BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan tiga molekul asam lemak. Di alam,bentuk gliserida yang lain yaitu digliserida

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gliserol dan asam lemak rantai panjang. Lemak dan minyak (trigliserida) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papua

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sekilas Sejarah Pabrik Minyak Sawit dan Perkebunan Kelapa Sawit

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI. lipids are those substances which are

Biodiesel Dari Minyak Nabati

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SABUN TRANSPARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak merupakan triester asam lemak dengan gliserol. Trigliserida alami

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lipid. Dr. Ir. Astuti,, M.P

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PUSTAKA PENDUKUNG. Ketersediaan energi fosil yang semakin langka menyebabkan prioritas

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN SIFAT MINYAK DAN LEMAK. ANGKA PENYABUNAN ANGKA IOD ANGKA REICHERT-MEISSL ANGKA ESTER ANGKA POLENSKE TITIK CAIR BJ INDEKS BIAS

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

JENIS LIPID. 1. Lemak / Minyak 2. Lilin 3. Fosfolipid 4 Glikolipid 5 Terpenoid Lipid ( Sterol )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4.1. Persepsi dan Kondisi di Masyarakat seputar Minyak Goreng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hutan Brazil dibanding dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tetapi berasal dari Afrika. Kelapa sawit pada awal mulanya didatangkan ke Indonesia

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

TEKNOLOGI MINYAK DAN LEMAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit

Bab IV Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MUTU MINYAK GORENG

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK SAWIT

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak dan minyak Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida.trigliserida merupakan bagian terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Di alam,bentuk gliserida yang lain yaitu digliserida dan monogliserida,hanya terdapat sangat sedikit pada tanaman. Dalam dunia perdagangan,lebih banyak dikenal digliserida dan monogliserida yang dibuat dengan sengaja dari hidrolisa tidak lengkap trigliserida dan banyak dipakai dalam teknologi makanan misalnya sebagai bahan pengemulsi,penstabil dan lain-lain keperluan. Dalam teknologi makanan,lemak dan minyak memegang peran yang penting. Karena minyak dan lemak memiliki titik didih yang tinggi (sekitar 200 0 ) maka biasanya dipergunakan untuk meggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya dan menjadi kering. Secara umum,lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada dalam keadaan padat,sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang berbentuk cair (Sudarmadji,1998). 2.2 Asam lemak Asam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam bentuk rumus kimiawi sebagai R-OO,dengan R adalah rantai alkil yang tersusun dari atom atom karbon dan hidrogen. Asam lemak bisa jenuh atau tidak jenuh. Dalam asam lemak jenuh rantai alkil tidak mempunyai ikatan rangkap.

Asam lemak tak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangka.yang mempunyai satu ikatan tak jenuh disebut asam lemak monoenoat atau tidak jenuh tunggal, sedangkan yang mengandung dua atau lebih ikatan tak jenuh disebut polienoat atau tidak jenuh ganda. Asam Monoenoat Asam Polienoat (M.Ismadi,1993) Semakin panjang rantai atom asam lemak semakin tinggi titik cairnya. Namun apabila ada ikatan tak jenuhnya,maka titk cair rantai asam lemak yang sama akan turun. Misalnya minyak kelapa sawit(crude palm oil,po) dapat dipisahkan secara pendinginan (winterisasi) antara bagian yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh (oleat) yaitu yang berupa minyak dan yang banyak mengandung asam lemak jenuh (stearat) yaitu yang berupa lemak yang banyak dijual dipasaran dalam negeri sebagai minyak padat dengan berbagai merek. Bagian minyak karena banyak mengandung oleat disebut minyak olein sedangkan lemak yang padat karena banyak mengandung stearat disebut stearin (Sudarmadji, 1989).

Tabel2.1:Beberapa Asam Lemak yang Umum Terdapat Sebagai Ester dalam Tumbuhan atau ewan (Poedjiadi, 2006). Nama Asam lemak jenuh Asam butirat Asam kaproat Asam palmitat Asam stearat Asam lemak tidak jenuh Asam oleat Asam linoleat Asam linolenat Rumus 3 7 OO 5 11 OO 15 31 OO 17 35 OO 17 33 OO 17 31 OO 17 29 OO 2.3 Minyak sawit Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida,yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak inti sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoida (terutama β-karotena), berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur hanya ditentukan oleh kadar ALB-nya) dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah,bau dan rasanya cukup enak. Agar dapat dikonsumsi, maka minyak kasar atau PO (rude Palm Oil) yang diperoleh dari buah kelapa sawit harus dilakukan suatu pemurnian (refining).

Tabel 2.2: Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit (Mangoensoekarjo, 2008). Asam lemak Jumlah karbon Tak jenuh Titik lebur, 0 Asam lemak % berat Minyak M.inti sawit sawit Kaprilat Kaprat Laurat Miristat Palmitat Stearat 8 10 12 14 16 18 16,7 31,6 44,2 54,4 62,9 69,6 - - - 1,490 (5-6) 40,1 (32-45) 5,5 (2-7) 2,7 (3-5) 7,0 (3-7) 46,9 (40-52) 14,1 (14-17) 8,8 (7-9) 1,3 (1-3) Jumlah asam jenuh 47,0 80,8 Oleat Linoleat 18 18 1 2 14-5 42,7 (38-52) 10,3 (5-11) 18,5 (13-19) 0,7 (0,5-2) Jumlah asam tak jenuh 53,0 19,2 2.4 Keunggulan minyak kelapa sawit Dewasa ini laju perkembangan pemasaran minyak sangat cukup menanjak. Diantara jajaran minyak nabati utama di dunia,antara lain minyak kedelai, bunga matahari, lobak, zaiutun, dan kelapa hibrida. Keunggulan minyak sawit dibandingkan minyak nabati yang lain ialah bahwa dalam bentuk PO mengandung tokoferol, yaitu suatu zat antioksida. Zat ini akan hilang atau rusak pada proses rafinasi.

Minyak sawit dengan kadar ALB tinggi biasanya kadar tokoferolnya rendah. Karotena dan tokoferol akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi(mangoensoekarjo,2008). 2.5 Minyak sawit untuk industri pangan Sebagai bahan baku untuk minyak makan,minyak sawit antara lain digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarine, butter vanaspati, sbortening, dan bahan untuk membuat kue-kue. Disamping itu, kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat dari buah sawit mimiliki kemantapan kalor (beatstability) yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi. Oleh karena itu,minyak sawit sebagai minyak goreng bersifat lebih awet dan makanan yang digoreng dengan menggunakan minyak sawit tidak cepat tengik. Minyak sawit yang digunakan sebagian produk pangan dihasilkan dari minyak sawit maupun minyak inti sawit melalui proses fraksinasi, refinasi, dan hidrogenesis. Produk PO Indonesia sebagaian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestic sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak kelapa.(fauzi,2002). 2.6 Minyak Sawit untuk oleokemikal Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di industri-industri nonpangan (oleokemikal). Oleokemikal merupakan bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati,termasuk di antaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit.produksi utama minyak yang digolongkan dalam

olekemikal melalui proses hidrolisis (splitting) adalah asam lemak,metal ester,lemak alkohol,asam amino,dan gliserin. Tabel2.3: Derivat Oleokimia(Fauzi.Y,2002) Industri: -Tekstil -Kertas -Kulit Asam lemak -Kosmetik -Pelengkap pembangunan Penghasil olekemikal dasar aa Lemak alkohol Asam lemak Metil ester Gliserin Penghasil derivatif -Pestisida -Insektisida -Detergen,sabun -Bahan pembersih -Minyak mineral -Polimerisasi -at -Lilin -Bahan pemadam api -Vernis 2.7 Sifat minyak dan lemak 2.7.1 Sifat fisika Sifat asam lemak ditentukan oleh rantai hidrokarbonya. Asam lemak berantai jenuh yang mengandung 1 sampai 8 atom karbon berupa cairan sedangkan lebih dari 8 atom karbon berupa padatan. Asam stearat mempunyai titik cair 70 0 tetapi dengan adanya satu saja ikatan tidak jenuh seperti pada asam oleat, titik cairnya

menurun sampai 14 0. Dengan tambahan beberapa ikatan rangkap,titik cair bisa lebih rendah lagi (Girindra,1990). Tabel 2.4:Sifat Fisik Minyak Sawit(Mangoensoekarjo, 2008) Berat jenis pada 1000 F (37,80) Indeks refraksi pada 400 Bilangan iodium Bilangan penyabunan Zat tak-tersabunkan, % Titer, 0 0,898-0,901 1,453-1,456 44,58 195-205 Tak lebih 0,8 40-47 2.7.2 Sifat kimia Pada umunya asam lemak jenuh dari minyak mempunyai rantai lurus monokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap. Reaksi yang penting pada minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisa,oksidasi dan hidrogenasi. a.idrolisa Dalam reaksi hidrolisa minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak tersebut. b.oksidasi Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak dan lemak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida

dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehida dan keton serta asam-asam lemak bebas. c.idrogenasi Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan cara penyaringan. asilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhanya. (Ketaren,1986) 2.8 Mutu lemak dan minyak Pengujian minyak atau lemak secara kimiawi telah sejak lama dikerjakan. Pengujian ini didasarkan pada penelitian atau penetapan bagian tertentu dari komponen minyak atau lemak. Pengujian-pengujian minyak atau lemak tersebut meliputi hal-hal berikut. 2.8.1 Bilangan asam Bilangan asam adalah jumlah milligram KO yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak.

a.metode indikator Prinsip Kuantitas pada lemakyang akan dianalisisdalam campuranetanol dandietil eter, diikuti dengan titrasiasam-asamlemak bebasdengan larutanetanolikpada kalium hidroksida. aranya adalah dengan melarutkan sejumlah minyak atau lemak dalam alkohol-eter atau diberi indikator phenolftalein. Kemudian dititrasi dengan larutan KO 0,5 N sampai terjadi perubahan warna merah jambu yang tetap. b.metodepotensiometri Prinsip Asam-asamlemak bebasyangdititrasisecara potensiometridalam medium/larutan bebas air dengan larutankodalamisopropanol. c.metode asidimetri Prinsip Keasamandihitung darihasil yang diperolehpenentuanangka asamdengan metodeindikator ataumetodepotentiometri(paquot,1987). Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur minyak atau lemak tadi. Rumus bilangan asam = ml. KO X N. KO X 56,1 gram contoh

Dari rumus di atas,faktor 56,1 adalah bobot adalah molekul larutan KO. Apabila dipergunakan NaO untuk titrasi,maka faktor tersebut menjadi 39,9 (Ketaren,1986). 2.8.2 Bilangan penyabunan Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KO yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. a.metode indikator Prinsip Mendidihkansampeldi bawahkondensordirefluks denganko danlarutanetanolkemudian dititrasidenganl dengan menggunakan sebuah indikator. b.metode potensiometer Prinsip Direfluks hingga mendidih dengan isopropanolik KO dengan titrasi potensiometri kelebihan KO dalam media yang tidak mengandung air(paquot, 1987). Apabila sejumlah contoh minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KO berlebihan dalam alkohol maka KO akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KO bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui.

Dalam penetapan bilangan penyabunan biasanya larutan alkali yang dipergunakan adalah larutan KO, yang diukur dengan hati-hati ke dalam tabung dengan menggunakan buret atau pipet. Rumus bilangan penyabunan = 56,1(ml.KO X N.KO ) (ml.l X N.L ) gram contoh Atau = 39,9 (ml.nao X N.NaO 0 (ml.l X N.L ) gram contoh Besar kecilnya bilangan penyabunan ini tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak,makin besar bilangan penyabunan(ketaren, 1986). 2.8.3 Bilangan krischner Dipergunakan untuk menetapkan besarnya asam lemak yang mudah menguap dan dapat larut dalam air. Pengukuranya didasarkan atas pengukuran garam-garam perak yang larut dalam hasil penetapan bilangan Reichert Meissl. Krischner value dinyatakan alam persamaan sebagai berikut: A 121 (100 + B) 10.000 A=Factor koreksi dari Krischner Titration

B=Mililiter larutan alkali untuk menetralkan 10 mililiter hasil destilasi Reichert Meis 2.8.4 Bilangan asetil Dipergunakan untuk menetapkan jumlah gugus (O) pada asam lemak hidroksi yang terdapat pada minyak atau lemak.kebanyakan minyak atau lemak pangan mengandung gugus-o dalam jumlah yang sangat kecil(ketaren,2005). 2.8.5 Bilangan iodium Didefinisikan sebagai banyaknya gram iodium yang dapat diperoleh oleh 100 gram lemak atau minyak. Karena iodium diserap oleh ikatan rangkap,maka bilangan iodium ini menjadi ukuran banyaknya ikatan rangkap pada lemak atau minyak. 2.8.6 Bilangan Polenske Didefinisikan sebagai banyaknya milliliter 0,1 N basa yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang tidak larut dari 5 gr lemak yang tersabun dan diasamkan. Bilangan Reichsert-Meissl dan bilangan Polenske digunakan untuk penentuan matangnya mentega. 2.8.7 Bilangan Reichert-Meissl Didefinisikan sebagai banyaknya milliliter 0,1 N basa yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang larut dan didestilasi dari 5 gram lemak tersabun dan diasamkan (Girindra, 1990).