BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup meraka. Menurut definisi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih rendah dari pada harapan, pelanggan akan kecewa; jika ternyata sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

PASAR KONSUMEN. dan Perilaku Pembelian Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku

ANALISIS KARAKTERISTIK PRIBADI DAN EVALUASI KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK BLACKBERRY

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. permasalahan penelitian yang dimuat oleh peneliti untuk mempermudah peneliti

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran didefinisikan secara luas, dan beberapa ahli dibawah ini

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta

BAB II KERANGKA TEORI, HIPOTESIS, DAN MODEL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. persaingan bisnis, perusahaan harus mampu memberikan nilai (value) yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya. mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam perolehan, pengonsumsian, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Brand

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II. Tinjauan Pustaka. produk ke produk lain tapi dari kategori yang sama (Sarvat Afzal et al, 2013). Terdapat

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

Pendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian, pekerjaan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEMBELI PERSONAL. Umur & siklus hidup Pekerjaan Keadaan ekonomi Gaya hidup Kepribadian

BAB 9 KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KERANGKA TEORI. adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PT. Cahaya Sakti Yamaha Di Surabaya oleh Radiktya Hutama Putra tahun 2013.

BAB II TELAAH TEORITIS. Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang semakin modern ini, bentuk-bentuk komunikasi seringkali

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

BAB II LANDASAN TEORI. sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori tentang Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Sedangkan dalam arti luas pemasaran berarti suatu proses, sistem seni dan ilmu dalam rangka memberikan kepuasan konsumen sekaligus merealisir volume penjualan dan tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Stanton (2008:34), pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam dunia pemasaran, banyaknya persaingan bisnis terutama untuk teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan beberapa perubahan yang dapat diamati langsung didalam pasar, seperti munculnya beragam merek, ketatnya pesaing-pesaing baru, inovasi produk yang dilakukan oleh perusahaan, segmen pelanggan yang berkembang, dan penyampaian informasi yang cepat kepada pelanggan, serta perlakuan yang 12

berbeda yang diinginkan oleh pelanggan akan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. 2.2 Teori tentang Perilaku Konsumen 2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Tujuan utama pemasaran adalah melayani, memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumennya. Kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini sangat beragam, maka pemasar harus memenuhi kebutuhan konsumen tersebut dengan menciptakan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Produsen harus mempelajari perilaku konsumen untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka hal inilah yang menyebabkan mengapa perusahaan atau organisasi perlu mempelajari perilaku konsumen dalam kegiatan pemasarannya. Ada beberapa definisi mengenai perilaku konsumen yang ditemukan oleh beberapa ahli. The American Marketting Association mendefinisikan perilaku konsumen yaitu sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka (Setiadi, 2003:3). Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Suryani 2008:6) perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan di konsumsi. Berdasarkan pengertian-pengertian perilaku konsumen yang dikemukan diatas, maka perilaku konsumen merupakan suatu kegiatan yang berkaitan erat 13

dengan proses pengambilan keputusan untuk membeli sampai untuk mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa. Pemahaman perilaku konsumen ini juga meliputi pertanyaan-pertanyaan seperti: apa yang dibeli, siapa yang beli, bagaimana mereka membeli, dalam kondisi seperti apa, dan mengapa mereka membeli. Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen mengacu pada tindakan-tindakan yang dilakukan individu yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam usaha memperoleh serta menggunakan barang dan jasa dengan harapan dapat memuaskan mereka. 2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Kotler (dalam Simamora 2004:6) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal, dan psikologis. Sebagian besar faktor tersebut tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, namun harus tetap diperhitungkan. 1. Faktor Kebudayaan Faktor budaya berpengaruh luas dalam tingkah laku konsumen. Faktorfaktor kebudayaan terdisi dari: a) Budaya adalah keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. b) Sub-budaya. Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok subbudaya yang lebih kecil. Kelompok-kelompok sub-budaya dapat di bedakan menjadi empat macam, yaitu kelompok yang relatif homogen 14

dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama. 2. Faktor Sosial Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial diantaranya: a) Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung sikap dan perilaku. b) Keluarga. Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat atas perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. c) Peran dan status. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peran status. Sebuah peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dan dilakukan oleh seseorang menurut orangorang yang ada di sekitarnya. Setiap peran membeawa suatu status yang akan mempengaruhi perilaku membeli konsumen. 3. Faktor Pribadi Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian, seperti: a) Usia dan tahap daur hidup. Orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama masa hidupnya. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia. 15

b) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata dalam produk dan jasa mereka. c) Keadaan ekonomi. Situasi ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya,kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung. d) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan minat dan pendapatan yang bersangkutan. e) Kepribadian dan konsep diri. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi perilaku pembelinya. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang membedakan seseorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap dan berrtahan lama terhadap lingkungannya. 4. Faktor Psikologis Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu: a) Motivasi. Seseorang mempunyai beberapa kebutuhan pada suatu waktu. Namun kebutuhan tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong seseorang supaya bertindak pada suatu waktu. Suatu kebutuhan berubah menjadi dorongan bila kebutuhan itu muncul hingga mencapai taraf intensitas yang mencukupi. 16

b) Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu tindakan. Bagaimana seseorang bertindak adalah dipengaruhi oleh persepsinya atas siatuasi yang dihadapinya. c) Pengetahuan. Ketika seseorang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam perilaku seorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebudayaan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya. d) Kepercayaan dan sikap. Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli mereka. Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki oleh seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu objek atau ide yang bertahan selama waktu tertentu. 2.3 Teori tentang Kepuasan 2.3.1 Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka (Kotler & Keller 2008:139). Seorang konsumen yang puas adalah konsumen yang merasa mendapatkan value dari pemasok atau produsen. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau konsumen mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan terjadi kalau konsumen 17

mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi konsumen adalah kenyamanan, maka kepuasan akan datang apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Kalau value dari konsumen adalah harga yang murah, maka konsumen akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang paling kompetitif (Irawan, 2007:2). Kepuasan konsumen terbagi menjadi dua yaitu : 1. Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misalnya karena makan membuat perut kita kenyang. 2. Kepuasan psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misalnya perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah. 2.3.2 Faktor-Faktor Utama Tingkat Kepuasan Menurut Lupiyoadi (2001:158), dalam menentukan tingkat kepuasan terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Kualitas produk atau jasa Pelanggan akan merasa puas, bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau jasa yang mereka gunakan berkualitas. 2. Kualitas pelayanan Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan yang diharapkan. 18

3. Faktor emosional Pelangan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas produk atau jasa tetapi nilai sosial atau self-esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu. 4. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap pelanggan. 5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan produk atau jasa, cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut. 2.3.3 Teknik Pengukuran Kepuasan Menurut Kotler (2007:179), ada empat metode yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu : 1. Sistem keluhan dan saran, untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan informasi langsung dari konsumen dengan cara menyediakan kotak saran. Informasi yang terkumpul untuk memberikan masukan bagi perusahaan. 2. Survei kepuasan konsumen, dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos surat, telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan 19

dapat menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya kepada konsumen. 3. Ghost Shopping, metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan yang bersangkutan. 4. Analisi Kehilangan Konsumen, tingkat kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan konsumennya. Perusahaan seharusnya menganalisa dan memahami mengapa konsumen tersebut berhenti mengkonsumsi produk kita. 2.4 Teori tentang Gaya Hidup 2.4.1 Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain (Sugihartati, 2010:43). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Gaya hidup suatu individu akan berbeda dengan individu yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah, sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen. 20

Gaya hidup mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi seseorang (konsumen). Gaya hidup seseorang merupakan fungsi karakteristik atau sifat individu yang sudah dibentuk melalui interaksi lingkungan. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan konsumsi perorangan, jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan. 2.4.2 Kategori Gaya Hidup Simamora (2000:43) mengkategorikan gaya hidup menjadi dua yang dapat disajikan sebagai berikut : 1. Gaya hidup normatif merupakan gambaran harapan-harapan kultural yang dibebankan kepada individu-individu oleh masyarakat dan merujuk pada sistem ekonomi dan konsumsi sebuah masyarakat. 2. Gaya hidup pribadi merupakan keyakinan individu tentang aktivitas konsumsi individu dalam masyarakat, kultur dan subkultur mereka. 2.4.3 Klasifikasi Gaya Hidup Mowen dan Minor (2002:95) mengklasifikasikan gaya hidup berdasarkan tipologi values and lifestyle (VALS) dari Stanford Research International yang disarikan sebagai berikut : 1. Actualizes yaitu orang yang memiliki pendapatan paling tinggi dengan banyak sumber daya yang ada mereka sertakan dalam suatu atau semua orientasi diri. 2. Fulfilled yaitu orang profesional yang matang, bertanggung jawab, dan berpendidikan tinggi. Mereka berpendapatan tinggi tetapi termasuk konsumen yang praktis dan berorientasi pada nilai. 21

3. Believers yaitu konsumen konservatif, kehidupan mereka berpusat pada keluarga, agama, masyarakat dan bangsa. 4. Achievers yaitu orang-orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dalam politik yang paling mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga mereka. Mereka menghargai otoritas dan status quo, serta menyukai produk dan jasa terkenal yang memamerkan kesukaan mereka. 5. Strivers yaitu orang-orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers tetapi sumberdaya ekonomi, sosial dan psokologisnya lebih sedikit. 6. Experiences yaitu konsumen yang berkeinginan besar untuk menyukai halhal baru. 7. Makers yaitu orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan cara yang praktis. 8. Strugglers yaitu orang yang berpenghasilan rendah dan terlalu sedikit sumber dayanya untuk dimasukkan ke dalam orientasi konsumen yang manapun dengan segala keterbatasannya, mereka cenderung menjadi konsumen yang loyal pada merek. 2.4.4 Teknik Pengukuran Gaya Hidup Metode pengukuran gaya hidup dikenal sebagai psikografis yang mencakup pengukuran-pengukuran gaya hidup AIO yaitu; Aktivitas (activities), minat (interest), dan opini (opinion). Menurut Prasetijo dan Lhalauw (2004:68) mengungkapkan AIO adalah : 22

1. Aktivitas (activities) yaitu apa saja yang dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang mereka lakukan untuk mengisi waktu luang. 2. Minat (interest) yaitu apa kesukaan, kegemaran, dan prioritas dalam hidup konsumen. 3. Opini (opinion) yaitu pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal, moral, ekonomi dan sosial. Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup Aktivitas (Activities) Minat (Interest) Opini (Opinion) Bekerja Keluarga Diri sendiri Hobi Rumah Masalah sosial Peristiwa sosial Pekerjaan Politik Liburan Komunitas Bisnis Hiburan Rekreasi Ekonomi Anggota klub Pakaian Pendidikan Komunitas Makanan Produk Sumber: Setiadi (2003) Belanja Media Masa depan Olahraga Prestasi Budaya Menurut Kotler dan Keller (2009:175) bahwa sebagian gaya hidup terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu. Konsumen yang mengalami keterbatasan waktu cenderung multitugas (multitasking), melakukan dua atau lebih pekerjaan pada waktu yang sama. 2.5 Teori tentang Keputusan Pembelian 2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Setiadi (2003:415), inti dari pengambilan keputusan (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan 23

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan prilaku. Menurut Schiffman dan kanuk dalam Suwandi (2007:2), keputusan pembelian terdiri dari: 1. Input Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan faktor sosial. Bauran pemasaran untuk menjangkau, memberikan informasi dan mendorong keputusan pembelian konsumen. Faktor sosial budaya meliputi keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial dan sub budaya memberi pengaruh bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima atau menolak produk maupun perusahaan. 2. Proses Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap. a) Adanya Kebutuhan Kesenjangan antara keadaan factual dengan keadaan yang diinginkan konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar maupun dari dalam diri konsumen. b) Pencarian informasi sebelum pembelian Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif yang ada. Informasi tersebut, dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu 24

yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam keberadaannya. Persamaan informasi mendukung daya kepercayaan dimana perbedaan memberi alasan untuk evaluasi kesesuaian dengan kebutuhan maupun keinginan konsumen. c) Evaluasi aternatif Perbandingan dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga diperoleh pilihan yang terbaik. 3. Output Perilaku setelah pembelian yang terdiri dari perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. a) Pembelian Terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian ulang. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan hubungan dengan prosuk maupun organisasi, sedangkan pembelian ulang menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya kepercayaan dan kepuasan. b) Evaluasi setelah pembelian Penilaian terhadap pembelian yang telah dilakukan dari terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa puas atau tidak puas konsumen. 25

2.5.2 Proses Pembelian Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2007:235), ada lima tahap dalam proses pembelian konsumen, yaitu: 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal 2. Pencarian Informasi Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Tantangan bagi marketer adalah mengenali sumber informasi yang paling berpengaruh. 3. Evaluasi Alternatif Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan utama tentang konsekuensi yang relevan dan mengkombinasikan pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan. 4. Keputusan Pembelian Calon pembeli menentukan apa dan dimana produk pilihan mereka akan dibeli. Marketer harus menyediakan jalan paling mudah bagi calon pembeli untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan. Misalnya, prosedur yang tidak berbelit, kemudahan pembayaran dengan berbagai macam kartu kredit, kelengkapan produk yang dijual, kenyamanan tempat berbelanja. 26

5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk, maka perilaku selanjutnya akan ditentukan dari kepuasan atau manfaat yang diperoleh konsumen dari produk yang dikonsumsinya tersebut. Kepuasan konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli terhadap suatu produk dengan manfaat aktual yang diberikan produk tersebut. Jika daya guna produk berada dibawah kepuasan konsumen, maka yang akan timbul adalah kekecewaan konsumen. Jika produk tersebut memenuhi harapan konsumen, maka kepuasan akan timbul. Jika produk tersebut memberikan manfaat yang lebih besar dari yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan merasa sangat puas. Jika konsumen merasa puas dengan suatu produk, maka ia akan melakukan pembelian ulang, tetapi jika konsumen tidak merasa puas, maka ia dapat beralih ke merek lain. Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2007:235) Gambar 2.1 Tahap Proses Pengambilan Keputusan 27

2.6 Teori tentang Pembelian Ulang 2.6.1 Pengertian Pembelian Ulang Pengertian pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter dan Olson dalam Novantiano (2007:24) adalah Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali ada beberapa kali. Jadi pembelian ulang adalah suatu proses membeli barang atau jasa untuk kesekian kalinya, setelah melakukan proses pembelian sebelumnya. Keputusan pembelian ulang merupakan pengembangaan dari teori keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian ulang tercipta setelah konsumen melakukan serangkaian proses pembelian konsumen, yaitu : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Menurut Simamora (2003:51), Yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian ulang hanya dua, yaitu : faktor harga dan bukan harga. Faktor bukan harga terdiri faktor produk dan non produk. Apabila seseorang sudah melakukan pembelian terhadap suatu produk dan ia melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut, maka perilaku yang mungkin ditujukan ada dua menurut Simamora (2003:28) yaitu : Pemecahan masalah berulang dan perilaku kebiasaan. 2.7 Penelitian Terdahulu Penggalian dari penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya memperjelas tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk membedakan penelitian ini dengan sebelumnya. 28

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Variabel 1 Fadillah (2015) 2 Bangun (2013) 3 Nurhayani (2012) Kepuasan dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Gadget Apple Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan. Pengaruh Kepuasan dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Ulang Masyarakat Terhadap Produk Handphone. Independen: Kepuasan, dan Pengetahuan Produk. Dependen: Keputusan Pembelian Ulang Independen: Kepuasan dan Pengetahuan Produk Dependen: Keputusan Pembelian Ulang Independen: Kepuasan, Kompetisi Harga, Brand Image, dan Pengalaman Pelanggan. Dependen: Minat Beli Ulang Metode Analisis Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi Berganda Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan variabel Kepuasan, dan Pengetahuan Produk berpengaruh dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh secara positif dan signifikan antara variabel kepuasan dan pengetahuan produk terhadap keputusan pembelian ulang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kepuasan pelanggan, kompetisi harga, brand image, dan pengalaman pelanggan memberikan pengaruh positif pada niat dan tindakan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian ulang 29

2.8 Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual penelitian merupakan fondasi utama untuk sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan, hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literature (Kuncoro, 2003:48). Menurut Kotler dan Keller (2007:243) Kepuasan adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Kepuasan konsumen merupakan hasil dari keberhasilan penyediaan produk dalam memenuhi harapan konsumen dan secara defenitif mempengaruhi perubahan sikap, pembelian ulang, dan loyalitas. Konsumen yang puas cenderung menjadi konsumen yang loyal, dan konsumen yang puas akan melakukan pembelian ulang. Gaya hidup menurut Minor dan Mowen (2002:282), menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup merupakan fungsi karakteristik atau sifat individu yang mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi dan pembelian. Penting bagi pemasar untuk mengetahui gaya hidup konsumen sasarannya demi memastikan kebutuhan pelanggan tersebut. Dengan demikian minat pembelian ulang dapat tercipta. Berdasarkan teori-teori dan penjelasan yang telah dituliskan sebelumnya, penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Kepuasan dan Gaya Hidup Konsumen dalam Pembelian Ulang Gadget merek Apple pada Mahasiswa 30

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Medan. Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka konseptual yang menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X 1 dan X 2 terhadap Y, yaitu sebagai berikut : Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian 2.9 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: Kepuasan dan Gaya Hidup Konsumen Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Gadget merek Apple pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 31