Laporan Praktikum Hari/tanggal : Kamis, 10 Desember 2015 Pertanian Organik Kelas/Prak/Kel : B/P2/1 Dosen : Dr.Ir. Muhadiono. M.Sc Yoscarini H M, S.Hut. M.Si Asisten : M. Taufik Mubarok, A.Md Richardo Ipui, A.Md BIOMASSA TANAMAN KANGKUNG DAN PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP PERKEMBANGAN TUMBUHAN Fauzan Damara Perdana Kususma (J3M113048) PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem, keragaman hayati, siklus bologi, dan aktifitas biologi tanah secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. sistem pertanian organik menggunakan bahan secara alami atau menghindari penggunaan pestisida, pupuk kimia, atau hormon/zat tumbuh kimia. Oleh karena itu, pertanian organik merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan pertanian sistem berkelanjutan dengan menerapkan teknologi atau teknik yang menyesuaikan agar ekosistem tetap berjalan seperti apa adanya dan tidak menggangu keseimbangan lingkungan.petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian. Biomassa adalah massa biologis hidup di suatu area atau ekosistem pada suatu waktu tertentu. Biomassa pada ekologi dapat mengacu pada biomassa spesies, yang merupakan massa dari satu atau lebih spesies, atau biomassa komunitasyang merupakan massa dari seluruh spesies pada suatu komunitas. Massa dapat mencakup mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan hidup.[4] Nilai massa ini dapat diekspresikan sebagai massa rata-rata per unit luas, atau total massa dari suatu komunitas. Humic acid memiliki manfaat sebagai berikut: Zat perangsang tumbuh tanaman (Plant Growth Stimulator), meningkatkan energi sel dan petumbuhan benih.,meningkatkan kandungan gula, vitamin pada tanaman,meningkatkan kandungan klorofil pada daun tanaman,meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kondisi lingkungan yang tidak mendukung meningkatkan daya serap (permebabilitas) dinding sel dari suatu tanaman. Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) adalah tumbuhan yang termasuk jenis sayursayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkungbanyak dijual di pasar-
pasar. Kangkungbanyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair. 1.2 Tujuan Mengetahui potensi biomassa pada tanaman kangkung dengan perbandingan lingkungan yang berbeda Mengetahui proses pembuatan, menjelasakan kandungan dan pengaruh humic acid untuk tanaman BAB II METODELOGI 2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum yaitu polybag, sekop, cangkul, ember, botol air mineral, dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu tanah, bahan organik, air, kompos cair, dan bibit kangkung darat. 2.2 Metode Pertama untuk metode yang dilakukan didalam rumah kaca yaitu peralatan yang sudah ada dipersiapkan untuk menunjang praktikum yang akan dilaksakan, selanjutnya cangkul tanah sebanyak 3 ember dan ambil juga bahan organik yang
sudah matang sebanyak 9 ember atau dengan kata lain dengan perbandingan tanah dan bahan organik sebanyak 3:9, kemudian tanah dan bahan organik yang sudah diambil dicampurkan, setelah tercampur siapkan polybag dan beri label jenis tanaman yang akan ditanam, lalu masukan bahan yang sudah dicampur kedalam polybag yang telah diberi label sebanyak ¾ dari tinggi polybag tersebut. Ketika pengisian bahan kedalam polybag yang harus diperhatikan adalah kepadatan dari bahan yang ada di dalam polybag, diusahakan jangan sampai terlalu padat karena akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Polybag yang sudah terisi dengan bahan campuran tanah dan bahan organik selanjutkan akan ditanami dengan kangkung darat yang sudah di sediakan, setiap polybag akan ditanami dengan 3 benih kangkung dengan jarat yang disesuaikan dengan luas polybag tersebut, setelah penanaman dilakukan maka siram polybag dengan air secukupnya dan usahakan tidak terlalu basah agar benih tidak membusuk pada saat mulai perkecambahan. Lakukan penyiraman setiap hari pada pagi dan sore hari dan catat tinggi kangkung jika ada kangkung yang tumbuh. Metode pada perlakuan yang diluar rumah kaca berbeda dengan yang didalam rumah kaca, untuk tempat yang digunakan bukan polybag melainkan botol air mineral yang sudah di potong atasnya sehingga tinggi botol kurang lebih ¾ dari tinggi botol semula dan diberikan lubang pada bagian bawah, pelubangan ini dilakukan agar air pada saat penyiraman tidak tergenang yang akan mengakibatkan akar membusuk jika air terlalu banyak. Selanjutnya siapkan bahan lain seperti tanah dan bahan organik dengan perbandingan sebanyak 3:9 dan campurkan sampai merata. Setelah selesai masukan bahan tadi kedalam botol dan tidak di isi terlalu penuh atau ¾ dari tinggi botol yang sudah dipotong, kemudian tanam benih kangkung setiap botol sebanyak 3 benih dan siram. Penyiraman dilakukan sama yaitu pada pagi dan sore hari, dilakukan pencatatan tinggi, jumlah daun, dan lebar daun persatuan daun. Jika pada minggu berikutnya kangkung tidak tumbuh dikarenakan benih membusuk maka lakukan penyulaman sampai ada benih kangkung yang tumbuh. Setelah pengamatan yang sudah dilakukan selama 7 minggu maka perlakuan selanjutnya dengan penambahan humic acid dengan perbandingan 9 : 1
antara humic acid dan air. Humic acid diambil dengan cara penyaringan yang memisahkan serasah kotoran yang masih tersisa dengan cairan humic acid tersebut lalu tampung diember, dan jika sudah mendapatkan humic acid dengan komposisi yang diperlukan lakukan pengenceran dengan penambahan air yang sudah ditentukan yaitu 9:1 antara cairan humic acid dengan air. Humic acid disiram ke setiap perlakuan baik dirumah kaca ataupun yang berada diluar rumah kaca seperti penyiraman biasanya dan tidak sampai menggenangi kangkung tersebut agar tidak terjadi pembusukan akar didalam tanah. Penyiraman humic acid dilakukan setiap satu minggu sekali dan pada hari biasanya dilakukan penyiraman menggunakan air biasa, yaitu pada pagi dan sore hari. I.1 Hasil I. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.2 Pembahasan 4.1 Kesimpulan II. PENUTUP 4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA Ngadiman, 1996. Kearifan Tradisonil dalam Bioteknologi Tanah. Dalam: Makalah. Seminar HPS diselenggarakan oleh Paguyuban Tani dan Nelayan HPS di Ambarawa, Oktober 1997 Nyoman P. Aryantha,dkk.2010. Kompos.Pusat Penelitian Antar Universitas Ilmu Hayati LPPM-ITB. Dept. Biologi - FMIPA-ITB. Bandung. Simamora, Suhut & Salundik, 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Meningkatkan Kualitas Kompos. Kiat Menggatasi Permasalahan Praktis. Agromedia Pustaka : Yogyakarta Siti Umniyatie,dkk. 1999. Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba Efektif (Effective Microorganisms). Agromedia Pustaka : Yogyakarta