PENGANTAR. Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan pangan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia sehari-hari. Plastik umumnya berasal dari minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN ,5 ribu US$ (Kemenperin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin memiliki sifat yang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol

PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT ABSTRAK

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

KULIAH KE VIII EDIBLE FILM. mampu membuat kemasan edible yang dapat diaplikasikan pada bahan pangan.

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

mempengaruhi atribut kualitas dari produk tersebut (Potter, 1986). Selama proses

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah di dalam tubuh (Kurniawan, 2006). Gelatin

BAB I PENDAHULUAN. makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Kombinasi Protein Koro Benguk dan Karagenan Terhadap Karakteristik Mekanik (Kuat Tarik dan Pemanjangan)

BAB I PENDAHULUAN. jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula tetapi kini jenang telah dibuat

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2)

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam umbi-umbian dapat dipergunakan sebagai sumber. kalori/karbohidrat, salah satunya adalah singkong. Singkong kaya akan

4.1. Pengaruh Pra Perlakuan dan Jenis Larutan Ekstraksi terhadap Rendemen Gelatin yang Dihasilkan.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB Ι PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik mutu daging

EKSTRAKSI GELATIN DARI LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI (Scomberomorus sp.) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM YANG BERBEDA

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ketersediaan air, oksigen, dan suhu. Keadaan aerobik pada buah dengan kadar

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dosen Pembimbing Tugas Akhir : Ir. Budi Setiawan, MT. Oleh : Sinta Aprillia Dwi Wardani ( ) Ivan Edo Nurhadist ( )

I. PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang. agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

I. PENDAHULUAN. tahun. Menurut data FAO (2008), pada tahun konsumsi kentang. di Indonesia adalah 1,92 kg/kapita/tahun.

PEMANFAATAN GELATIN DARI KULIT IKAN PATIN (Pangasius sp) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN EDIBLE FILM. Oleh : Melly Dianti C

TINJAUAN PUSTAKA. Tulang adalah subtansi hidup yang dapat diperbaharui yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Plastik sebagai kemasan produk menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengolahan minimal (minimal processing) pada buah dan sayur

BABI PENDAHULUAN. Sosis merupakan produk olahan hewani dengan nilai g1z1 yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PEMBUATAN DAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) DENGAN PEWARNA DAN RASA SECANG

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara penghasil rempah-rempah, yang juga

untuk diaplikasikan dalam produk jelly, pasta, mayonnaise, es krim atau marshmallow. Gelatin dalam industri pangan bersifat sebagai pembentuk gel

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin adalah biopolimer yang dihasilkan dari hidrolisis parsial jaringan

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

BAB I PENDAHULUAN. selongsong. Sosis dapat diolah dari daging sapi, ayam, babi, ikan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I. PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai penstabil pada emulsi. Pada makanan, emulsifier berperan

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama ilmiah Tectona grandis linn. F. secara historis, nama tectona berasal dari bahasa portugis

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI PATI SINGKONG SEBAGAI PENGEMAS MAKANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan tempat sampah

I. PENDAHULUAN. air, gas, aroma, dan zat-zat lain dari bahan ke lingkungan atau sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. (41%), kulit sapi (28,6%), dan tulang (30%). Data dari Badan Pusat Statistik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

PENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

MODUL TEKNOLOGI PEMANFAATAN KULIT TERNAK. Oleh : Muhammad Irfan Said, S.Pt, M.P

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

I PENDAHULUAN. (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis Penelitian dan (1.7.) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. sumber protein fungsional maupun pertumbuhan, terutama pada anak-anak usia

TINJAUAN PUSTAKA. dikelompokkan sebagai berikut:kingdomanimalia, FilumChordata, KelasAves,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGANTAR Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan pangan semakin meningkat. Bahan pangan dalam bentuk segar maupun hasil olahannya merupakan jenis komoditi yang mudah rusak bila tidak diolah dengan baik. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kualitas bahan pangan, karena dapat mencegah migrasi uap air, gas, lemak,aroma dan dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh mikroba. Meningkatnya perhatian terhadap masalah keamanan pangan, memunculkan berkembangnya metode-metode pengemasan. Salah satu jenis kemasan yang bersifat ramah lingkungan adalah kemasan yang edible. keuntungannya selain dapat melindungi produk pangan, dapat langsung dimakan serta aman bagi lingkungan. (Kinzel, 1992). Penggunaan gelatin sebagai bahan dasar pembuatan edible film banyak digunakan, disebabkan keunikan dan sifat fungsionalnya yang luas untuk aplikasi dalam berbagai industri dan juga untuk meningkatkan kandungan protein pada bahan pangan. Produk gelatin banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menyebabkan kebutuhan gelatin di dalam negeri setiap tahun meningkat. Impor gelatin dari tahun ke tahun semakin meningkat pesat namun industri yang khusus memproduksi gelatin belum tersedia. Keadaan ini memaksa pemerintah untuk mengimpor gelatin. Impor gelatin semakin meningkat dari tahun ke tahun yakni pada tahun 2005, 2006 dan 2007 masingmasing sebesar 596.933 kg, 1.094.195 kg dan 2.115.741 kg (Anonimous, 2008). Sebagai upaya mengurangi ketergantungan akan produk impor tersebut diperlukan pengembangan industri untuk memproduksi gelatin secara komersial. 1

Kulit babi berpotensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gelatin karena kulit ternak sebagai hasil samping industry peternakan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Dari segi pertumbuhan sangat mudah dikembangkan karena ternak babi merupakan ternak prolifik (Supnet, 1980). Selain itu potensi kulit babi dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah populasi dan pemotongan ternak babi di Indonesia khususnya di Sulawesi Utara dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini. Berdasarkan data dari dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi Utara tahun 2008, jumlah pemotongan ternak babi untuk tahun 2006, 2007 dan 2008 berturut-turut adalah 263.160 ekor, 291,572 ekor dan 303,325 ekor Dengan demikian potensi pemanfaatan kulit babi sebagai bahan baku pembuatan gelatin secara ekonomi cukup menjanjikan. Gelatin merupakan produk hidrokoloid yang diperoleh dengan menghidrolisis protein kolagen yang terdapat pada kulit, tulang dan jaringan pengikat. Gelatin merupakan salah satu hidrokoloid yang larut dalam air yang bisa digunakan sebagai pembentuk gel, pengental dan penstabil (Imeson, 1992; Gimenez et al., 2005; Karim dan Bhat, 2008). Gelatin dapat dibuat dari bahan yang kaya akan kolagen seperti kulit dan tulang dari sapi, babi dan hewan lainnya. Gelatin penting dalam deversifikasi bahan makanan karena nilai gizinya yang tinggi terutama kadar protein (Wulandari, 2006). Sifat fisik dan kimia gelatin dipengaruhi oleh bahan baku, umur hewan, tipe kolagen, metode pembuatan, tipe jaringan, spesies, karakteristik kolagen dan proses perlakuan (Gomes-Guillen et al., 2009;Kolodziejska et al., 2008). Semakin tua umur hewan makin meningkat rendemen, kadar abu dan lemak gelatin yang dihasilkan (Muyonga et al., 2004 a ). Umur ternak juga mempengaruhi kandungan 2

protein kolagen di dalam kulitnya, semakin bertambah umur hewan maka protein kolagen semakin bertambah dan serabut kolagennya semakin kuat (Swatland, 1984). Penelitian tentang pengembangan gelatin sebagai bahan dasar pembuatan edible film telah banyak dilakukan, antara lain menggunakan gelatin sapi (Sobral et al., 2001; Cao et al., 2007), gelatin babi (Sobral et al., 2001; Liu et al., 2007; Bergo dan Sobral, 2007;) dan gelatin ikan (Jongjareonrak et al., 2006; GomezGuillen et al., 2007), gelatin kambing ( Said, 2011), gelatin ayam (Ulfah, 2011; Taufik, 2011 dan Hasdar, 2011) ) tetapi penggunaan gelatin kulit babi sebagai bahan baku pembuatan edible film dengan perlakuan umur potong yang berbeda sampai saat ini belum ada kajian. Sompie et al (2012) menyatakan bahwa gelatin kulit kaki babi mengandung kadar air 8,06%; kadar abu 0,65%; nilai ph 5,32%; kadar lemak 0,39%; kadar protein 90,53%; viskositas 7,15 poise dan kekuatan gel 141 g/bloom. Edible film adalah lapisan tipis yang terbuat dari bahan pangan yang digunakan untuk melapisi makanan (edible coating) atau menempatkan diantara makanan (Krochta et al.,1994). Edible coating banyak digunakan untuk pelapis antara lain pada produk daging (Antoniewski et al., 2007; Killincceker et al.,), makanan semi basah, sosis, buah-buahan dan terutama untuk pelapis kapsul (Krochta et al., 1994; Liu et al., 2007). Dalam proses pembuatan edible film dibutuhkan bahan plasticizer yang berguna untuk melenturkan film. Plasticizer ditambahkan dalam jumlah tertentu untuk menurunkan interaksi rantai protein dan meningkatkan fleksibilitas film. Untuk membentuk film dibutuhkan plasticizer sebanyak 10-60% dari berat kering polimer, tergantung pada kekakuannya (Guilbert, 1986 3

dalam Taufik 2011). Pemilihan dan konsentrasi plasticizer yang tepat dapat berpengaruh pada sifat permeabilitas dan mekanik film (Gennadios, 2002). Penggunaan kelompok polyol yaitu gliserol, sorbitol dan polietilen glikol, lebih sering digunakan dalam pembuatan edible film dengan bahan dasar gelatin. Menurut Arvanitoyannis et al. (1997), bahwa penambahan polyol gliserol dan sorbitol ke dalam gelatin menghasilkan matriks protein yang bersifat plastis yang ditandai dengan rendahnya sifat kekuatan tarik, tetapi nilai kemuluran meningkat. Film dari protein dapat menghasilkan film yang transpran, lunak, fleksibel dan mempunyai penahan aroma dan oksigen yang baik pada RH rendah sehingga diharapkan dapat mempertahankan integritas daging, aroma daging dan melindungi dging dari reaksi oksidasi. Pengembangan edible film dari protein hewani merupakan kesadaran konsumen tentang kualitas produk pangan dan keamanan pangan. Edible film dapat diaplikasikan sebagai bahan pelapis daging yang dapat mempertahankan penurunan berat dan menurunkan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi permukaan daging ( Wieddyanto et al., 2007) Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu dilakukan suatu kajian tentang karakteristik edible film berbahan dasar gelatin kulit babi dengan berbagai jenis dan konsentrasi plasticizer serta aplikasinya pada daging babi. Tujuan Penelitian 1. Untuk menentukan produksi gelatin kulit babi dengan karakteristik yang optimum melalui penggunaan umur potong dan konsentrasi CH3COOH. 2. Menentukan perbandingan yang tepat antara jenis dan konsentrasi plasticizer pada proses pembuatan edible film sehingga akan dihasilkan 4

edible film dengan kualitas yang lebih baik. 3. Menentukan formula optimum penggunaan edible coating sebagai pengemas daging babi dengan penyimpanan suhu dingin. Manfaat Penelitian 1. Meningkatkan nilai ekonomi dan nilai tambah kulit babi dan sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai potensi pengembangan industri gelatin. 2. Sumber infomasi ilmiah bagi mahasiswa, dosen, peneliti maupun praktisi dalam pengembangan ilmu peternakan khususnya dalam bidang pengolahan hasil ikutan ternak. 3. Sumber informasi bagi industri khususnya mengenai pengembangan industri gelatin dalam negeri. 5