BAB II LANDASAN TEORI. Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah
|
|
- Liani Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. TIPE PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI 1. Pengertian Pengambilan Keputusan Membeli Pengambilan keputusan membeli merupakan suatu proses pemecahan masalah (John Dewey dalam Engel, Blackwell dan Miniard, 1995). Sejalan dengan pengertian tersebut, Peter & Olson (2002), juga menggolongkan pengambilan keputusan membeli sebagai proses pemecahan masalah. Proses ini diawali dengan adanya persepsi konsumen akan adanya suatu masalah karena adanya keinginan yang tidak terpenuhi. Konsumen akhirnya membuat keputusan tentang perilaku mana yang ingin ditampilkan untuk mencapai tujuan mereka dan memecahkan masalah. Schiffman & Kanuk (2004) mengartikan keputusan sebagai pemilihan dari dua atau lebih alternatif tindakan yang ada sehingga keputusan hanya dapat dibuat jika ada beberapa alternatif yang dapat dipilih. Pengambilan keputusan membeli merupakan pemilihan dari dua atau lebih alternatif yang dapat dipilih dalam proses pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen. Berkowitz (2002) mengatakan proses keputusan pembelian merupakan tahaptahap yang dilalui pembeli dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Loudon & Della Bitta (1993) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang apa yang hendak dibeli, berapa
2 banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan, kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan. Proses kunci dari proses pengambilan keputusan membeli adalah proses integrasi di mana pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dan akhirnya memilih satu. Hasil pemilihan ini secara kognitif dianggap sebagai intensi perilaku yang kemudian dapat disebut sebagai rencana untuk terikat dalam satu atau lebih perilaku (Peter & Olson, 2002). Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) mengatakan bahwa pengambilan keputusan membeli merupakan suatu gambaran dimana seseorang secara hati-hati mengevaluasi berbagai atribut dari produk-produk, brand, atau jasa dan secara rasional memilih salah satu yang memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan membeli merupakan proses pemecahan masalah oleh konsumen mengenai produk atau jasa yang hendak dibeli dengan cara memilih perilaku yang ingin ditampilkan melalui tahapan-tahapan pembelian. 2. Tahapan-tahapan dalam Pengambilan Keputusan Membeli Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) membagi proses pengambilan keputusan konsumen membeli atas lima tahapan. Tahap-tahap tersebut adalah: a. Pengenalan masalah Proses yang terjadi dalam tahap ini adalah terciptanya persepsi akan adanya kesenjangan antara kondisi yang diinginkan dan kondisi yang sebenarnya. Proses pengenalan kebutuhan merupakan proses yang paling penting, karena pada tahap inilah seorang konsumen merasa suatu perbedaan kondisi sebagai masalah atau tidak,
3 sehingga dapat mengaktifkan proses pengambilan keputusan. b. Pencarian informasi Setelah mengenali adanya kebutuhan, konsumen akan melakukan pencarian informasi yang relevan dari memorinya sendiri. Pencarian ini merupakan pencarian internal. Apabila konsumen merasa pencarian tersebut tidak cukup, maka ia akan melakukan pencarian secara eksternal, yaitu pencarian informasi dari lingkungannya. Pencarian ini misalnya bertanya kepada sumber-sumber pribadi seperti teman dan keluarga, sumber-sumber umum misalnya majalah konsumen dan iklan, sumber pemasaran misalnya karyawan toko atau bisa juga dengan langsung mencoba suatu produk. c. Evaluasi alternatif Pada tahap ini, konsumen membandingkan alternatif-alternatif yang sudah dikumpulkan sebelumnya, mengevaluasi keuntungan maupun kerugian masing- masing alternatif tersebut dan menyempitkan pilihan pada alternatif yang disukai. d. Tahap pembelian Proses yang terjadi pada tahap ini adalah konsumen memutuskan bagaimana cara pembelian akan dilakukan, kapan pembelian akan dilakukannya, di toko apa pembelian akan dilakukan, dan apa yang akan dibelinya. Tidak jarang konsumen akhirnya memilih untuk membeli sesuatu yang berbeda dari yang direncanakan sebelumnya, karena adanya faktor-faktor lain, misalnya diskon, yang dirasa lebih memberikan keuntungan baginya.
4 e. Evaluasi alternatif setelah pembelian Proses yang terjadi dalam tahap ini adalah evaluasi yang dilakukan oleh konsumen tentang sejauh mana konsumsi memberikan kepuasan. Konsumen akan membandingkan harapan yang dimilikinya di awal saat melakukan proses pembelian dengan kinerja produk yang sudah dibelinya. Respon puas akan timbul bila konsumen merasa kinerja produk yang dibelinya lebih besar daripada harapan awalnya. Sebaliknya, bila harapan awal yang lebih besar, maka yang akan timbul adalah disonansi ataupun respon tidak puas. Konsumen terkadang mengalami keraguan atau kecemasan tentang keputusan pembeliannya, yang dikenal sebagai pertentangan pasca pembelian atau post purchase dissonance (Munandar, 2001). Untuk mengurangi pertentangan pasca pembelian tersebut, individu menggunakan beberapa strategi (Schiffman & Kanuk, 2004), yaitu : a. Merasionalisasikan keputusannya sebagai keputusan yang terbaik, b. Mencari infomasi yang mendukung pilihannya dan menghindari produk yang berbeda. c. Berusaha mempengaruhi teman, orang lain untuk membeli produk yang sama, atau d. Merasa puas pada produk untuk menentramkan diri. 3. Tipe Tipe Pengambilan Keputusan Membeli Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) menjelaskan tingkatan dalam proses pengambilan keputusan lebih terperinci menjadi 3 tipe yaitu:
5 a. Pengambilan Keputusan Diperluas Pada pengambilan keputusan diperluas, konsumen terbuka pada informasi dari berbagai sumber dan termotivasi untuk membuat pilihan yang tepat. Pengambilan keputusan ini meliputi proses yang melibatkan pencarian informasi internal maupun eksternal yang intensif, diikuti oleh evaluasi yang kompleks atas sejumlah besar alternatif yang tersedia. Kelima tahapan proses pengambilan keputusan diikuti meskipun tidak berurutan dan akan banyak alternatif yang di evaluasi. Jika hasil yang diharapkan terpenuhi, maka keputusan ditunjukkan dalam bentuk rekomendasi pada orang lain dan keinginan untuk membeli kembali. Sejalan dengan Hawkins, Solomon (2004) mengatakan bahwa dalam pengambilan keputusan diperluas, pada tahap pencarian informasi, konsumen terbuka pada sumber informasi yang berbeda, menggunakan banyak kriteria alternatif yang dievaluasi, mengunjungi berbagai tokotoko dan sering melakukan komunikasi dengan penjual ketika melakukan pembelian. b. Pengambilan Keputusan Terbatas Pada pengambilan keputusan terbatas, konsumen juga mengikuti setiap tahap dalam pengambilan keputusan membeli. Diawali dari pengenalan masalah yang menuntun kepada pencarian informasi. Pencarian informasi yang dilakukan konsumen lebih kepada pencarian informasi intensif secara internal dan hanya melibatkan pencarian informasi eksternal yang terbatas. Dalam evaluasi alternatif, konsumen hanya melibatkan sedikit atribut, sedikit alternatif, dan tidak secara kompleks. Tidak terjadi disonansi yang dialami konsumen setelah pembelian dan evaluasi pasca pembelian yang dilakukan juga terbatas. Solomon (2004) menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan terbatas konsumen tidak menggunakan pencarian informasi secara eksternal serta
6 menggunakan waktu berbelanja yang terbatas dan pemilihan produk dipengaruhi oleh apa yang dipajang di toko ketika melakukan pembelian. c. Pengambilan Keputusan Nominal Dalam pengambilan keputusan nominal, tahapan yang dialami seseorang ialah adanya pengenalan masalah, kemudian hanya melibatkan pencarian informasi internal (memori jangka panjang) yang lalu menyediakan satu brand solusi saja. Brand itu kemudian dibeli, dan hanya dievaluasi apabila produk tersebut gagal atau tidak sesuai harapan. Pengambilan keputusan nominal tidak melibatkan evaluasi alternatif sebelum pembelian. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Membeli Engel, Blackwell dan Miniard (1995) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli pada konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu yang berasal dari lingkungan (eksternal) dan yang bersifat individual (internal). Beberapa faktor yang berasal dari lingkungan (eksternal) yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli konsumen (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995) antara lain : a. Budaya Aspek kebudayaan menjadi dasar nilai, keyakinan, dan tindakan konsumen yang secara tidak langsung mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan membelinya.
7 b. Kelas sosial Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Ada beberapa aspek yang menentukan kelas sosial (Kahl, dalam Engel dkk, 1995) yaitu pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan. c. Demografi Harrel (1986) mengemukakan bahwa perilaku konsumen lebih menekankan pada aspek-aspek yang menetap yang mengacu pada populasi suatu daerah yang bersifat kuantitatif seperti usia, pendapatan, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan, dan kode wilayah. Sementara itu, Engel dkk (1995) mengemukakan bahwa faktor demografi yaitu status sosial ekonomi meliputi pekerjaan, pendapatan dan kekayaan. d. Pengaruh kelompok Kebanyakan perilaku konsumen dipengaruhi oleh kelompok (Hasbro, dalam Engel, Blackwell dan Miniard, 1995). Dalam hal ini khususnya dipengaruhi oleh kelompok referensi, dimana cara berpikir dan nilai yang dianut kelompok mempengaruhi secara bermakna perilaku individu. e. Keluarga Keluarga adalah "pusat pembelian" yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga yang bersangkutan (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995). Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga lain. Keluarga merupakan variabel struktural yang memberikan dampak bagi keputusan pembelian, yang terdiri dari usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan, kehadiran anak, status pekerjaan, serta struktur peran
8 suami istri dalam rumah tangga. Faktor yang bersifat individual (internal) yang mempengaruhi pengambilan keputusan membeli yaitu : a. Belajar dan Ingatan Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang akan menentukan tindakan dan pengambilan keputusan membeli bagi konsumen. Seseorang harus mempelajari semua hal yang berkaitan dengan performa, keberadaan, nilai, pilihan produk, kemudian menyimpan informasi tersebut dalam ingatan. b. Sikap Sikap adalah evaluasi terhadap suatu objek (Morgan, 1989). Sedangkan menurut Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) sikap merupakan cara berpikir, merasa dan bertindak terhadap beberapa aspek dari lingkungan. Ada tiga komponen sikap, yaitu, kognitif, afektif dan perilaku. Kognitif berarti keyakinan atau pengetahuan individu terhadap objek. Afektif berarti perasaan atau reaksi emosional terhadap objek. Sedangkan perilaku merefleksikan tindakan yang tampak dan pernyataan dari intensi perilaku dengan mempertimbangkan atribut fisik dari suatu objek. Ketiga komponen sikap akan konsisten satu sama lainnya. c. Motivasi dan kepribadian Motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang menggerakkan perilaku dan memberikan arah serta tujuan bagi perilaku seseorang. Sedangkan motif adalah konstruk yang menggambarkan kekuatan dalam diri yang tidak dapat diamati, yang merangsang respon perilaku dan memberikan arah spesifik terhadap respon tersebut. Ketika motivasi mengarahkan kekuatan yang mengakibatkan perilaku seseorang
9 memiliki tujuan, maka kepribadian akan mengarahkan perilaku yang dipilih untuk mencapai tujuan dalam situasi yang berbeda. d. Persepsi Dasar dari pengambilan keputusan konsumen adalah adanya informasi. Konsumen mengumpulkan informasi, memprosesnya, menambah, dan menyimpan sebagian informasi, serta menambah dan menggabungkan informasi yang baru dengan yang lama. Proses inilah yang membentuk persepsi. Persepsi inilah selanjutnya yang akan menghasilkan suatu pemecahan masalah dalam bentuk adanya keputusan. e. Gaya hidup Gaya hidup adalah fungsi dari karakteristik seseorang yang telah terbentuk melalui interaksi sosial. Harrel (1986) mendefinisikan gaya hidup sebagai bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mengalokasikan uang dan waktu. Kotler & Susanto (2001) mengemukakan bahwa gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya hidup individu didasari oleh konsep dirinya yaitu sikap yang dianut seseorang terhadap dirinya. B. TECHNOGRAPHICS 1. a. Pengertian Technographics Rubin & Bluestein (1999) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Technographics ialah suatu model yang didesain untuk mengkategorisasikan konsumen berdasarkan sikap, motivasi, dan kemampuan mereka dalam menggunakan dan mendapatkan teknologi tersebut.
10 Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) mengatakan bahwa Technographics merupakan suatu skema yang mengukur tipe gaya hidup yang berhubungan dengan teknologi dan aktivitas-aktivitas seperti akses online, kepemilikan PC, instant messaging, dan belanja online. Berdasarkan beberapa hal di atas dapat disimpulkan bahwa Technographics merupakan suatu tipe kategorisasi gaya hidup konsumen dalam penggunaan teknologi. b. Pengertian Gaya Hidup Kotler & Keller (2006) mendefinisikan gaya hidup sebagai pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opini. Pengertian ini sejalan dengan Setiadi (2003) mengatakan gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat). Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mendefinisikan gaya hidup sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah konsepsi sederhana yang mencerminkan nilai konsumen. Hal ini sesuai dengan Mowen & Minor (2002) yang mengatakan bahwa gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Selanjutnya, Nas & Sande (dalam Ginting & Sianturi, 2005) mendefinisikan gaya hidup sebagai sebuah konstruk kesadaran dari frame of reference yang diciptakan relatif bebas oleh individu untuk menguatkan identitasnya dalam pergaulan dan membantunya dalam komunikasi. Dalam pengertian ini, gaya hidup menunjuk pada frame of reference (kerangka acuan) yang dipakai seseorang
11 dalam bertingkah laku. Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) menyatakan gaya hidup sebagai bagaimana individu menjalankan proses kehidupan. Gaya hidup merupakan fungsi dari ciri-ciri dalam diri individu yang terbentuk melalui interaksi sosial sewaktu individu bergerak melalui daur hidupnya. Gaya hidup itu bersifat dinamis dan secara konstan mengalami perubahan. Gaya hidup merupakan dasar motivasi yang mempengaruhi sikap dan kebutuhan individu, yang pada akhirnya mempengaruhi pembelian dan aktivitas yang digunakan individu. Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) juga menambahkan bahwa gaya hidup mencakup produk apa yang kita beli, bagaimana kita menggunakannya, dan apa yang kita pikirkan tentang produk tersebut. 2. Aspek-aspek Technographics Rubin & Bluestein (1999) menyatakan bahwa terdapat tiga aksis yang mendefinisikan tipe Technographics yaitu : sikap terhadap teknologi, pendapatan, dan motivasi primer. a. Sikap terhadap teknologi Tipe Technographics membagi konsumen dalam dua kelompok, yaitu: teknologi optimis dan teknologi pesimis. Teknologi optimis yaitu orang-orang yang berkeyakinan bahwa dengan mengubah perilaku mereka dengan menggunakan dan mendapatkan teknolgi baru akan membuat hidup mereka lebih mudah dan lebih menyenangkan. Teknologi pesimis yaitu orang-orang yang tidak tertarik, cemas, dan tidak bersahabat dengan teknologi. Mereka menunjukkan ketertarikan yang sedikit dalam menggunakan teknologi untuk hasrat dan kebutuhan yang bias dipuaskan melalui
12 metode tradisional saja. b. Pendapatan Pendapatan yang dimaksud di sini terbagi dua, yaitu orang-orang dengan pendapatan tinggi dan pendapatan rendah. Kasali (1998) membagi penghasilan di kota metropolitan (Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Medan) sebagai berikut: Tabel 1. Pembagian penghasilan di kota metropolitan Penghasilan Keluarga Perbulan Tinggi ( Bagian Atas) Tinggi (Bagian Bawah) Rendah (Bagian Atas) Rendah (Bagian Bawah) >5 juta 3-5 juta 1-3 juta <1 juta c. Motivasi primer Segmentasi Technographics membedakan konsumen melalui tiga tipe motivasi primer : karir, keluarga, dan hiburan. Motivasi-motivasi ini berhubungan dengan kebutuhan mereka untuk merasa tercukupi dalam hidup mereka. Motivasi primer dalam hal ini terbagi tiga, yaitu: 1. Konsumen dengan motivasi hiburan (Entertainment-motivated consumer), yaitu mereka yang berhubungan dengan kebutuhan untuk bersenang-senang. 2. Konsumen dengan motivasi karir (Career-motivated consumer), yaitu mereka yang memiliki kebutuhan untuk maju atau merasa penting dalam karir. 3. Konsumen dengan motivasi keluarga (Family-motivated consumer), yaitu
13 mereka yang berhubungan dengan kebutuhan untuk merawat atau menjaga orang-orang terdekat. 3. Tipe Technographics Berdasarkan hal tersebut, Hawkins, Mothersbaugh dan Best (2007) mengelompokkan gaya hidup individu dalam hal penggunaan teknologi ke dalam 10 tipe, yaitu: Tabel 2. Pembagian tipe Technographics Motivasi Primer Sikap Pendapatan Karir Keluarga Hiburan Optimis Tinggi Fast Forwards New Age Nurturers Mouse Potatoes Rendah Techno- Strivers Digital Hopefuls Gadget Grabbers Pesimis Tinggi Handshakers Traditionalists Media Junkies Rendah Sidelined Citizens 1. Fast Forwards : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh karir. Mereka terburu-buru waktu, punya tujuan, dan merupakan pengguna berat teknologi. Sangat mungkin untuk online sepanjang waktu. 2. Techno-Strivers : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan rendah, dan termotivasi oleh karir. Mereka yakin bahwa nilai dari teknologi merupakan jalan untuk meningkatkan karir mereka. 3. Handshakers : Orang-orang yang pesimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh karir. Mereka sukses dalam karir mereka namun
14 bertoleransi rendah dengan teknologi. Pengguna paling rendah dalam instant messaging. 4. New Age Nurturers : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh keluarga. Mereka sangat yakin dengan nilai dari teknologi bagi keluarga dan pendidikan. 5. Digital Hopefuls : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan rendah, dan termotivasi oleh keluarga. Mereka adalah pecinta teknologi yang berhubungan dengan keluarga. Merupakan pengguna instant messaging yang relatif tinggi. 6. Traditionalists : Orang-orang yang pesimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh keluarga. Mereka paling tidak gampang menerima teknologi baru yang lain dari yang biasa mereka gunakan. Paling tidak mungkin terpengaruh dengan apa yang menjadi trend. 7. Mouse Potatoes : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh hiburan. Mereka tertarik dengan hiburan interaktif khususnya pada PC. Paling mungkin untuk berbelanja online. 8. Media Junkies : Orang-orang yang pesimis, berpenghasilan tinggi, dan termotivasi oleh hiburan. Biasanya mereka tertarik pada TV dan fitur-fitur video. 9. Sidelined Citizens : Orang-orang pesimis dan berpenghasilan rendah. Mereka takut dengan teknologi baru dan lambat dalam beradaptasi. Mereka paling tidak bisa menerima inovasi teknologi.
15 10. Gadget Grabbers : Orang-orang yang optimis, berpenghasilan rendah dan termotivasi oleh hiburan. Mereka menginginkan produk-produk teknologi tinggi dengan harga terjangkau. Mereka paling mudah terpengaruh dengan apa yang sedang menjadi trend, dan paling mungkin menggunakan instant messaging. Agak lebih kurang untuk tetap online karena pendapatan rendah mereka.
BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk
BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menyebabkan begitu banyak perubahan dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Globalisasi telah menyebabkan begitu banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang teknologi. Perkembangan teknologi mengalami
Lebih terperinciProduksi Iklan Multimedia dan Interaktif
Modul ke: Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Definisi Perilaku Konsumen Kepentingan Mempelajari Perilaku Konsumen Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Keputusan Membeli 1. Pengertian Keputusan Membeli Menurut Kotler dan Armstrong (2009) keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk membeli atau tidak membeli terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian Gartner (2009), pasar komputer di seluruh dunia mengalami. produk komputer dewasa ini ialah komputer tablet.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelian merupakan perilaku konsumen yang diaplikasikan dalam berbagai hal, termasuk pada bidang teknologi. Salah satu produk teknologi yang banyak dibeli konsumen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Proses Pengambilan Keputusan Membeli
BAB II LANDASAN TEORI A. KEPUTUSAN MEMBELI 1. Definisi Proses Pengambilan Keputusan Membeli Dalam istilah umum, membuat keputusan adalah penyeleksian tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Schiffman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat terpuaskan secara permanen. Dalam usahanya untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun, kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia tidak
Lebih terperinciProses Pengambilan Keputusan Konsumen
MODUL PERKULIAHAN Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 14 Abstract Membahas proses dalam pengambilan keputusan pembelian.
Lebih terperinciSAVITRI 07/263005/1661 ADVA MERAH 07/263036/1692
SAVITRI 07/263005/1661 ADVA MERAH 07/263036/1692 KONSEP DIRI DAN GAYA HIDUP KONSEP DIRI Konsep diri didefinisikan sebagai totalitas pemikiran yang perasaan individu yang memiliki referensi terhadap dirinya
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
7 BAB 2 Tinjauan Pustaka Bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang akan berkaitan dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah impulsive buying
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Pengambilan Keputusan Konsumen
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengambilan Keputusan Konsumen 1. Definisi Pengambilan Keputusan Konsumen Engel (1995) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia tidak pernah lepas dari perilaku konsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan perilaku konsumsi, konsumen harus mampu untuk mengambil keputusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB II TELAAH TEORITIS. Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu
BAB II TELAAH TEORITIS Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu sebagai acuan dasar teori dan analisis. Dalam bab ini dikemukakan konsepkonsep tentang citra merek, gaya hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
II. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan penjualan. Pemasaran merupakan sutu kegiatan jual beli yang didalamnya meliputi kegiatan penyaluran barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (Peter dan Olson, 2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsumen Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, Kotler menklasifikasikan konsumen menjadi dua kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membeli produk sesuai kualitasnya, membeli produk yang benar benar
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini fenomena mengenai perilaku konsumen dapat kita lihat dalam kehidupan sehari hari, seperti salah satu fenomena perilaku konsumen yang sering kita lihat adalah
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan
Lebih terperinciPendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara
HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : IX (Sembilan) Topik/Pokok Bahasan : Pendekatan Perilaku Konsumen Pokok-Pokok Perkuliahan : Pendekatan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku
Lebih terperinciPASAR KONSUMEN. dan Perilaku Pembelian Konsumen
PASAR KONSUMEN dan Perilaku Pembelian Konsumen Topik Pembahasan Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Bagaimana karakteristik pembeli Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori tentang Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam
Lebih terperinciANALISIS PERSAINGAN TOKO KOMPUTER (Studi Kasus di Toko Komputer Art Computer Jl Purnawarman no Lantai 2 N 01 Bandung)
ANALISIS PERSAINGAN TOKO KOMPUTER (Studi Kasus di Toko Komputer Art Computer Jl Purnawarman no 13 15 Lantai 2 N 01 Bandung) COMPUTER SHOP COMPETITION ANALYSIS (Case Study at Art Computer Jl Purnawarman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perilaku Konsumen 1.2.1 Perilaku Konsumen Menurut Pater dan Olson (2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.
BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menganalisis tentang preferensi konsumen terhadap paket wisata Kusuma Agrowisata. Kerangka pemikiran teoritis disusun berdasarkan penelusuran
Lebih terperinciPERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN
PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Meet -3 BY.Hariyatno.SE.Mmsi PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Keputusan Pembelian. akan dikemukakan definisi mengenai keputusan membeli menurut para ahli.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Membeli Untuk mendapat gambaran mengenai keputusan membeli, berikut ini akan dikemukakan definisi mengenai keputusan membeli menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. psikografis. Gaya hidup seseorang juga dapat melambangkan prestise seseorang
BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Gaya Hidup Gaya hidup merupakan salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup seseorang juga dapat melambangkan prestise
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi tersebut sering berbeda antara para ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Gaya Hidup 1. Pengertian Gaya Hidup Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210) mengatakan: Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Keputusan pembelian Kotler (2008) mengatakan keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. POSTPURCHASE DISSONANCE A.1 Definisi Postpurchase Postpurchase (pasca pembelian) adalah evaluasi setelah pembelian yang melibatkan sejumlah konsep, antara lain harapan konsumen,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan
BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teori 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan konsumen, adalah proses pengintergasian yang mengkombinasikan
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO
PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO (Studi Pada Toko Sepatu Donatello Malang Jln KAwi No. 46) ISMAIL HASAN 10510029 ABSTRAK Tingkat persaingan dunia usaha di
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. oleh Soemanagara (2006:2), yaitu komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen William Albright mengungkapkan definisi komunikasi dalam buku yang dikutip oleh Soemanagara (2006:2), yaitu komunikasi merupakan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Perilaku Konsumen Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa digunakan
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen Dalam rangka memasarkan produknya, sangatlah penting bagi pemasar untuk mempelajari perilaku konsumen. Dengan mempelajari perilaku konsumen,
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR PSIKOGRAFIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE PLAZA MULIA SAMARINDA
PENGARUH FAKTOR PSIKOGRAFIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE PLAZA MULIA SAMARINDA Rury Septiyaningrum 1. Elfreda Aplonia Lau 2, Eka udhyani 3 Fakultas Ekonomi, Manajemen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. dengan pemenuhan yang maksimal. Keanekaragaman barang yang diinginkan pun
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Konsumen Setiap konsumen selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan pemenuhan yang maksimal. Keanekaragaman barang yang diinginkan
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 E-commerce 2.1.1 Pengertian e-commerce Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang dapat dijangkau seseorang melalui komputer, yang digunakan oleh pebisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang sangat tajam pada saat ini merupakan sebuah tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri. Persaingan yang terjadi akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari atau kebutuhan primer, kebutuhan sekunder seperti televisi serta
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia tidak bisa lepas dari kegiatan membeli. Kegiatan membeli tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan primer,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. pembelian secara online. Suhartini (2011) yang meneliti faktor yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkaitan antara kepercayaan, kualitas informasi, dan pengetahuan teknologi internet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang, dengan pendapatan tertentu dan harga barang tertentu pula sedemikian
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2..1 Defenisi perilaku konsumen Ada beberapa definisi dari perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya: The American Assosiation dalam
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk
Lebih terperinciBab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk memuaskan konsumen dengan mengambil keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Cara memuaskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian, pekerjaan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor Pribadi 2.1.1 Pengertian Faktor Pribadi Faktor pribadi adalah karakteristik pribadi yang mempengaruhi keputusan pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup meraka. Menurut definisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen The American Marketing Association (Setiadi, 2005:3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran. Pemasaran yang diberikan sering berbeda antara ahliyang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan. keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi.
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat membuat kebutuhan dan keinginan manusia terhadap makanan semakin bervariasi. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Perilaku Konsumen
7 TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Konsumen Konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan organisasi. Konsumen yang membeli barang atau jasa digunakan untuk kebutuhan sendiri dinamakan konsumen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45), persepsi
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Tesis Muslichah (2005) yang berjudul Pengaruh Faktor Lingkungan, Faktor Individu, dan Faktor Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli Obat Farmasi
Lebih terperinciConsumer Behavior. Pengetahuan Konsumen. Sengguruh Nilowardono
Consumer Behavior Pengetahuan Konsumen Sengguruh Nilowardono Mengapa memahami Pengetahuan Konsumen penting bagi pemasar? Karena apa yang dibeli Dimana membeli Kapan membeli Akan tergantung kepada pengetahuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Citra merek dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak pernah lepas dari salah satu kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya agar terus berkembang dan mendapatkkan laba semaksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Aktivitas berbelanja merupakan suatu aktivitas yang awam atau umum dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
39 BAB II LANDASAN TEORI A. INTENSI MEMBELI 1. Definisi Intensi Teori perilaku berencana merupakan pendekatan teoritis yang digunakan untuk menjelaskan intensi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciKEPRIBADIAN, NILAI & GAYA HIDUP
KEPRIBADIAN, NILAI & GAYA HIDUP Mata Kuliah Nama Lengkap : Perilaku Konsumen : Sri Setiawaty Npm : 18211261 Dosen Kelas : Tomy Adi Sumiars, SE : 3EA27 Program Sarjana Ekonomi Manajemen UNIVERSITAS GUNADARMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran semakin mempengaruhi hampir seluruh kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran semakin mempengaruhi hampir seluruh kehidupan sehari hari, dari barang yang dibeli untuk memenuhi kebutuhan, toko yang bersaing dalam penjualan
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA TEORI. sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang
BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler (2002, 10) pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. permasalahan penelitian yang dimuat oleh peneliti untuk mempermudah peneliti
BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori merupakan suatu kumpulan teori-teori yang mendukung dalam permasalahan penelitian yang dimuat oleh peneliti untuk mempermudah peneliti dalam pengaplikasiannya saat
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI DITINJAU DARI GAYA HIDUP VALUE MINDED
PSIKOLOGIA Volume I No. 1 Juni 2005 PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI DITINJAU DARI GAYA HIDUP VALUE MINDED Eka Danta Jaya Ginting dan Betaria Octavina Sianturi PS. Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemasaran 1) Definisi Pemasaran Pemasaran menurut Kotler (2010: 5) yaitu sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2002), konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mengalami kemajuan yang pesat. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan tersebut perangkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Perpindahan Merek (Brand Switching) Menurut Peter dan Olson (2002), perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam
Lebih terperinciBab 3. Model Perilaku Konsumen
Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini banyak perusahaan yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan mereka adalah untuk memuaskan pelanggan. Dengan moto yang bermacam-macam, seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu wujud pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini tidak hanya bisa dilihat dari makin berkembangnya suatu kota saja, namun juga bisa dilihat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak
Lebih terperinciTujuan Penelitian Tujuan Umum
6 6 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kelompok acuan yang dipakai dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB baik pada mahasiswa
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
21 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Konsumen secara sederhana dapat didefinisikan sebagai individu yang membeli atau menggunakan barang atau jasa. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan
Lebih terperinci