilih untuk digunakan di area tangga. o Untuk menampilkan suasana outdoor dari konsep ini maka lantai batu granit flamed finished dan semen poles dipilih untuk digunakan untuk entrance, area makan utama, dan area outdoor. Gambar 2 : Material yang digunakan. c. Konsep Dinding Hampir semua desain dinding yang digunakan adalah dinding batu bata merah yang tidak diplester. Hanya pada area lantai 2 dinding menggunakan kayu yang tidak difinishing. Sementara pada area kitchen menggunakan dinding keramik untuk menjaga kehigienisan makanan. e. Konsep Pencahayaan Dalam konsep pencahayaan digunakan dua macam pencahayaan, yaitu alami dan buatan. Pencahayaan alami didapatkan dari banyaknya jendela-jendela lebar yang terdapat di bangunan sehingga memungkinkan terdapat banyak cahaya matahari yang masuk. Sementara cahaya buatan diperoleh dari artificial light yang berupa lampu gantung dan lampu tempel. Gambar 3 : Konsep dinding yang digunakan. d.konsep Plafon Plafon yang menggunakan material gypsum, dengan tambahan plafon gantung bermaterial kayu yang difinishing dengan pelitur clear sebagai salah satu elemen estetis. d. Konsep Lantai Perbedaan material, motif dan pola lantai pada ruang bertujuan untuk membedakan area satu dengan Gambar 5 : Konsep pencahayaan buatan yang digunakan.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 4 V. DESAIN AKHIR a. Ruang terpilih 1 : Area makan indoor lantai 1 Layout area makan indoor lantai 1 Gambar 6 : Layout furnitur area makan indoor lantai 1 Gambar 7 : Perspektif area makan lantai 1 Area makan merupakan area terpilih karena mayoritas aktifitas pengunjung dilakukan di area ini. Selain itu karena area ini merupakan area yang paling besar di restoran kafe tersebut. Tema yang diterapkan dalam ruang adalah pengaplikasian material alam seperti batu bata ekspos dan pada lantai menggunakan batuan granit dan semen poles. Untuk mengedepankan kesan outdoor maka diberi elemen estetis berupa sepeda. Sementara pada sisi yang lain di ruangan ini, menggunakan material untuk dinding dan lantai yang sama. Namun untuk elemen estetis dilengkapi dengan lampu khas jalanan dan tanaman di pusat ruangan. b. Ruang terpilih 2 : Area makan indoor lantai 2 Layout area makan indoor lantai 2 Gambar 8 : Layout furnitur area makan lantai 2
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 5 Area makan lantai 2 ini juga menggunakan material yang sama dengan area makan di lantai 1. Dengan penggunaan batu bata ekspos pada kolom dan penerapan elemen estetis berupa kanopi dan lampu khas jalanan. Yang memebedakan adalah penambahan unsur kayu pada dinding, serta penggunaan besi sebagai material utama pada railing tangga. Untuk area makan outdoor, material yang digunakan untuk dinding juga batu bata ekspos. Karena area ini tidak memiliki atap, maka penggunaan kanopi dan payung lipat dimaksimalkan dalam area ini untuk melindungi pengunjung dari teriknya matahari di kala siang hari. Di area outdoor ini memiliki elemen eststis berupa air mancur yang menjadi ciri khas dari konsep mediteranian. Selain itu, adanya air mancur juga memberikan kesan segar dan dingin untuk area ini. Gambar 9 : Perspektif area makan lantai 2 c. Ruang terpilih 3 : Area makan outdoor Gambar 11 : Perspektif area makan outdoor Layout Area makan outdoor VI. KESIMPULAN Gambar 10 : Layout area makan outdoor Desain interior Kafe di Surabaya Berkonsep Mediteranian Post Modern Dengan Sentuhan Italian Outdoor merupakan sebuah alternatif desain interior ya ng dibuat sebagai masukan bagi Kafe yang menyajikan pizza di Surabaya. Konsep yang diajukan dalam desain ini adalah bagaimana memaksimalkan potensi dari segi interior Kafe yang ada untuk dapat menarik perhatian pengunjung sehingga dapat menjadi tujuan utama dalam bidang kuliner di Surabaya. Kafe ini yang merupakan specialty restoran masakan khas Italia membuat penulis memilih tema yang sesuai dengan suasana ala Italia. Maka dari itu konsep Mediterania Post Modern dengan Sentuhan Italian Outdoor dirasa cocok mewakili image
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 6 Kafe tersebut. Konsep mediterania yang diambil diterapkan dalam bentukan dinding, plafon serta bukaan seperti pintu dan jendela. Konsep post modern diterapkan pada bentukan furnitur serta material yang kebanyakan menggunakan material alam. Sementara penerapan suasana outdoor khas Italia dituangkan melalui material pada lantai serta elemen estetis berupa lampu jalan dan tanaman rambat. UCAPAN TERIMA KASIH [1] Kepada Allah SWT yang telah memberi kekuatan, kesabaran dan segala rahmatnya. Terima kasih juga kepada kedua alm. orang tua saya yang telah menjadi motivasi, kedua kakak saya, teman, sahabat dan orang terdekat saya atas semangat dan dukungannya. Firman hawari S.Sn, M.Ds selaku dosen pembimbing, Ir. Nanik Rachmaniyah, MT selaku dosen penguji, Anggri Indraprasti, S.Sn,M.Ds selaku dosen penguji sekaligus koordinator tugas akhir. Seluruh dosen interior, Pak Pras, Bu Susy, Pak Budi, Pak Mahendra, Pak Thomas, Pak Adi, Bu Anna dan Bu Anggra, terima kasih banyak. DAFTAR PUSTAKA [1]www.oocities.org/sta5_ar530/tugas_kelompok/kelom pok3/babiii.htm [2]eprints.undip.ac.id/20152/ [3]alanstupidarch05.blogspot.com/2010/09/langgam-po st-modern.html?m=1 [4]calonarsitek.wordpress.com/2008/01/17/ [5]harrypratamainfo.wordpress.co./restoran/ [6]engineercommunity.blogspot.com/2009/04/arsitekturmediterania.html?m=1 I.