UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER Hanismah SD Negeri 013838 Hessa Air Genting, kab. Asahan Abstract: The purpose of this study was to determine the learning outcome Civics and election materials Election Process with the implementation of cooperative learning model Learning Together (LT) in the sixth grade primary school students 013838 Hessa Air Genting academic year 2014/2015. This study uses three cycles of action research. The subjects were students of class VI Elementary School 013838 Hessa Air Genting academic year 2014/2015. The data obtained as the result of formative tests, observation sheet teaching and learning activities. From the analysis we found that student achievement has increased from the first cycle to the third cycle, the first cycle (35%), the second cycle (65%), the third cycle (90%). The conclusion of this study is the use of Cooperative Learning Model Learning Together Learning Outcomes Civics can improve the Electoral Process and Election Materials In Grade VI Elementary School 013838 Hessa Air Genting in academic year 2014/2015. Keywords: learning together, elections, election Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn materi Proses Pemilu dan Pilkada dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together (LT) pada siswa kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sebanyak tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting tahun pelajaran 2014/2015. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III, yaitu siklus I (35%), siklus II (65%), siklus III (90%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dapat meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Proses Pemilu dan Pilkada Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata kunci: learning together, pemilu, pilkada Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, 525
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar ungkapan yang cukup sederhana yaitu "mendidik anak pada masa kini berarti menyiapkan orang dewasa di masa mendatang". Pendidik harus bisa menyiapkan anak didik menjadi orang dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan mengembangkan sendiri kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut di atas, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2006 adalah pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan lebih ditekankan pada pembentukan sikap. Dengan demikian mata pelajaran PKn meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah afektif. Kepribadian siswa pada hakikatnya dipengaruhi oleh ranah kognitif, apektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menyatu dan sulit dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk kepribadian unik setiap manusia. Dalam menyajikan pelajaran, guru harus berupaya mengembangkan ketiga ranah tersebut agar berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat perbedaan tergantung dari ranah mana yang mendapat penekanan, sementara dalam pembelajaran PKn, hasil akhir yang menjadi tujuan adalah pengembangan ranah apektif yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dan berkembang dalam tatanan kehidupan manusia Indonesia. Dalam proses pembelajaran PKn, guru belum semuanya melaksanakan pendekatan siswa aktif, dan peranan guru sebagai dinamisator belajar siswa belum diterapkan, namun guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penyampaian materi pelajaran guru masih menggunakan buku-buku sumber dan buku pelengkap sebagai sumber belajar, dan dalam penyampaian bahan ajar kepada siswa belum digunakan media belajar yang lain. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting tahun pelajaran 2014-2015 semester 1 tentang materi Proses Pemilu dan Pilkada menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai pada hal pada pembelajaran PKn guru sudah menjelaskan secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan tentang materi, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika 526
guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang pandai di kelasnya. Dan bila diberi tes perkalian rata-rata hasilnya rendah. Rendahnya penguasaan kemampuan siswa kemungkinan besar dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam pembelajaraan. Siswa kelas SD cara berfikirnya masih rendah, sementara guru tidak memperhatikan hal tersebut sehingga dimungkinkan siswa mengalami kesulitan. Pada pelaksanaan proses pembelajaran PKn ketika guru menjelaskan materi Proses Pemilu dan Pilkada, siswa banyak yang tidak memperhatikan pada penjelasan guru. Siswa cenderung menunjukkan sikap bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran. Kemudian ketika guru bertanya apakah siswa sudah mengerti, hanya sebahagian yang menjawab. Proses pembelajaran cenderung berpusat pada guru (Teacher Oriented). Keadaan seperti ini sudah terjadi berulang kali selama proses pembelajaran dan akibatnya pada kegiatan siswa mengerjakan soal-soal latihan skor yang diperoleh siswa selalu rendah dan tidak memuaskan. Slavin (2008) mengungkapkan bahwa David dan Roger Johnson dari Universitas Minnesota mengembangkan model Learning Together dari pembelajaran kooperatif (Jhonson and Jhonson 1987; Jhonson dan Jhonson & Smith, 1991). Model yang mereka teliti melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima siswa dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. Model ini menekankan pada empat unsur yakni: (1) Interaksi tatap muka: para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima siswa. (2) Interdependensi positif: para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok. (3) Tanggung jawab individual: para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya. (4) Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil: para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka. Pada pembelajaran kooperatif tipe LT setiap kelompok diharapkan bisa membangun dan menilai sendiri kinerja kelompok mereka. Masingmasing kelompok harus bisa memperlihatkan bahwa kelompok mereka adalah kelompok yang kompak baik dalam hal diskusi maupun dalam hal mengerjakan soal, setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh. Jika hasil tersebut belum maksimal atau lebih rendah dari kelompok lain maka mereka harus meningkatkan kinerja kelompoknya. METODE Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Negeri 013838 527
Hessa Air Genting kabupaten Asahan Tahun Pelajaran 2014/2015. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober semester ganjil tahun 2014. Subjek penelitian adalah siswasiswi Kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting Tahun Pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 20 orang siswa. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu; (2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan Pada siklus I, peneliti akan melaksanakan tindakan terdiri dari satu kali pertemuan selama kegiatan pembelajaran. Sebelum pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti mempersiapkan dan melakukan beberapa hal yaitu: (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran learning together, (2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, (4) Mempersiapkan soal-soal untuk evaluasi siklus I yaitu tes hasil belajar I. Tindakan Pada tahap pemberian tindakan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah: (1) Kegiatan awal Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran. Guru mengkondisikan dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator). Guru menginformasikan metode pembelajaran Learning Together (2) Kegiatan Inti Guru menyajikan pelajaran. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 sampai 5 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain) Masing-masing kelompok menerima lembar tugas dan menyelesaikannya. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya. Pemberian pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. (3) Kegiatan Akhir Guru bersama murid menyimpulkan hasil pembelajaran Guru memberikan PR untuk penguatan Pengamatan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I pada mata pelajaran PKn di kelas VI SD Negeri 528
013838 Hessa Air Genting Tahun Pelajaran 2014/2015 memperlihatkan 35% pesen siswa memperoleh hasil belajar yang baik dengan nilai ratarata 6,25 dari jumlah siswa seluruhnya, sementara siswa yang tuntas dari KKM adalah 7 orang dan 13 orang tidak tuntas. Dari data siklus I bahwasannya ketuntasan belajar klasikal siswa siklus I masih sangat rendah yaitu 35%. Ketuntasan klasikal siswa siklus I ini masih dibawah ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu sebesar 85%. Maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran yang terdiri dari dari satu kali pertemuan dalam siklus I, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan hasil dari observator selama proses pembelajaran, maka diperoleh kelemahankelemahan sebagai berikut: (1) Kelemahan guru pada siklus I Guru kurang dalam memberikan motivasi kepada siswa Guru belum mampu secara maksimal dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru juga masih kurang dalam memberikan semangat kepada kelompok yang kurang berhasil. (2) Kelemahan siswa pada siklus I Kemampuan memberikan saran, gagasan, memperhatikan teman menerangkan, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan kemampuan memahami materi perlu ditingkatkan. Siklus II Perencanaan Pada siklus II, peneliti akan melaksanakan tindakan terdiri dari satu kali pertemuan selama kegiatan pembelajaran. Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti mempersiapkan dan melakukan beberapa hal yaitu: (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran learning together, (2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, (4) Mempersiapkan soal-soal untuk evaluasi siklus II yaitu tes hasil belajar II. Tindakan Pada tahap pemberian tindakan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah : (1) Kegiatan awal Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran. Guru mengkondisikan dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator). Guru menginformasikan model pembelajaran Learning Together (2) Kegiatan Inti 529
Guru menyajikan pelajaran secara terperinci dan lebih luas lagi pendalaman materinya. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 sampai 5 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain). Masing-masing kelompok menerima lembar tugas dan menyelesaikannya dan guru membimbing dan mengarahkan siswa selama jalannya diskusi. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya dan guru meluruskan hasil presentasi siswa. Pemberian pujian dan penghar-gaan berdasarkan hasil kerja kelompok. (3) Kegiatan Akhir Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan guru memberikan penjelasan materi secara jelas ke siswa. Guru memberikan PR untuk penguatan Pengamatan Berdasarkan pada pelaksanaan tindakan pada siklus II untuk mata pelajaran PKn di kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting Tahun Pelajaran 2014/2015 menunjukkan 65% persen siswa sudah memperoleh hasil belajar yang baik dengan nilai rata-rata 7,1, sementara yang tuntas dari KKM berjumlah 13 siswa dan yang tidak tuntas berjumlah 7 siswa. Dari data tersebut menunjukkan bahwa jumlah ketuntasan minimal semakin meningkat seiring dengan persentase nilai rata-rata kelas 7,1 dan nilai yang semakin meningkat. Walaupun masih perlu diadakan perbaikan pada siklus III untuk menyempurnakan atau mendapatkan hasil yang semakin meningkat. Dari data siklus II ketuntasan belajar klasikal siswa siklus II meningkat menjadi 65%. Ketuntasan klasikal siswa siklus II ini masih dibawah ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu sebesar 85%. Maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus III. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran yang terdiri dari dari satu kali pertemuan dalam siklus II, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan hasil dari onservator selama proses pembelajaran, maka diperoleh kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (1) Kelemahan-kelemahan guru pada siklus II Guru belum mampu secara maksimal dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Guru juga masih kurang dalam memberikan semangat kepada kelompok yang kurang berhasil. (2) Kelemahan-kelemahan siswa pada siklus II Hasil nilai kelompok yang tuntas kurang lebih 70 % Kemampuan memberikan saran, gagasan, memperhatikan teman menerangkan, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan kemampuan memahami materi perlu ditingkatkan. 530
Siklus III Perencanaan Pada siklus III, peneliti akan melaksanakan tindakan terdiri dari satu kali pertemuan selama kegiatan pembelajaran. Sebelum pelaksanaan tindakan siklus III, peneliti mempersiapkan dan melakukan beberapa hal yaitu: (1) Menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran learning together, (2) Mempersiapkan kembali Lembar Kerja Siswa (LKS), (3) Mempersiapkan kembali lembar observasi untuk mengamati aktifitas guru dan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, (4) Mempersiapkan kembali soal-soal untuk evaluasi siklus III yaitu tes hasil belajar III. Pelaksanaan Pada tahap pemberian tindakan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah: (1) Kegiatan awal Guru mengucapkan salam untuk membuka pelajaran. Guru mengkondisikan dan memastikan siswa siap menerima pelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (merujuk pada indikator). Guru menginformasikan metode pembelajaran Learning Together kembali. (2) Kegiatan Inti Guru menyajikan pelajaran secara lebih terperinci, luas dan pendalaman materi yang dikaji ditambahkan referensinya. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 sampai 5 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dan lain-lain) Masing-masing kelompok menerima lembar tugas dan menyelesaikannya dan guru membimbing dan mengarah-kan kembali jalannya diskusi. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya, guru meluruskan hal - hal yang salah ketika presentasi siswa. Pemberian pujian dan penghar-gaan berdasarkan hasil kerja kelompok. (3) Kegiatan Akhir Guru bersama murid menyimpulkan hasil pembelajaran secara terperinci dan menambah referensi siswa tentang materi pembelajaran yang didiskusikan. Guru memberikan PR untuk penguatan. Pengamatan Berdasarkan pada pelaksanaan tindakan pada siklus III untuk mata pelajaran PKn di kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting Tahun Pelajaran 2014/2015 menunjukkan 90% persen siswa sudah memperoleh hasil belajar yang baik dengan nilai rata-rata 8,05, sementara yang tuntas dari KKM berjumlah 18 siswa dan yang tidak tuntas berjumlah 2 siswa. Dari data tersebut menunjukkan bahwa jumlah ketuntasan minimal semakin meningkat seiring dengan 531
persentase nilai rata-rata kelas dan nilai yang semakin meningkat dan memuaskan. Peningkatan hasil belajar siswa siklus demi siklus menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Student Team Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari data siklus III bahwasanya ketuntasan belajar klasikal siswa siklus III meningkat menjadi 90%. Ketuntasan klasikal siswa siklus III ini telah melewati ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu sebesar 85%. Maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus III. Dapat disimpulkan bahwa Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dapat meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Proses Pemilu dan Pilkada Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting Tahun Pelajaran 2014/2015. Refleksi Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran yang terdiri dari dari satu kali pertemuan dalam siklus III, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan hasil dari observator selama proses pembelajaran, maka diperoleh kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (1) Kelemahan-kelemahan guru pada siklus III Guru juga masih kurang dalam memberikan semangat kepada kelompok yang kurang berhasil. (2) Kelemahan-kelemahan siswa pada siklus III Kemampuan memberikan saran, gagasan, memperhatikan teman menerangkan, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan kemampuan memahami materi perlu ditingkatkan. Untuk hasil nilai kelompok yang tuntas pada siklus III sudah menunjukkan hasil yang sangat baik lebih 85% siswa sudah tuntas hasil belajarnya. Hasil pengamatan peneliti dan observer, penelitian yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan yang cukup baik, yaitu jumlah ketuntasan hasil belajar maksimal pada siklus I mencapai 35% dan pada siklus II semakin meningkat menjadi 65%, hingga mencapai persentase maksimal pada siklus III yaitu 90%. Pembahasan Permasalahan sebelumnya yang telah teridentifikasi pada pembelajaran PKn di SD Negeri 013838 Hessa Air Genting Kelas VI Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan guru dalam merencanakan dan menentukan strategi dan metode pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan kutipan tersebut penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan merumuskan tujuan dan memilih model pembelajaran Learning Together untuk pencapaiann tujuan serta media pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa. Gambaran penelitian tindakan kelas tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 7 siswa seluruhnya yang dapat mencapai ketuntasan minimal, dan pada siklus II semakin meningkat hingga 13 siswa, 532
dan pada siklus III mengalami perubahan yang sangat pesat hingga mencapai 18 siswa atau 90% dari seluruhnya. Setelah melaksanakan penelitian dan mengadakan tindakan, maka hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dapat meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 013838 Hessa Air Genting Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini terjadi karena siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat menarik perhatian siswa dengan media pembelajaran yang lebih tepat untuk materi pembelajaran sehingga memberi pengalaman kongkrit bagi siswa dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkaan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berrikut: 1. Metode pembelajaran kooperatif tipe LT dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. 2. Metode pembelajaran kooperatif tipe LT memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (35%), siklus II (65%), siklus III (90%). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S.B. 2002.1. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Putra Djamarah, S.B. 2002.2. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Putra Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- KAryawan dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabeta Setyaningsih. 2001. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insane Cendikia Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Jemmars Wahyuni. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya 533
534