BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi,

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk salah satunya bahasa Jepang. Bahasa Jepang mempunyai sifat universal

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan berkomunikasi. Mengenai komunikasi ini, Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat perantara manusia dalam menyampaikan informasi. Peranan bahasa sangat penting karena sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa menggunakan bahasa, informasi yang hendak diberitakan tidak dapat tersampaikan. Pada masa sekarang ini, bahasa merupakan hal yang dibutuhkan, terutama bahasa asing. Terbukti dengan adanya pelajaran bahasa asing di sekolah bahkan jurusan bahasa asing di universitas yang berada di Indonesia, hal tersebut menjadikan bahasa sebagai objek yang perlu untuk dipelajari. Salah satu bahasa asing yang dipelajari adalah bahasa Jepang. Setiap negara di dunia memiliki bahasa yang beragam. Tidak hanya itu, bahasa tersebut memiliki karakter atau ciri khas tersendiri. Begitu pun dengan bahasa Jepang, tentunya terdapat karakteristik yang membedakan dengan bahasa asing lainnya. Berkenaan dengan karakteristik bahasa tersebut terdapat pendapat dari Muhammad (2014) yang mengungkapkan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang unik atau memiliki ciri khas tersendiri. Keunikan dalam bahasa dapat menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, dan sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya. Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa mempelajari bahasa Jepang akan berbeda dengan bahasa Indonesia ataupun bahasa lainnya. Berawal dari hal yang mendasar misalnya mengenai sistem pembentukan kata dalam suatu bahasa pasti memiliki karakteristik tersendiri. Dalam bahasa Jepang, sistem pembentukan kata dikaji dalam ilmu linguistik yaitu morfologi. Chaer (2015: 25) mengungkapkan bahwa morfologi merupakan proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui proses morfologis. 1

Dengan mempelajari proses pembentukan kata, akan memudahkan dalam memahami sebuah kalimat ataupun teks. Kata memiliki peranan penting dalam bahasa. Varro (dalam Chaer, 2003: 338) mengemukakan bahwa kata merupakan bagian dari ucapan yang tidak dapat dipisahkan lagi, dan merupakan bentuk minimum. Adapun pendapat lain mengenai kata, Kageyama (2001:2) mengatakan bahwa: 語は文のミニチュアである Go wa bun no minichua de aru. Kata adalah miniatur kalimat. Dari kedua pengertian kata di atas, dapat disimpulkan bahwa kata merupakan satuan kecil yang membentuk kalimat dan dapat dibagi menjadi struktur yang lebih kecil yaitu morfem. Meskipun kata merupakan sesuatu yang terlihat sepele dalam bahasa, mengetahui pembentukan kata serta makna kata dalam bahasa Jepang dapat memengaruhi pemahaman membaca dan kemampuan menerjemahkan bagi pembelajar bahasa asing. Hal ini terjadi saat mempelajari teks dokkai dalam buku Ryuugakusei no tame no Sutorateji wo Tsukatte Manabu Bunshou no Yomikata (RSY) karena teksnya sulit untuk dipahami. Di bawah ini terdapat contoh kalimat yang tersusun dari kosakatakosakata yang tidak dipahami oleh peneliti. Misalnya contoh kalimat berikut: たいへん革新的で攻撃的という評のほか 特筆すべき点として多文化をくぐってきたことを指摘している Taihen kakushinteki de kougekiteki to iu hyou no hoka, tokuhitsu subeki ten toshite tabunka o kugutte kita koto o shiteki shite iru. Komentar lainnya mengatakan sangat inovatif dan agresif, yang menunjukkan munculnya berbagai budaya (multicultural) sebagai nilai yang patut diangkat secara khusus. (RSY, 2005: 6) Dalam memahami kalimat di atas, peneliti mengalami kesulitan karena terdapat kosakata baru yang maknanya belum dimengerti yaitu kakushinteki ( 革新的 ) dan kougekiteki ( 攻撃的 ). Lalu, kenapa kedua kosakata tersebut diakhiri dengan morfem -teki ( 的 )? 2

Jika dicari dalam kamus Gakushudo (2013), kosakata kakushinteki ( 革新的 ) dan kougekiteki ( 攻撃的 ) tidak ditemukan. Akan tetapi, jika mencari kakushin ( 革新 ) dan kougeki ( 攻撃 ) saja tanpa ada morfem -teki ( 的 ), makna kedua kata tersebut tersedia. Kata kakushin ( 革新 ) artinya inovasi dan kougeki ( 攻撃 ) artinya agresi. Lalu, penggunaan morfem -teki ( 的 ) dalam kalimat di atas, apakah akan mengubah makna dari kalimat pun masih membingungkan. Dari contoh kasus di atas, keduanya mengalami perubahan makna setelah dilekatkan morfem -teki ( 的 ). Selain itu, salah satu kata tersebut mengalami perubahan kelas kata. Pada awalnya, kata kakushin ( 革新 ) merupakan nomina (meishi). Namun karena proses derivasi, kakushinteki ( 革新的 ) berubah jenis kelas kata menjadi ajektiva -na. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat di atas, dimana setelah kata kakushinteki terdapat partikel de ( で ) yang merupakan setsuzokushi atau kata penghubung digunakan untuk menghubungkan ajektiva -na dengan nomina selanjutnya yaitu kougekiteki ( 攻撃的 ). Maka dapat diketahui pula bahwa kelas kata kougekiteki ( 攻撃的 ) tidak berubah dan tetap menjadi nomina. Tidak hanya contoh kasus di atas, terdapat contoh kalimat lain berisi kosakata dengan morfem -teki ( 的 ) yang diikuti sebuah partikel. Jika dalam bahasa Indonesia maknanya menjadi berbeda dengan contoh kasus pertama. Contohnya kosakata yang ada dalam kalimat di bawah ini: 一方 農地改革は地主の土地の一部を強制的に買い取り 敗戦まで苦らしい生活を強いられてきた小作農に与える政策であり いずれも日本の民主化にとって重要な意味を持っていた Ippou, nouchikaikaku wa jinushi no tochi no ichibu wo kyouseiteki ni kaitori, haisen made kurushii seikatsu wo shiirarete kita kosakunou ni ataeru seisaku de ari, izuremo nihon no minshuka nitotte jyuuyou na imi wo motte ita. Di sisi lain, gerakan pembaharuan tanah pertanian ialah membeli satu bagian tanah secara paksa dari pemilik tanah, kebijaksanaan politik tersebut memaksa kehidupan pertanian sewa menjadi sengsara sampai 3

kekalahan perang, bagaimanapun juga hal itu memberikan arti penting bagi kedaulatan rakyat Jepang. (RSY, 2005: 36) Sama halnya dengan contoh kasus pertama (CK1), salah satu kosakata dalam kalimat pada contoh kasus kedua (CK2) di atas juga sama-sama diakhiri dengan morfem -teki ( 的 ). Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, kyouseiteki ( 強制的 ) artinya secara paksa. Tetapi, jika dipadankan maknanya dengan kosakata pada CK1, hal tersebut berbeda. Dalam CK1, kata kakushin ( 革新 ) artinya inovasi berubah menjadi inovatif dan makna kougeki ( 攻撃 ) artinya agresi berubah menjadi agresif. Namun, pada CK2, kata yang dilekatkan -teki ( 的 ), dalam bahasa Indonesia menunjukkan makna secara. Makna morfem -teki ( 的 ) dalam CK1 dan CK2 menjadi berbeda. Apakah partikel yang mengikuti kata tersebut dapat menciptakan makna yang berbeda? Kedua contoh kasus di atas merupakan contoh kata yang terbentuk dari proses morfologis. Chaer (2015: 25) mengemukakan bahwa proses morfologis merupakan proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui bermacam-macam proses diantaranya proses afiksasi, proses reduplikasi, proses komposisi, proses akronimisasi, dan proses konversi. Dalam bahasa Jepang, proses morfologis dikenal dengan istilah gokesei ( 語形成 ). Biasanya yang paling penting dalam bahasa Jepang yaitu afiksasi. Contoh afiksasi seperti kasus yang dibahas di atas dengan menambahkan imbuhan pada morfem bebas yaitu -teki ( 的 ). Dalam bahasa Jepang, morfem -teki ( 的 ) merupakan salah satu sufiks yang biasanya disebut setsubji ( 接尾辞 ). Sunarni dan Johana (2010: 20) mengungkapkan sufiks adalah afiks yang menempel di belakang stem atau pangkal kata atau gokan ( 語幹 ). 4

Mengenai kedua contoh kasus di atas, apakah selain nomina, jenis kelas kata yang lainnya dapat dilekatkan dengan -teki ( 的 ) atau adakah syarat khusus untuk dapat dilekatkan dengan -teki ( 的 )? Lalu, bagaimana dengan perubahan makna dan kelas kata pada kata yang dilekatkan dengan -teki ( 的 )? Hal-hal tersebut masih belum peneliti pahami. Dari permasalahan di atas peneliti tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai penggunaan -teki ( 的 ) dalam kalimat bahasa Jepang. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian berjudul Analisis Makna Sufiks - teki dalam Kosakata Bahasa Jepang. B. Rumusan Masalah 1. Apa jenis nomina dalam bahasa Jepang yang dapat dilekatkan dengan sufiks -teki ( 的 )? 2. Bagaimana proses pembentukan kosakata menggunakan sufiks -teki ( 的 )? 3. Bagaimana makna kata berimbuhan -teki ( 的 ) dalam bahasa Indonesia? C. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah menganalisis sufiks -teki ( 的 ) dari segi morfosemantik yaitu menjabarkan proses afiksasi dan makna kata. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apa jenis nomina dalam bahasa Jepang yang dapat dilekatkan dengan sufiks -teki ( 的 ). 2. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan kata menggunakan sufiks -teki ( 的 ). 3. Untuk mengetahui makna kata berimbuhan -teki ( 的 ) dalam bahasa Indonesia. 5

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai penggunaan jenis nomina yang dapat dilekatkan dengan sufiks -teki ( 的 ). Serta, diharapkan dapat menjadi referensi bahasa Jepang dalam memahami proses afiksasi dalam linguistik bahasa Jepang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini diterapkan dalam mempelajari linguistik bahasa Jepang sebagai pengetahuan mengenai proses morfologis dan makna kata yang berakhiran -teki. b. Bagi pengajar, dapat dijadikan acuan dalam mengajarkan penggunaan makna kosakata yang mengandung sufiks -teki, khususnya dalam mata kuliah dokkai, goi, dan penerjemahan atau honyaku. c. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadi referensi dalam mempelajari linguistik khususnya mengenai proses morfologis dan penggunaan kosakata mengandung sufiks -teki. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini disusun sebagai berikut. Bab I membahas mengenai pendahuluan yang di dalamnya terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi mengenai teori-teori yang mendukung penelitian dalam menjawab rumusan masalah mengenai pengertian morfologi, pengertian kata, proses pembentukan kata, kelas kata dalam bahasa Jepang, jenis meishi dalam bahasa Jepang, sufiks dalam bahasa Jepang, pengertian semantik, pemadanan makna kata, perubahan makna akibat proses pembentukan kata, dan penelitian terdahulu. 6

Bab III membahas mengenai metode penelitian dan analisis data yang merupakan cara dalam melakukan penelitian dan mengolah data. Di dalamnya mencakup bahasan metode penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, serta analisis data dan hasil penelitian. Bab IV merupakan bagian penutup yang mencakup simpulan dari hasil penelitian dan saran penulis untuk pengembangan penelitian. 7