PENGARUH AMILUM MANIHOT PRAGELATINASI DAN AC-DI-SOL TERHADAP KECEPATAN DISOLUSI TABLET IBUPROFEN ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PHARMACY, Vol.07 No. 03 Desember 2010 ISSN Dwi Rahayuningsih, Agus Siswanto, Suparman

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH RASIO AMILUM:AIR TERHADAP SPESIFIKASI AMILUM SINGKONG (Manihot esculenta Crantz) FULLY PREGELATINIZED. Udayana, Bukit Jimbaran 80364, Bali

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prasetia dkk STUDI KARAKTERISTIK FISIK AMILUM SINGKONG TERPREGELATINASI DENGAN AMILUM SINGKONG ALAMI DAN BRAND NAME

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG

Pengaruh Konsentrasi Amilum Jagung Pregelatinasi sebagai Bahan Penghancur (Ayu, M., Sri, A., Eka, I.S.)

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT NATRIUM DIKLOFENAK MENGGUNAKAN MATRIKS PATI BERAS KETAN PRAGELATINASI DARI KAMPAR

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN

PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN OPTIMASI PENGGUNAAN SPRAY DRIED LACTOSE DAN AVICEL PH 102 SEBAGAI FILLER- BINDERS TABLET ASPIRIN

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

OPTIMASI FORMULA TABLET PARASETAMOL DENGAN KOMBINASI Ac-Di-Sol DAN PVP K-30 MENGGUNAKAN METODE FACTORIAL DESIGN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di

PEMANFAATAN PEKTIN KULIT PISANG AGUNG SEBAGAI PENGIKAT TABLET IBUPROFEN

FORMULASI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN MENGGUNAKAN PROPILEN GLIKOL SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE DAN PVP K-30 SEBAGAI POLIMER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik. Pati

Octalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT

PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

PENGARUH VARIASI KADAR GETAH SAGU (Metroxylon sagus Rottb) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN TABLET DEXAMETHASON

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

Revika Rachmaniar, Dradjad Priambodo, Maulana Hakim. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Abstrak

METODE GRANULASI BASAH DALAM PEMBUATAN TABLET KOMPRESI

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

FORMULASI TABLET KLORFENIRAMIN MALEAT DENGAN BAHAN PENGIKAT GETAH KULIT BUAH PISANG GOROHO (Musa acuminafe L) MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN CMC

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau gabungan antara ketiganya (Mangan, 2003). Akhir-akhir ini penggunaan obat

THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

ANAK AGUNG BAGUS MARADI WISWA DAMANA

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung

PEMANFAATAN PATI BERAS KETAN PRAGELATINASI SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT NATRIUM DIKLOFENAK

IFNA ANGGAR KUSUMA K

BEBY YUNITA

Transkripsi:

PENGARUH AMILUM MANIHOT PRAGELATINASI DAN AC-DI-SOL TERHADAP KECEPATAN DISOLUSI TABLET IBUPROFEN Lusi Nurdianti 1, Utiani Khoerunnisa, Rika Yulianti 1 Program Studi Farmasi, Stikes BTH Tasikmalaya Corresponding author email: lusinurdianti83@gmail.com ABSTRAK Bahan penghancur ditambahkan pada fomula tablet untuk memudahkan pecah atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan amilum singkong pragelatinasi sebagai bahan penghancur yang dibandingkan dengan Ac-Di-Sol terhadap tablet ibuprofen. Dalam penelitian ini dibuat 6 formula dengan bahan penghancur yang berbeda yaitu 3 formula menggunakan amilum singkong pragelatinasi dengan konsentrasi F1 2,5%, F2 5% dan F3 7,5% dan 3 formula lagi menggunakan Ac-Di-Sol dengan konsentrasi yang sama dengan amilum singkong pragelatinasi. Tablet dibuat dengan metode cetak langsung. Tablet yang dihasilkan dievaluasi yaitu sifat alir massa serbuk, BJ, granulometri, organoleptik, keseragaman ukuran, keragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, disolusi, dan penetapan kadar. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa amilum singkong pragelatinasi memiliki waktu hancur yang lebih lama dibanding dengan Ac-Di-Sol. Pada kecepatan disolusi, laju pelepasan obat paling kecil terjadi pada formula 1 yaitu pada 30 menit ibuprofen yang dilepaskan 79,873%. Sedangkan, laju pelepasan obat paling besar terjadi pada formula 6 yaitu pada 30 menit ibuprofen yang dilepaskan 91,907%. Berdasarkan hasil uji statistik Mann Whitney pada uji disolusi menyatakan tidak ada perbedaan yang bermakna antara formula 3 dan 6, karena tidak signifikan (P> 0,05). Kata Kunci : Ibuprofen, Amilum Singkong Pragelatinasi, Ac-Di-Sol, Bahan Penghancur ABSTRACT Disintegrant is added to tablet formulation to facilitate a breakup or disintegration of the tablet when it contact with water in the gastrointestinal tract. The aim of this research was to know the influence of use pragelatinized tapioca starch as disintegrants compared to Ac-Di-Sol of ibuprofen tablets. Sixth formulas of ibuprofen tablets were made by disintegrants concentration different are three formulas use pragelatinized tapioca starch by concentration F1 2,5%, F2 5% dan F3 7,5% and the others three formulas use Ac-Di-Sol by concentration is same with pragelatinized tapioca starch. Tablets were made by direct compression method. The tablets produced were tested fluidity of powder, BJ, granulometris, uniformity of measure, uniformity of weight, tablets hardness, friability, disintegration time, disolution, and determine content. The result of research showed that pragelatinized tapioca starch had disintegration time longer compared to Ac-Di-Sol. The disolution rate, rate of drug release smaller occurs in formulation 1 that is 30 minutes of drug release 79,873%. While, rate of drug release higher occurs in formulation 6 that is 30 minutes of drug release 91,907%. The result of statistics test Mann Whitney at disolution explain no there is diverification at meaningful from formulations 3 and 6, because not significans (P> 0,05). Keywords : Ibuprofen, Pragelatinized Tapioca Starch, Ac-Di-Sol, Disintegrants Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 352 Peran Apoteker dalam Menjamin Mutu, Efektifitas, Keamanan pada Obat, Makanan dan Kosmetik Sebagai

PENDAHULUAN Tablet merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan, hal ini disebabkan tablet memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh sediaan farmasi yang lain, baik dari segi produksi, penyimpanan, distribusi maupun pemakaiannya. Tablet dibuat dari bahan aktif dan bahan tambahan yang meliputi bahan pengisi, penghancur, pengikat dan pelicin (Lachman, et al., 2012). Metode pembuatan tablet bisa dilakukan dengan granulasi basah, granulasi kering atau kempa langsung. Tablet yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu cukup kuat untuk mempertahankan bentuknya mulai produksi sampai digunakan oleh pasien, mempunyai kandungan bahan obat dan bobot tablet yang seragam, warna yang menarik, ukuran dan bentuk yang sesuai serta terjamin stabilitasnya (Lachman, et al., 2012). Bahan penghancur dimaksudkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan dan berfungsi menarik air ke dalam tablet, sehingga pecah menjadi granul atau partikel penyusunnya. Fragmenfragmen tablet ini memungkinkan untuk larutnya obat dan tercapai bioavailabilitas yang diharapkan (Rahayuningsih, 2010). Terbatasnya bahan eksipien untuk industri farmasi yang diproduksi di dalam negeri menyebabkan harga obat semakin mahal, sementara bahan baku yang dapat diolah menjadi bahan eksipien tersebut berlimpah. Salah satu bahan eksipien yang banyak kegunaannya dalam proses pembuatan obat terutama yang berbentuk tablet adalah yang berasal dari jenis amilum (Juheini, et al., 2014). Amilum sebagai bahan tambahan tablet sangat luas pemakaiannya karena bersifat inert dan dapat dicampur dengan hampir semua obat tanpa menimbulkan terjadinya reaksi kimia. Namun, amilum belum banyak digunakan dalam pembuatan tablet kempa langsung karena kekurangannya adalah sifat alir dan kompresibilitasnya kurang baik, sehingga dalam penelitian ini dibuat pragelatinasi amilum (Agoes, 2013). Amilum pragelatinasi merupakan amilum yang diperoleh melalui proses kimia, dengan cara memecah granul amilum dengan keberadaan air. Amilum terpragelatinasi terdiri dari gabungan granula pati utuh dan granula pati pecah yang membentuk granula lebih besar sehingga memiliki daya alir dan kompresibel yang baik serta dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembentukan cetak langsung (Juheini, et al., 2014). Tujuan amilum pragelatinasi ini adalah untuk meningkatkan ukuran partikel sehingga diperoleh ukuran partikel yang lebih besar. Dengan harapan ukuran partikel yang lebih besar maka memiliki pori-pori atau rongga-rongga yang besar pula. Sehingga ketika kontak dengan air maka akan lebih mudah hancur. Dengan mudah hancurnya tablet, maka waktu hancur yang dibutuhkan juga lebih cepat. Dari penelitian Rahayuningsih (2010) telah dilakukan pembuatan tablet kempa langsung yang menggunakan kombinasi bahan pengisi yang baik sehingga didapat hasil tablet yang kekerasannya baik, tingkat kerapuhan kecil, dan waktu hancur cepat. Namun, dari penelitian sebelumnya belum ada yang membandingkan amilum manihot pragelatinasi sebagai bahan penghancur dengan bahan penghancur yang sudah ada. Berdasarkan pertimbangan diatas, peneliti tertarik untuk membandingkan formula tablet kempa langsung dengan bahan penghancur Amilum Manihot Pragelatin dan formula tablet kempa langsung dengan bahan penghancur Ac-Di-Sol terhadap kecepatan disolusi tablet Ibuprofen. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 353

METODE Rancangan Formula Tabel 1. Rancangan Formula Tablet Ibuprofen dengan Bobot 350 mg Bahan Formula F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 F 6 Ibuprofen (mg) 200 200 200 200 200 200 Amilum singkong pragelatin (%) 2,5 5 7,5 - - - Ac-di-sol (mg) - - - 2,5 5 7,5 Avicel ph 102(mg) 130,75 122 113,25 130,75 122 113,25 Mg. Stearat (1%) 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 Talk (2%) 7 7 7 7 7 7 Keterangan : Konsentrasi amilum singkong pragelatin F1 2,5%, F2 5%, F3 7,5%, dan konsentrasi ac-di-sol F4 2,5 %, F5 5%, F6 7,5%. Pembuatan Pragelatinasi Amilum Manihot Amilum singkong pragelatinasi dibuat dengan cara 100 g amilum singkong ditambahkan aquades 100 ml yang dipanaskan sampai suhu 60 o C selama 10 menit. Diaduk perlahan-lahan sampai mendapatkan massa yang kental. Proses pragelatinasi ini dilakukan untuk merusak molekul amilum dan membuat amilum mengembang karena adanya pemasukan molekul air (Wicaksono, 2008). Kemudian diayak dengan ayakan mesh 44, lalu dikeringkan selama satu malam, setelah itu diayak lagi. Identifikasi secara organoleptis amilum singkong pragelatinasi yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa (Lenny, et al., 2012). Pembuatan Tablet Ibuprofen Tablet ibuprofen dibuat sebanyak 6 formula. Bahan-bahan ditimbang sesuai kebutuhan untuk tiap formula. Campurkan zat aktif (Ibuprofen) dengan Avicel ph 102 Setelah tercampur homogen, kemudian tambahkan bahan penghancur Amilum singkong pragelatin F1 (2,5%), Amilum singkong pragelatin F2 (5%), Amilum singkong pragelatin F3 (7,5%), Ac-di-sol F4 (2,5%), Ac-di-sol F5 (5%) dan Ac-di-sol F6 (7,5%). Setelah itu tambahkan Talkum dan Magnesium Stearat. Setelah campuran homogen dilakukan pengempaan tablet menggunakan mesin tablet single punch. Kemudian tablet yang telah dihasilkan dilakukan evaluasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kekerasan dan Kerapuhan Uji kekerasan ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tablet agar dapat bertahan terhadap berbagai goncangan mekanik. Syarat untuk tablet besar yaitu 7-10 kg/cm 3, sedangkan untuk tablet kecil 4 kg/cm3 (Lachman, et al., 2012). Tabel 2. Uji Kekerasan dan Kerapuhan Formula Kekerasan (kg/cm 3 ) Kerapuhan 1 6,5 0,843+ 0,021 2 6,5 0,827+ 0,006 3 6,5 0,797+ 0,025 4 6,5 0,923+ 0,035 5 6,5 0,793+ 0,070 6 7 0,920+ 0,040 Keterangan : Konsentrasi amilum singkong pragelatin F1 2,5%, F2 5%, F3 7,5%, dan konsentrasi ac-di-sol F4 2,5 %, F5 5%, F6 7,5%, n = 3. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji kekerasan tablet dari semua formula memenuhi persyaratan kekerasan 4-10 kg/cm 3 (Lachman, Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 354

et al., 2012). Tablet memiliki kekerasan yang besar karena digunakan pengisi Avicel ph 102 yang mempunyai daya kohesifitas yang baik. Gaya kohesif ini akan mempercepat proses konsolidasi, sehingga saat diberi tekanan pada pencetakan tablet akan menghasilkan tablet yang keras. Kekerasan (kg/cm 3 ) Formula tablet ibuprofen Gambar 1. Histogram Uji Kekerasan Uji kerapuhan bertujuan untuk mengetahui bobot yang hilang akibat perlakuan yang diberikan terhadap tablet. Semakin besar harga persentase kerapuhan maka semakin besar massa tablet yang hilang. Tablet yang baik harus mempunyai kerapuhan tablet tidak boleh melebihi 1 %. Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet (Sulaiman, 2007). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji kerapuhan keenam formula memenuhi persyaratan karena kurang dari 1%. Berdasarkan hasil kerapuhan terlihat bahwa nilai kerapuhan amilum singkong pragelatinasi lebih rendah dibanding Ac-Di- Sol. Kerapuhan tablet dapat dipengaruhi oleh jumlah fines dan jumlah bahan pengikat didalam formulasi sediaan tablet. Amilum singkong pragelatinasi mengandung juga amilosa yang baik untuk pengikat sehingga akan membentuk tablet yang kompak (padat) dengan kekerasan tinggi, dan kekompakan ini akan menyebabkan tablet tidak mudah rusak akibat perlakuan pengujian. Sedangkan, kerapuhan pada tablet dengan penghancur Ac-Di-Sol lebih tinggi karena tablet yang dihasilkan terlalu banyak fines sehingga daya ikatnya berkurang maka tablet yang dihasilkan mudah rapuh. Uji Keseragaman Ukuran Uji keseragaman ukuran tablet menunjukkan bahwa keenam formula tablet ibuprofen memenuhi persyaratan keseragaman ukuran yaitu diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Kecepatan alir massa serbuk yang baik berperan dalam keseragaman ukuran karena memungkinkan pengisian serbuk yang seragam ke dalam ruang pencetakan. Tabel 3. Uji Keseragaman Ukuran Diameter+SD Tebal+SD F1 0,923+0,004 0,527+0,006 F2 0,924+0,005 0,522+0,004 F3 0,925+0,005 0,523+0,005 F4 0,922+0,004 0,526+0,005 F5 0,922+0,004 0,523+0,004 F6 0,921 +0,004 0,521 +0,004 Keterangan : Konsentrasi amilum singkong pragelatin F1 2,5%, F2 5%, F3 7,5%, dan konsentrasi ac-di-sol F4 2,5 %, F5 5%, F6 7,5%, n = 20. Uji Keseragaman Bobot Uji ini bertujuan untuk mengontrol mutu tablet yang merupakan indikator awal keseragaman kadar zat aktif. Tablet yang memiliki bobot yang seragam dapat diharapkan memiliki kadar zat aktif yang seragam pula (Sulaiman, 2007). Pada umumnya tablet dengan bobot lebih besar dari 300 mg, jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing - masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari 5% dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% dari bobot rata-rata (Depkes RI, 1995). Tabel 4. Keseragaman Bobot Formula Bobot (mg) + Penyimpangan SD (%) + SD 1 350,25 +1,287 0,279 + 0,225 2 350,43 +1,615 0,390 + 0,230 3 350,74 + 1,727 0,408 + 0,230 4 343,69 + 4,769 1,175 + 0,679 5 343,47 + 6,189 1,615 + 0,695 6 349,46 + 1,443 0,365 + 0,177 Keterangan : Konsentrasi amilum singkong pragelatin F1 2,5%, F2 5%, F3 7,5%, dan konsentrasi ac-di-sol F4 2,5 %, F5 5%, F6 7,5%, n = 20. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 355

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji keseragaman bobot diatas menunjukkan tidak ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10% dan tidak lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 5%. Berarti tablet dari keenam formula telah memenuhi persyaratan keseragaman bobot dalam Farmakope Indonesia IV. Uji Waktu Hancur Uji ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh tablet untuk hancur di dalam cairan saluran pencernaan. Amilum dapat mempercepat penyerapan air, sehingga akan memungkinkan untuk menarik air dengan aksi kapiler. Saat tablet kontak dengan air akan berpenetrasi melalui pori-pori yang ada, akibatnya ikatan antar partikel lemah dan akhirnya pecah menjadi granul-granul (Voight, 1995). Tablet tidak bersalut harus mempunyai waktu hancur tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI, 1995). Tabel 5. Uji Waktu Hancur Formula Waktu+ SD 1 81,00detik +1,00 2 67,67 detik +1,15 3 55,33detik +0,58 4 70,67detik +1,15 5 64,00detik +1,00 6 51,67detik +1,15 Keterangan : Konsentrasi amilum singkong pragelatin F1 2,5%, F2 5%, F3 7,5%, dan konsentrasi ac-di-sol F4 2,5 %, F5 5%, F6 7,5%, n = 3 Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa keenam formula memberikan tablet dengan waktu hancur yang memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit. Amilum mempunyai kekuatan pada aksi kapiler yang akan membentuk suatu cairan yang masuk ke dalam tablet, aksi ini akan membantu pengembangan dari beberapa komponen yang akan membantu hancurnya tablet (Voight, 1995). Berdasarkan pada tabel di atas terlihat bahwa waktu hancur amilum singkong pregelatinasi lebih lama dibanding Ac-Di- Sol. Kemungkinan, apabila amilum singkong pragelatinasi kontak dengan air akan mengembang, menghasilkan cairan yang kental akan memperlambat penetrasi air masuk ke dalam tablet dan akibatnya akan memperlama waktu hancur tabletnya (soebagyo, 1994). Dimana mekanisme aksi dari amilum adalah dengan aksi kapiler, deformasi dan pengembangan ketika kontak dengan air, sehingga dapat memutuskan ikatan hidrogen yang terbentuk pada saat pengempaan, amilum akan terdistribusi pada seluruh bagian tablet sehingga dapat membentuk jembatan hidrofil yang kontinyu. Apabila tablet kontak dengan air, air akan segera diserap dengan cepat oleh tablet melalui jembatan hidrofil. Berdasarkan uji statistik anova dengan taraf kepercayaan 95% menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan karena p < 0,05. Hal ini berarti, bahwa ada perbedaan penggunaan konsentrasi amilum manihot pragelatin dan Ac-Di-Sol sebagai bahan penghancur dalam formulasi tablet yang mempengaruhi waktu hancur tablet ibuprofen yang dihasilkan. Uji Disolusi Uji disolusi dilakukan dengan menggunakan alat disolusi model apparatus 2 USP yakni model paddle. Tablet dimasukkan ke dalam labu yang berisi larutan dapar fosfat ph 7,2 sebagai medium. Dalam waktu 30 menit ibuprofen harus larut tidak kurang dari 70 % dari jumlah yang tertera dalam etiket (Depkes RI, 1995). Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 356

Tabel 6. Uji disolusi Persentase Terdisolusi (%) Waktu (menit) F1+ SD F2+ SD F3+ SD F4+ SD F5+ SD F6+ SD 5 60,300+ 8,304 74,558+ 6,305 83,918+ 2,480 81,760+ 1,581 85,070+ 1,094 83,483+ 1,955 10 66,163+ 3,703 76,629+ 5,695 85,160+ 3,887 83,940+ 3,826 86,403+ 0,505 85,837+ 2,691 15 70,220+ 3,365 81,673+ 0,080 87,030+ 3,223 84,223+ 2,988 87,193+ 1,474 88,437+ 1,391 20 77,430+ 2,789 81,780+ 0,376 90,037+ 1,594 84,690+ 3,017 89,809+ 1,712 89,660+ 1,918 25 78,697+ 3,839 84,205+ 0,802 91,140+ 2,425 87,253+ 2,832 89,777+ 1,340 91,257+ 1,167 30 79,873+ 5,192 84,350+ 0,544 91,693+ 1,712 87,507+ 3,046 90,310+ 0,949 91,907+ 0,682 Keterangan : Konsentrasi amilum singkong pragelatin F1 2,5%, F2 5%, F3 7,5%, dan konsentrasi ac-di-sol F4 2,5 %, F5 5%, F6 7,5%, n = 3. Hasil uji disolusi dari keenam formula menunjukkan bahwa keenamnya melepaskan obat lebih dari 70% dalam 30 menit. Laju pelepasan obat paling kecil terjadi pada formula 1, yaitu selama 30 menit ibuprofen yang dilepaskan mencapai 79,873%, sedangkan laju pelepasan obat paling besar terjadi pada formula 6, yaitu selama 30 menit ibuprofen yang dilepaskan mencapai 91,907% (tabel 4.8). Hal ini berarti formula 6 (dengan konsentrasi penghancur Ac-Di-Sol 7,5%) merupakan formula yang dapat melepas obat lebih cepat dibandingkan dengan formula yang lain. Berdasarkan uji statistik, data yang dihasilkan memiliki normalitas yang signifikan namun tidak homogen sehingga tidak dilakukan uji statistik metode anova melainkan metode Mann whittney. Berdasarkan uji statistik Mann whitney menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara formula 1 dan 4, serta formula 2 dan 5. Persen Terdisolusi (%) waktu (menit) Gambar 2. Grafik Profil Disolusi Hal ini berarti, bahwa ada perbedaan yang bermakna pada penggunaan konsentrasi amilum manihot pragelatin dan Ac-Di-Sol F1 F2 F3 F4 F5 sebagai bahan penghancur dalam formulasi tablet yang mempengaruhi laju disolusi tablet ibuprofen yang dihasilkan. Sedangkan, pada formula 3 dan 6 tidak signifikan. Hal ini berarti, tidak ada perbedaan yang bermakna antara formula 3 dan 6. Uji Penetapan Kadar Uji penetapan kadar dilakukan untuk mengukur kadar zat aktif yang ada dalam suatu tablet. Tabel 7. Uji Penetapan Kadar Formula Persentase (%)+ SD 1 75,012+ 1,124 2 85,095+ 0,283 3 90,065+ 0,285 4 71,820+ 0,691 5 86,135+ 0,406 6 92,469+ 0,632 Keterangan : Konsentrasi amilum singkong pragelatin F1 2,5%, F2 5%, F3 7,5%, dan konsentrasi ac-di-sol F4 2,5 %, F5 5%, F6 7,5%, n = 3. Gambar 3. Histogram Penetapan Kadar Berdasarkan Gambar 3. dapat dilihat bahwa semakin banyak konsentrasi penghancur yang digunakan maka kadar zat aktif yang terkandung dalam tablet juga semakin Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 357 Persentase (%) Formula Tablet Ibuprofen

tinggi. Hal ini disebabkan juga karena semakin semakin cepatnya zat aktif terpisah dari matriks. Menurut Farmakope Indonesia IV, kadar tablet ibuprofen tidak boleh kurang dari 90% dan tidak boleh leih dari 110%. Pada formula 1, 2, 3, dan 4 tidak memenuhi persyaratan karena kurang dari 90%. Sedangkan, pada formula 3 dan 6 telah memenuhi persyaratan sesuai Farmakope Indonesia IV karena lebih dari 90%. SIMPULAN Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap tablet ibuprofen, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Amilum manihot pragelatinasi menghasilkan daya alir yang baik dan menghasilkan nilai kompresibilitas yang sangat baik. 2. Amilum manihot pragelatin memiliki waktu hancur yang lebih lama dibandingkan dengan Ac-Di-Sol dan terdapat perbedaan yang bermakna dari hasil uji statistik metode anova. 3. Amilum manihot pragelatin dengan konsentrasi 2,5% menghasilkan kecepatan disolusi yang paling kecil yaitu 79,873%. Sedangkan, Ac-Di-Sol dengan konsentrasi 7,5% menghasilkan kecepatan disolusi yang paling besar yaitu 91,907%. Dilihat dari hasil uji statistik metode Mann Whitney terdapat perbedaan yang bermakna antara formula 1 dan 4, serta antara formula 2 dan 5. Sedangkan, pada formula 3 dan 6 tidak ada perbedaan yang bermakna. UCAPAN TERIMAKASIH SayaucapkanterimakasihkepadaSTIKes BTH Tasikmalayakhususnyaprodi S1- Farmasi yang telahmemfasilitasidalampelaksanaandanpub likasipenelitianini. DAFTAR PUSTAKA Agoes, G. 2012. Sediaan Farmasi Padat. Bandung: ITB Agoes, G. 2013. Pegembangan Sediaan Farmasi. Bandung: ITB Ansel, Howard C. 2013.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia Press Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta : Penerbit Dirjen POM. Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia V. Jakarta : Penerbit Dirjen POM. Endo, M., K. Obae, and Y. Yaginuma. (2009). A Novel Pregelatinized Starch as a Sustained-Release Matrix Excipient. PharmTech. Vol 33. P: 30 38. Hapsari, T. P. (2008). Pengaruh Pregelatinasi Terhadap Karakteristik Tepung Singkong. Primordia. Vol: 4. No. 2. Hal: 92-105. Hastuti, M. 2008. Pengaruh Perbedaan Suhu Dalam Pembuatan Amilum singkong Pregelatinasi Terhadap Sifat Fisik Tablet Chlorpheniramin Maleat Secara Kempa Langsung. [Skripsi]. Fakultas Farmasi universitas Muhammadiyah Surakarta. Juheini, Iskandarsyah, Animar J.A, Jenny. 2004. Pengaruh Kandungan Pati Singkong Terpegelatinasi terhadap Karakterisasi Fisik Tablet Lepas Terkontrol Teofilin. Majalah Ilmu Kefarmasian Vol.1 No 21-26, ISSN 1693-9883. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 2012. Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid 2 (edisi 3). Jakarta : Universitas Indonesia (UI Press). Lenny, K.S, Jemmy, A.P, Sri A. 2012. Pengaruh Rasio Amilum : Air Dan Suhu Pemanasan Terhadap Sifat Fisik Amilum Singkong Pragelatin Yang Ditujukan Sebagai Eksipien Tablet. Hal 50-68. Pandjaitan C. 2007. Karakterisasi Pati Singkong Terplegelatinasi Propionat Sebagai eksipien Dalam Sediaan Farmasi. Program Sarjana Universitas Indonesia Depok. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 358

Rahayuningsih, Dwi. 2010. Pengaruh Pnggunaan Amilum Singkong Pragelatin sebagai Bahan Penghancur terhadap Sifat Fisik Tablet Aspirin [Skripsi]. Purwokerto: Fakultas Farmasi UMP. Rowe, C.R, Sheskey J.P, Owen C.S. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5th ed. Pharmaceutical Press: London. Siregar, Charles J.P., Wikarsa, Saleh. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet/Dasar-Dasar Praktis. Jakarta: Kedokteran EGC. Soebagio, B., N. Wathoni., dan R.K. Meko. 2009. Profil Aliran Dispersi Pati Ubi Jalar. FarmTech Volume 7. Soebagio, Sriwododo, dan A. S. Adhika. 2009. Uji Sifat Fisikokimia Pati Biji Durian (Durio Zibethinus Murr) Alami dan Modifikasi secara Hidrolisis Asam. [skripsi]. Bandung: Universitas Padjajaran. Soebagyo, S.S.,1994. Amilum Termodifikasi Sebagai Bahan Penolong Tablet Cetak Langsung Parasetamol. Majalah farmasi indonesia 5, 147-153 Suarni dan S. Widowati. 2002. Stuktur, komposisi, dan Nutrisi Jagung. Bogor: Balai Besar Peneltian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Sulaiman, T.N.S. 2007. Teknologi Formulasi Sediaan Tablet. Yogyakarta: UGM Press. Tjay, H.T, Rahardja, K. 2008. Obat Obat Penting. Jakarta : PT Gramedia. Voight R. 1995. Teknologi Farmasi (edisi 5). Yogyakarta: UGM Press. Wicaksono, A. 2008. Suksinilasi Pati Singkong Pregelatinasi sebagai penghancur dan Pengikat pada tablet Amoxicillin. [Skripsi]. Depok: UI. Yusuf, H., A. Radjaram dan D. Setyawan. 2008. Modifikasi Pati Singkong Pregelatin sebagai Bahan Pembawa Cetak Langsung. [skripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga. Seminar Nasional Farmasi (SNIFA) UNJANI 359