BAB I PENDAHULUAN. hambatan. Keterbukaan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, sudah banyak perusahaan atau lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irma Riswanti, 2013

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 9001:2000. Konsep Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 lahir

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

TESIS. Diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan. Gelar Magister Manajemen Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kode etik dan standar, yang dapat menyebabkan pasien puas (Muninjaya, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. unggul dalam daya saing maupun unggul dalam kualitas.

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan lagi. Tujuan dari pendidikan nasional

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati oleh seluruh komponen bangsa baik untuk masyarakat terpencil

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraannya adalah dihasilkan output dan outcome yang bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan persaingan sangat berat dalam. teknologi, manajemen, dan sumberdaya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kualitas (mutu) yang dapat diterima oleh masyarakat secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT. Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dihindari baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Pada sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. jabatan yang bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Unsur- unsur sosio- budaya tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

BAB I PENDAHULUAN. mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

SISTEM MANAJEMEN MUTU PADA PERGURUAN TINGGI. Dudung Juhana STIE Pasundan Bandung

PENGELOLAAN PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 Studi Situs SMK 1 Blora Tahun 2010 TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin cepatnya tuntutan kehidupan global sekarang ini akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. natural gas/lng) terbesar di dunia. Berdasarkan artikel pada Harian Kompas,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara, karena pendidikan merupakan sarana pengembangan sumber

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

BAB. I PENDAHULUAN. Milenium ketiga merupakan tonggak bagi bangsa-bangsa untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH BRAND COMMUNITY TERHAD AP CUSTOMER SATISFACTION SERTA D AMPAKNYA PAD A CUSTOMER LOYALTY

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) TOTAL CUSTOMER SATISFACTION (TCS) TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. sosial, hukum, kriminal, budaya, teknologi, olahraga ataupun hiburan tersaji didalamnya.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT PRODUKTIF SMK BERBASIS ISO (Studi Situs di SMK Migas Cepu)

BAB I PENDAHULUAN. multinasional, tetapi perusahaan kecil juga menghadapi persaingan global (Fandy

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

Merencanakan Penerapan Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9001:2000 di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah adalah sebuah aktivitas besar yang di dalamnya ada empat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Banyak perusahaan yang saling berlomba untuk

Implementasi Total Quality Education Di SMK Negeri 1 Jember Pada Aspek Pengembangan Kurikulum Dan Tenaga Kependidikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi memiliki tiga ciri utama, yaitu: kebebasan, keterbukaan, dan integrasi global (Budiono, 2008:1). Kebebasan merupakan ciri di mana suatu negara bebas memasukkan barang/jasa ke negara lain tanpa hambatan. Keterbukaan ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih dan memudahkan mendapat informasi yang dibutuhkan. Dan terakhir, integrasi global membawa perubahan dunia tidak lagi terbendung. Derasnya arus informasi berimplikasi terhadap perubahan segala bidang. Hubungan antar negara satu dengan lainnya tidak ada batas yang merintangi komunikasi, bahasa, budaya, sosial yang dulunya jadi permasalahan, seakan kabur melebur menjadi entitas masyarakat yang berkode etik satu, yakni: kode etik internasional. Salah satu permasalahan era globalisme ini adalah persoalan sekolah sebagai bagian dari lingkungan pendidikan yang belum mampu merespon kebutuhan dan persoalan sosial. Sekolah di Indonesia yang seharusnya sebagai transfer of knowledge (mengembangkan ilmu), transfer of value (menanamkan nilai-nilai), dan transfer of change (agen perubahan) belum bisa berkembang dan bersaing sebaik sekolah luar negeri. Banyak sekolah di Indonesia yang memiliki sumber daya manusia yang rendah dan fasilitas pembelajaran yang minim. 1

2 Hal ini diperparah dengan kenyataan di lapangan secara nasional persaingan lulusan luar negeri dan lulusan sekolah-sekolah internasional yang didirikan oleh negara asing di Indonesia, misalnya, kedutaan besar India dengan Gandhi Memorial School, kedutaan besar Amerika dengan Jakarta International School, Australia, dan lain-lain (Chan dan Sam, 2006:142). Persoalan berlanjut, pada lulusan Sekolah Menengah maupun Perguruan Tinggi tidak siap memenuhi kebutuhan masyarakat. Banyak lulusan SMU, SMK, dan Perguruan Tinggi tidak kompeten. Masalah ini berakibat bagi masyarakat. Peserta didik yang tidak siap jadi warga negara yang bertanggung jawab dan produktif, akhirnya hanya jadi beban masyarakat. Peserta didik tersebut adalah produk sistem pendidikan yang akhirnya hanya memberatkan anggaran kesejahteraan sosial saja (Arcaro, 2007:1). Masyarakat membutuhkan kualitas pekerja berpendidikan tinggi dan tenaga kerja yang siap memasuki lapangan kerja dengan kualifikasi kemampuan tinggi. Kebutuhan masyarakat itu telah mendorong para pendidik untuk mengembangkan institusi kependidikan yang semakin hari semakin kompleks (Maliki, 2008:166). Selanjutnya, gerakan reformasi di Indonesia menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut berdampak pada kandungan, proses, dan manajemen sistem pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru menyangkut pembaharuan sistem pendidikan.

3 Sebenarnya tuntutan pembenahan pendidikan sekolah lahir dari dua hal, yaitu dari luar sekolah dan dari dalam sekolah. Dari luar sekolah berupa implikasi era globalisme, pengaruh masyarakat internasional maupun nasional, dan yang dari dalam sekolah sendiri berupa manajemen yang kurang berkualitas. Jadi bagaimana sekolah mampu mengatasi dari dua sumber tuntutan di atas?. Dalam penyelesaian masalah pendidikan, seluruh stakeholders pendidikan terutama sekolah mencoba untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Menurut Prawirosentono (2007:6), mutu suatu produk atau jasa adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk atau jasa bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan. Dengan demikian mutu dari sekolah bisa dinilai dari fasilitas fisik, pelayanan pendidikan yang mereka sediakan dan output pendidikan yang mereka hasilkan. Sebagai jawaban tuntutan permasalahan di atas, sekolah mencoba mengejar mutu dengan filosofi Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT). MMT ini membantu sekolah mengenali kebutuhan peserta didik dan terus menerus melakukan perbaikan. Penerapan MMT dalam pendidikan mengutamakan pencapaian harapan peserta didik melalui upaya perbaikan terus-menerus, pembagian tanggung jawab dengan pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka mengurangi peserta didik yang keluar dari sekolah (drop out), tidak naik kelas, dan tidak lulus (Syafaruddin, 2002:21).

4 Tidak hanya berhenti pada filosofi saja tetapi Ariani menambahkan bahwa banyak sekolah memakai jasa lembaga penjaminanan mutu. Salah satu penjaminan kualitas mutu yang kini banyak digunakan dalam berbagai bidang adalah ISO (International Organization for Standardization) 9000 (Ariani, 2003:141). ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas, yang menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, dengan bertujuan menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari peserta didik Gaspersz (2006:1). Penerapan ISO 9000 untuk bidang pendidikan adalah: (1) komitmen pimpinan; (2) sistem mutu; (3) penentuan hak-hak dan kewajiban stakeholders pendidikan; (4) dokumen pengendalian; (5) pembelian; (6) kebijakan penerimaan calon peserta didik, kebijakan pembelian sarana prasarana pendidikan; (7) pelayanan prima terhadap stakeholders terutama peserta didik; (8) arsip data induk peserta didik; (9) sistem penilaian hasil belajar; (10) pengembangan staf edukatif dan administratif. ISO juga mengidentifikasi delapan prinsip manajemen mutu yaitu: fokus pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan orang, Pendekatan proses, pendekatan sistem, perbaikan berkelanjutan, pendekatan faktual dalam pengambilan keputusan, dan hubungan saling menguntungkan dengan pemasok (Garratt, 2007:189).

5 Standar ISO memberikan pedoman mengenai struktur dan elemen sistem kualitas yang lengkap, serta standarisasi kualitas di seluruh dunia. Standar ini berperan besar dalam merevitalisasi sumber daya manusia, sikap mereka, dan rancangan terhadap pekerjaan. Teori di atas memperkuat sekolah di Indonesia yang bersertifikasi ISO 9001;2000 Salah satu prinsip manajemen mutu yang bersinggungan langsung dengan fokus pada pelanggan. Sekolah yang bisa memenuhi kebutuhan peserta didik merupakan sekolah yang bermutu atau berkualitas, karena bisa dikatakan bahwa terpenuhinya suatu kebutuhan menciptakan suatu kenyamanan yang menimbulkan rasa senang. Menurut Kotler dalam Rangkuti (2006:22) rasa senang peserta didik memiliki pengertian: a person s feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a product s received performance (or outcome) in relations to the person s expectation -perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya. Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, para peserta didik menjadi tidak tertarik pada sekolah yang bersangkutan sedangkan bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived> expected) para peserta didik akan merasa senang. Kualitas dan rasa senang peserta didik berkaitan sangat erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada peserta didik untuk menjalin ikatan yang kuat dengan sekolah. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan sekolah untuk memahami dengan seksama harapan peserta didik serta kebutuhan mereka (Tjiptono dan Diana, 2003:68).

6 Dengan memahami harapan dan kebutuhan peserta didik, peserta didik akan memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan sekolah. Sekolah akan dengan mudah mengarahkan peserta didik menuju kualitas yang diinginkan oleh kedua belah pihak dan terjadi hubungan saling menguntungkan antara pihak sekolah dan peserta didik. Karakteristik umum dari sekolah adalah adanya interaksi yang sangat banyak dengan peserta didik karena suatu organisasi tidak bisa bertahan tanpa peserta didik. Manajemen sekolah harus memastikan bahwa tenaga kependidikan dan pendidik melakukan yang terbaik untuk menyenangkan peserta didiknya (Robbins dan Judge, 2008:27). Sekolah adalah tempat peserta didik dan pendidik melakukan proses belajar mengajar dan dibantu oleh tenaga kependidikan. Oleh karena itu manajemen sekolah harus memastikan bahwa tenaga kependidikan dan pendidik melakukan yang terbaik untuk peserta didik. Sekolah, meskipun bukan profit oriented namun tetap melibatkan orang-orang di dalamnya. Costumer di sini bukan sekedar pelanggan yang melakukan jual beli namun lebih kepada orang-orang yang terlibat dalam kerjasama meningkatkan hasil output pendidikan dan orang-orang yang memanfaatkan hasil output proses pendidikan. Pelayanan peserta didik bermutu hanya bisa dipahami dari sudut pandang peserta didik. Kita harus merumuskan pelayanan bermutu melalui mata peserta didik. Hanya bila peserta didik menganggap bahwa sekolah telah memberikan pelayanan peserta didik bermutu, maka barulah sekolah juga bisa menyatakan hal serupa (Martin, 2005:9).

7 Senang adalah tanggapan peserta didik atas terpenuhinya kebutuhannya. Hal itu berarti bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu jasa, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan dibawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan peserta didik. Inilah yang diungkapkan Oliver dalam Barnes (2003:64). Dengan demikian mutu dari sekolah bisa dinilai dari fasilitas fisik, pelayanan pendidikan yang ada dan output pendidikan yang mereka hasilkan. Misalnya, bila memilih sekolah, peserta didik dapat memilih sekolah dengan fasilitas dan mutu pengajarannya yang memenuhi kebutuhan peserta didik dan sesuai dengan kemampuan dan kondisi keuangannya. Sekarang akhir-akhir ini banyak SMKN berlomba-lomba untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000. Hal ini sejalan dengan kebijakan Dikmenjur yang akan meng-iso-kan 150 SMKN menjadi SMK internasional pada tahun 2005 (Usman, 2008:528) dan tuntutan pemerintah tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah membuat Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab I pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dengan landasan Sisdiknas tersebut, SMKN 1 Surakarta berusaha mencapai tujuan pendidikan nasional dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

8 SMKN 1 Surakarta adalah nama baru dari SMEA N 1 Surakarta yang didirikan setahun setelah Indonesia Merdeka yaitu pada tanggal 1 September 1946. Sekolah yang terletak di Jl. Sungai Kapuas no.28 Kedung lumbu Pasar Kliwon Surakarta ini mendapatkan sertifikasi SMM ISO 9001:2000 sejak 27 November 2010 dari TUV Rheinland, negara Jerman. Pelayanan administrasi merupakan salah satu pengelolaan sekolah yang sangat penting bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari. Petugas TU merupakan sumber daya manusia yang membantu peserta didik sebagai pelanggan dalam hal administrasi. Pembagian job description yang jelas membantu mereka menunaikan tugas dengan baik. Peserta didik yang datang ke ruang TU akan ditanya keperluannya apa dan dibantu oleh petugas yang berwenang. Selain pelayanan administrasi, pelayanan pemakaian dan perawatan sarana dan prasarana pembelajaran juga penting. Peserta didik telah diajari bagaimana memakai sarana dan prasarana pembelajaran dengan benar. Dalam pemakaian lab. komputer, guru telah mengajari peserta didik bagaimana memakai lab. komputer dengan baik sebelum praktek langsung di lab. Peserta didik juga dilibatkan dalam perawatan sarana dan prasarana pembelajaran. Mereka ikut membersihkan lab. sebelum lab. dipakai dalam KBM selain teknisi yang memang bertanggung jawab. Bertitik tolak dari persoalan di atas, peneliti tertarik mengkaji secara mendalam tentang bagaimana pengelolaan sekolah Berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta.

9 B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka fokus penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pengelolaan sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta? Fokus tersebut dijabarkan menjadi tiga sub fokus sebagai berikut : 1. Bagaimanakah karakteristik pelayanan administrasi kepada peserta didik oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta? 2. Bagaimanakah karakteristik pelayanan pemakaian sarana dan prasarana pembelajaran oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta? 3. Bagaimanakah karakteristik pelayanan perawatan sarana dan prasarana pembelajaran oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian maka tujuan pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji karakteristik pelayanan administrasi kepada peserta didik oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta. 2. Untuk mengkaji karakteristik pelayanan pemakaian sarana dan prasarana pembelajaran oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta.

10 3. Untuk mengkaji karakteristik pelayanan perawatan sarana dan prasarana pembelajaran oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini memberikan sumbangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan: a. Karakteristik pelayanan administrasi kepada peserta didik oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta. b. Karakteristik pelayanan pemakaian sarana dan prasarana pembelajaran oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta. c. Karakteristik pelayanan perawatan sarana dan prasarana pembelajaran oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000 di SMKN 1 Surakarta. 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberi manfaat bagi stakeholders SMKN 1 Surakarta untuk meningkatkan pelayanan peserta didik melalui pengelolaan sekolah berbasis ISO 9001:2000 dalam rangka meningkatkan standar pelayanan dalam memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya, what is the best for student dengan menggunakan standar ISO 9001:2000 sehingga dapat meningkatkan kualitas sekolah dan lulusannya.

11 b. Sebagai input bagi pengelola ISO 9001:2000 atau lembaga yang terkait dalam menentukan peningkatan mutu, sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan untuk penelitian dan pengembangan ISO 9001:2000 selanjutnya. E. Definisi Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran maka penulis memberikan penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun daftar istilah tersebut adalah : 1. Pengelolaan adalah keseluruhan proses pengawasan dan pengaturan yang meliputi pengendalian, penyelenggaraan, dan pelaksanaan kebijakan dan tujuan organisasi yang meliputi proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan kontrol (controlling) terhadap pelaksanaan program. 2. Pengelolaan sekolah adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan pada pencapaian tujuan lembaga pendidikan yaitu proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan lembaga pendidikan dalam rangka menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dalam dunia kerja. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi pembahasan dalam pengelolaan sekolah yang berkaitan dengan pemberian pelayanan yang terbaik bagi peserta didiknya dalam hal pelayanan administrasi, pelayanan pemakaian dan perawatan sarana dan prasarana pembelajaran oleh sekolah berbasis ISO 9001:2000.

12 3. ISO 9001:2000 adalah badan organisasi standar internasional yang bergerak dalam pelayanan publik untuk sistem manajemen kualitas. ISO kependekan dari International Organization for Standardization yang berdiri pada tahun 1987 di Jenewa Swiss. ISO 9001:2000 ini berasal dari British Standard BS 5750. ISO bukan merupakan standar produk akan tetapi lebih menekankan pada standar mutu dalam proses manajemen organisasi. 4. Pengelolaan Sekolah berbasis ISO 9001:2000 adalah pengelolaan yang meliputi proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan kontrol (controlling) terhadap pelaksanaan program sekolah yang berdasarkan pada peraturan-peraturan yang dibuat dalam ISO 9001:2000.