I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun penciptaan lapangan kerja serta kesempatan berusaha (Lumaksono dkk, 2012). Selain itu, sektor kepariwisataan mampu meningkatkan peyerapan tenagakerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan nasional, serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat (Yudananto dkk, 2011). Untuk melihat keuntungan pariwisata secara ekonomi maka dapat dilihat dari jumlah wisatawan, lama tinggal dan rata-rata belanja wisatawan yang berkunjung ke daerah tujuan wisata (DTW) (Nicely dan Palakurthi cit. Wijaya dan Mustika, 2014).Sesuai dengan hal tersebut pariwisata merupakan salah satu industri terbesar di dunia dan berperan dalam pertumbuhan ekonomi daerah tujuan wisata (Xing dan Dangerfield cit. Wijaya dan Mustika, 2014). Sehingga Salman dan Hasim cit. Wijaya dan Mustika (2014) menyimpulkan bahwa pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar dan paling penting dari ekonomi dunia yang mendorong arus besar orang, barang dan modal. Data Badan Pusat statistik Daerah Istimewa Yogyakarta (2013) menunjukkan bahwa jumlah wisatawan mengalami fluktuasi selama kurun waktu dari tahun 2005 tahun 2012 dan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro maupun faktor eksternal seperti bencana alam. Tercatat, jumlah kunjungan menurun pada tahun 2006 akibat dampak gempa bumi dan tahun 2010 akibat erupsi merapi. Kunjungan wisatawan terbesar terjadi pada tahun 2012, sebanyak 3,536 juta orang mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 3,398 juta adalah wisatawan domestik dan 148,5 ribu wisatawan mancanegara. Jumlah tersebut jauh melampaui angka jumlah 1
wisatawan domestik pada tahun 2005 yaitu 2,2636 juta orang, sedangkan jumlah wisatawan mancanegara adalah 79,4 ribu orang. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa industri pariwisata mengalami pertumbuhan yang pesat dan berangsur-angsur mengalami perubahan dari suatu kebutuhan tersier (kebutuhan mewah) menjadi suatu kebutuhan pokok yang berarti bahwa setiap orang akan melakukan kegiatan pariwisata di suatu waktu tertentu. Meski demikian, industri pariwisata juga sangat rentan terhadap isu dan krisis (Putra, 2008).Hal tersebut ditunjukkan dengan menurunnya jumlah wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta akibat bencana gempa dan erupsi Merapi.Maka, untuk menghadapi situasi krisis tersebut dibutuhkan strategi yang tepat untuk membuat citra pariwisata baik, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Agrowisata merupakan salah satu usaha bisnis di bidang pertanian dengan menekankan penjualan bidang jasa kepada konsumen.sementara kebun buah adalah bentuk spesifik dari agrowisata. Bentuk jasa yang ditawarkan oleh Kebun Buah Mangunan adalah berupa keindahan, kenyamanan, ketentraman dan pendidikan. Koswara cit. Prafitri (2008) berpendapat bahwa agrowisata merupakan salah satu bidang usaha yang memiliki potensi besar.preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis serta kecenderungan wisatawan untuk kembali ke alam menyebabkan pengembangan daya tarik wisata berbasis alam (wisata agro) menjadi potensial. Kebun Buah Mangunan adalah kawasan kebun buah yang dikelola oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan kabupaten Bantul yang terletak di desa Mangunan, kecamatan Dlingo, kabupaten Bantul Yogyakarta.Kebun Buah Mangunan menyediakan lingkungan alam yang masih asri, dan wisata pendidikan seputar pertanian.dari gardu pandang di puncak bukit yang berada dalam wilayah Kebun Buah Mangunan, pengunjung dapat menikmati kelokan sungai Oya.Terdapat beberapa hamparan kebun, yaitu kebun durian, kebun rambutan, kebun jambu air, kebun jeruk, kebun jambu dresoni.selain kebun-kebun tersebut, terdapat pula penangkaran rusa.wisata edukasi yang ditawarkan untuk pengunjung antara lain pelatihan budidaya cangkok tanaman, budidaya hortikultura, pelatihan pembuatan 2
pupuk organik, cara bercocok tanam hingga riset atau penelitian. Fasilitas-fasilitas penunjang seperti ruang pertemuan, penginapan, area bermain anak, hingga kolam renang anak (Linangkung, 2014). Pengembangan usaha agrowisata membutuhkan manajemen yang baik antara ketersediaan sarana dan prasarana wisata, objek yang dijual, promosi dan pelayanannya.public Relation (PR) merupakan pihak dalam suatu perusahaan yang menjembatani atau membangun komunikasi dengan masyarakat luar sebagai publiknya yang pada akhirnya dapat menjadi ukuran sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dibangun oleh perusahaan.melalui manajemen dan pengelolaan yang baik akan menciptakan opini yang baik di kalangan publik internal maupun publik eksternal (Sulistyarini, 2008).Setiap organisasi/perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun sudah pasti memiliki khalayak atau publik.perusahaan senantiasa membangun komunikasi dengan publiknya dengan melakukan kegiatan humas.kegiatan humas dimaksudkan untuk membentuk opini positif. Hal ini disebabkan organisasi/perusahaan yang mempunyai citra positif di mata publik, produk barang maupun jasanya akan lebih dapat diterima oleh konsumen. Selain itu, perusahaan /organisasi yang mempunyai citra positif di mata konsumen cenderung akan bertahan pada masa krisis. Putra (2008) berpendapat bahwa daerah tujuan wisata yang memiliki citra positif juga biasanya akan lebih mudah untuk dikenang (remember), dikenal (recognize) dan diingat kembali (recall) dibandingkan daerah yang memiliki citra negatif. Opini adalah pengekspresian pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu.sedangkan publik adalah sekelompok orang atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi/perusahaan.berdasarkan kedua definisi tersebut dapat diketahui bahwa opini publik adalah suatu pengekspresian sikap serta kesan baik atau buruk tentang organisasi/perusahaan oleh orang-orang yang menjalin komunikasi dengan organisasi/perusahaan tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis opini atau pendapat khalayak yang pernah mengunjungi Kebun Buah Mangunan tentang hal- 3
hal yang berada di Kebun Buah Mangunan, seperti fasilitas dan fungsinya sebagai tempat wisata.kemudian dari opini publik tersebut dapat diketahui citra kebun buah Mangunan baik atau buruk.banyaknya pelaku usaha agrowisata membuat pengetahuan tentang citra Kebun Buah Mangunan sangat penting untuk diketahui sehingga pengelola Kebun Buah Mangunan dapat mengkaji kembali strategi pengelolaan dan pendekatannya kepada masyarakat, supaya eksistensi Kebun Buah Mangunan tetap terjaga di tengah ketatnya persaingan di bidang pariwisata berbasis alam. Berdasarkan pemikiran diatas, maka peneliti mengangkat judul ' Opini Publik Terhadap Kebun Buah Mangunan di Kabupaten Bantul.Kebun Buah Mangunan dipilih karena sejauh ini belum diketahui bagaimana citra Kebun Buah Mangunan ditinjau dari opini publik, mengingat kebun buah ini adalah satu-satunya kebun buah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.2. Rumusan Masalah Agrowisata yang baik bukan semata memenuhi kebutuhan pengunjung akan panorama indah dan udara yang segar, namun juga memenuhi kebutuhan pengunjung akan pengetahuan dan sebagai media promosi produk-produk pertanian lokal. Lokasi-lokasi wisata berbasis alam (agrowisata) saat ini berkembang pesat di Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga masing-masing agrowisata perlu memutakhirkan strategi pemasaran supaya tidak tenggelam dalam arus persaingan yang kian ketat.kawasan agrowisata yang turut menghadapi persaingan adalah Kebun Buah Mangunan yang dibuka sejak tahun 2003. Kondisi usaha pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini tergolong cukup kompetitif.dengan kondisi ini, Kebun Buah Mangunan harus berupaya merebut dukungan publik dan membangun citra positif di mata publik dengan tujuan untuk mempertahankan eksistensi, tetap mampu bersaing dan berkembang terus.baik buruknya citra perusahaan tergantung pada opini publik yang terbentuk. Opini publik terbentuk dari persepsi seseorang terhadap pengalaman-pengalaman masa lalu, latar belakang budaya, nilai-nilai yang dianut, dan berita yang sedang 4
berkembang. Dari proses ini akan membuahkan suatu kesan dalam diri seseorang dan pada akhirnya akan terbentuk opini. Berdasarkan pengamatan sekilas dari penulis dan wawancara dengan salah satu pengunjung, kondisi Kebun Buah Mangunan masih banyak yang perlu diperbaiki supaya dapat lebih memberikan kenyamanan dan menimbulkan kesan keindahan bagi pengunjungnya.hal-hal yang menjadi catatan bagi penulis dan salah satu pengunjung tersebut adalah sarana dan prasarana seperti area untuk duduk santai dan peneduh karena pengunjung banyak yang harus duduk di tangga tanpa atap sementara fungsi utama dari tangga adalah ruang sirkulasi.menurut penulis, suatu objek wisata kebun buah biasanya identik dengan lingkungan yang sejuk dan asri, namun hal tersebut belum dapat dijumpai di Kebun Buah Mangunan. Dari uraian diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana opini publik terhadap Kebun Buah Mangunan? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi opini publik terhadap Kebun Buah Mangunan? 1.3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui opini publik terhadap Kebun Buah Mangunan. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi opini publik terhadap Kebun Buah Mangunan. 1.4. Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak, diantaranya : 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan tentang opini publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi opini publik. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan berguna untuk pengembangan perusahaan sehingga dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan bisnis di sektor wisata alam. 5
3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan baru untuk mengembangkan potensi wisata di daerah tersebut. 4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai opini publik, faktor-faktor yang mempengaruhi opini publik, dan Kebun Buah Mangunan. 6