STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KARTIKA NUGRAH PRAKITRI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Struktur Komunitas Meiobenthos Yang Dikaitkan Dengan Tingkat Pencemaran Sungai Jerambah dan Sungai Buding Kepulauan Bangka Belitung adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juni 2008 KARTIKA NUGRAH PRAKITRI C24103077
ABSTRAK KARTIKA NUGRAH PRAKITRI. Struktur Komunitas Meiobenthos Yang Dikaitkan Dengan Tingkat Pencemaran Sungai Jerambah dan Sungai Buding Kepulauan Bangka Belitung. Dibawah bimbingan ISDRAJAD SETYOBUDIANDI dan YUSLI WARDIATNO. Komunitas metazoa meiofauna (meiobenthos) sebagai organisme interstisial memberikan respon positif terhadap perubahan lingkungan (Susetiono, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara struktur komunitas meiobenthos dengan kondisi perairan Sungai Jerambah dan Sungai Buding Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini dilakukan sekali dalam sebulan selama bulan September dan November 2007. Pengambilan sampel dilaksanakan 2 kali pengambilan sampel yaitu pada bulan September 2007 saat musim kemarau dan bulan November 2007 saat musim hujan dengan lokasi penelitian di Sungai Jerambah Bangka Barat dan Sungai Buding Belitung Timur. Pengambilan sampel dilakukan di bagian hulu, tengah dan hilir perairan sungai. Pada sampling pertama dilakukan dengan 2 kali ulangan dan sampling kedua dengan 3 kali ulangan. Kepadatan total meiobenthos tertinggi Sungai Jerambah pada saat bulan September maupun November 2007, terdapat pada stasiun hilir. Sedangkan kepadatan total meiobenthos tertinggi Sungai Buding, pada saat bulan September terdapat pada stasiun tengah, tetapi pada bulan November 2007 kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun hulu. Kepadatan meiobenthos pada masing-masing stasiun sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan terutama kandungan bahan organik dan kondisi substratnya. Secara keseluruhan dari hasil pengamatan terhadap kepadatan per-taksa meiobenthos di wilayah perairan Sungai Jerambah Bangka Barat dan Sungai Buding Belitung diperoleh organisme yang terdiri beberapa taksa yaitu Nematoda, Calanoida, Harpacticoda, Ostracoda, Cumacea, Oligochaeta, Polychaeta, Foraminifera, Cyclopoida, Amphipoda, Pelecypoda, Halacaroidea dan Diptera. Tingginya kepadatan yang didominasi oleh keberadaan taksa Nematoda pada kedua sungai tersebut karena Nematoda merupakan organisme toleran yang mampu bertahan terhadap tekanan ekologis seperti pencemaran yang terjadi di perairan..menurut perhitungan Indeks Pencemaran diketahui bahwa perairan Sungai Jerambah dan Sungai Buding sudah tergolong tercemar sedang. Dalam penelitian ini pada Sungai Jerambah dan Sungai Buding, Indeks similaritas Bray Curtis berdasarkan kepadatan meiobenthos mengikuti bentuk similaritas Canberra berdasarkan parameter kualitas air dan tekstur substrat. Dari uji statistik yang dilakukan terlihat bahwa adanya korelasi antara kepadatan meiobenthos dengan kondisi kualitas perairan dan tekstur substrat.
STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Oleh : KARTIKA NUGRAH PRAKITRI C24103077 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
LEMBAR PENGESAHAN Judul Nama Mahasiswa Nomor Pokok : Struktur Komunitas Meiobenthos yang dikaitkan dengan Tingkat Pencemaran Sungai Jerambah dan Sungai Buding, Kepulauan Bangka Belitung : Kartika Nugrah Prakitri : C24103077 Disetujui : Pembimbing I Pembimbing II Dr. Ir. Isdrajad Setyobudiandi M.Sc Dr. Ir. Yusli Wardiatno M.Sc NIP.131 471 378 NIP. 131 956 708 Mengetahui Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr.Ir. Indra Jaya, M.Sc NIP. 131 578 799 Tanggal Lulus :
PRAKATA Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Struktur Komunitas Meiobenthos Yang Dikaitkan Dengan Tingkat Pencemaran Sungai Jerambah dan Sungai Buding, Kepulauan Bangka Belitung. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Isdrajad Setyobudiandi, M.Sc dan Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc selaku komisi pembimbing yang telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Etty Riani, M.Sc selaku dosen penguji tamu dan Dr. Ir. Unggul Aktani, M.Sc penguji wakil Departemen MSP atas saran dan arahan untuk skripsi ini. 3. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat dan kasih sayangnya kepada penulis. 4. Bapak Sodikin dan Ibu Siti atas bantuan serta sarana dan prasarana yang diberikan kepada penulis selama penelitian ini berlangsung. 5. Mas Iwan dan seluruh civitas MSP atas segala bantuan, kebersamaan dan semangat yang diberikan kepada penulis. 6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pihak lain. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Bogor, Juni 2008 Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 2.1 Keadaan Umum Lokasi... 4 2.2 Meiobenthos... 5 2.2.1 Komunitas Meiobenthos... 5 2.2.2 Meiobenthos sebagai Indikator Pencemaran Perairan... 6 2.3 Kualitas Lingkungan Perairan... 7 2.3.1 Parameter Kualitas Perairan... 7 2.3.1.1 Parameter Fisika Perairan... 7 2.3.1.2 Parameter Kimia Perairan... 8 2.3.2 Tekstur Sedimen Perairan... 11 III. METODE PENELITIAN... 12 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian... 12 3.2 Alat dan Bahan... 12 3.3 Metode... 15 3.3.1 Metode Pengambilan Sampel... 15 3.3.1.1 Meiobenthos... 15 3.3.1.2 Kualitas Air... 15 3.3.1.3 Sedimen... 15 3.3.2 Metode Analisis Sampel... 16 3.3.2.1 Meiobenthos... 17 3.3.2.2 Kualitas Air... 17 3.3.2.3 Sedimen... 17 3.3.3 Metode Analisis Data... 18 3.3.3.1 Meiobenthos... 18 3.3.3.3.1 Kepadatan total... 18 3.3.3.3.2 Kepadaran per-taksa... 18 3.3.3.3.3 Rasio N/C... 18 3.3.3.3.4 Indeks Similaritas Bray Curtis... 18 3.3.3.2 Kualitas Air... 19 3.3.3.2.1 Analisa deskriptif... 19 3.3.3.2.2 Indeks Pencemaran... 19 3.3.3.2.3 Indeks Similaritas Canberra... 21 3.3.3.3 Sedimen... 21
3.3.3.4 Analisis uji beda nyata... 23 3.3.3.5 Analisis korelasi linier sederhana... 24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 25 4.1 Struktur Komunitas Meiobenthos... 25 4.1.1 Kepadatan total... 25 4.1.2 Kepadaran per-taksa... 27 4.1.3 Rasio N/C... 33 4.1.4 Indeks Similaritas Bray Curtis... 34 4.2 Parameter Kualitas Perairan... 35 4.2.1 Parameter Fisika Perairan... 35 4.2.1.1 Suhu... 35 4.2.1.2 Kecepatan Arus... 36 4.2.1.3 Total Suspended Solid (TSS)... 37 4.2.2 Parameter Kimia Perairan... 38 4.2.2.1 ph... 38 4.2.2.2 Oksigen Terlarut (DO)... 38 4.2.2.3 Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)... 39 4.2.2.4 Total Fosfat... 40 4.2.2.5 Amonia... 41 4.2.2.6 Nitrit... 42 4.2.2.7 Nitrat... 43 4.2.2.8 Sulfida... 44 4.2.2.9 Logam Berat... 45 4.2.2.10 Minyak dan Lemak... 48 4.2.2.11 Deterjen... 49 4.2.2.12 Fenol... 50 4.2.3 Indeks Pencemaran... 50 4.2.4 Tekstur Sedimen... 51 4.2.5 Indeks Similaritas Canberra... 53 4.3 Korelasi antara Kepadatan dengan Kualitas Air... 54 4.4 Korelasi antara Kepadatan dengan Tekstur Sedimen... 54 4.5 Kualitas Lingkungan Berdasarkan Struktur Komunitas Meiobenthos... 54 4.6 Pengelolaan Perairan Sungai Jerambah dan Sungai Buding Kepulauan Bangka Belitung... 55 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 57 5.1 Kesimpulan... 57 5.2 Saran... 57 DAFTAR PUSTAKA... 58 LAMPIRAN... 61 RIWAYAT HIDUP... 90
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Bangka Belitung dalam beberapa tahun terakhir ini ramai dengan kegiatan penambangan ilegal. Fenomena ini, lebih dikenal masyarakat dengan istilah TI, singkatan dari Tambang Inkonvensional. Aktivitas TI yang terus berkembang sempat menjadi sorotan. Beberapa areal yang dilindungi pemerintah daerah setempat termasuk areal reklamasi telah menjadi tempat masyarakat untuk menambang timah. Karena tidak hanya kegiatannya yang tidak mengindahkan peraturan maupun ketentuan yang berlaku, namun berdampak bagi kerusakan lingkungan di wilayah ini. Selain kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan liar (TI), pembuangan limbah domestik dan sisa aktifitas di sekitar kawasan tersebut turut mempengaruhi perubahan kualitas lingkungan. Pembuangan limbah ke sungai tidak lepas dari kesadaran masyarakat terhadap kelestarian sungai yang umumnya masih rendah, anggapan bahwa sungai merupakan tempat terakhir pembuangan sampah. Sungai merupakan jenis perairan dengan sistem terbuka sehingga sangat tergantung keadaan lingkungan sekitarnya. Secara alamiah, ekosistem sungai mampu melakukan self purification (kapasitas asimilasi) terhadap beban limbah yang masuk, namun penggunaan sungai untuk berbagai kepentingan akan melebihi daya dukung dari sungai tersebut. Pembuangan berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari segala aktivitas masyarakat sekitar ke badan sungai, tanpa diolah dalam instalasi pengolahan limbah dapat menimbulkan masalah pencemaran perairan. Sebagai akibatnya, kondisi ekosistem air sebagai habitat berbagai jenis organisme akuatik mengalami perubahan yang sangat tajam sehingga selain dapat menurunkan kualitas suatu perairan juga dapat mempengaruhi kehidupan organisme yang hidup akuatik, salah satunya adalah komunitas meiobenthos. Komunitas metazoa meiofauna (meiobenthos) sebagai organisme interstisial memberikan respon positif terhadap perubahan lingkungan (Susetiono, 2000). Adanya peningkatan aktivitas masyarakat di sepanjang aliran sungai selain dapat mempengaruhi faktor fisika-kimia perairan juga memberikan dampak
2 negatif bagi komunitas Meiobenthos, misalnya penurunan jumlah komposisi dan kelimpahan dari kelompok meiobenthos. 1.2. Perumusan Masalah Kerusakan lingkungan perairan sungai yang terjadi akibat adanya pencemaran dari berbagai aktivitas antropogenik akan mempengaruhi kehidupan biota akuatik seperti plankton, benthos dan ikan. Bahan pencemar yang masuk kedalam perairan bersifat sangat kompleks, sehingga tidak hanya menganalisa beberapa parameter kualitas air. Salah satu cara untuk mengetahui pengaruh bahan pencemar terhadap biota akuatik maka pada penelitian menggunakan salah satu kelompok biota akuatik yaitu organisme meiobenthos sebagai bioindikator terhadap perubahan kualitas perairan, karena meiobenthos merupakan organisme yang sensitif terhadap pencemaran perairan. Kerangka masalah dapat dilihat pada Gambar 1. 1.3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan informasi sebagai berikut : 1. Mengkaji komunitas meiobenthos yang terdapat dalam Sungai Jerambah dan Sungai Buding. 2. Mengkaji kondisi fisika kimia perairan Sungai Jerambah dan Buding. 3. Mengkaji kualitas perairan Sungai Jerambah dan Sungai Buding. 4. Mengkaji substrat yang merupakan habitat meiobenthos. 5. Mengkaji keterkaitan antara komunitas meiobenthos dengan kondisi lingkungan perairan.