ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah

Kontribusi Pajak Hiburan Terhadap Penerimaan Pendapatan Daerah Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Kota Malang (Periode )

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEMBER

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah. Otonomi membuka kesempatan bagi daerah untuk mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

Oleh : Drs. Yonathan Palinggi,MM Peneliti adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Studi Pasca Sarjana Manajemen Administrasi Publik Unikarta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional sebagaimana. mandiri menghidupi dan menyediakan dana guna membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS PAJAK SERTA RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BEKASI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia sebagai negara Kesatuan menganut asas

ANALISIS EVEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG PANJANG PERIODE

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. provinsi. Setiap provinsi terbagi dari beberapa Kabupaten maupun Kota.

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan. analisis efektivitas penerimaan pajak reklame dan kontribusinya terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Pemerintah Republik

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip

BAB VI PENUTUP. Pajak Bumi dan Bangunan tergolong sangat efektif dengan kontribusi sebesar 118,2%,

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH BOJONEGORO DAN JOMBANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pembangunan yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DILIHAT DARI PENDAPATAN DAERAH PADA APBD

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki banyak pulau dan di dalamnya terdapat daerah provinsi,

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. pulihnya perekonomian Amerika Serikat. Disaat perekonomian global mulai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan nasional, Indonesia menganut

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota

Jurnal Ekonomi Pembangunan

BAB IV METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari pulau-pulau atau dikenal dengan sebutan Negara Maritim. Yang mana dengan letak

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah sebagai pengatur dan pembuat kebijakan telah memberi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan kemasyarakatan harus sesuai dengan aspirasi dari

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. dan retribusi daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dilakukan secara time

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

Disusun oleh: B

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari APBN. APBN dihimpun dari semua

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas bersumber dari penerimaan pajak. Tidak hanya itu sumber

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Kabupaten/Kota

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar yang berkedudukan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

UPAYA PENINGKATAN PAJAK DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BIMA. Oleh: Sahrudin

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu pemasukan negara yang mempunyai tujuan

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEBAHASAN. Daerah Kabupaten Boyolali Tahun daerah kabupaten boyolali tahun :

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. semua itu kita pahami sebagai komitmen kebijakan Pemerintah Daerah kepada. efisien dengan memanfaatkan sumber anggaran yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

Oleh: Uyik Retnaning Sayekti Politeknik Kediri. Kata Kunci : Pendapatan Asli Daerah, Tingkat Kemandirian, Efektifitas dan Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. RI secara resmi telah menetapkan dimulainya pelaksanaan otonomi daerah sesuai

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Oleh : ROSNI. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, tiap-tiap daerah dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan layanan tersebut di masa yang akan datang (Nabila 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan umum pada Undang-Undang. Nomor 22 Tahun 1999 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada daerah. kabupaten dan kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

Transkripsi:

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat pencapaian realisasi penerimaan Pajak Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar Tahun 2014-2016 (2) Tingkat pencapaian realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar Tahun2014-2016 (3) Kontribusi penerimaan Pajak Daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar Tahun 2014-2016 (4)Hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan angka Data yang digunakan adalah Realisasi Penerimaan Pajak Daerah dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar pada tahun 2014-2016 Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian lapangan dengan cara wawancara dan Dokumentasi Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : (1) Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Pematangsiantar untuk tahun 2014 sebesar 9765% tahun 2015 sebesar 9235%dan tahun 2016 sebesar 9939% Rasio efektivitas tahun 2014-2015 mengalami penurunan sebesar 53% sedangkan tahun 2016 naik 704% (2) Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar untuk Rasio efektivitas Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar berkisar dari tahun 2014 sebesar 9799% tahun 2015 sebesar 7911% dan tahun 2016 sebesar 8601% Selama tiga tahun anggaran (tahun 2014-2016) ratarata sebesar 8771%Pada tahun 2014 ketahun 2015 rasio efektivitas mengalami penurunan sebesar 1888% sedangkan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 69% (3) Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 2014 sebesar 3229% tahun 2015 dengan nilai kontribusi sebesar 3255% dan tahun 2016 sebesar 3612% Kata kunci : PAD growth mean kontribusi pajak PENDAHULUAN Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola daerah masing-masing Sebagai administrator penuh masing-masing daerah harus bertindak efektif dan efisien agar pengelolaan daerahnya lebih terfokus dan mencapai sasaran yang telah ditentukan Kesalahan persepsi yang menjadikan sumber daya alam sebagai sandaran utama sumber pendapatan daerah harus segera diubah karena suatu saat kekayaan alam akan habis Pemerintah daerah harus mulai mencari sumber lain yang ada di wilayahnya untuk diandalkan sebagai tulang punggung Pendapatan Asli daerah (PAD) Untuk meningkatkan akuntabilitas dan keleluasaan dalam pembelanjaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus digali secara maksimal di dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah yang sudah sejak lama menjadi salah satu unsur Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang utama Semakin tinggi kewenangan keuangan yang dimiliki daerah maka semakin tinggi peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur keuangan daerah begitu pula sebaliknya Salah satu pos Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah pajak daerah Pajak daerah adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh orang pribadi atau suatu badan ke pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang nantinya iuran tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan pemerintah daerah sebagaimana yang diutarakan Kesit Bambang Prakosa (2005:2) pajak daerah adalah pungutan Vol 7 No 1 April 2017 32

wajib atas orang pribadi atau badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah Pemungutan pajak merupakan alternatif yang paling potensial dalam meningkatkan pendapatan negara Hal ini dikarenakan pajak memiliki jumlah yang relatif stabil Selain itu pajak daerah merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah Jenis pemungutan pajak di Indonesia terdiri dari pajak negara (pajak pusat) pajak daerah retribusi daerah bea dan cukai dan penerimaan negara bukan pajak DASAR TEORI Pendapatan Asli Daerah Menurut Abdul Halim (2004:94) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat penting karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kontribusi masing-masing jenis pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan rasio antara jenis pajak tertentu dengan total Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada satu tahun tertentu dan rasio antara jumlah total pajak daerah terhadap total Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun tertentu Rasio ini mengindikasikan besar kecilnya peran suatu jenis pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Semakin tinggi rasio yang diperoleh berarti semakin besar pula kontribusi pajak tersebut terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Analisis Rasio APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Menurut Abdul Halim (2007:231) analisis rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehinnga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan pemerintah daerah tertentu dengan rasio keuangan daerah lain yang terdekat ataupun potensi daerahnya yang relatif sama untuk dilihat bagaimana posisi keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah lainnya Beberapa rasio yang dapat dikembangkan berdasarkan data keuangan yang besumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) antara lain rasio kemandirian (ekonomi fiskal) rasio efektivitas efisiensi dan debt service coverage ratio Rasio Keuangan Daerah Dalam menentukan klasifikasi dari efektivitas pajak daerah maka digunakan suatu kriteria seperti yang digunakan oleh Puspitasari (2014) berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No 690900327 tahun 1996 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Dimana kriteria tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1 Kriteria Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Presentase Efektivitas > 100% 90-100% 80-90% 60-80% < 60% Kriteria Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Kurang Efektif Tidak Efektif Sumber : Depdagri Kepmendagri No 690900327 (dalam Puspitasari2014) Vol 7 No 1 April 2017 33

1 Analisis Tingkat Kontribusi Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Target Penerimaan PAD Kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa besar kontribusi maka digunakan kriteria yang digunakan oleh Puspitasari (2014) Dimana kriteria tersebut merupakan kriteria dari Keputusan Menteri Dalam Negeri No 690900327 tahun 1996 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2 Kriteria Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kontribusi Pajak Daerah Presentasi Kontribusi Kriteria 0 10% Sangat Kurang 11 20% Kurang 21 30% Sedang 31 40% Cukup Baik 41 50% Baik 50% Sangat Baik Sumber : Depdagri Kepmendagri No 690900327 (dalam Puspitasari2014) 2 Growth Mean (Rata-rata Pertumbuhan) Rumus : xn GM n 1 x0 Ket : GM Rata-rata Pertumbuhan Xn Nilai Periode ke n X0 Nilai Pada Periode Dasar METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Pematngsiantar pada 3 (tiga) tahun terakhir yaitu dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Wawancara Metode Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan secara langsung dengan orang-orang yang diwawancarai dimana penulis mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan data-data yang diperlukan yaitu tentang penerimaan Pajak Daerah dan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah tahun 2014-2016 pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Pematangsiantar 2 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data untuk melihat data-data secara jelas yang aslinya karena sesuai dengan arsip yang ada di perusahaan Metode ini dilakukaan untuk mengumpulkan data berupa: a Data Pendapatan Asli daerah (PAD) Kota Pematangsiantar tahun 2014-2016 b Data realisasi penerimaan Pajak Daerah selama Kurun Waktu 2014-2016 Vol 7 No 1 April 2017 34

PEMBAHASAN a Pajak Daerah Tabel 3 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Tahun 2015 Tahun 2014 Jenis Pajak Daerah Tahun2016 100698356446 1200000000 132960879670 2000000000 2043332260 2500000000 253592700020 2700000000 279231918840 3500000000 3657741793 Pajak Hiburan 800000000 93806150952 1000000000 667532286 630000000 635431450 Pajak Reklame 2100000000 244873408565 2600000000 267383013320 2900000000 2911092297 Pajak Penerangan Jalan 11000000000 11822457579 12500000000 13189910758 14000000000 14769665931 Pajak Parkir 125000000 149067732 150000000 159568850 200000000 207305160 Pajak Air Tanah 250000000 18979060564 250000000 22205392354 300000000 31298315634 PBB P2 7806826688 6047998742 7400000000 6060464772 7300000000 6811334816 BPHTB 6500000000 4077474039 6200000000 4009842768 5500000000 4389233903 Total Pajak Daerah 32081826688 2921649485747 34000000000 3110513147584 Pajak Hotel 1000000000 Pajak Restoran 36330000000 3573812076634 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Pematangsiantar b Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tabel 4 Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2014 Jenis PAD Pendapatan Pajak Daerah 32081826688 2921649485747 34000000000 3110513147584 Pendapatan Retribusi daerah 14103100009 11965498400 10933155000 5801756500 9728628000 7696959900 Pendapatan Hasil Pengelolaan kekeyaan Daerah Yang Dipisahkan 5301473976 5301473976 879865039840 7310842149 979140075180 9511910263 Lain-lain PendapatanAsli Daerah yang Sah 4081508704285 4399403102329 Total PAD 67054683643 36330000000 3573512917734 5134013516142 5918913642230 4600220577905 92 30148771585 9047749825676 12078548904140 9555786528626 11503916517410 9894620511939 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Pematangsiantar Vol 7 No 1 April 2017 35

Rasio Efektifitas Pajak Daerah Tahun 2014 : Rasio Efektivitas Pajak Daerah Tahun 2015 : Rasio Efektivitas Pajak Daerah 9765% Tahun 2016 : 9235% Rasio Efektivitas Pajak Daerah 9939% Tabel 5 Presentase Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Pematangsiantar Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2014 Jenis Pajak Daerah (%) (%) Pajak Hotel 1000000000 100698356446 10070 1200000000 132960879670 11080 2000000000 2043332260 10144 2700000000 279231918840 10342 10217 10451 Pajak Restoran 2500000000 253592700020 Pajak Hiburan 800000000 93806150952 11726 1000000000 635431450 10086 Pajak Reklame 2100000000 244873408565 11661 2600000000 267383013320 10284 2900000000 2911092297 10038 667532286 6675 3500000000 3657741793 (%) 630000000 Pajak Penerangan Jalan 11000000000 11822457579 10748 12500000000 13189910758 10552 14000000000 14769665931 10550 149067732 11925 150000000 159568850 10638 200000000 125000000 Pajak Air Tanah 250000000 18979060564 7592 PBB P2 7806826688 6047998742 7747 7400000000 6060464772 8190 7300000000 6811334816 9331 BPHTB 6500000000 4077474039 6273 6200000000 4009842768 6467 5500000000 4389233903 7980 250000000 22205392354 8882 207305160 10365 Pajak Parkir 300000000 31298315634 10433 Total Pajak Daerah 32081826688 2921649485747 9765 34000000000 3110513147584 9235 36330000000 3573812076634 9939 Sumber : Hasil Pengolahan Data Rasio Aktifitas Pendapatan Daerah Tahun 2014 : Rasio Efektivitas PAD 9799 Tahun 2015 : Rasio Efektivitas PAD Tahun 2016 : Rasio Efektivitas PAD 7911 8601 Tabel 4 4 Presentase Target dan Realisasi Penerimaan PAD Kota Pematangsiantar Vol 7 No 1 April 2017 36

Target (%) (Rp) Realisasi (Rp) 2014 9230148771585 9044749825676 9799 2015 12078648904140 9555785628626 2016 11503916517410 9894620511939 Total PAD 328181141931 28495156866 Tahun 7911 8601 Sumber : Hasil Pengolahan Data Analisis Tingkat Kontribusi Tahun 2014 : Kontribusi Pajak Daerah Tahun 2016 : Kontribusi Pajak Daerah Tahun 2015 : Kontribusi Pajak Daerah Growth Mean (Rata-rata Pertumbuhan) GM n xn x0 1 GM n xn x0 1 3230 % 3255% 3612 a Rata rata Pertumbuhan Pajak Daerah 3 3573812076634 2921649485747 1 12232 1 ( 0106 ) 106 % Hasil Analisis di atas menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan Pajak daerah dalam kurun waktu 2014 2016 sebesar 106% b Rata rata Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah GM n Vol 7 No 1 April 2017 xn x0 1 37

3 9894620577905 9044749825676 1 10939 1 ( 0 046 ) 46 % Hasil Analisis di atas menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dalam kurun waktu 2014 2016 sebesar 46% PENUTUP Kesimpulan 1 Realisasi penerimaan Pajak Daerah Kota Pematangsiantar untuk tahun 2014 sebesar 9765% tahun 2015 sebesar 9235% dan tahun 2016 sebesar 9939% Rasio efektivitas tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 503% Penurunan rasio pada kurun waktu tahun 2014 2015 disebabkan oleh Realisasi Pajak Daerah yang meliputi Pajak Daerah Pajak Air Tanah PBB P2 dan BPHTB lebih kecil dari pada Target yang diharapkan sedangkan untuk tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 704% Maka Ratarata Realisasi Penerimaan Pajak Daerah dalam kurun waktu tahun 2014 2016 sebesar 9646% 2 Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Daerah Kota Pematangsiantar untuk Rasio efektivitas Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar berkisar dari tahun 2014 sebesar 9802% tahun 2015 sebesar 7911% dan tahun 2016 sebesar 8601% Selama tiga tahun anggaran (tahun 2014 sampai tahun 2016) rata-rata sebesar 8777% Dengan demikian pemungutan Pendapatan Asli Daerah cenderung belum efektif karena kontribusi yang diberikan terhadap target yang ingin dicapai kurang dari 100% 3 Kontrbusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Pematangsiantar pada tahun 2014 sebesar 3230% tahun 2015 dengan nilai kontribusi sebesar 3255% dan tahun 2016 sebesar 3612% Persentase kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan Jika dilihat dari realisasi penerimaan Pajak Daerah tetap meningkat tiap tahun selama tahun 2014-2016 Penerimaan Pajak Daerah mampu memberi hampir 40% terhadap Pendapatan Asli Daerah Hal ini membuktikan peranan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah cukup besar Saran 1 Pemerintah Daerah perlu melakukan penyuluhan tentang pentingnya membayar pajak daerah 2 Sebaiknya untuk meningkatkan kontribusi Pajak Daerah Pemerintah Kota Pematangsiantar diharapkan dapat mengoptimalkan penerimaan Pajak Daerah dari masingmasing jenis Pajak Daerah yang berpotensi dan belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh Pemerintah Daerah supaya persentase kontribusi Pajak Daerah terhadap pendapatan Asli Daerah tidak naik turun tetapi terus semakin meningkat tiap tahunnya DAFTAR PUSTAKA Mahmudi 2010 Manajemen Keuangan Daerah Penerbit Erlangga Jakarta Mardiasmo 2004 Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah Penerbit Andi Yogyakarta Mardiasmo 2013 Perpajakan Revisi Edisi XVII Penerbit Andi Yogyakarta Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar No 1 Tahun 2016 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 Pemerintah Kota Pematangsiantar : Pematangsiantar Vol 7 No 1 April 2017 38

Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar No 6 Tahun 2012 tentang Pajak Daerah Pemerintah Kota Pematangsiantar : Pematangsiantar Peraturan daerah Kota Pematangsiantar No 14 Tahun 2016 tentang Retribusi Daerah Pemerintah Kota Pematangsiantar : Pematangsiantar Undang-undang No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Waluyo 2009 Perpajakan Indonesia Penerbit Salemba empat Jakarta Vol 7 No 1 April 2017 39