BAB IV PEMBAHASAN MASALAH A. Analisis Masalah Bab ini membahas tentang penggunaan sistem shelving di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, serta hubungan antara sistem shelving dengan temu kembali informasi dan tingkat efisiensi & efektifitas pemustaka dalam hal kecepatan pencarian bahan pustaka. Kegiatan shelving selalu dilakukan ditiap-tiap perpustakaan untuk menata kembali buku atau koleksi ke dalam raknya, kegiatan shelving ini sangat berpengaruh terhadap temu kembali informasi. Banyak pemustaka mengeluh kepada tenaga pustakawan bahwa buku yang dicarinya tidak ditemukan padahal saat ditelusur di komputer (OPAC) atau secara manual buku tersebut statusnya tersedia dan dapat dipinjam tetapi kenyataannya setelah dicari di rak tersebut tidak diketemukan. Kegiatan shelving kelihatannya merupakan kegiatan yang sangat sederhana tetapi kalau dipraktikkan banyak sekali hal yang menurut kita sepele ternyata menjadi penghambat kelancaran segalanya. Maka kegiatan ini harus dilakukan dengan jeli dan teliti dengan melihat nomor klasifikasi atau call number yang terdapat pada punggung buku. Dan urutan penempatan buku di rak berdasarkan dengan sistem tertentu yang digunakan oleh instansi tersebut, misalnya dengan penyusunan shelflist. 43
44 Dengan begitu shelflist digunakan untuk alat mengecek ada tidaknya buku sebagai rujukan pengecekan koleksi. B. Pengguaan Sistem Shelving di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama melakukan kuliah kerja PUSDOKINFO selama ± 2 bulan di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali tentang penggunaan sistem shelving bahan pustaka yaitu sistem yang digunakan di perpustakaan tersebut dengan berdasarkan subjek atau disiplin ilmu besar dari buku tersebut. Pembagian subjek buku tersebut diantaranya: Tabel 1.8 Sistem Klasifikasi di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali Nomor Klasifikasi Pengelompokan buku berdasar disiplin ilmu yang ada di rak Karya Umum (000) Ilmu Perpustakaan Komputer Penelitian Filsafat (100) Psikologi Agama (200) Agama Sosial (300) Politik Ekonomi Hukum Otonomi Daerah
45 Pendidikan Pariwisata Komunikasi Peranan Wanita Bahasa (400) Bahasa Ilmu Pengetahuan Murni (500) Ilmu Pengetahuan Murni Ilmu Pengetahuan Terapan (600) Kesenian dan Olahraga (700) Kesusastraan (800) Resep Makanan Teknik Lingkungan Kesehatan Masyarakat Kebidanan Perikanan Peternakan Pertanian Budaya Seni Olahraga Fiksi Sastra Geografi dan Sejarah (900) Geografi dan Sejarah Referensi Kamus Ensiklopedi Sumber: Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali
46 Sistem shelving buku yang ada di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali masih dengan sistem penataan menurut disiplin ilmu tertentu dan tidak diurutkan berdasarkan penomoran dari paling kecil kebesar atau sesuai kaedah yang berlaku. Koleksi-koleksi yang telah dipergunakan oleh pemustaka, khususnya dilayanan seringkali terlihat tidak beraturan dan hanya dirapikan saja (diratakan sisi luarnya), selain itu koleksi hanya diletakkan pada klas-klas besar atau disiplin ilmu tertentu yang telah dibuat oleh perpustakaan tersebut saja, hal ini disebabkan salah satunya karena pemustaka lebih familiar dengan penggunaan subjek atau disiplin ilmu dalam pencarian / penelusuran informasi buku di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali serta peraturan yang ada di perpustakaan yaitu selesai baca kembalikan pada tempatnya jadi pengunjung terkadang lupa mengambil buku dari rak yang mana sehingga buku tersebut dikembalikan pada rak yang tidak sesuai dengan klas atau disiplin ilmunya. C. Hubungan Antara Sistem Shelving dengan Temu Kembali Informasi Sistem shelving buku di perpustakaan sangat erat hubungannya dengan temu kembali informasi, misalnya jika sistem shelving terorganisir sesuai aturan maka besar kemungkinan temu kembali informasi akan cepat, tepat, dan akurat dalam pencarian buku. Sebaliknya jika sistem shelving tidak baik, otomatis berpengaruh negatif terhadap temu kembali informasi dengan begitu maka tingkat kepercayaan dan kepuasan pemustaka akan layanan informasi yang ada di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali menurun.
47 Layanan informasi merupakan hal terpenting yang ada di suatu perpustakaan, jika layanan informasi kurang maksimal maka pengunjung akan tidak puas dan lamakelamaan intensitas berkunjung pemustaka akan berkurang bahkan citra perpustakaan akan dicap tidak baik karena masalah kemudahan dalam proses penelusuran informasi. Berikut ini merupakan hasil pengamatan dan tabel hasil survei penulis dengan menyebarkan angket kepada pemustaka di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali. Penulis mengambil sampel secara random sebanyak 50 responden dan dari bermacam-macam profesi. Tabel 1.9 Jenis Kelamin Responden di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali JENIS KELAMIN 1. Laki-laki JUMLAH 15 2. Perempuan 35 Sumber: data survey angket di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, 2014
48 Tabel 2.1 Jenis Profesi Responden di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali PROFESI 1. Pelajar / Mahasiswa 2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Umum / Lain-lain JUMLAH 37 3 10 Sumber: data survey angket di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, 2014 Dari 50 responden tersebut penulis memberikan 15 pertanyaan yang berisikan tentang intensitas berkunjung ke perpustakaan, kegiatan yang dilakukan selama di perpustakaan, dan hubungan shelving dengan temu kembali informasi, rinciannya sebagai berikut: Tabel 2.2 Intensitas Pemustaka Datang ke Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali Jawaban No Pertanyaan A B C D 1. Apakah Anda sering datang ke Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali? 17 22 8 3 Sumber: data survey angket di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, 2014
49 Keterangan: A = Sering B = Jarang C = Jarang Sekali D = Tidak Pernah Sama Sekali (baru pertama) Tabel 2.3 Tingkat Intensitas Pemustaka Datang ke Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali Jawaban No Pertanyaan A B C D 1. Biasanya dalam sebulan, barapa kali anda berkunjung ke Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali? 31 10 3 5 Sumber: data survey angket di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, 2014 Keterangan: A = 1-3 kali B = 3-5 kali C = 5-10 kali D = Lebih dari 10 kali
50 Tabel 2.4 Kegiatan Pemustaka Selama Berada di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali Jawaban No Pertanyaan A B C D 1. Selama di perpustakaan, kegiatan apa saja yang anda kerjakan? 41 6 3 5 Sumber: data survey angket di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, 2014 Keterangan: A = Mencari literatur / sumber informasi B = Menbaca koran C = Hotspot-an D = Lain-lain Tabel 2.5 Kegiatan Shelving dan Temu Kembali Informasi di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali NO PERTANYAAN JAWABAN A B C D 1 Desain tata letak rak bahan pustaka/ buku yang ada di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali sudah sangat bagus? 4 36 8 1 2 Bahan pustaka yang ada di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali baik dan lengkap? 5 25 20 -
51 3 Sistem penjajaran atau pengelompokan bahan pustaka pada rak buku di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali sudah baik? 4 35 11-4 Dalam pencaraian bahan pustaka saya terbantu dengan adanya alat bantu pencarian yaitu katalog ataupun dari petugas? 10 33 6 1 5 6 7 8 9 10 Penataan buku / bahan pustaka sesuai dengan nomor klasifikasi atau yang ditunjukan oleh katalog? Bahan pustaka yang saya cari selalu tersedia? Saya dengan mudah bisa membedakan koleksi yang bisa dipinjam dan koleksi yang hanya bisa dibaca di tempat dari penjajaran bahan pustaka di rak? Pemberian kata kunci atau subjek disiplin ilmu pada rak buku memudahkan anda dalam pencarian bahan pustaka? Dalam percarian bahan pustaka/ buku, saya hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk mendapatkannya? Saya segera mendapatkan pelayanan yang maksimal dari petugas jika mengalami kesulitan dalam pencarian bahan pustaka/ buku? 10 30 10 1 22 23 6 37 4 12 35 3 4 33 11 8 38 4-3 1-1 - 11 12 Saya puas dengan informasi yang ada pada bahan pustaka yang saya temukan dari rak buku? Kecepatan dalam pencarian dan kelengkapan sumber informasi bahan pustaka yang ada di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali berpengaruh menumbuhkan kepercayaan pada para pengunjung, termasuk saya 5 35 8 13 34 3 1 - Jumlah 82 393 111 7 Sumber: data survey angket di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali, 2014
52 Keterangan: A = Sangat Setuju B = Setuju C = Kurang Setuju D = Tidak Setuju D. Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Pemustaka dalam hal Kecepatan Pencarian Bahan Pustaka di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali Dalam suatu perpustakaan pastinya terdapat pemustaka yang berbeda-beda segi latar belakangnya, ada yang pelajar, pegawai, karyawan pabrik, dsb. Dengan begitu pemahaman mereka akan hal proses temu kembali informasi berbeda-beda pula. Mereka yang sudah terbiasa datang ke perpustakaan untuk mencari informasi yang dicari biasa dengan menggunakan alat bantu pencarian yaitu dengan komputer (OPAC) yang tersedia, akan tetapi tidak jarang mereka langsung mencarinya dengan cara manual yaitu dengan mencari langsung pada rak karena sudah hafal dengan letak klas-klas buku dan terbantu dengan adanya label identitas klas-klas buku yang ditempel di rak. Dalam proses pencariannya, ketika pemustaka sudah mendapatkan kode buku berupa nomor klasifikasi, pengarang, judul, dan telah mengetahui letak buku pada rak maka permasalahan yang terjadi adalah pemustaka harus mencari secara satu per satu karena buku yang ditata pada rak tidak diurutkan sesuai aturan yang berlaku. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk mencari menjadi lama
53 dan itupun belum lagi jika buku yang dicari tidak ketemu padahal di komputer (OPAC) status koleksi tersebut tersedia dan dapat dipinjam. Tingkat efisiensi dan efektifitas pemustaka dalam hal penelusuran informasi bahan pustaka di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali sudah cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban hasil quesionare pada tabel 7 diatas, dari 12 pertanyaan yang menyangkut sistem shelving dan sistem temu kembali informasi terdapat 593 jawaban yang terdiri dari : Sangat Setuju = 82 Setuju = 393 Kurang Setuju = 111 Tidak Setuju = 7 + Jumlah = 593 Jika dinyatakan dalam bentuk % dapat dicari dengan rumus : % jawaban = jumlah jawaban semua jawaban 100 % Dari rumus tersebut maka % jawaban dari pertanyaan dapat dihitung, dan hasinya sebagai berikut : Sangat Setuju = 82 593 100 % = 13, 83 % Setuju = 393 593 100 % = 66, 27 %
54 Kurang Setuju = 111 593 100 % = 18, 72 % Tidak Setuju = 7 593 100 % = 1, 18 % Dari perhitungan di atas terlihat bahwa mayoritas pemustaka merasa puas dengan hasil penelusuran informasi mereka selama di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali. Namun demikian, dari hasil pengamatan penulis selama melakukan kuliah kerja PUSDOKINFO di perpustakaan tersebut, masih banyak pemustaka yang bingung dengan penelusuran bahan pustaka di rak karena penataan buku yang tidak urut, kebanyakan mereka langsung meminta tolong kepada pustakawan untuk mencarikan buku yang mereka butuhkan. Dengan kemampuannya dan pengalamannya, pustakawan dapat mencarikan buku yang dibutuhkan oleh pemustaka meskipun pada proses penelusurannya sama dengan pemustaka yaitu dicari satu per satu tapi waktu yang dibutuhkan pustakawan untuk mencari relatif lebih cepat dari pada pemustaka. Yang paling penting yaitu pustakawan dapat menjelaskan status buku tersebut jika tidak diketemukan, misalnya: rusak, hilang, baru dipinjam, atau baru dipakai untuk perpustakaan keliling. Dengan demikian, tingkat efisiensi dan efektifitas pemustaka dalam hal kecepatan pencarian bahan pustaka tidak menjadi hambatan karena dapat terbantukan oleh peran pustakawan di perpustakaan tersebut.
55 E. Hambatan-Hambatan Hambatan- hambatan yang muncul dalam kaitannya dengan pengaruh shelving terhadap temu kembali informasi di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali antara lain: 1. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai Sarana dan prasarana berperang penting dalam eksistensi suatu perpustakaan. Di Perpustakaa Umum Kabupaten Boyolali sarana dan prasarana yang dimiliki kurang memadai, mulai dari komputer yang digunakan untuk temu kembali informasi sangat terbatas sehingga jika pemustaka ramai dan semua ingin menggunakan komputer tersebut pemustaka yang lain harus mengantri dahulu, akibatnya pemustaka yang tidak sabar langsung menuju ke rak buku untuk mencari buku yang diinginkan. Contoh lain kurang memadainya sarana dan prasarana adalah ruang pelayanan perpustakaan terlalu sempit, selain itu rak buku yang disediakan di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali pun sangat terbatas padahal koleksi buku yang dimiliki sangat menumpuk banyaknya sehingga rak menjadi penuh karena kelebihan isi. Hal ini tak terlepas dari gedung yang terbatas dan minimnya dana dari pemerintah yang diberikan pada Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali.
56 2. Kurang ketelitian tenaga pustakawan dalam melakukan kegiatan shelving Sebenarnya pekerjaan perpustakaan itu mudah dan sederhana hanya saja perlu ketelitian, dan ketelitian ini sangat penting terutama dalam kegiatan shelving karena jika salah letak maka sistem temu kembali informasi akan sulit dan bahkan koleksi buku pun bisa hilang. Masalah lain yaitu seringkali pengunjung mengembalikan sendiri buku atau meletakkan kembali buku tidak sesuai pada tempatnya sehingga di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali seringkali penataan buku tidak sesuai dengan subjek / disiplin ilmu bukunya hal ini bisa terjadi karena rak yang disediakan sangat terbatas dan penggunaan sistem layanan terbuka. 3. Sumber Daya Manusia (SDM) Di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali sebenarnya mempunyai Sumber Daya Manusia lebih dari cukup akan tetapi kesadaran individu untuk melaksanakan tugasnya masih rendah terutama jika melakukan kegiatan shelving, selain itu minimnya kemampuan penguasaann teknologi informasi pada pustakawan sehingga dapat menghambat kelancaran sistem temu kembali informasi khususnya dengan sistem komputer karena tidak semua pengguna perpustakaan dapat mengoperasikan komputer.
57 F. Pemecahan Masalah Adapun pemecahan masalah yang terjadi di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali sebagai berikut: 1. Menambah sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan seperti komputer untuk temu kembali informasi, perluasan ruang layanan perpuatakaan, penambahan rak buku, selain mengatasi keterbatasan buku dapat juga dilakukan weeding atau penyiangan bahan pustaka sehingga buku-buku yang sudah tidak mutakhir dan jarang dibaca oleh pengguna, koleksi buku yang copy-nya terlalu banyak, koleksi buku yang isinya tidak lengkap dan koleksi buku yang sudah rusak dapat diambil dan diganti dengan yang baru, hal ini akan lebih hemat baik dari segi biaya maupun tempat. 2. Tenaga pustakawan harus lebih teliti lagi dalam melakukan shelving dan agar selalu buku berada ditempat yang benar perlu ada pemerikasaan rak (stack control) secara teratur dan setiap pustakawan ikut berpartisipasi dalam pengecekan, maka setiap individu diberi tanggung jawab khusus atau sejumlah rak yang harus selalu diawasinya. Selain itu sosialisasi terhadap pengunjung untuk meletakkan buku di meja saja jika telah selesai digunakan atau tempat yang sudah disediakan atau dilarang memindahkan buku dari rak satu ke rak yang lainnya supaya tidak terjadi kesalahan dalam shelving.
58 3. Dengan menyadarkan pustakawan akan tugas dan tanggung jawabnya untuk melakukan shelving sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya yakni untuk menata rak buku yang telah di tentukan sesuai dengan SOP (Standart Operational Procedure) atau buku panduan yang berlaku di perpustakaan tersebut. Sedang untuk mengatasi masalah kemampuan penguasaan teknologi informasi dapa dilakukan sosialisasi, memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) dan seminar tentang teknologi informasi kepada pustakawan di Perpustakaan Umum Kabupaten Boyolali.