USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING. IMUNOTERAPI IgY ASAL KUNING TELUR UNTUK MENINGKATKAN PROFIL LEUKOSIT ANJING YANG TERINFEKSI CANINE PARVOVIRUS

dokumen-dokumen yang mirip
Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

METODELOGI PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba

ASPEK DIAGNOSIS DAN PATOGENESIS ISOLAT LOKAL CANINE PARVOVIRUS (RIVS 57) KETUT KARUNI NYANAKUMARI NATIH

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Selama tiga dekade ke belakang, infeksi Canine Parvovirus muncul sebagai salah

SOP REKRUTMEN PENILAI (REVIEWER) INTERNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Kompetitif Nasional

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN UJI HI DAN ELISA UNTUK MENGUKUR MATERNAL ANTIBODI ND PADA ANAK AYAM

PRODUKSI TELUR AYAM RAS MENGANDUNG ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN Y ) ANTI PROTEASE Eschericia coli. Oleh: Wendry Setiyadi Putranto

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

Aktivitas Biologis Imunoglobulin Yolk Anti Parvovirus Setelah Perlakuan Suhu

Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan babi berperan penting dalam meningkatkan perekonomian

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

Lampiran 1. Road-map Penelitian

Panduan Penyusunan PROPOSAL PENELITIAN Tahun 2016 Untuk Mahasiswa S1

PANDUAN SISTEMATIKA PENGUSULAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI UMUM. KAJIAN ECP BAKTERI S. agalactiae MELIPUTI

PEDOMAN PENELITIAN DANA DPP/SPP

BAB II. BAHAN DAN METODE

II. METODELOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di

LAPORAN GAMBARAN DURATION OF IMMUNITY VAKSIN RABIVET 92. Pusat Veterinaria Farma ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

@YndAgs03 PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM INSENTIF HIBAH PASCASARJANA UNSYIAH TAHUN 2014

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PANDUAN PENELITIAN UNGGULAN KOMPETITIF UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2014

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETENTUAN-KETENTUAN UMUM. I. Persyaratan Umum

BUKU PANDUAN PENELITIAN DIPA

3. METODE PENELITIAN

PANDUAN PROPOSAL PENELITIAN DANA DIPA PPNS. p3m.ppns.ac.id

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN USULAN RISET SISTEMATIKA USULAN RISET

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

Isolasi Virus Penyebab Canine Parvovirus dan Perubahan Patologik Infeksi pada Anjing

PROGRAM. Ketua. Anggota Tim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

DETEKSI ANTIBODI BAKTERI GRAM NEGATIF (Escherichia coli dan Salmonella sp.) PADA TELUR AYAM KAMPUNG DENGAN Agar Gel Precipitation Test (AGPT)

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

JUDUL PENELITIAN. Tim Pengusul. 1. Nama Pengusul (Ketua), NIDN 2. Nama Pengusul (Anggota 1), NIDN 3. Nama Pengusul (Anggota 2), NIDN

PENDAHULUAN Latar Belakang

SERODETEKSI PENYAKIT TETELO PADA AYAM DI TIMOR LESTE Muhammad Ulqiya Syukron 1, I Nyoman Suartha 2, Nyoman Sadra Dharmawan 3.

II. METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

RINGKASAN PENDAHULUAN

PEDOMAN USULAN RISET SISTEMATIKA USULAN RISET

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi

PEDOMAN USUL PENELITIAN SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN

REVISI PANDUAN PROGRAM BANTUAN SEMINAR LUAR NEGERI BAGI PENELITI/DOSEN DI PERGURUAN TINGGI TAHUN 2011

PANDUAN SISTEMATIKA PENGUSULAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

RESPON IMUN ANAK BABI PASCA VAKSINASI HOG CHOLERA DARI INDUK YANG TELAH DIVAKSIN SECARA TERATUR ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Vaksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan, yaitu sengaja memberikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN TAHUN ANGGARAN 2017 BATCH 1 (SATU)

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN TAHUN ANGGARAN 2016 BATCH 2 (DUA)

PENYAKIT VIRUS UNGGAS PENYAKIT VIRUS UNGGAS

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Persiapan Lahan dan Tanaman Uji

Lampiran 1. Road-map Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN PRANATA LABORATORIUM DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 3

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging

Transkripsi:

251 / Kedokteran Hewan USULAN PENELITIAN HIBAH BERSAING IMUNOTERAPI IgY ASAL KUNING TELUR UNTUK MENINGKATKAN PROFIL LEUKOSIT ANJING YANG TERINFEKSI CANINE PARVOVIRUS Dr. drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, M.Si NIDN : 0017126904 Dr.drh.Ni Nyoman Werdi Susari, M.Si. NIDN : 0012117308 UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR - BALI APRIL 2015

i

DAFTAR ISI Halaman pengesahan.. i Daftar isi.. ii Ringkasan iii Bab I. Pendahuluan. 1 Bab II. Tinjauan Pustaka.. 3 Bab III. Metode Penelitian 6 Rencana Penelitian Tahun I. 8 Rencana Penelitian Tahun II 10 Bab 4. Biaya dan Jadwal Penelitian... 13 4.1. Anggaran Penelitian. 13 4.2. Jadwal Penelitian.. 14 Daftar Pustaka. 14 Lampiran 1 Rincian Anggaran 16 Lampiran 2 Ketersediaan sarana dan prasarana penelitian... 14 Lampiran 3 Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas. 14 Lampiran 4 Format Biodata Ketua dan Anggota peneliti.. 15 Lampiran 5 Surat Pernyataan 29

RINGKASAN Canine parvovirus (CPV) adalah penyakit virus yang sangat infeksius dan fatal pada anjing. Infeksi CPV ditandai dengan demam, muntah, diare berdarah, leukopenia dan limfopenia. Morbiditas dapat mencapai 100% dan kematian mencapai 90% pada anak anjing yang tidak divaksinasi. Vaksinasi terbukti efektif dan metode paling ideal untuk mengendalikan infeksi CPV. Namun adanya maternal antibodi dan perbedaan strain virus dalam vaksin dengan virus yang menginfeksi anjing di lapangan menyebabkan kegagalan vaksinasi. Hingga saat ini belum ada terapi yang efektif untuk mengobati infeksi CPV pada anjing. Beberapa penelitian membuktikan antibodi yang diisolasi dari kuning telur ayam (IgY) efektif untuk pencegahan dan pengobatan penyakit infeksius pada manusia dan hewan. IgY memiliki keunggulan tidak mengaktivasi sistem komplemen pada mamalia, sehingga aman diaplikasikan secara intravena. Pengobatan IgY secara intravena diduga dapat memutus rantai infeksi CPV di darah. Netralisasi IgY mencegah virus merusak organ limfoid dan saluran pencernaan sehingga kematian anjing dapat dicegah. Adanya berbagai keunggulan dan kemudahan produksi IgY dari kuning telur ayam dapat menjadi modalitas baru untuk terapi infeksi CPV pada anjing. Pada anjing sehat jumlah dan morfologi leukosit relatif stabil. Perubahan jumlah dan morfologi leukosit memberikan informasi klinis tentang adanya suatu penyakit. Perubahan nilai leukosit berguna untuk menentukan respon dan keberhasilan suatu pengobatan dan menduga kesembuhan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk isolasi, pemurnian dan karakterisasi IgY anti CPV, membuktikan efektivitas terapi IgY mencegah kematian anjing berdasarkan indikator perbaikan profil leukosit anjing dan isolasi virus parvo lokal Bali untuk uji tantang sehingga didapatkan isolat baru yang patogen. Isolat ini nantinya dapat digunakan sebagai bibit vaksin yang homolog dengan virus yang menginfeksi anjing di lapangan. Imunoterapi IgY secara intravena dilakukan pada kelompok anjing setelah ditantang dengan CPV patogenik secara oral. Penelitian Tahun I: produksi IgY di ayam dengan cara imunisasi ayam menggunakan CPV referent, pemurnian IgY dengan eggs stract purification kit, karakterisasi IgY dengan SDS-PAGE dan spesifisitas IgY diuji dengan HI dan serum netralisasi (SN). Penentuan protective dose 50 (PD 50 ) IgY di tissue culture. Penelitian Tahun II: isolasi, propagasi virus parvo lokal Bali di tissue culture, karakterisasi virus dengan uji HI dan serum netralisasi. Penentuan dosis virus untuk uji tantang dengan uji HA dan tissue culture dan uji tantang virus secara invivo di anjing. Parameter yang diamati : differensial leukosit dihitung dengan pewarnaan Giemsa, titer antibodi IgY dalam serum dengan uji HI dan Elisa dan titer virus dalam feses anjing dengan uji HA. Hasil penelitian diharapkan dapat membuktikan perbaikan profil leukosit dapat dijadikan indikator efektivitas terapi IgY sehingga dokter hewan dapat menduga kesembuhan anjing, diperoleh virus parvo isolat lokal sebagai kandidat vaksin. Hasil penelitian ini sangat bermakna di dunia kedokteran hewan karena akan mengurangi biaya dan waktu perawatan anjing yang sangat mahal. Isolat lokal yang dihasilkan sangat tepat digunakan sebagai bibit vaksin yang sesuai dengan virus yang menginfeksi anjing di lapangan. Target hasil penelitian yaitu: Data efektivitas terapi IgY dan isolate lokal Bali dapat dipublikasi di jurnal nasional dan internasional dan dihasilkan satu buku ajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan dokter hewan. iii

BAB I. PENDAHULUAN Infeksi Canine parvovirus (CPV) adalah penyakit infeksius yang sangat fatal pada anjing. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia karena virus parvo dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrem dan resisten terhadap berbagai desinfektan (Goddard dan Leisewitz 2010). Secara alami CPV dapat menginfeksi anjing domestik, anjing hutan, kucing, beruang dan serigala (Nandi et al. 2010). Gejala klinis infeksi CPV pada anjing adalah demam, muntah, diare berdarah, dehidrasi, leukopenia dan limfopenia (Decaro et al. 2006). Penyakit CPV sangat merugikan pemilik dan breeder anjing. Mortalitas pada anak anjing umur 6 minggu sampai 6 bulan mencapai 100% (Godsall et al. 2010). Vaksinasi pada anak anjing telah dilakukan untuk mencegah infeksi CPV. Namun adanya maternal antibodi di dalam tubuh anjing mengganggu respon pembentukan antibodi sehingga terjadi kegagalan vaksinasi (Prittie 2004). Ketika titer antibodi maternal turun, anak anjing sangat peka terhadap infeksi CPV. Kegagalan vaksinasi menyebabkan anjing mengalami infeksi subklinis. Anjing yang terinfeksi CPV secara subklinis mengekskresikan virus infektif melalui fesesnya, sedangkan anjing tersebut tidak menunjukkan gejala klinis sakit. Hal inilah yang menyebabkan penyakit parvovirus pada anjing bersifat endemis di Indonesia (Sendow & Syafriati 2004). Penularan CPV pada anjing terjadi melalui mulut dan hidung (Prittie.2004). Lingkungan yang terkontaminasi dapat menularkan virus parvo pada anjing baik secara langsung dan tidak langsung. Virus parvo yang tertelan mulamula terkonsentrasi di jaringan limfoid orofaring, limfonodus mesenterika dan timus. Virus melakukan replikasi, selanjutnya dikeluarkan ke pembuluh darah sehingga terjadi viremia. Virus disebarkan ke jaringan limfoid, timus dan limfonodus di seluruh tubuh. Infeksi CPV pada anjing bersifat sistemik karena distribusi virus melalui viremia dan virus dapat diisolasi hampir di semua organ tubuh seperti paru-paru, limpa, hati, ginjal dan jantung (Duffy et al. 2010). Anjing yang terinfeksi CPV mengalami neutropenia dan limfopenia akibat kerusakan pada sel-sel kripte epitel usus halus, sel punca di sumsum tulang dan timus (Ling et al. 2012). Sel-sel kripte epitel mengalami pematangan di daerah

basal epitel usus halus. Selanjutnya sel kripte yang matang menuju ujung-ujung vili usus dan melakukan fungsinya untuk absorbsi nutrisi. Infeksi CPV akan merusak sel-sel kripte usus di bagian basal sehingga tidak berfungsi dan anjing mengalami diare. Kerusakan epitel usus menjadi penyebab ditariknya netrofil yang ada di peredaran darah menuju jaringan yang mengalami peradangan. Infeksi CPV pada organ timus terjadi meluas di daerah germinal dan kortek. Pada daerah kortek timus akan terjadi limfositolisis yang cepat. Ketidakseimbangan antara produksi netrofil dan limfosit dengan kebutuhan tubuh untuk melawan infeksi virus menyebabkan anjing mengalami neutropenia dan limfopenia. Tingginya laju mitosis sel-sel limfoid dan epitel saluran pencernaan berperan memperparah gejala klinis akibat infeksi CPV. Laju mitosis sel limfoid yang tinggi berhubungan langsung dengan kecepatan replikasi virus dan keparahan kerusakan organ (Ling et al. 2012). Durasi neutropenia dan limfopenia yang lama akan meningkatkan resiko kematian anjing akibat sepsis (Duffy et al. 2010). Pengobatan yang cepat dan tepat untuk memperpendek waktu neutropenia sangat dibutuhkan untuk mencegah kematian anjing. Pada anjing sehat jumlah dan morfologi leukosit relatif stabil. Perubahan respon leukosit memberikan informasi klinis adanya suatu penyakit. Perubahan nilai leukosit tidak menjadi ciri khas suatu penyakit, tetapi dapat digunakan untuk diagnosa pembanding berbagai penyakit, menentukan respon dan keberhasilan suatu pengobatan dan menduga prognosis suatu penyakit (Goddard dan Leisewitz 2010). Beberapa penelitian membuktikan bahwa IgY efektif untuk pencegahan dan pengobatan penyakit infeksius pada manusia dan hewan. IgY memiliki keunggulan tidak mengaktivasi sistem komplemen pada mamalia, sehingga aman jika diaplikasikan secara intravena. Biaya produksi IgY dari kuning telur murah dan mudah (Dubie et al. 2014). Imunoglobulin Y memiliki spesifisitas yang tinggi terhadap antigen dan terbukti efektif digunakan secara intravena (Meenatchisundaram dan Michael 2010). Pengobatan IgY secara intravena diduga dapat memutus rantai infeksi CPV di darah. Netralisasi IgY akan menekan kesempatan virus merusak organ limfoid dan saluran pencernaan sehingga kematian anjing dapat dicegah.

TUJUAN KHUSUS Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa perbaikan profil leukosit, titer antibodi dalam serum dan titer antigen di feses dapat digunakan sebagai indikator efektivitas terapi IgY dalam mencegah kematian anjing akibat infeksi CPV. Dapat diisolasi virus parvo isolate local yang nantinya dapat digunakan sebagai kandidat vaksin yang homolog dengan isolate lapang. PENTINGNYA/KEUTAMAAN RENCANA PENELITIAN INI Hingga saat ini belum ada terapi yang efektif dapat menyembuhkan anjing dari infeksi canine parvovirus. Terapi yang biasa dilakukan hanya untuk menekan gejala klinis tetapi tidak dapat mencegah kematian anjing. Biaya terapi yang dikeluarkan pemilik anjing sangat mahal sehingga pemilik hewan cenderung membiarkan anjingnya mati daripada mengobati. Hal ini dirasa sangat merugikan ketika harga anjing yang dimiliki mencapai jutaan rupiah. Provinsi Bali memiliki plasma nutfah yang sangat berharga yaitu anjing kintamani. Dari informasi dokter hewan di daerah Sukawana, populasi anjing kintamani menurun drastis akibat penyakit rabies dan pemusnahan massal. Dinformasikan pula bahwa anjing kintamani banyak yang terinfeksi canine parvovirus sehingga sangat perlu dilakukan pencegahan dan terapi anjing,baik melaui vaksinasi dan terapi. Anjing kintamani sebagai plasma nutfah Bali yang sudah diakui sebagai anjing trah asli Asia dan hanya ada di Bali sangat perlu dijaga kesehatan dan kelestariannya. Keutamaan penelitian ini adalah terapi infeksi CPV dengan IgY secara intravena memberi peluang sembuh pada anjing. Efektivitas terapi dapat diketahui melalui indikator perbaikan profil leukosit darah anjing, titer antibodi dan titer virus di feses. Isolat virus lokal yang berhasil diisolasi dapat digunakan sebagai bibit virus dalam vaksin sehingga homolog dengan virus parvo yang menginfeksi anjing di lapangan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Penyakit menular yang mematikan merupakan masalah serius dalam pengembangan ilmu kedokteran manusia dan hewan. Terapi sering tidak

berkhasiat akibat kuman yang resisten, ketiadaan obat yang efektif untuk sebagian besar penyakit virus, atau akibat patogenesis agen yang berkembang dengan sangat cepat dan menginfeksi organ vital (Dubie et al. 2014). Imunisasi pasif buatan dengan pemberian antibodi untuk pencegahan dan pengobatan penyakit infeksius telah dilakukan sejak jaman dahulu (Carlander et al. 2000). Pengobatan dengan antibodi pasif disebut juga serum terapi karena antibodi yang digunakan berasal dari serum manusia atau hewan yang sudah dikebalkan (Baxter 2007). Produksi antibodi pasif memerlukan biaya yang sangat mahal karena memerlukan donor yang banyak dan proses isolasi yang sulit (Goddard et al. 2006). Kendala produksi dan biaya menyebabkan pemanfaatan antibodi sangat terbatas. Pengobatan dengan antibodi pasif mulai ditinggalkan sejak ditemukannya antibiotik. Namun penggunaan antibiotik yang tidak terkendali menyebabkan sebagian besar kuman menjadi resisten, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif (Carlander et al. 2000). Antibodi pasif kembali menjadi pilihan untuk pengobatan infeksi virus, gangguan inflamasi dan tumor (Michael et al. 2010). Pengobatan dengan antibodi menjadi pilihan karena memiliki spesifisitas yang tinggi pada agen target, dapat digunakan dalam dosis tinggi dan tidak bersifat toksik (Casadevall 1999). Masalah utama dalam imunoterapi adalah serum sickness dan hilangnya dayaguna pada pemberian berulang dalam waktu yang lama. Walau demikian, potensi antibodi sebagai bahan biologik yang efektifitasnya tidak tergantikan oleh bahan kimia apapun, perlu dimanfaatkan dengan menemukan bahan atau cara yang dapat menekan dampak jangka panjang. Ketersediaan antibodi pasif sangat dibutuhkan untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Imunoglobulin yang berasal dari bangsa burung, yang dikenal sebagai IgY (Grindstaff et al. 2003) tampaknya berpotensi untuk menekan biaya produksi dan dampak samping sebagai agen imunoterapi yang berkhasiat dan aman. Secara alami, immunoglobulin dari serum induk ayam ditransfer pada kuning telur sebagai bentuk kekebalan pasif alami untuk anak ayam setelah menetas (Kovac et al. 2005). Karenanya, IgY khas terhadap agen yang diinginkan dan mudah diperoleh dengan imunisasi induk ayam (Carlander et al. 2002).

Penggunaan IgY untuk imunoterapi juga bukan hal baru. IgY ayam terbukti efektif untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit (Kovacs et al. 2005). Antibodi ini efektif mencegah infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh E. coli, caries gigi yang disebabkan oleh Streptococcus mutans,inaktivasi urease dari Helicobacter pylori (Al-Adwani et al. 2013) dan infeksi canine parvovirus pada anjing. (Nguyen et al. 2006). Secara in vitro, IgY anti canine parvovirus terbukti efektif mencegah terjadinya cythopathic effect pada sel lestari feline kidney (Suartini et al.2015). IgY memiliki keunggulan dibandingkan IgG yaitu tidak mengaktivasi sistem komplemen pada mamalia (Carlander 2002) sehingga memungkinkan aplikasinya secara intravena. Pada mencit IgY terbukti tidak menimbulkan reaksi anafilaktik dan serum sikness ketika diaplikasikan secara intravena mencegah terjadinya (Menaatchisundaram 2010). Tropisme CPV adalah pada jaringan yang sel-selnya sedang aktif membelah seperti epitel kripta usus halus, limfoid orofaring, limfoglandula mesenterika dan sumsum tulang belakang (Meunier et al. 1985). Replikasi virus yang terjadi di seluruh jaringan limfoid dan saluran pencernaan menyebabkan lonjakan jumlah virus yang diekskresikan melalui feses. Anjing akan mengalami imunosupresif dan diare berdarah akibat kerusakan se-sel limfoid dan epithel saluran pencernaan. Secara klinis infeksi CPV ditandai dengan leukopenia dan limfopenia (Prittie et al. 2004). Infeksi CPV pada jaringan limfoid dan sumsum tulang menyebabkan cadangan leukosit dan limfosit berkurang. Kerusakan epitel usus halus menyebabkan migrasi netrofil di sumsum tulang dan darah menuju tempat terjadinya infeksi. Ketidakseimbangan jumlah netrofil yang dihasilkan di sumsum tulang dan migrasi netrofil menuju jaringan yang terinfeksi menyebabkan neutropenia. Infeksi CPV menyebabkan kerusakan sel-sel limfoblas di jaringan limfatik dan sel-sel myeloblas sumsum tulang. Kerusakan tersebut menyebabkan anjing mengalami limfopenia dan netropenia pada 1-4 hari setelah infeksi. Panlekopenia dapat terjadi akibat invasi virus pada jaringan limfoid dan hematopoietik. Derajat panlekopaenia terjadi bertingkat dan mencapai puncaknya ketika gejala klinis

paling parah. Netropenia terjadi akibat ditariknya netrofil menuju daerah infeksi di saluran pencernaan. Pada infeksi parvovirus lekopenia terjadi pada hari 5-8 pasca infeksi. Anjing yang terinfeksi CPV memiliki total sel darah putih di bawah 2.0 x 10 9 /l (normalnya: 6.0-15.0 x 10 9 /l). Total sel darah putih antara 0.5-0.2 x 10 9 /l terutama terjadi pada puncak infeksi. Leukopenia yang terjadi pada infeksi CPV sebanding dengan keparahan gejala klinis yang ditimbulkannya. Mekanisme terjadinya neutropenia pada infeksi CPV sebagai berikut: (1) invasi virus pada selsel hematopoietik dan pusat proliferasi netrofil di sumsum tulang memicu terjadinya neutropenia 5-8 hari pasca infeksi. (2) turunnya jumlah cadangan netrofil di sumsum tulang akibat jaringan yang mengalami radang membutuhkan banyak netrofil. Hal ini sering dijumpai pada kasus septikemia dan infeksi bakteri saluran pencernaan. (3) perpindahan netrofil dari sirkulasi menuju ujung-ujung pembuluh darah sebagai respon adanya endotoksemia dan migrasi netrofil ke jaringan. (4) granulopoiesis yang tidak efektif akibat meningkatnya fagositosis netrofil oleh makrofag di sumsum tulang. Pengobatan pendukung pada infeksi CPV akan meningkatkan jumlah leukosit pada hari 1-6 pasca infeksi ditandai peningkatan jumlah leukosit yang drastis (Goddard dan Leisewitz 2006). Jumlah dan morfologi leukosit pada individu sehat relatif stabil. Perubahannya yang drastis pada individu sakit dapat digunakan untuk diagnosa secara klinis. Walaupun respon leukosit pada individu sakit bukan penciri utama suatu penyakit namun perubahan keseimbangannya dapat memberikan informasi klinis, sebagai diagnosa banding dan untuk mengetahui respon indivudu terhadap suatu pengobatan (Goddard dan Leisewitz 2006). BAB III. METODE PENELITIAN Untuk mencapai hasil yang diharapkan maka perlu dilakukan tahapantahapan penelitian yang runut dengan memberikan penekanan-penekanan khusus pada setiap tahapan penelitian (Tabel 1).

Tabel 1. Tahapan penelitian pada Tahun I Tahapan No Penelitian 1 Preparasi antigen 2 Produksi IgY spesifik anti parvovirus pada telur ayam. 3 Isolasi dan pemurnian IgY dari kuning telur 4 Identifikasi kemurnian dan Uji spesifisitas IgY 6 Uji kemampuan netralisasi IgY anti parvovirus secara in vivo 7 Produksi massal IgY pada telur Tahapan Penelitian tahun II Penjelasan Preparasi antigen canine parvovirus pada biakan lestari feline kidney Produksi IgY spesifik dilakukan dengan cara imunisasi ayam dengan canine parvovirus dosis 2 13 HA secara intramuskuler dan koleksi IgY dari serum dan telur yang dihasilkan Dilakukan menggunakan teknik presipitasi dengan ammonium sulfat, dialisis, kromatografi filtrasi gel. Tujuan untuk memastikan bahwa IgY yang terbentuk spesifik terhadan canine parvovirus Identifikasi kemurnian dengan SDS- PAGE, penentuan kandungan protein dengan metode Nano Drop, Uji spesifisitas menggunakan Teknik HI dan AGPT Uji kemampuan netralisasi IgY secara in vivo pada anak anjing dengan uji haemaglutinasi inhibisi dan uji ELISA Dilakukan dengan cara imunisasi ayam dengan parvovirus intramuskuler dan koleksi IgY dari telur yang dihasilkan Indikator capaian Mendapatkan antigen yang imunogenik dan antigenic dengan titer tinggi Mendapatkan IgY dalam jumlah besar dan titer tinggi. Diperoleh IgY murni spesifik canine parvovirus Diperoleh IgY murni dengan spesifisitas tinggi Diketahui kemampuan netralisasi IgY secara in vitro,juga diketahui titer optimal IgY untuk aplikasi pencegahan dan imunoterapi intravena Produksi IgY secara massal sehingga diperoleh konsentrasi yang tinggi untuk tujuan aplikasi pencegahan dan imunoterapi No Tahapan Penelitian Penjelasan Indikator capaian 1 Isolasi virus parvo Dilakukan dengan menanam Diperoleh virus parvo dengan isolat lokal, propagasi virus pada biakan lestari FK, patogenitas dan titer yang dan identifikasi virus identifikasi dengan uji HA/HI tinggi untuk uji tantang. 2 Uji tantang pada 16 ekor anjing 3 Deteksi titer IgY di serum dan titer CPV di feses 4 Penghitungan/penentu an profil leukosit darah anjing dan serum netralisasi Dilakukan dengan cekok virus dan terapi dengan IgY anti CPV Dilakukan dengan uji HA/HI dan ELISA Pewarnaan Giemsa dan penghitungan diferensial leukosit Diketahui efektivitas terapi IgY Diketahui efektivitas terapi IgY dari indiator antibodi dan antigen Diketahui efektivitas terapi IgY dari indikator perbaikan profil leukosit setelah terapi IgY

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali. Hewan dipelihara di kandang hewan coba Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali. Uji Serum Netralisasi, HA/HI dan isolasi virus di laboratorium Virologi Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor. Pembuatan preparat ulas darah dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali dan penghitungan profil leukosit dan limfosit dilakukan di Laboratorium Fisiologi FKH-IPB Bogor. Bahan dan Alat penelitian Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: sepuluh ekor ayam petelur galur Isabrown umur 20 minggu, antigen parvovirus diperoleh dari Bbalitvet-Bogor, complete dan incomplete Freund s adjuvant. Virus berasal dari isolat lapang yang diinaktivasi dengan formaldehid. Isolat parvovirus diperbanyak dalam kultur sel FK, diberi medium Dulbecco s Modified Eagle Medium (DMEM) yang mengandung 2% Foetal Bovine Serum (FBS). Bahan kimia untuk isolasi, karakterisasi kuning telur, Kit Egg Stract (Promega) untuk pemurnian antibodi. Bahan untuk elektroforesis SDS-PAGE. Bahan kimia untuk AGPT. Bahan untuk uji HA/HI dan bahan untuk uji serum netralisasi. Peralatan Kandang, perlengkapan kandang ayam, Sentrifus dingin, mikrotiter, spuite disposable needle, eppendorf, fintip, Elisa reader, plate Elisa, spectrophotometer. Tissue culture flask,incubator CO2, alat elektroforesis SDS-PAGE, tabung dialysis, kertas saring, seperangkat glasswares, tabung reaksi serta raknya, tabung erlemeyer dan corong gelas. Rencana penelitian tahun I (2016) Penelitian tahun pertama diutamakan untuk produksi, isolasi dan karakterisasi IgY spesifik terhadap canine parvovirus. Uji spesifisitas IgY dilakukan untuk memastikan bahwa antibodi yang berhasil diisolasi adalah benar spesifik terhadap canine parvovirus.

Metode Penelitian Produksi serum hiperimun dilakukan pada ayam. Ayam diimunisasi dengan virus parvo dosis 2 13 HA unit/ml serta adjuvant complete secara intra muskular pada otot pektoral. Pada minggu ke-2 dan ke-4 dilakukan imunisasi ulang menggunakan virus dan dosis yang sama dan adjuvant incomplete. Serum diambil setiap minggu kemudian digabung. Penentuan titer IgY dalam serum dan aktivitas hambatan hemaglutinasi diukur dengan metode HI standar. Jika titer antibodi dalam serum sudah cukup tinggi, selanjutnya dilakukan koleksi telur. Panen telur dimulai 4 minggu setelah vaksinasi dan dikoleksi selama 6 bulan. Deteksi titer IgY murni dalam kuning telur dilakukan dengan metode Agarose Gel Precipitation Test (AGPT). Pemurnian IgY kuning telur ayam dilakukan menggunakan kit EGG Stract Purification System (Promega). Pola pita protein IgY diidentifikasi dengan elektroforesis SDS-PAGE. Konsentrasi IgY ditentukan dengan spektrofotometer Nanodrop ND-1000 dengan absorbansi panjang gelombang 280 nm. Penentuan titer virus parvo (TCID 50 ) dilakukan dengan membiakkan virus parvo pengenceran 10-1 sampai 10-8 HA unit di dalam biakan sel FK yang memiliki konsentrasi 2 x 10 5 /ml. Biakan tersebut diinkubasi pada suhu 37ºC dengan tekanan CO 2 5% selanjutnya diamati 5-7 hari. Hasil tersebut digunakan sebagai dasar penentuan dosis uji tantang. Kemampuan IgY anti CPV dalam menetralisasi virus parvo (PD 50 ) diuji menggunakan teknik Serum Netralisasi prosedur beta (Swayne dan Suarez 1998). Parameter yang Diamati Parameter yang diamati adalah konsentrasi IgY anti CPV dalam serum dan kuning telur ayam, titer virus parvo yang dapat menginfeksi sel feline kidney sebanyak 50% (TCID 50) dan pengenceran tertinggi IgY anti CPV yang mampu menetralisasi virus sebanyak 50% (PD 50 ). Rancangan Percobaan dan Analisa Data Analisa data penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk grafik, tabel dan gambar.

Rencana penelitian tahun II (2017) Penelitian tahun kedua diutamakan untuk isolasi virus parvo isolat lokal (Bali) agar diperoleh virus yang sangat pathogen sehingga memudahkan dalam membedakan gejala klinis antara anjing sakit dan yang sembuh, mengetahui efektivitas terapi IgY berdasarkan perbaikan profil leukosit dan titer antibodi di serum dan titer virus di feses Metode penelitian Hewan Percobaan Hewan yang digunakan adalah 16 ekor anak anjing umur antara 3-5 bulan Anjing dipisahkan menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri dari empat ekor anjing. Anjing ditempatkan pada kandang terpisah, di ruangan yang terisolasi. Kelompok 1 (kelompok sehat) adalah kontrol negatif yaitu anjing yang tidak diberi perlakuan, kelompok 2 (kelompok sakit) adalah kontrol positif yaitu anjing yang dicekok virus parvo dosis 100 TCID 50 sebanyak 1ml, kelompok 3 (kelompok sembuh) adalah anjing yang dicekok virus parvo 100 TCID 50 dan di terapi IgY anti-cpv dosis 10000 PD 50 dan kelompok 4 (kelompok plasebo) adalah anjing yang disuntik IgY anti CPV dosis 10.000 PD 50. Bahan dan Alat Pada penelitian ini digunakan bahan dan alat untuk pembuatan preparat ulas darah yaitu sampel darah yang akan diperiksa, alkohol 70%, objek glass, metil alkohol absolut, pewarna Giemsa 10%, aquades dan timer. Virus untuk Uji Tantang Isolasi Canine parvovirus isolat lokal Bali Sampel Sampel feses diambil dari anjing yang sakit dengan gejala klinis diare berdarah digunakan dalam penelitian ini. Sampel juga diambil dari kerokan mukosa usus anjing yang mati akibat infeksi CPV. Sampel diperoleh dari Rumah sakit hewan FKH UNUD. Sampel tersebut disimpan dalam media pemelihara yang mengandung Dulbecco Minimum Earle smedia (DMEM).

Uji Serologi Sampel serum dari anjing yang diambil fesesnya diuji menggunakan uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI) terhadap virus parvo, untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi pada serum yang diperoleh. Referens virus dan antibodi diperoleh dari Balitvet-Bogor. Uji serologi yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode Sendow dan Syafriati (2004). Isolasi Virus Feses, kerokan usus digunakan untuk keperluan isolasi virus. Isolasi dilakukan dengan membuat 20% suspense organ dalam PBS steril, selanjutnya dicair-bekukan sebanyak tiga kali, lalu disentrifus dengan kecepatan 1000 x g selama 10 menit. Supernatan difilter menggunakan milipore filter ukuran 450 nm, sebelum diinokulasikan pada biakan jaringan Feline kidney (FK) yang telah membentuk 50% jaringan selapis, dalam media pemelihara yang terdiri dari DMEM berantibiotik dan 1% Foetal Bovine Serum. Biakan jaringan tersebut diinkubasikan pada suhu 37 C selama enam hari dan diamati setiap hari ada tidaknya Cythopathic effect (CPE). Apabila CPE tampak maka suspense tersebut mengandung isolate virus. Apabila CPE tidak tampak, pasase buta dilakukan sebanyak tiga kali sebelum inoculum tersebut dinyatakan negative mengandung isolate virus. Inokulum yang akan dipasase lebih lanjut, dibeku-cairkan sebanyak tiga kali, kemudian disentrifus dengan kecepatan 1000 x g. Supernatan yang diperoleh digunakan sebagai inoculum untuk pasase selanjutnya. Propagasi isolate virus pada biakan jaringan Feline kidney (FK) Isolat yang diperoleh diperbanyak dalam biakan jaringan FK yang ditumbuhkan pada Tissue culture flask. Apabila biakan jaringan FK telah membentuk 50% jaringan selapis, media dibuang secara aseptis dan ditambah 300 µl isolate yang telah mengalami beku-cair sebanyak tiga kali dan dibiarkan dalam incubator selama satu jam sebelum ditambahkan media DMEM berantibiotik dan 1 % Foetal bovine serum (FBS). Sel tersebut diamati selama lima hari. Apabila terlihat CPE, maka sel dan cairan dipanen untuk diidentifikasi lebih lanjut.

Identifikasi isolate virus Isolat yang telah diperbanyak dalam biakan jaringan FK dicair-bekukan sebanyak tiga kali, lalu disentrifus dengan kecepatan 1000 x g selama 15 menit. Supernatan digunakan dalam uji HA untuk mengetahui ada tidaknya daya aglutinasi virus terhadap sel darah merah babi. Aglutinasi menunjukkan bahwa isolate virus tersebut mempunyai daya aglutinasi dan dilanjutkan dengan identifikasi isolate dengan menggunakan uji HI terhadap referens antisera CPV. Metode dan Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Enambelas ekor anjing dibagi menjadi empat kelompok percobaan. Masingmasing kelompok terdiri dari empat ekor anjing (Gambar 1). Pengobatan dilakukan saat anjing sudah menunjukkan gejala klinis infeksi CPV. Feses dikoleksi menggunakan cotton swabs steril, dilakukan setiap hari sampai akhir observasi. Sebelum dan selama perlakuan dilakukan pengambilan sampel darah dan feses untuk deteksi titer antibodi dan antigen di feses anjing. Gejala klinis tidak mau makan, demam, muntah, diare dan diare berdarah diamati mulai hari pertama perlakuan. Temperatur tubuh anjing diukur melalui suhu rektal. Masingmasing kelompok anjing diambil darahnya untuk dibuat preparat ulas darah. Darah diambil mulai hari pertama sampai hari ketujuh penelitian. Darah digunakan untuk preparat ulas darah, dengan tujuan untuk mengetahui persentase leukosit. Pewarnaan preparat ulas darah dilakukan dengan larutan pewarna Giemsa 10% dan nilai differensial leukosit dinyatakan dalam persen (Sodikoff CH 1995). Analisis Data Efek pengobatan terhadap titer IgY anti-cpv dalam serum dan ekskresi virus di feses dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Jika ada pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (α=0.05). Analisa profil leukosit digunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu grup anjing sehat, sakit, sembuh dan plasebo. Masing-masing perlakuan terdiri dari enam ulangan. Data dianalisis dengan

Analysis of Variance (ANOVA), dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan selang kepercayaan 95% (α=0.05). Analisis keseluruhan menggunakan perangkat lunak SAS 9.1 for Microsoft Windows (Mattjik dan Sumertajaya 2006). Parameter yang Diamati Parameter yang diamati adalah gejala klinis, titer antibodi (IgY) di serum, dan titer ekskresi virus di feses anjing. Prosentase monosit, limfosit, neutrofil segmen, neutrofil batang, neutrofil total dan eosinofil dari masing-masing kelompok perlakuan yang menunjukkan klinis sehat, sakit, sembuh dan plasebo. Bagan alur penelitian tahun II 16 ekor anjing dibagi menjadi 4 group masing 4 ekor anjing Group 1 Kontrol Negatif Group 2 Kontrol Positif (cekok CPV 100 TCID 50 ) Group 3 Pengobatan (cekok CPV 100 TCID 50 + Terapi IgY 10000 PD 50 Group 4 Plasebo Injeksi IgY 10000 PD 50 Uji HI Uji HA, Elisa -Gejala Klinis - Serum - feses - ulas darah Deteksi Antibodi Luaran : 1. Protektivitas IgY ditentukan berdasarkan kesembuhan anjing dan titer antibody di serum 2. Efektivitas IgY dalam menekan ekskresi virus di feses (titer virus di feses) 3. Profil leukosit dan limfosit anjing sembuh setelah diterapi IgY BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ANGGARAN PENELITIAN Jenis Pengeluaran Tahun ke Tahun I Tahun II Jumlah (Rp) Pelaksana (Honor dan Upah) 15.200.000,- 15.200.000,- 30.400.000,- Peralatan dan Bahan Habis Pakai 29.100.000,- 20.630.000,- 49.730.000,- Analisa Laboratorium - 1.440.000,- 1.440.000,- Perjalanan (Transport, pemantauan seminar) 10.000.000,- 6.000.000,- 16.000.000,- Pengeluaran lain-lain (pembuatan laporan dan 7.500.000,- 7.000.000,- 14.500.000,- publikasi) Total Anggaran 61.800.000,- 50.270.000,- 112.070.000,-

Jadwal Penelitian Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Penelitian Tahun I No Uraian Kegiatan 1. Persiapan di laboratorium 2. Persiapan pengadaan antigen (canine parvovirus) 3. Produksi IgY dari kuning telur ayam 4. Isolasi, Pemurnian IgY, karakterisasi dan penentuan dosis terapi IgY 5. Persiapan dosis terapi IgY murni yang steril 6. Laporan penelitian tahun I Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Penelitian Tahun II No Uraian Kegiatan 1 Persiapan kandang,pakan dan hewan coba (anjing) 2 Uji tantang pada anjing 3 Koleksi serum dan feses 4 Analisis Laboratorium 5 Entry Data 6 Analisis Data dan Pelaporan bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 DAFTAR PUSTAKA Al-Adwani SR, Crespo R, Shah DH (2013). Production and evaluation of chicken egg-yolk-derived antibodies against Campylobacter jejuni colonizationssociatedproteins. Foodborne Pathogens Dis., 10: 624-631 Baxter, D. (2007).Active and passive immunity, vaccine types, excipents and licensing. Occup. Med. (Lond). 57:552-556. Carlander V. 2002. Avian IgY Antibodi: in vitro and in vivo. Fakulty of Medicine ACTA Universitatis Upsaliensis, UPPSALA. Swedia. Pp. 53. Decaro N, Martella V, Desario C, Bellaciccio AL, Camero M, Manna L, d Alojo D, Buonavaglia C. 2006. First detection of canine parvovirus type 2c in pups with haemorrhagic enteritis in Spain. J. Vet. Med 53:468-472. Dubie Teshager, Seid Yimer, Mulie Adugna,Tesfaye Sisa. (2014). Advanced Research Journal of Biochemistry and Biotechnology: Vol. 1(3): pp 018-030

Duffy A, Dow S, Ogilvie G, Rao S, Hackett T. 2010. Hematologic improvement in dogs with parvovirus infection treated with recombinant canine granulocyte-colony stimulating factor. J. vet. Pharmacol. Therap. 33: 352 356 Goddard A, Leisewitz AL, Christopher MM, Duncan NM, Becker PL. 2006. Prognostic usefulness of blood leukocyte changes in canine parvoviral enteritis. J. Vet. Intern. Med. 22:309-316. Goddard A, Leisewitz AL. 2010. Canine parvovirus. Vet. Clin. North Am. Small Anim. Pract. 40: 1041-1053. Godsall SA, Cleqq SR, Stavisky JH, Radford AD, Pinchbeck G. 2010. Epidemiology of canine parvovirus and coronavirus in dogs presented with severe diarrhoea to PDSA Pet Aid hospital. Vet. Rec. 7: (6) 196-201. Grindstaff JL, Brodie III, ED, Ellen DK (2003). Immune function across generations: Integrating mechanism and evolutionary process in maternal antibody transmission. Proc. Biol. Sci.,270:2309 2319. Ling, M. Jacqueline M. Norris, Mark Kelman, Michael P. Ward. (2012). Risk factor for death from canine parvoviral- related disease in Australia. Veterinary Microbiology. 158: 280-290. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. Ed ke-3. Bogor. IPB Press. Meenatchisundaram S, Michael A. 2010. Comparison of four different purification methods for isolation of anti Echis carinatis antivenom antibodies from immunized chicken egg yolk. Iranian J. Biotechnol. 8(1): 50-55. Michael A, Meenatchisudaram S, Parameswari G, Subbraj T, Selvaku R, amalingam S (2010). Chicken egg yolk antibodies (IgY) as an alternative to mammalian antibodies. Indian J. Sci. Technol., 3: 468-474. Nguyen VS, Umeda K, Yokoyama H, Tohya Y, Kodama Y. 2006. Passive protection of dogs against clinical disease due to canine parvovirus-2 by specific antibody from chicken egg yolk. Canadian journal of veterinary research 70: 62. Prittie J. 2004. Canine parvoviral enteritis: A review of diagnosis. Management, and prevention. Journal of Veterinary Emergency and Critical Care 14(3):167-176. Sendow I, Syafriati T. 2004. Seroepidemiologi infeksi canine parvovirus pada anjing. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Sodikoff CH. 1995. Laboratory Profiles of Small Animal Disease. A Guide to Laboratory to Laboratory Diagnosis. Ed 2. USA: Mosby.

Lampiran 1 RINCIAN ANGGARAN 1. JUSTIFIKASI ANGGARANA TAHUN I 1.1 Gaji Peneliti Pelaksana Kegiatan Jumlah Personi l Jumlah minggu/bl n Bulan kerja Jam/mingg u Upah Jam/mingg u (Rp) Total Biaya (Rp.) Ketua 1 4 8 10 20.000-6.400.000.- Anggota 1 4 8 10 15.000.- 4.800.000.- Teknisi 2 4 4 10 12.500,- 4.000.000,- Sub total 15.200.000, - 1.2 Anggaran untuk Bahan Habis Pakai No. Uraian Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp.) 1. Ayam Isa Brown 10 ekor 100.000,- 1.000.000,- 2. pakan ayam 5 zak 250.000,- 1.250.000,- 3. Kandang ayam dan perlengkapannya 1 set 1.000.000,- 1.000.000,- 4. Adjuvant complete dan incomplete 4 vial 200.000,- 800.000,- 5. Spuite disposible syring 3 box 150.000,- 450.000,- 6. Kapas, alcohol, cotton bud 1 set 300.000,- 300.000,- 7. Kertas saring 100 lembar 3000,- 300.000,- 8. Botol sampel 150 buah 3000,- 450.000,- 9. Tabung ependorf 4 box 300.000,- 1.200.000,- 10 Kit EGGstract Purification 1 paket 8.000.000,- 8.000.000,- 11 ELISA Kit 1 Paket 3.000.000,- 3.000.000,- 12. Tissue culture flask 1 Box 1.500.000,- 1.500.000,- 13. Plate HA/HI 1 Box 750.000,- 750.000,- 14. Media DMEM 2 box 1.000.000,- 2.000.000,- 15. Foetal Calf Serum 0,5 botol 5.000.000 2.500.000.- 16. Agarosa serva 1 Botol 2.000.000,- 2.000.000,- 17. Millipore Sartorius 1 Box 1000.000,- 1.000.000,- 18. Fintips 200 ul 2 Box 350.000,- 700.000,- 19. Fintips 1000 ul 2 Box 450.000,- 900.000,- Sub total 29.100.000,-

1.3 Anggaran untuk Perjalanan No. Lokasi/ Jenis Jenis Angkutan Tujuan Jumlah Peserta Frekuensi Perjalanan Biaya Satuan (Rp) Total Biaya (Rp) Perjalanan 1. Denpasar- Pesawat Jakarta pp Terbang Ke lokasi penelitian 1 orang peneliti 1 kali 3.000.000,- 3.000.000,- 2. Denpasar- Pesawat Jakarta pp Terbang Seminar hasil 1 orang peneliti 1 kali 3.000.000,- 3.000.000,- 3 Denpasar- Pesawat Jakarta pp Terbang Seminar Nasional 1 orang peneliti 1 kali 4.000.000,- 4.000.000,- 1.4. Anggaran Untuk Pengeluaran lain-lain Sub total 10.000,000.- No. Uraian Keperluan Biaya (Rp.) 1. Dokumentasi hasil Dokumentasi 1.500.000,- Pengolahan data dan 2. penulisan laporan Pembuatan laporan 1.000.000,- 3. Penggandaan laporan Penggandaan laporan 500.000,- 4. Publikasi ilmiah Publikasi ilmiah 1.000.000,- 5 Seminar Nasional Biaya Seminar 3.000.000,- Sub total 7.500.000,- Total Anggaran Tahun I (1.1+1.2+1.3+1.4) 61.800.000,- 2. JUSTIFIKASI ANGGARANA TAHUN II 2.1 Gaji Peneliti Pelaksana Kegiatan Jumlah Personi l Jumlah minggu/bl n Bulan kerja Jam/mingg u Upah Jam/mingg u (Rp) Total Biaya (Rp.) Ketua 1 4 8 10 20.000,- 6.400.000.- Anggota 1 4 8 10 15.000.- 4.800.000.- Teknisi 2 4 4 10 12.500,- 4.000.000,- Sub total 15.200.000,-

2.2 Anggaran untuk Bahan Habis Pakai No. Uraian Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp.) 1. Hewan coba anjing 16 ekor 200.000,- 3.200.000,- 2. Pakan anjing 5 zak 350.000,- 1.750.000,- 3. Kandang anjing dan perlengkapannya 4 set 1.500.000,- 6.000.000,- 4. Spuite disposable syring 2 box 150.000,- 300.000,- 5. Kapas, alcohol, cotton bud 1 set 380.000,- 380.000,- 6. NaCl fisiologis(infus) 2 dus 200.000,- 400.000,- 7. Botol sampel 150 buah 3000,- 450.000,- 8. Tabung ependorf 3 box 300,000,- 900,000,- 9 Methanol absolut 1 Botol 500.000,- 500.000,- Biakan sel lestari feline 10. kidney 2 flask 500.000,- 1.000.000,- Serum referent positif 11. (BBalitvet) 1 Vial 1000.000,- 1.000.000,- 12. Viral adjusting diluent 2 Botol 750.000,- 1.500.000,- 13. Sarung tangan 4 Boks 50.000,- 200.000,- 14. Kaolin 25% 1 botol 600.000,- 600.000,- 15. Giemsa 4 Botol 150.000,- 600.000,- 16. Objek glass 5 Boks 50.000,- 250.000,- 17. Fintips 200 ul 2 Boks 350.000,- 700.000,- 18. Fintips 1000 ul 2 Boks 450.000,- 900.000,- Sub total 20.630.000,- 2.3 Biaya Analisis Laboratorium No Jenis Pembelian/Sampel Jumlah Biaya Satuan (Rp) Harga (Rp) 1. Total Protein Serum 32 sampel 35.000,- 1.120.000.- 2. Differensial leukosit 32 sampel 10.000.- 320.000,- Sub total 1.440.000,- 2.4 Anggaran untuk Perjalanan No. Lokasi/ Jenis Perjalanan Jenis Angkutan 1. Denpasar- Pesawat Jakarta PP Terbang 2. Denpasar- Pesawat Jakarta PP Terbang Tujuan Ke lokasi penelitian Seminar hasil Jumlah Peserta 1 orang peneliti 1 orang peneliti Frekuensi Perjalanan Biaya Satuan (Rp) Total Biaya (Rp) 1 kali 3.000.000,- 3.000.000.- 1 kali 3.000.000,- 3.000.000.- Sub total 6.000,000.-

2.5 Anggaran Untuk Pengeluaran lain-lain No. Uraian Keperluan Biaya (Rp.) 1. Dokumentasi hasil Dokumentasi 1.500.000,- 2. Pengolahan data dan penulisan laporan Pembuatan laporan 1.000.000,- 3. Penggandaan laporan Penggandaan laporan 500.000,- 4. Publikasi ilmiah internasional Publikasi ilmiah 4.000.000,- Sub total 7000.000,- Total anggaran (2.1 +2.2+2.3+2.4+2.5) 50.270.000,- Jumlah seluruh anggaran penelitian untuk tahun I +II : (61.800.000 + 50.270.000) = Rp 112.070.000,-

Lampiran 2 Ketersediaan sarana dan prasarana penelitian Peralatan utama : Nama peralatan Lokasi Kegunaan Kemampuannya Refrigerator -20 0 C Lab. Biomedik FKH-Unud Menyimpan darah dan serum Bagus Sentrifus Lab. Biomedik Memisahkan serum Bagus FKH-Unud Sentrifus -4 C Lab. Bioteknologi BBvet-Bali Pemurnian IgY dari kuning telur bagus Inkubator Lab. Virologi FKH-Unud Memanaskan serum Bagus Cermin reflektor Lab. Bioteknologi Membaca hasil uji Bagus BBvet-Bali HA/HI Elisa reader Lab. Bioteknologi Membaca hasil uji Bagus BBvet-Bali Elisa Spektrofotometer Lab. Bioteknologi Menghitung Bagus BBvet-Bali konsentrasi protein Mikropipet eppendorf 1000, 200, 100 dan 50 ml Lab. Biomedik FKH-Unud Mengambil serum dan media uji HA/HI Bagus Laminar flow tissue culture Incubator CO2 Kandang hewan coba (anjing) Lab. Virologi Balitvet-Bogor Lab. Virologi Balitvet-Bogor Kandang hewan coba, BBvet-Bali Isolasi dan propagasi virus parvo, uji serum netralisasi Inkubasi propagasi isolate virus parvo Uji tantang anjing Bagus Bagus bagus

Lampiran 3 Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas No Nama / NIDN 1 Dr.drh.I Gst Ayu Agung Suartini, M.Si NIDN. 0017126904 2 Dr.drh.Ni Nyoman Werdi Susari, M.Si. NIDN. 0012117308 Instansi asal Lab. Biokimia FKH-Unud Lab. Anatomi dan Reproduksi FKH-Unud 3. Ekaana Teknisi BBvet- Bali 4. I Nyoman Mundra Teknisi BBvet-Bali Bidang Ilmu Alokasi waktu (jam/ming gu) Uraian tugas Biokimia 25 -Optimasi semua komponen Uji HA/HI/ -optimasi komponen Serum Netralisasi -optimasi komponen Elisa -uji tantang virus di anjing -analisa data sampel Penyusunan laporan Anatomi dan reproduksi Bioteknolo gi Bioteknolo gi 25 -Sampling darah anjing -pemisahan serum Analisa data -penyiapan media penelitian Penyusunan laporan 25 -sentrifugasi serum, kuning telur -pemisahan kuning telur -sterilisasi alat -pemeliharaan hewan coba 25 -penyiapan reagen Elisa dan tissue culture - pemisahan serum -optimasi komponen uji HA/HI dan SN -preparasi sampel serum, ulas darah dan plasma darah.

Lampiran 4 Format Biodata ketua dan anggota tim peneliti A IDENTITAS DIRI 1.1 Nama Lengkap (dengan gelar) BIODATA KETUA PENELITI : Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi. (P) 1.2 Jabatan fungsional : Lektor 1.3 NIP/NIDN : 196912171999032001/0017126904 1.4 Tempat dan tanggal lahir : Denpasar, 17 Desember 1969 1.5 Alamat Rumah : Cemara Giri Graha Blok VIII/53, Dalung, Kuta Utara, Badung 1.6 Nomor Telp/Fax : - 1.7 Nomor HP : 081 282 797 188 1.8 Alamat Kantor : Laboratorium Biokimia, FKH Universitas Udayana, Kampus Unud Denpasar, Bali 1.9 Alamat e-mail : gaa.suartini@gmail.com 1.10 Lulusan yang telah : S-1 = 15 orang ; S-2 = - orang ; dihasilkan S-3 = - orang 1.11 Mata Kuliah yang diampu : Biokimia Veteriner 1 (S1) Biokimia Veteriner 2 (S1) Kimia Biofisika (S1) Teknik Laboratorium (S2) B. Riwayat Pendidikan 2.1 Program S-1 S-2 S-3 2.2 Nama PT Unud IPB IPB 2.3 Bidang Ilmu Kedokteran Hewan Sains Veteriner Ilmu Faal dan Khasiat obat 2.4 Tahun Masuk 1989 2003 2009 2.5 Tahun lulus 1996 2005 2014 2.6 Judul Skripsi / Tesis / Disertasi 2.7 Nama Pembimbing / Promotor Struktur Populasi dan Perbedaan Total Parasit Trematoda (Digenea) pada Pseudosekum dan Usus Besar Penyu Hijau (Chelonia mydas) Prof.Dr.drh. IG.P. Sueta,MSi. Drh.D.M.N Dharma, PhD Perbedaan Aktivitas Biologik IgY dan IgG antitetanus ditinjau dari ph, suhu dan Enzym Dr.drh IWT Wibawan, MS., Prof.Dr.Ir.Maggy T.Suhartono, Dr.drs.Supar,MS,APU Pemanfaatan antibodi Kuning Telur Ayam untuk Meningkatkan Sintasan Hidup Anak Anjing yang Diinfeksi Canine parvovirus Prof.Dr.drh Agik Suprayogi, MSc, Prof.Dr.drh. IWT Wibawan,MS, Prof. Dr. drh IGNK Mahardika

C. PENGALAMAN PENELITIAN (bukan skripsi, tesis, maupun disertasi) Urutkan judul penelitian yang pernah dilakukan(sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari penelitian yang paling diunggulkan menurut Saudara sampai penelitian yang tidak diunggulkan. No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan Sumber* 2013- Ketua/ hibah 2014 Disertasi 2012-2013 2013-2014 Farmakokinetik dan efektivitas penggunaan antibody spesifik dari kuning telur ayam (igy) untuk terapi infeksi canine parvovirus pada anjing Produksi, Isolasi dan Karakterisasi IgY anti CPV dan Uji Aktivitas Netralisasi secara Invitro Protektivitas Imunoglobulin Y anti Canine parvovirus untuk Pengobatan Infeksi Virus Parvo pada Anjing Jml (Rp) 44.500.000, - Ketua/Mandiri 5.000.000,- Ketua/mandiri 5.000.000,- Tuliskan sumber pendanaan: PDM, SKW, Fundamental Riset, Hibah Bersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, RAPID, atau sumber lainnya. D. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Urutkan judul pengabdian kepada masyarakat yang pernah dilakukan(sebagai ketua) selama 5 tahun terakhir dimulai dari yang paling diunggulkan menurut Saudara sampai pengabdian kepada masyarakat yang tidak diunggulkan. No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp) - - - - - Tuliskan sumber pendanaan: Penerapan Ipteks, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber lainnya. E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (tidak termasuk makalah seminar/proceedings, artikel di surat kabar) Urutkan judul artikel ilmiah yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir dimulai dari artikel yang paling diunggulkan menurut Saudara sampai penelitian yang tidak diunggulkan. Volume/ No Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal 1 2014 Intravenous Administration of Chicken Immunoglobulin Has a Curative Effect in Experimental Infection of Canine Parvovirus 2 2015 The prospect of IgY utilization for therapy Canine parvovirus infection in dogs (Review artikel) 3 2015 Farmakokinetik Imunoflobulin Y anti Canine parvovirus di dalam tubuh anjing Nomor Vol.13 (5): 801-808, 2014 ISSN 1992-6197 Global Veterinaria - Wartazoa (in Press) Vol. 16 No. 1, 1015 Jurnal Veteriner

F. PENGALAMAN SEBAGAI PEMAKALAH DALAM SEMINAR ILMIAH INTERNASIONAL DAN ATAU SEMINAR ILMIAH NASIONAL. No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Tema Seminar Penyeleng gara Tempat - - - - - - G. PENGALAMAN PENULISAN BUKU Urutkan judul buku yang pernah diterbitkan selama 5 tahun terakhir dimulai dari buku yang paling diunggulkan menurut Saudara sampai buku yang tidak diunggulkan. No. Tahun Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit - - - - - Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Skim: Hibah Unggulan Program Studi Denpasar, 20 April 2015 (Dr. drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, M.Si) NIP. 196912171999032001

BIODATA ANGGOTA PENELITI A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr.drh. Ni Nym. Werdi Susari, M.Si P 2. Pangkat/Golongan Penata/IIIc 3. Jabatan Lektor 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 19731112 200112 2 001 5. NIDN 0012117308 6. Tempat dan Tanggal Lahir Mataram, 12 Nopember 1973 7. Alamat Rumah Jl. Ir.Ida Bagus Oka No 15, Dps 8. Nomor Telepon/Faks /HP 0361-226345/081337505673 9. Alamat Kantor Jl. PB Sudirman Denpasar 10. Nomor Telepon/Faks 0361-223791 11. Alamat e-mail werdisusari@yahoo.com 12. Lulusan yang telah dihasilkan 13. Mata Kuliah yg diampu Anatomi Veteriner I Anatomi Veteriner II Anatomi Topografi Embriologi Veteriner, Genetika Veteriner B. Riwayat Pendidikan Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Udayana Universitas Udayana Bidang Ilmu Kedokteran Hewan Bioteknologi pertanian Ilmu Kedokteran Tahun Masuk 1992 1999 2009 Tahun Lulus 1998 2001 2013 Judul Skripsi/Thesis /Disertasi Nama Pembimbing/ Promotor Penampungan Embryo dengan cara flushing pada tuba fallopii dengan arah yang berbeda dan korelasi antara jumlah korpus luteum dengan jumlah embrio pada kelinci lokal Dr. drh. TGO Pemayun, MS Dr. drh. IGNB. Trilaksana, M.Kes Isolasi mikroba antagonis dari beberapa media tumbuh dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi aflatoksin oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus Prof. Dr. Dewa Ngurah Suprapta, M.Sc Prof. Dr. Nyoman Arya, M.App.Sc Keragaman Genetik sapi putih taro Berdasarkan marka D-Loop DNA mitokondria dan kekerabatannya dengan sapi bali Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M,Kes Prof. Dr. Drs. I Ketut Junitha, MS Prof. Dr. drh.i Made Damriyasa, MS

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) No Tahu n Judul Penelitian 1 2009 Genetic diversity of gembrong goat based on DNA Microsatellite markers (Global Veterinaria 9 (1): 113-116, 2012). Pendanaan Jml (Juta Sumber *) Rp.) D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat 1. 2014 Pelayanan Kesehatan dan vasektomi pada Monyet Ekor panjang di Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung 2. 2014 Pemeriksaan Kesehatan Hewan dan daging Qurban dalam rangka Hari Idul Adha 1435 H di Kota Denpasar 3. Dst. Pendanaan Sumber *) Jml (Rp.) E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1. Genetic diversity of gembrong goat based on DNA Microsatellite markers. Vol. 9 (1) : 113-116, 2012 Global Veterinaria 2. F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan ilmiah/ Waktu dan Judul Artikel Ilmiah Seminar Tempat 1. Seminar nasional aplikasi teknologi Molekuler dalam peningkatan produktivitas dan kesehatan hewan Keragaman Genetik sapi putih taro Berdasarkan marka D-Loop DNA mitokondria Genetik Denpasar, 19 september 2014 2. 3

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Buku Tahun Jumlah halaman Penerbit 1. 2. 3 H. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis penghargaan Institusi pemberi penghargaan Tahun 1. 2. 3 Denpasar, 20 April 2015 Dr.drh. Ni Nym. Werdi Susari, M.Si NIP 19731112 200112 2 001

SURAT PERNYAATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini kami : 1. Nama Lengkap : Dr.drh.I Gst Ayu Agung Suartini, M.Si NIP/NIDN : 1969121719990320010 / 0017126904 Fakultas/P.S. : Kedokteran Hewan Status dalam Penelitian : Ketua Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul : Imunoterapi IgY asal Kuning Telur untuk Meningkatkan Profil Leukosit Anjing yang Terinfeksi Canine parvovirus, yang diusulkan dalam skim Penelitian Hibah Bersaing tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain. Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Negara. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya. Mengetahui Kepala lembaga Penelitian Denpasar, 28 April 2015 Yang menyatakan Prof.Dr.Ir. I Nyoman Gde Antara,M.Eng. Dr.drh.I Gst Ayu Agung Suartini, M.Si NIP. 196408071992031002 NIP. 1969121719990320010