BAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perih, mengiris dan melukai hati disebut unforgiveness. Seseorang yang

BAB III HASIL PENELITIAN MENGENAI PENGAMPUNAN DALAM MENYIKAPI PERSELINGKUHAN SUAMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan yang ideal adalah pernikahan yang bahagia, sejahtera, tentram dan

Bab Empat. Penutup. 1. Kesimpulan. Salah satu pokok yang seharusnya diputuskan dalam SSA GTM adalah

Pikiran untuk menderita

PENGANTAR. kebiasaan, visi hidup, maupun strata pendidikan. Perbedaan dan keunikan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. didambakan tersebut menjadi hukum alam dalam diri tiap manusia. Akan tetapi,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus

New Life in Your Family #4 Kehidupan Baru dalam Keluarga Anda #4 FALLING IN LOVE AGAIN - JATUH CINTA LAGI

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. pernikahan. Berdasarkan Undang Undang Perkawinan no.1 tahun 1974,

BAB V PENUTUP. kepada pihak-pihak terkait dengan penemuan makna hidup pasien gagal ginjal

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

MENGATASI KONFLIK RUMAH TANGGA (STUDI BK KELUARGA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

Peran Perempuan Paska Perceraian di GPM Jemaat Kategorial Lanud Pattimura dari. Perspektif Konseling Feminis. Oleh, JESSY SEPTIANI WATTIMENA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pada uraian yang telah diuraikan pada bab hasil dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

Kalender Doa Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. hakikat dan tujuan pernikahan dapat membuat pernikahan tersebut bertumbuh. 1 Lebih

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Level 2 Pelajaran 10

Bagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Gereja adalah komunitas yang saling berbagi dengan setiap orang dengan

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

Jodoh dan pernikahan yang sempurna

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mendukung proses penulisan yang lancar sesuai dengan tujuan penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebahagiaan merupakan keadaan psikologis yang ditandai dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan berkomunikasi

BAB IV PANDANGAN WARGA JEMAAT GBI BANDUNGAN TERHADAP PSK BANDUNGAN. A. Pandangan Warga Jemaat GBI Bandungan Terhadap PSK Bandungan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Dua Hati yang Terbelah

BAB IV ANALISA FUNGSI KONSELING PASTORAL BAGI WARGA JEMAAT POLA TRIBUANA KALABAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 menjelaskan bahwa Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB V PENUTUP. beberapa saran berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

Perceraian, Perkawinan Kembali, dan Komunitas yang Kurang Piknik

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

I. PENDAHULUAN. Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang terletak pada

BAB IV. Refleksi Teologis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng

BAB III HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN ANALISA. pemahaman makna hidup anak korban broken home di GPM Jemaat Galala-Hative Kecil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB IV PENUTUP. penulis akan menjelaskan atau memberikan beberapa kesimpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN SEKSUAL DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN SKRIPSI

BAB III TEMUAN HASIL PENELITIAN. menguraikan terlebih dulu gambaran umum GPM Jemaat Airmanis.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah pengkhianatan terhadap komitmen yang telah diikrarkan dan berdampak serius terhadap individu dan hubungan itu sendiri. Namun, penelitian yang dilakukan kepada kedua istri yang terluka ini membuktikan bahwa pengampunan masih mungkin diberikan kepada suami yang melakukan perselingkuhan. Berdasarkan analisa pada bab sebelumnya, penulis memahami bahwa fenomena pengampunan istri dalam menyikapi perselingkuhan suami berada pada tataran yang sangat kompleks. Di satu sisi, feminis menyoroti semua alasan dan tahapan yang dilakukan dalam memberikan pengampunan kepada suami tidak terlepas dari kontrol sosial dimana mereka berdomisili. Di dalam pernikahan, jika dilihat dari kaca mata patriarki, peran perempuan telah dibentuk sedemikian rupa sehingga sangat terikat pada peran domestiknya. Stereotipe yang diberikan kepada perempuan di dalam pernikahan semakin kompleks ketika perempuan mendapat peranan tambahan sebagai istri dan ibu dalam keluarga. Terkait dengan persoalan perselingkuhan, konsep patriarki selalu menganggap bahwa perempuan di dalam pernikahan bertanggungjawab untuk setiap hal yang terjadi di dalam keluarga termasuk untuk persoalan kepuasan seksualitas suaminya. Sehingga, konsep seperti ini akan sangat mempengaruhi dan membatasi keputusan perempuan dalam menjalani

kehidupan pernikahan termasuk keputusan untuk memberikan pengampunan kepada suami untuk alasan kebaikan dan keselamatan hubungan pernikahan dan masa depan keluarga. Sementara dari sudut pandang konseling feminis, beberapa alasan dan tahapan yang dimiliki oleh kedua istri ini membuktikan bahwa mereka memiliki kesadaran dan kemampuan dalam menyikapi persoalan perselingkuhan suami. Selain itu, mereka memiliki pilihan untuk bangkit dan bertanggungjawab terhadap masa depan dirinya sendiri dan seluruh anggota keluarganya. Kedua istri ini adalah orang yang tidak mau menyerah atau berhenti pada tahap penyesalan dan meratapi nasib, namun mereka memiliki usaha untuk keluar dari setiap tekanan yang mereka alami. Selain itu, kemampuan dan pilihan hidup yang dimiliki oleh kedua istri ini telah menjadi sebuah kekuatan yang memberdayakan mereka dalam memberikan pengampunan yang pada akhirnya menolong mereka untuk berjuang dalam menjalani kehidupan bersama suami dan anak-anak. Lebih lanjut, jika ditinjau dari perspektif konseling dan psikologis, pengampunan merupakan treatment yang sangat berdampak positif pada pribadi yang terluka, karena dengan mengampuni pribadi yang terluka mampu membebaskan dirinya dari tekanan batin yang mengganggu kenyamanan dan keamanan hidup. Secara pribadi, penulis menyadari bahwa kehidupan manusia memang tidak pernah bisa dipisahkan dari konteks sosial dan budayanya. Namun, terlepas dari konteks sosial, penulis memahami bahwa setiap pribadi terlahir dengan hak dan kekuatan yang sama. Ketika manusia berjuang untuk mendapatkan haknya, hendaknya hal itu dapat dinilai sebagai sebuah kesadaran yang menjadi kekuatan

yang memampukannya untuk mencapai apa yang diinginkannya. Terkait dengan hal ini, penulis menganggap bahwa pendampingan berdasarkan konseling feminis adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menolong kedua istri yang terluka dalam memfasilitasi pengampunan kepada suami yang telah mengkhianatinya. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, penulis menemukan bahwa untuk memahami fenomena pengampunan istri dalam menyikapi perselingkuhan dari perspektif konseling feminis dapat dilihat dari tiga hal berikut: (1) Faktor penyebab dan dampak perselingkuhan. (2) Alasan atau motivasi istri dalam memberikan pengampunan. (3) Tahapan yang dilakukan oleh kedua istri dalam memberikan pengampunan. 4.1.1. Faktor Penyebab Dan Dampak Perselingkuhan Penelitian telah memperlihatkan bahwa kedua istri yang dikhianati oleh suaminya ini menyadari dan memahami bahwa kurangnya komunikasi karena kesibukan pekerjaan dan jarak tempat bekerja telah menyebabkan hubungan pernikahan mereka mengalami masalah yang serius dan berdampak terhadap individu dalam keluarga dan pada seluruh aspek kehidupan. Dari perspektif konseling feminist, Degges-White memahami bahwa kedua istri ini telah memiliki kesadaran dan kemampuan dalam mengkonsepsikan masalah, sehingga kedua hal itu memberdayakan kedua istri ini dalam memikirkan jalan keluar dan bertindak dengan lebih bijaksana. Secara pribadi, penulis juga memahami bahwa kesadaran dan kemampuan yang dimiliki oleh kedua istri ini merupakan kekuatan dalam

mengevaluasi dan mengintrospeksi diri untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. 4.1.2. Alasan Istri dalam Memberikan Pengampunan Dari hasil penelitian, penulis menemukan beberapa alasan yang dijadikan pertimbangan oleh kedua istri dalam memberikan pengampunan kepada suaminya, beberapa diantaranya sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, Covert dkk. dan Birnbaum dkk.: 1. Alasan religius - keyakinan terhadap hukum pernikahan dalam kekristenan dan ajaran mengenai pengampunan 2. Cinta kasih - ketulusan dan kesetiaan terhadap pilihan hidup 3. Untuk ketenangan batin - melepaskan segala kepahitan, kemarahan, kekecewaan dan segala tekanan 4. Perkembangan psikologis; mental anak-anak - membentuk kepribadian dan karakter anak menjadi lebih sabar, kuat dan pemaaf atau murah hati. 5. Mempererat relasi untuk keutuhan keluarga menjaga kestabilan kehidupan keluarga di segala aspek. 4.1.3. Tahapan yang Dilakukan Istri dalam Memberikan Pengampunan Alasan yang dimiliki oleh kedua istri dalam memberikan pengampunan sangat mempengaruhi mereka dalam melakukan tahapan-tahapan pengampunan dalam menyikapi perselingkuhan. Penulis menemukan ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan istri dalam memberikan pengampunan kepada suami. Sementara Gordon

dan Baucom menemukan bahwa ada tiga tahapan yang dilakukan dalam proses pengampunan, yakni urusan dampak, pencarian makna, dan bangkit. Ketiga tahapan pengampunan yang ditemukan oleh Gordon dan Baucom terlebur kedalam beberapa tahapan yang dilakukan kedua istri dalam penelitian yang telah penulis lakukan: 1. Pengungkapan dan perenungan atas semua rasa marah, kecewa, dan kepahitan yang dialami paska perselingkuhan. 2. Kembali pada keyakinan dan ajaran agama tentang pernikahan dan pengampunan. 3. Mempertimbangkan segala hal yang mungkin akan terjadi jika perceraian terjadi; dampak terhadap psikologis anak. 4. Membangun dan memulihkan komunikasi yang terbuka dengan suami. 5. Mengadakan pertemuan keluarga. 6. Melihat kesungguhan pasangan dan memberikan kesempatan untuk mendengarkan keinginan pasangan. 7. Melepaskan luka batin untuk dapat bangkit dan memulai kehidupan yang baru. Berdasarkan perspektif konseling feminis, alasan dan tahapan pengampunan yang dimiliki oleh kedua istri ini membuktikan bahwa mereka ada pribadi yang memiliki pilihan dalam menjalani kehidupan. Pilihan ini merupakan hak yang dapat diberdayakan untuk meraih semua yang diinginkan atau dicita-citakan. 4.2. Rekomendasi

Dari hasil wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa kedua istri yang memberi pengampunan kepada suaminya ini seakan bekerja sendiri dalam menyikapi perselingkuhan suaminya. Oleh sebab itu, penulis berharap penelitian ini dapat berkontribusi kepada Gereja dan Studi Konseling Feminis. Gereja Dalam penelitian ini, gereja belum berperan aktif dalam menjalankan peranan dan fungsinya sebagai lembaga keagamaan ditengah masyarakat. Gereja belum menyediakan pendampingan kepada pelaku perselingkuhan dan penguatan bagi pribadi yang terluka. Oleh sebab itu, penulis mengusulkan beberapa saran dan rekomendasi berdasarkan penelitian ini, sebagai berikut: a. Gereja harus memberikan perhatian terhadap fenomena perselingkuhan di dalam hubungan pernikahan yang terjadi di dalam jemaatnya. Gereja berperan aktif dalam memberi pendampingan dari perspektif konseling feminis untuk tujuan pemberdayaan terhadap pelaku perselingkuhan dan memberikan penguatan bagi pribadi yang terluka yang memutuskan untuk mengampuni. b. Gereja membentuk tim konseling untuk melakukan kunjungan intensif kepada keluarga yang mengalami persoalan hubungan paska-nikah. c. Gereja melakukan revisi pada tata peraturan dan tata laksana sehubungan dengan pendampingan terhadap pasangan pra-nikah dan paska nikah. Studi Feminis

Pada tataran akademik, penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada para feminis dalam rangka mengembangkan studi feminis yang berbasis konseling. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya sekedar diskursus namun dapat teraplikasikan dalam lingkup akademis maupun sosial. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis berharap agar peneliti selanjutnya dapat membangun model pengampunan berdasarkan perspektif konseling feminis untuk memberdayakan pasangan dalam menyikapi perselingkuhan di dalam hubungan pernikahan.