BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (4) Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang

kecil. Namun disisi lain sektor ini merupakan sektor yang tidak memiliki legalitas

BAB I PENDAHULUAN. masih tergolong tinggi. Saat ini jumlah pengangguran di Indonesia terbuka ada 7,7 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan semakin banyak negara Asia Tenggara menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan perekonomian Indonesia pada dekade 70-an hingga 80-an mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. informal, yang pertumbuhannya sudah melebihi sektor formal (Manning, yang tidak terserapdi sektor formal (Effendi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang strategis, area

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dan semakin luas di berbagai kota di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Kerinci menerapkan visi dan misi yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar jumlah penduduk Indonesia yang rata-rata berpendidikan rendah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB I PENDAHULUAN. orang, disamping kebutuhan akan sandang, pangan serta papan. Informasi terjadi atas dasar komunikasi antar individu satu dan

BAB I PENDAHULUAN. besar, dimana kondisi pusat kota yang demikian padat menyebabkan terjadinya

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. berekreasi, membuka lapangan pekerjaan dan berbelanja. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang

Sumber: Serang Dalam Angka (data diolah)

BAB I PENDAHULUAN. hak bagi setiap orang. Karena setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN tentang desa, desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan

BAB V PENUTUP. dalam air ( tempat tumbuhnya) akan terbawa juga bagian-bagian lain dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhankebutuhan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris karena sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan topik Sektor Informal Yogyakarta, pada hari Selasa 7 Maret 2005, diakses pada tanggal 9 Oktober 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. lima jalan Kapten Muslim Kota Medan. Kajian penelitian ini dilatar belakangi

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN tentang Kehutanan, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. arah perubahan struktural desa-kota diharapkan dapat berlangsung secara seimbang

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menurut data yang

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DELI SERDANG

PENGARUH GENDER DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN MENGENAI PELAYANAN HYPERMART SOLO GRAND MALL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang sedang berkembang tidak lepas dari masalah-masalah yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kerugian harta benda dan dampak psikologis (IDEP, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Industrialisasi merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang lebih baik dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara sedang berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan terjadi tatkala

I. PENDAHULUAN. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja dan menyediakan barang/jasa murah, serta reputasinya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

KAJIAN KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DALAM BERAKTIVITAS DAN MEMILIH LOKASI BERDAGANG DI KAWASAN PERKANTORAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. terpecahkan sampai saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan. Informasi

APA ITU URBANISASI???? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa: Pemerintahan Desa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat Urbanisasi tertinggi di

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Transkripsi:

18 BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang Pasal 33 ayat (4) Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 amandemen ke-4 menyebutkan bahwa Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Isi dan makna pasal tersebut secara jelas diatur adanya hak melakukan kegiatan ekonomi dengan prinsip kebersamaan, yang artinya tidak membedakan setiap warga Negara, sehingga seluruh kegiatan ekonomi terbuka luas untuk digeluti. Demikian halnya pasal 27 ayat 2 juga secara nyata menyebutkan bahwa tiaptiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Berdasarkan pasal ini dapat dipastikan bahwa setiap warga Negara berhak akan suatu pekerjaan, namun karena keterbatasan Negara dalam menyediakan lapangan pekerjaan formal, sehingga masih banyak dijumpai masyarakat yang bekerja pada lapangan pekerjaan informal bahkan sebahagian lainnya tidak memiliki pekerjaan sama sekali (pengangguran). Lapangan pekerjaan informal yang bergulir di pasar tradisional merupakan salah satu pilihan masyarakat dalam memperoleh rejeki, pasar tradisional yang menjadi tempat pertemuan berbagai jenis usaha informal, dengan pedagang pembeli

19 dan pembeli pemakai selalu memberikan berbagai alternative kegiatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Supriatna, 1997). Pasar tradisional adalah bentuk terawal dari pasar yang terdiri dari deretan kios/stan yang umumnya berada di ruang terbuka, di tempat semacam inilah petani dan pedagang sejak waktu dulu melakukan pertukaran hasil pertanian mereka. Pada pemukiman yang kecil, pasar tradisional mengambil tempat di sepanjang jalan utama di daerah itu pada kedua sisinya. (Gallion, 1986). Pasar tradisional secara umum diidentikkan dengan keadaan jual beli dengan proses tawar menawar tanpa batas, serta bebas memilih barang yang akan dibeli, disamping itu juga pasar tradisional selalu disamakan dengan keadaaan yang kumuh bahkan cenderung becek, kotor serta beraroma tidak sedap. Menurut Nielsen dalam Hasan (2006), seluruh pasar tradisional sebanyak 13.450 unit, terancam mati selama delapan tahun kedepan yang artinya akan menyengsarakan sebanyak 12,6 juta jiwa pedagang pasar tradisional beserta keluarganya, hal ini sesuai dengan perkembangan pasar tradisional -8% pertahun, serta pertimbangan perkembangan hipermarket sebesar 31,4 % pertahun, dengan total nilai dari asetnya adalah sebesar 65 triliun (http://www.kompas.com/utama/news/0503/02/055919.htm). Menurut Basalah dalam Fadillah (2001), pasar tradisional yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia itu, ternyata menghadapi masalah untuk bias berkembang. Masalah tersebut timbul karena adanya persaingan dengan pasar modern, seperti

20 supermarket, atau pasar modern lainnya. Hal lain yang menghambat perkembangan pasar tradisional adalah sarana dan prasarana pendukung. Keberadaaan pasar tradisional di Propinsi Sumatera Utara diawali dari pasar yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 1932 dan menghabiskan biaya sebesar 1.567.208 Gulden (Pemda Tingkat I Sumatera Utara, 1996) itu kemudian menjadi suatu generator aktivitas komersial yang signifikan di medan pada masa itu, dan dinyatakan sebagai kawasan pusat pasar terbesar, termegah dan terbersih di Asia Tenggara. Sejak saat itu, kawasan sekitar jalan Sutomo, yang kala itu bernama Wilhelminestraat, dan jalan Sambu, yang dahulu disebut Hospitaalweg, kemudian dikenal dengan sebutan pusat pasar dan berkembang menjadi kawasan komersial hingga saat ini. (Kompas, Minggu, 9 September 2001) dalam http://www.arsitek turindis.com/index.php/archieves/2001/09. Demikian halnya keberadaan pasar tradisional di Kabupaten Deli Serdang tidak jauh berbeda dengan pasar-pasar tradisional lainnya. Salah satu pasar tradisional yang berkembang dengan baik adalah pasar tradisional Deli Tua. Pasar Tradisional Deli Tua berada pada Jalan Besar Deli Tua. Pasar tradisional Deli Tua adalah pasar yang dikelola oleh Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, keberadaan pasar Deli Tua pada saat ini telah berkembang hingga menempati tepi Jalan Besar Deli Tua. Sedemikian besarnya perkembangan pasar tradisional ini sehingga dipandang perlu dilakukan penelitian tentang daya serap dan jenis-jenis usaha yang tersedia di dalam aktivitas Pasar Tradisional Deli Tua ini.

21 1.6. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapatlah dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah peran pasar dalam pengembangan wilayah di Kecamatan Deli Tua? Apakah faktor modal, jam kerja, lama berjualan, lokasi usaha, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang tradisional di Kecamatan Deli Tua? 1.7. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan profil pedagang Tradisional di Kecamatan Deli Tua. 2. Menguraikan peran pedagang Tradisional Deli Tua Kota dalam menyerap tenaga kerja. 3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang Tradisional Deli Tua 1.8. Manfaat Penelitian 1.4.1. Teoritis Penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama menyangkut ilmu perencanaan dan pengembangan wilayah pedesaan dan perkotaan. 1.4.2. Praktis

22 1. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang khususnya Dinas Pasar tentang peran serta pasar tradisional Deli Tua dalam penciptaan lapangan kerja (tersedianya tempat bekerja masyarakat di sektor informal), serta peningkatan pengelolaan pasar tradisional Deli Tua. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pasar tradisional dan penciptaan lapangan kerja (terutama pada sektor informal). 3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang pasar tradisional Deli Tua dan penciptaan lapangan kerja. BAB II