BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA

METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. melakukakan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

Ramadi, Eva Sarah Program Pendidikan Guru Pra Sekolah dan Dasr Universitas Lambung Mangkurat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN

Abstrak Kata Kunci 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini dibahas teori-teori yang relevan dengan penelitian ini agar dapat memberi gambaran umum tentang latar peneliti dan sebagai bahan rujukan pembahasan penelitian. 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1990:22). Setiap guru pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki hubungan baik dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar-mengajar. Menurut Sudjana (1990:22), ada tiga ranah hasil belajar menggunakan klasifikasi belajar dari Benyamin Bloom, yaitu: 1). Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. 2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi 3). Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat dimengerti bahwa hasil belajar merupakan hasil akhir dari proses kegiatan belajar peserta didik dari seluruh kegiatan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek 7

8 kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotoris. Selain itu untuk meningkatkan hasil belajar guru harus mempunyai hubungan baik antara siswa yaitu dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang akan digunakan oleh peneliti yaitu aspek kognitif. Hal ini karena peneliti menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai dengan skala 0 100. 2.1.2 Pembelajaran Menurut Oemar Hamalik dalam Ariyanti (2012:32) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitator, perlengkapan, dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Slameto (2007:4) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui belajar, mengajar, dan pengalaman. Dari pendapat tentang pengertian pembelajaran menurut para ahli di atas, dapat dimengerti bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari pendidik untuk membuat peserta didik belajar pada suatu lingkungan belajar sehingga terjadi perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selain itu pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Menurut Sudjana (1989:134) terdapat lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut yaitu: a. Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku

9 Prinsip ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah adanya perubahan perilaku dalam diri individu walaupun tidak semua perubahan perilaku individu merupakan hasil pembelajaran. b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan, perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi aspek kognitif, afektif dan motorik. c. Pembelajaran merupakan suatu proses Prinsip ketiga ini mengandung makna bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan didalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan adanya suatu tujuan yang akan dicapai. Prinsip ini mengadung makna bahwa pembelajaran itu terjadi karena adanya kebutuhan yang harus di puaskan dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Belajar tidak akan efektif tanpa adanya dorongan dan tujuan. e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman Pengalaman pada dasarnya adalah kehidupan melalui situasi yang ternyata dengan tujuan tertentu, pembelajaran merupakan bentuk interaksi individu dengan lingkungannya sehingga banyak memberikan pengalaman diri situasi nyata. 2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Keempat aspek tersebut perlu dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP.

10 Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar yang dinyatakan oleh Akhaidiah dkk (1991:1) dalam www.sekolahdasar.net adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar. Dari penjelasan tersebut maka, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat dirumuskan menjadi empat bagian : 1) Lulusan SD diharapkan dapat mengunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar 2) Lulusan SD diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia 3) Pengunaan bahasa harus sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa 4) Pembelajaran disesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa SD 2.1.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia Sesuai dengan Standar Isi (2006), berikut disajikan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Kelas 4 semester II, khususnya yang di tetapkan sebagai SK dan KD pada Penelitian Tindakan Kelas: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4 Semester 2 Standar Kompetensi 7. Membaca Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun Kompetensi Dasar 7.1. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif

11 2.1.5 Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana para siswa dibentuk dalam beberapa kelompok-kelompok kecil yang heterogen yang nantinya mereka saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pembelajaran. Menurut Slavin dalam Angelina (2012:6) mengemukakan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka, dan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang tepat untuk itu. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada unsur-unsur yang harus diterapkan dalam Pembelajaran Kooperatif ini. Roger dan David Johnson dalam Suprijono (2009: 58) menyebutkan lima ungsur tersebut : a. Positive Interdependence (saling ketergantungan positif) b. Personal responsibility (tanggungjawab perseorangan) c. Face toface promotive interaction (interaksi promotif) d. Interpersonal Skill (komunikasi antar anggota) e. Group Processing (pemrosesan kelompok) Selanjutnya Suprijono (2009:58-61) memaparkan kelima unsur tersebut sebagai berikut : a. Positive interdependence (saling ketergantungan positif). Hal ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, memepelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

12 b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif ini adalah membentuk anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif) Ungsur ini penting karena dapat menghasilkan ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah, saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, saling mengingatkan, saling percaya, saling memotivasi dan saling membantu. d. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota) Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus, saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan ambisius, saling menerima dan mendukung, mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. e. Group processing (pemprosesan kelompok) Pemprosesan mengandung arti menilai. Melalui pemprosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa diantara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemprosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kelompok secara heterogen. Dimana setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai tujuan bersama terdapat interaksi antar anggota dimana akan terbangun kerja sama di dalam kelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat membangun pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah, mengintegrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya.

13 2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. 2.1.6.1.Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Slavin (2005:200) mengemukakan bahwa Coopertive Integrated Reading and Composition atau Pengajaran Koopertif Terpadu Membaca dan Menulis termasuk salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini masih difokuskan dalam pembelajaran berkelompok. CIRC merupakan program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa para kelas yang lebih tinggi di Sekolah Dasar. CIRC mengutamakan kemampuan berdasarkan membaca kelompok. Dimana peserta didik bekerja dalam kelompok belajar kooperatif yang beranggotakan empat orang. Peserta didik tersebut terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan cerita satu dengan yang lainnya. Peserta didik tersebut, juga bekerja sama untuk memahami ide pokok dan keterampilan pemahaman lain. Dengan pembelajaran kelompok diharapkan peserta didik dapat meningkatkan cara berfikir secara kritis, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Muhfida (2011 ) dalam Fitri (2008:41). 2.1.6.2.Tujuan Pembelajaran CIRC Pembelajaran dengan tipe CIRC ini merupakan pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi (bacaan) memalui kelompok belajar yang

14 dibentuk dari siswa yang heterogen. Menurut Slavin (2005:204) tujuan utama dari CIRC adalah mengunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Beberapa unsur CIRC memang diarahkan untuk tujuan ini. Selama masa tindak lanjut, para siswa bekerja berpasangan untuk mengidentifikasi lima fitur penting dari tiap cerita narasi: karakter, latar belakang, kejadian, masalah, usaha yang dilakukan, solusi akhir. 2.1.6.3.Unsur-Unsur Utama Dalam CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan model pembelajaran Kooperatif yang komprehensif untuk mengajari pembelajaran membaca, menulis dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di Sekolah dasar. Unsur-unsur utama dari CIRC, menurut Slavin (2009:205-208) adalah : a. Kelompok Membaca Jika menggunakan kelompok membaca, para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang dapat ditentukan oleh guru. b. Tim Siswa dibagi dalam pasangan (atau trio) kelompok membaca mereka dan selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi kedalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau tingkat. c. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita Kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang berhubungan dengan cerita (membaca berpasangan, menulis cerita, mengungkapkan kata-kata dengan kertas, makna kata, menceritakan kembali, ejaan) d. Pemeriksaan pasangan Jika para siswa telah menyelesaikan kegiatan ini pasangan mereka memberi formulir tugas siswa yang mengindiksikan bahwa mereka telah menyelesaikan dan/atau memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut. e. Tes Siswa diberi tes pemahaman tentang suatu cerita.

15 2.1.6.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Intergrated Reading And Composition) Menurut Suprijono,(2009:130-131) Langkah-langkah pembelajaran CIRC sebagai berikut : a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen b. Guru memberikan teks bacaan/paragraf sesuai dengan topik pelajaran c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan kalimat utama dan memberi tanggapan terhadap teks bacaan dan ditulis pada selembar kertas d. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok e. Guru mengevaluasi dan membuat kesimpulan bersama f. Penutup Dari unsur-unsur dan langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC merurut ahli, maka langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen atau jika menggunakan kelompok membaca, siswa dibagi kelompok masingmasing 2-3 orang b. Guru memberikan teks bacaan sesuai dengan topik pelajaran c. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan kalimat utama dalam paragraf dan ditulis pada lembar kerja d. Siswa antar pasangan dalam kelompok saling mengecek pekerjaan e. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok f. Guru memberikan reward kepada siswa g. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama h. Penutup

16 2.1.7. Paragraf Tarigan (1981:10) mengemukakan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Sedangkan menurut Finoza (2009:189) Alinea atau paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang umumnya merupakan gabungan beberapa kalimat. Setiap kalimat dalam paragraf saling berkaitan satu sama lain. Kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandung dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas. Tarigan (1987:11) menyatakan ada beberapa ciri atau karakteristik paragraf, antara lain : 1) Setiap makna mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relefan dengan ide keseluruhan karangan 2) Umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat 3) Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran 4) Paragraf adalah satu koheren yang padat 5) Kalimat dalam paragraf tersusun secara logis dan sistematis 2.1.7.1 Struktur Alinea/Paragraf Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun alinea(paragraf) pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu kalimat topik/kalimat pokok dan kalimat penjelas/pendukung. Kalimat topik atau sering disebut kalimat utama adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama alinea. Adapun kalimat penjelas/pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama alinea. Finoza (2009:191) menyebutkan ciri kedua macam yang membangun alinea itu, yaitu : Ciri kalimat topik :

17 a. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri b. mengandung permasalahan yang potensisal untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut c. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain d. dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi Ciri kalimat penjelas : a. sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti) b. arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea c. pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi d. isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik 2.1.7.2 Macam-Macam Paragraf Menurut Letak Kalimat Utamanya Finoza (2009:197) Alenia banyak ragamnya. Untuk membedakan yang satu dengan yang lain, alenia dapat dikolompokan : (1) menurut posisi kalimat topiknya, (2) menurut sifat isinya, dan (3) menurut fungsinya dalam karangan Kalimat dalam paragraf yang berisi gagasan utama adalah kalimat utama/kalimat topik. Karena berisi gagasan utama, keberadaan kalimat topik/utama dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Wianto (2000:59) menggolongkan paragraf menurut letak kalimat utamanya yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif dan paragraf tanpa kalimat utama. a. Paragraf Deduktif Paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf. Terletak di awal paragraf tidak mengandung arti bahwa kalimat utama itu selalu merupakan kalimat pertama. Tetapi dapat pula pada kalimat kedua atau ketiga. Hal ini bergantung kepada banyak-sedikitnya kalimat pada paragraf tersebut. Jadi ada

18 kalanya kalimat inti di awal paragraf itu terletak pada kalimat pertama, kalimat kedua atau kalimat ketiga. Paragraf deduktif menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian atau rincian permasalahan alinea. b. Paragraf Induktif Paragraf yang kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf. Paragraf Induktif menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok permasalahan alinea/paragraf. c. Paragfaf Deduktif-Induktif Paragraf ini juga sering disebut paragraf campuran. Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif/campuran. Kalimat pada akhir alinea/paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal alinea/paragraf. d. Paragraf Tanpa Kalimat Utama Tidak semua paragraf mempunyai kalimat utama. Tetapi tidak berarti bahwa paragraf ini tidak mempunyai pokok pikiran, penulis menempatkan pokok pikiran dalam seluruh kalimat. Untuk menemukan gagasan utamanya pembaca harus menggambil kesimpulan dari kalimat yang ada. Paragraf tanpa kalimat utama ini biasanya digunakan dalam narasi (cerita) atau deskripsi (lukisan). Oleh karena itu paragraf ini juga disebut paragraf naratif/deskriptif. 2.1.8. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan a. Hasil penelitian yang dilakukan Hanna Angelina pada tahun 2012 dengan judul Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Bacaan Siswa Kelas V SD Negeri Salatiga 06 Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan siswa kelas V SD Negeri Salatiga 06 pada mata

19 pelajaran Bahasa Inggris semester II tahun ajaran 2011/2012. Hal itu dengan dibuktikan dari hasil penelitian yaitu dari hasil uji t menunjukkan signifikansi 0,002<0,05 yang artinya penggunaaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC efektif dalam meningkatkan kemampuan memahami bacaan siswa kelas V SD Negeri Salatiga 06. b. Hasil penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Fitri Ariyanti pada tahun 2012 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran CIRC Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN III Langensari Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh pemanfaatan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Langensari 03 yang nampak pada hasil rata-rata kelas eksperimen dari hasil pretest sebesar 67,11, setelah dilakukan treatmen dan siswa diberi tes, ratarata kelas menjadi 80,44, dengan t hitung sebesar 2,783 dan t tabel sebesar 1,987dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007. Sedangkan untuk kelas kontrol setelah diberi treatmen rata-rata kelas menjadi 73,40. Karena tingkat signifikansi pada T-test lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan model pembelajaran CIRC lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian tersebut di atas walaupun berbeda akan tetapi masih berhubungan dengan penelitian ini yaitu pembelajaran berbahasa kaitannya dengan kemampuan memahami bacaan. Dengan demikian penelitian di atas sangat mendukung penelitian ini. Pada penelitian ini menekankan pada upaya meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia tentang memahami teks dengan mengunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC.

20 2.2 Kerangka Pikir Kondisi Awal Hasil Belajar Bahasa Indonesia rendah/ belum mencapai KKM Guru belum menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC Tindakan Kelas Guru menggunakan metode pembelajaran Kooperatif tipe CIRC Kelebihan Pembelajaran CIRC : 1. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang. 2. Peserta didik termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok. 3. Para peserta didik dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya. 4. Membantu peserta didik yang lemah. 5. Meningkatkan rasa percaya diri peserta didik karena mereka bisa bekerjasama untuk memahami materi dan berani menyampaikan pendapat di dalam diskusi kelompok. 6. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran 7. Dengan pembelajaran berkelompok dan berpasangan peserta didik dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Kondisi Akhir Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dalam menentukan kalimat utama dalam paragraf meningkat/mencapai KKM

21 2.3 Hipotesis Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam materi menemukan kalimat utama dalam paragraf pada siswa kelas 4 SDN Kaliwungu 03 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2012-2013.