PERBEDAAN ljkllran LDlGKUNG GEUGI RAllANG BAWAft. ANTARA POPtJLASIIAWA DAN POP1JLASI PAPUA MENURUT BNII DLAMIN DI StJRABAYA SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dentofasial termasuk maloklusi untuk mendapatkan oklusi yang sehat, seimbang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Ukuran lebar mesiodistal gigi bervariasi antara satu individu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah. Secara umum bentuk wajah (facial) dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. studi. 7 Analisis model studi digunakan untuk mengukur derajat maloklusi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Soetjiningsih (1995)

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kesehatan gigi, estetik dan fungsional individu.1,2 Perawatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan wajah dan gigi-geligi, serta diagnosis,

PERUBAHAN LEBAR DAN PANJANG LENGKUNG GIGI PADA KASUS NON-EKSTRAKSI MALOKLUSI KLAS I ANGLE DI KLINIK PPDGS ORTODONTI FKG USU

UKURAN DAN BENTUK LENGKUNG GIGI RAHANG BAWAH PADA SUKU MONGONDOW

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran lebar mesiodistal gigi setiap individu adalah berbeda, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Oklusi secara sederhana didefinisikan sebagai hubungan gigi-geligi maksila

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nesturkh (1982) mengemukakan, manusia di dunia dibagi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. permukaan oklusal gigi geligi rahang bawah pada saat rahang atas dan rahang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi permanen bersamaan di dalam rongga mulut. Fase gigi bercampur dimulai dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sederetan gigi pada rahang atas dan rahang bawah (Mokhtar, 2002). Susunan

BAHAN AJAR Pertemuan ke 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TI JAUA PUSTAKA

III. KELAINAN DENTOFASIAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan estetik wajah yang kurang baik (Wong, dkk., 2008). Prevalensi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Lengkung gigi terdiri dari superior dan inferior dimana masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh gangguan erupsi gigi di rongga mulut, sudah selayaknya bagi dokter

PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS PADA MURID SEKOLAH DASAR RAS DEUTRO-MELAYU DI KOTA MEDAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UKURAN LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH PADA MAHASISWA SUKU BATAK MANDAILING DI FKG USU

BAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Crossbite posterior adalah relasi transversal yang abnormal dalam arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut memiliki peran yang penting bagi fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sejak tahun 1922 radiografi sefalometri telah diperkenalkan oleh Pacini dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan, dan perbaikan dari keharmonisan dental dan wajah. 1 Perawatan

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rumit pada tubuh manusia. Sendi ini dapat melakukan 2 gerakan, yaitu gerakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi pada posisi ideal dan seimbang dengan tulang basalnya. Perawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sejak intra uterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan berlangsung

UKURAN DAN BENTUK LENGKUNG GIGI RAHANG BAWAH PADA MAHASISWA SUKU BATAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DAN TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HUBUNGAN ASIMETRI SEPERTIGA WAJAH BAWAH DAN ASIMETRI LENGKUNG GIGI PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai macam penyebab dan salah satunya karena hasil dari suatu. pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dari struktur wajah, rahang dan gigi, serta pengaruhnya terhadap oklusi gigi geligi

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. 1. indeks kepala dan indeks wajah. Indeks kepala mengklasifikasian bentuk kepala

SKRIPSI. Oleh. Bryan Satria Prima NIM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

BAB I PENDAHULUAN. atau bergantian (Hamilah, 2004). Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN KLINIS DAN PERAWATAN ANOMALI ORTODONTI PADA PENDERITA SINDROMA CROUZON SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maloklusi adalah ketidakteraturan letak gigi geligi sehingga menyimpang dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN JUMLAH LEBAR MESIODISTAL KEEMPAT INSISIVUS PERMANEN RAHANG ATAS PADA PASANGAN KEMBAR (GEMELLI) SKRIPSI

UKURAN DAN BENTUK LENGKUNG GELIGI RAHANG BAWAH PADA POPULASI WANITA SUKUJAWA DAN SUKU MADURA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. ekstraoral. Perubahan pada intraoral antara lain resorbsi prosesus alveolaris

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Ilmu Ortodonti menurut American Association of Orthodontics adalah

PERUBAHAN JARAK INTERMOLAR SELAMA PEMAKAIAN PIRANTI ORTODONSI CEKAT DENGAN SISTEM PERLEKATAN LANGSUNG (Kajian Analisis Model studi) SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia menurut American Association of Orthodontists adalah bagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PROFIL LATERAL WAJAH BERDASARKAN JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA USU RAS DEUTRO-MELAYU

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

BAB I PENDAHULUAN. Ortodontik berasal dari bahasa Yunani orthos yang berarti normal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mengevaluasi keberhasilan perawatan yang telah dilakukan. 1,2,3 Kemudian dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi gen pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan serangkaian pulau besar-kecil dengan lingkungan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran dan bentuk lengkung gigi rahang bawah pada orang Papua

PENGARUH POLA PERNAFASAN NORMAL DAN PERNAFASAN MELALUI MULUT PADA MALOKLUSI KLAS II DIVISI 1 T E S I S DINI RETTYFINA

PERBEDAAN BENTUK LENGKUNG GELIGI RAHANG ATAS ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR

PERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MOYERS DAN TANAKA-JOHNSTON PADA MURID SEKOLAH DASAR SUKU BATAK DI KOTA MEDAN SKRIPSI

Hubungan antara derajat konveksitas profil jaringan keras dan jaringan lunak wajah pada suku Bugis dan Makassar

BAHAN AJAR Pertemuan ke 6

BAB I PENDAHULUAN. diri atau tidak melalui bentuk gigi dan bentuk senyuman. Penting bagi dokter gigi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PANJANG DAN LEBAR LENGKUNG RAHANG BAWAH ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA ANAK KEMBAR DIZIGOTIK

Kata kunci: lebar mesiodistal gigi, indeks Bolton, maloklusi kelas I Angle, overjet, overbite, spacing, crowding

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN MALOKLUSI PADA SISWA SISWI SDK 6 BPK PENABUR KELOMPOK USIA TAHUN BERDASARKAN KLASIFIKASI ANGLE DAN KLASIFIKASI PROFFIT-ACKERMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanak-kanak yaitu

BAGIAN ILMU BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik.

BAB I PENDAHULUAN. Susunan gigi dan penampilan wajah memainkan peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang harus dipertimbangkan dalam perawatan ortodonsi salah satunya

PERAWATAN MALOKLUSI KLAS III DENGAN PESAWAT TWIN BLOCK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar dari penduduk Indonesia termasuk ras Paleomongoloid yang

HUBUNGAN SUDUT INTERINSISAL DENGAN PROFIL JARINGAN LUNAK WAJAH MENURUT ANALISIS RICKETTS PADA MAHASISWA SUKU BATAK FKG DAN FT USU

Analisa Ruang Metode Moyers

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

/ ijtnrl'l t. fr~of/ ~. tl'f!jf),~ C?:JI-.QUjJ.,f PERBEDAAN ljkllran LDlGKUNG GEUGI RAllANG BAWAft ANTARA POPtJLASIIAWA DAN POP1JLASI PAPUA MENURUT BNII DLAMIN DI StJRABAYA ILl< SKRIPSI ~6 lf8/02 IeM f ~"'ft!', "'..., ""...1 ~, ~."'''.''.;'111". <~ 1(.- ow"'.. _.,>,,:'~ ~.~,.,. {" (.;1! "'" '>'-,,-' '..oil ~....,---. 0Ieb :, - Ml Ll X PERPUSTAKAAN 1fNn'BRSlT AS AIRLANOOA \ VERA HERDIAN KlUSTIANI 61"12776 FAKVLTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2003

PERBEDAAN UK1.JRAN LENGKUNG G&LIGI RAllANG BAWAR ANTARA POPtJLASI JAWA DAN POPULASI PAPUA MENlJRUT JENIS K&LAMIN DI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelaaiun Pendidikan Dokter Gigi di FakuJfa. Kedokteran Gigi Uaiversitas Airlanaga Ole" : V,ERA HERDIAN KRISTIANI 829912776 DiIe"jal: Pembim.blat! I : Pembimbiq II : Sus ~ Dr. Mit. Sylvia M.A.~ drg., M.S. NIP. 130 675829 MILlE: 1 PERPUSTAKAAN l'lnitersitas AIRLANOOA FAKVLTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1003

BABV PEMBAHASAN Pada uji beda antara laki - laki dan perempuan pada populasi Jawa menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Jarak transversal lengkung geligi rahang bawah perempuan lebih keeil dibandingkan laki - laki. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan karena ukuran mesiodistal gigi - gigi pada laki - laki lebih besar dibandingkan perempuan karena pada laki - laki faktor - faktor kekuatan fungsional, kebiasaan makan, sikap tubuh, dan trauma lebih berpengaruh dibandingkan pada perempuan. 26 Pada pengukuran secara sagital juga menunjukkan perbedaan bermakna antara laki - laki dan perempuan pada populasi Jawa di Surabaya. Jarak sagital lengkung geligi rabang bawah pada laki - laki lebih besar dibandingkan perempuan. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrina,dkk.,5 pada populasi Jawa mahasiswa Unpad dimana tidak ada perbedaan bermakna pada pengukuran secara sagital. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan karena pertumbuhan lebar lengkung geligi dalam arab sagital pada laki - laki berjalan lebih lambat dalam waktu yang lebih lama, sedangkan pada perempuan lebih cepat tetapi dalam waktu yang lebih singkat. 27 Pola dan masa pertumbuhan serta perkembangan antara laki - laki dan perempuan berbeda. Masa pertumbuhan laki - laki lebih lama dari perempuan menyebabkan badan dan cranium laki - laki lebih berkembang sedangkan pertumbuhan perempuan berhenti lebih dini. 2 25

Pada uji beda antara laki - laki dan perempuan pada populasi Papua di Surabaya menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Pada jarak transversallaki laki lebih besar dibandingkan perempuan. Pengamatan ini kemungkinan ditunjang oleh penelitian Mieke Sylvia 6 yang membahas masalah pengaruh pola makan pada morfologi rahang, gigi dan wajah serta akibatnya pada kejadian maloklusi, di dapatkan suatu kesimpulan bahwa morfologi rahang yang hanya ditentukan oleh jenis kelamin adalah variabel lebar, tinggi, lengkung maxilla dan mandibula. Ukunin variabel tersebut menunjukkan bahwa ukuran pada laki - laki lebih besar dari ukuran pacta perempuan, karena titik - titik supra mentale, gonion, dan condyli pada laki - laki lebih menonjol. Perbedaan ini kemungkinan juga disebabkan oleh ukuran panjang lengkung rahang pada laki - laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan. 5 Sedangkan pada pengukuran secara sagital tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara laki - laki dan perempuan pada populasi Papua di Surabaya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya jumlah sampel. Pada uji beda antara popujasi Jawa dan populasi Papua didapatkan adanya perbedaan yang bermakna pacta ukuran lengkung geligi rahang bawah secara sagital dan transversal. Jarak lebar lengkung geligi rahang bawah dalam arab transversal pada popujasi Papua lebih lebar dibandingkan popujasi Jawa danjarak sagitallengkung geligi rahang bawah popujasi Papua lebih kedepan dibandingkan dengan populasi Jawa. Helman dan Downs dalam Febrina,5 mengatakan bahwa meskipun memiliki pertumbuhan wajah dan gigi yang normal, terdapat perbedaan secara 26

individual yang dapat ditemukan pada masing - masng ras yang berbeda dan juga diantara tiap individu dalam ras yang sama. Sassouni, Rickets dan Agyropoulos dalam Febrina, dkk.,5 berpendapat bahwa kelompok ras yang berbeda akan menampilkan pola craniofasial yang berbeda pula. Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) ada perbedaan yang bermakna ukuran lengkung geligi rahang bawah antara laki - laki dan perempuan populasi Jawa di Surabaya pada pengukuran secara transversal dan sagital (2) ada perbedaan yang bermakna ukuran lengkung geligi rahang bawah antara laki - laki dan perempuan populasi Papua di Surabaya pada pengukuran secara transversal tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna pada pengukuran secara sagital (3) ada perbedaan yang bermakna ukuran lengkung geligi rahang bawah antara populasi Jawa dengan populasi Papua di Surabaya pada pengukuran secara transversal dan sagital Dalam menentukan jenis perawatan di bidang Ortodonsia dan Prostodonsia perlu diperhatikan bahwa karakter craniofasial setiap ras yang berbeda ikut berpengaruh pada bentuk dan ukuran lengkung geliginya. terutama pada penelitian ini adalah lengkung geligi rahang bawah. Akhimya diharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua cabang ilmu Kedokteran Gigi dan menunjang perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. 27