BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Lokasi : Jalan Halimah, Jakarta Selatan. : Kelurahan grogol selatan. : Kelurahan Kebayoran Lama. : Kelurahan Ulujami

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

PERMUKIMAN PADAT DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI PESANGGRAHAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. bab 4 yang telah dibuat mengenai perancangan kawasan dengan metode

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB VI KONSEP RANCANGAN

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

Gambar 5 Peta administrasi kota Tangerang Selatan

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

BAB I KONDISI PINGGIRAN SUNGAI DELI

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,

BAB V KONSEP PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Syarat Bangunan Gedung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V PENYUSUNAN KONSEP

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pengembangan RS Harum

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Jatinegara, Jakarta Timur. Tapak kawasan berada di Jalan Jatinegara Timur,

STUDIO 3 PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH KELURAHAN GANDUS 1

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

CONTOH KASUS PEREMAJAAN KOTA DI INDONESIA (GENTRIFIKASI)

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini

BAB II DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN. Judul dari perancangan adalah Kawasan Terpadu Hamdan, Medan Maimun -

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Identifikasi tapak Lokasi : Jalan Halimah, Jakarta Selatan Kelurahan : Cipulir Kecamatan : Kebayoran Lama Luas Lokasi : 18000 m² Batas batas tapak Utara Selatan Barat Timur : Kelurahan grogol selatan : Kelurahan Kebayoran Lama : Kelurahan Ulujami : Kali pesanggrahan Gambar 4.1 Peta jalan Halimah Makro Sumber : earth.google.com, diakses pada 23 Agustus 2013

2 U Gambar 4.2 Peta jalan Halimah Mikro Sumber : earth.google.com, diakses pada 23 Agustus 2013 Spatial planning Koefisien dasar bangunan (KDB) : 55% Koefisien lantai bangunan (KLB) : 2 Maksimum lapis : 4 Luas lantai dasar boleh bangun : 9900 m² Garis sempadan bangunan (GSS) : 5 m² 4.1.1 Status Tanah Status tanah yang berada di jalan halimah ialah kepemilikan (100%), kurangnya perhatian dan kordinasi yang baik dari pemerintah membuat warga tidak memiliki pedoman dalam membangun rumah, sehingga bangunan yang ada tidak tertata dengan baik dan membuat kawasan menjadi kurang terawat, tidak sedikit dari pemilik rumah yang menyewakan rumah tinggalnya lalu di sekat menjadi beberapa bagian, sehingga membuat kawasan menjadi sangat padat dan kumuh. Besaran rumah yang ada di Jalan halimah rata-rata

berukuran < 20 m² dengan jumlah anggota minimal 4 orang.respon desain berupa tempat tinggal dengan jumlah anggota keluarga 4 orang. 3 4.1.2 Potensi dan Halangan Penjabaran mengenai potensi dan halangan akan mengunakan SWOT analisis. Metode analisis ini digunakan demi menentukan bangunan apa yang cocok untuk kawasan serta meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) dan juga memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) yang ada. Tabel 4.1 Analisis SWOT PERANCANGAN PEMUKIMAN PADAT DENGAN METODE SUDS DI STREN KALI PESANGGRAHAN KEKUATAN (STRENGTH) - Jalan Halimah berada di tengah kota dan mempunyai akses yang mudah - Tersedia fasilitas yang mendukung di sekitar tapak (sekolah, posyandu, pusat perbelanjaan, klinik, dll) KELEMAHAN (WEAKNESS) - Volume kendaraan tinggi - Mengalami kebisingan - drainase tidak mendukung - Banyak nya sampah - Berbatasan dengan kali yang menimbulkan bau

4 PELUANG (OPPORTUNITIES) - Budaya sungai dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang positif - Lingkungan sekitar sedang berkembang pesat karena adanya jalan tol baru Membuat sebuah perancangan kawasan pemukiman stren kali dengan pendekatan drainase berkelanjutan Menata pemukiman serta memperbaiki masalah drainase yang ada di kawasan ANCAMAN (THREAT) - Bahaya banjir Penerapan sistem-sistem drainase berkelanjutan di tapak Sumber : Data Olahan Pribadi Merencanakan tahap pembangunan Selain mempunyai lokasi yang strategis, terdapat pula permasalah pada tapak, yaitu sebagai berikut : Tabel 4.2 Permasalahan Tapak No. Permasalahan Keterangan Solusi 1 Kebisingan Kebisingan Menanamkan ditimbulkan dari vegetasi untuk jalan yang berada di meredamkan suara depan tapak

5 No. Permasalahan Keterangan Solusi Bau Ditimbulkan dari Menanamkan kali pesanggrahan vegetasi aromatic serta sampah para warga yang dibuang di pinggir kali untuk memperbaiki aroma udara karena minimnya tempat pembuangan sampah 3 Drainase Kurangnya tempat Mendesain sistem pembuangan drainase yang membuat tapak cocok untuk menjadi becek pemukiman stren apabila terjadi hujan kali 4 Ruang terbuka hijau Padatnya bangunan membuat tapak tidak Menciptakan ruang-ruang hijau memiliki terbuka hijau ruang di dalam tapak yang juga dapat berfungsi sebagai tempat berkumpul Sumber : Data Olahan Pribadi Masalah pada tabel diatas perlu adanya koordinasi yang baik agar dalam perwujudan nya mempunyai hubungan yang erat antara pengguna dan lingkungan itu sendiri.

6 4.2 Urban Texture Pada urban texture, akan dibahas tentang fungsi bangunan itu sendiri. Analisa ini tidak hanya mencakup Jalan Halimah saja, tetapi dengan cakupan yang lebih luas LOKASI U Gambar 4.3 Peta jalan Halimah Mikro Sumber : Data Olahan Pribadi Low Rise Building Medium Rise Building Highrise Building Low Rise Building (1 Lapis) Perumahan warga yang berada di Jalan Halimah, Ulujami, Seskoal dan Jalan panjang Cipulir Tabel 4.3 Zoning Tapak Medium Rise Building (1-4 Lapis) Swalayan sumiko, Ruko-Ruko yang berada di sepanjang jalan Cildeug Raya, SMP muhamddiyah, Tanry Abeng University Sumber : Data Olahan Pribadi Highrise Building (4 20 Lapis) Itc cipulir, Pakubowo apartment

7 Adapun Pembagian fungsi bangunan di kawasan cipulir Gambar 4.4 Peta jalan Halimah Mikro Hunian Horizontal Hunian Vertikal Sekolah Niaga dan Perdagangan Tabel 4.4 Fungsi Bangunan No. Fungsi Bangunan Lokasi Contoh Bangunan 1 Perdagangan Cipulir ITC Cipulir, Pasar Ratak 2 Hotel Cipulir Hotel Sentra Boutique, Hotel Zulia 3 Sekolah Cipulir, Seskoal Darunnajah, Seskoal

8 No. Fungsi Bangunan Lokasi Contoh Bangunan 4 Universitas Jalan Halimah, Kreo, Swadarma Raya, Ciledug Raya Universitas Islam Darunnajah, Universitas Budi Luhur, Tanry Abeng University, Universitas BSI 5 Apartment Cipulir Pakubowono Residence 6 Perumahan Swadarma Raya, Cipulir, Jalan Panjang Cipulir, Ulujami Tanry abeng Residence, perumahan ulujami indah 7 Fasilitas Umum Seskoal Lapangan Golf Seskoal 8 Fasilitas sosial Petukangan Klinik Petukangan Dengan mengetahui fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak Jalan Halimah, maka dapat diketahui fasilitas apa saja yang tidak ada guna memenuhi kebutuhan kebutuhan masyarakat Jalan Halimah.

9 4.2.1 Building Mass and Form Di dalam tahap perencanaan, pemukiman penduduk yang ada mempunyai ketinggian 1 2 lapis.80 % warga membuat rumah mereka dengan material batako (semi permanen).kepadatan penduduk dan kurangnya penghijauan membuat kawasan menjadi gersang.penataan masa bangunan yang tidak tertata menimbulkan banyaknya gang-gang kecil. 1,2 m² Gambar 4.5Lebar Jalan Halimah Sumber : Data Olahan Pribadi Berdasarkan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa : Perlu adanya penataan ulang bangunan sehingga gang-gang yang ada mempunyai lebar yang sesuai standar Jumlah rumah dan jumlah penduduk tidak memungkinkan adanya ruang terbuka, sehingga bangunan horizontal dirubah menjadi vertical

10 4.3 Urban Infrastructure Sumber Air Bersih Sumber air pada perumahan yang ada dalam tapak ialah air menggunakan air tanah yang ada pada tiap rumah warga.berdasarkan survey, air jernih dan tidak menimbulkan bau.tidak ada keluhan tentang air yang kotor. Drainase Gambar 4.6Arah Aliran Drainase Sumber : Data Olahan Pribadi Drainase yang ada pada kawasan ini sangatlah minim. Untuk menampung air hujan yang jatuh pada kawasan agar tidak licin dan becek, para warga hanya menyisakan sedikit lahan untuk pembuangan air yang akan dibuang ke sungai, bahkan ada gang-gang yang tidak memiliki drainase

11 Gambar 4.7Drainase Jalan Halimah Respon desain ialah memperbaiki saluran drainase yang ada a dengan metode suds (sustainable ( urban drainage system) sistem stem drainase drain inimempunyai mempunyai kelebihan dengan cara mengolah kembali air hujan. Adapun penerapan suds, sebagai berikut : 1. Rainwater harvesting Rainwater harvesting berupa tong tong penampungan yang di sediakan di tiap unit rumah guna menampung air hujan yang datang dari atap. Gambar 4.8 Model Terasering Buatan Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

12 2. Terasering buatan Merupakan permukaan yang ditutupi oleh vegetasi sehingga air dapat meresap ke dalam tanah selama proses pengaliran. Saluran ini biasanya terintegrasi dengan ruang terbuka maupun tepi jalan. Gambar 4.9 DetailSwales Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual 3. Saluran filtrasi Merupakan media di atas permukaan tanah dimana di bawahnya terdapat material yang mampu menyimpan air. Air yang melewati permukaan berdaya serap ini mengisi ruang-ruang kosong di bawah permukaannya dan mengalirkan air tersebut ke dalam kolam penampungan Gambar 4.10 Model Saluran Filtrasi Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

13 4. Kolam penampungan Kolam ini berfungsi untuk mewadahi air hujan yang datang dan juga mewadahi air hujan yang sudah di resapkan di tanah lalu dialirkan ke kolam penampungan Gambar 4.11 Kolam penampungan Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual 4.4 Urban Greenery Untuk analisa urban greenery ini akan dibahas tentang ruang terbuka hijau yang ada di sekitar kawasan. 1 TAPAK 2 Gambar 4.12 Peta Jalan Halimah Sumber : earth.google.com, diakses pada 25 Agustus 2013 Ruang terbuka hijau di kawasan sekitar Jalan Halimah sangatlah minim.angka 1 dan 2 menunjukan ruang terbuka hijau yang di rubah fungsi

14 sebagai pemukiman padat penduduk dan ruko.pada dasarnya, ruang terbuka yang ada di sekitar Jalan Halimah tidak mempunyai fungsi khusus, ruang terbuka tersebut hanya berupa tanah kosong yang ditumbuhi tanaman.respon desain ialah menciptakan ruang terbuka yang multifungsi (tempat bermain anak, ruang berkumpul,taman) untuk para warga yang berada dalam tapak. 4.5 Urban Circulation Permata Hijau LOKASI Cildedug Senayan Bintaro Gambar 4.13 Analisa Urban Circualtion Analisa tentang urban Analysis ini akan menguhubungkan Ciledug, Senayan, Bintaro dan Permata hijau. Terdapat 4 jalur pecapaian, sebagai berikut : Alternatif 1 : Melalui jalan Ciledug Raya, apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kiri Alternatif 2 : Melalui Taman Puring, gandaria dan jembatan Kebayoran lama. Apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kanan

15 Alternatif 3 : Melalui tol Bintaro, Kodam atau Ulujami, apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kiri Alternatif 4 : Melalui Cidodol. Apabila Apabila melewati rute ini, tapak berada di sebelah kanan Dapat diketahui, jalur teramai yaitu jalur 1 dan 2. Kedua jalur tersebut mempunyai tingkat keramaian yang tinggi pada pagi (6-9) dan sore (5 8). Keramaian ini bukan hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah volume kendaraan, tetapi karena angkutan umum yang memasuki jalur mobil pribadi dan juga karena ramai nya pengunjung ITC Cipulir.Diperlukan adanya penertiban terhadap angkutan umum untuk mengurangi kemacetan. Adapun jalan-jalan tersebut mempunyai lebar sebagai berikut : 5 5 Permata Hijau 4 5 LOKASI 3 Cildedug 1 4 1 Senayan 2 Bintaro 3 Gambar 4.14 Analisa Lebar Jalan

16 Tabel 4.5 Lebar Jalan No. Lokasi Keterangan 1 Jl. Ciledug Raya Merupakan Jalan Arteri primer yang mempunyai 2 jalur dengan lebar jalan 6 m², di setiap jalurnya. volume kendaraan di Jl. Ciledug Raya sangatlah padat. 2 Jl. Ulujami Raya Merupakan jalan lokal primer yang mempunyai lebar jalan 6 m² 3 Jl. Panjang Cipulir Merupakan jalan lokal primer yang mempunyai lebar jalan 6 m² 4 Jl. Halimah Merupakan jalan lingkungan sekunder dengan lebar 4m². Jalan Halimah mempunyai tingkat volume kendaraan yang tinggi, Jalan ini dilalui oleh pejalan kaki, kendaraan roda dua dan roda empat.

17 5 Jl. Halimah Jalan ini merupakan jalan yang tercipta karena pembangunan rumah warga yang sangat padat serta bentuk yang tidak beraturan. Jalan ini hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua, lebar jalan 1,2 1,5 m². Analisa pencapaian ke Tapak (Jalan Halimah) U Gambar 4.15 Analisa Pencapaian Tapak

18 4.6 Analisa Urban Housing House Extensions Pada tapak ini terjadi house extension.hal ini dikarenakan luasan rumah yang sempit sehingga kurangnya ruang gerak untuk melakukan aktivitas dan kebutuhan rumah tangga. Gambar 4.16House Extensions Workplaces Pada tapak ini terjadi membutuhkan ruang tersendiri untuk menjalankan industri rumahan yang mereka miliki.pada tapak ini beberapa penduduk memiliki industri rumahan, karena tidak adanya lahan, mereka mencari rumah di daerah sekitar yang dikontrakan untuk dijadikan tempat bekerja, para pekerja indsutri tersebut ialah warga sekitar. Gambar 4.17Workplaces

19 Small shops Rendahnya pendidikan yang dimiliki, membuat para penduduk susah untuk mendapatkan pekerjaan. Oleh sebab itu, sebagian dari mereka membuka warung atau toko toko kecil agar mendapatkan pemasukan.warung atau toko toko kecil tersebut mereka bikin di rumah mereka dengan luasan yang sangat kecil, oleh sebab itu perlu adanya small shops untuk menunjang kesejahteraan penduduk. Gambar4.18Small Shops Trees Tidak adanya pohon dan ruang terbuka hijau, membuat kawasan ini menjadi gersang.hal ini disebabkan karena penduduk yang padat dan tidak ketersediaannya lahan.oleh sebab itu, perlu adanya pepohonan dan ruang terbuka sebagai oksigen untuk kawasan tersebut dan juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul warga.

20 Vehicles Pada tapak ini, jenis kendaraan yang lewat hanya sepeda dan sepeda motor.hal ini disebabkan karena faktor ekonomi penduduk yang berada di kelas kalangan menengah ke bawah. Gambar 4.19Trees Access Streets Lebar jalan yang ada pada tapak ini bervariatif, oleh sebab itu perlu adanya standar lebar jalan agar para pengguna jalan tersebut dapat merasa nyaman Kesimpulan analisa urban housing : Untuk menciptakan suatu kawasan yang menunjang kesejahteraan penduduk di dalam tapak tersebut, maka dibutuhkan faktor faktor diatas sebagai acuan. 4.7 Perhitungan Jumlah Penduduk dan Kebutuhan unit rumah Jumlah penduduk di Jalan Halimah, Cipulir sebanyak jiwa, dengan lajupertumbuhan penduduk 1,43 %. Perancanaan pemukiman stren kali pesanggrahan ini memakai proyeksi 15 tahun ke depan. P n = 568 (1 + 0,0143) 15

21 = 704 jiwa Asumsi 1 kk = 4 jiwa 704 : 4 = 176 Hunian Gambar 4.20Skala Manusia Sumber :Neufert Data Architect Book 4.7.1 Perhitungan Kebutuhan Parkir Untuk perhitungan motor, diasumsikan 4 jiwa memerlukan 1 motor 704 jiwa : 4 = 176 unit Luas yang dibutuhkan, 176x 3m ²= 528 m² 4.7.2 Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS, maka diperlukan debit run off untuk saluran drainase agar dapat menampung air hujan yang ada Koefisien pengaliran (C) = 0,7 untuk daerah pemukiman padat dengan aspalcurah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 18000 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A = 0.0278 x 0.7 x 14,2 x 18.000

22 = 497,39 m 3 /tahun = 500 m 3 /tahun Lama hujan rata-rata pertahun = 144 hari/tahun Debit hujan sehari = 4 m 3 /hari. 4.7.3 Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS yang jatuh pada atap - Untuk atap RUSUN Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 238 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.95 x 1.42 x 238 = 8,92 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,06 m 3 /hari - Untuk atap rumah deret Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 224 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.95 x 1.42 x 224 = 8,4 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,05 m 3 /hari

23 - Untuk atap TK Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 351 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.95 x 1.42 x 351 = 13,1 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,09 m 3 /hari - Untuk atap kios 1 Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 168 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.95 x 1.42 x 168 = 6,3 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,04 m 3 /hari - Untuk atap kios 2 Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengancurah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 192 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.95 x 1.42 x 192 = 7,2 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,05 m 3 /hari

24 - Untuk atap kios 2 Koefisien pengaliran (C) = 0,95 untuk atap, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 192 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.95 x 1.42 x 192 = 7,2 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,05 m 3 /hari 4.7.4 Perhitungan Debit AirDengan menggunakan metode SUDS yang jatuh pada kawasan - Untuk aspal Koefisien pengaliran (C) = 0,7 untuk aspal, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 1750 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.7 x 1.42 x 1750 = 48,3 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,35 m 3 /hari - Untuk conblock Koefisien pengaliran (C) = 0,85 untuk conblock, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 1800 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A

25 0.0278 x 0.85 x 1.42 x 1800 = 60,3 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,4 m 3 /hari - Untuk lapangan bermain Koefisien pengaliran (C) = 0,35 untuk lapangan bermain, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 374 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.85 x 1.42 x 1800 = 14,02 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,03 m 3 /hari - Untuk taman Koefisien pengaliran (C) = 0,13 untuk taman, dengan Curah hujan rata-rata 10 tahun terakhir (I) = 1,42 m/tahunluas daerah tangkapan (A) = 9000 m² Q limpasan = 0.0278 x C x I x A 0.0278 x 0.85 x 1.42 x 9000 = 14,02 m³ Lama hujan rata-rata pertahun Debit hujan sehari = 144 hari/tahun = 0,3 m 3 /hari 4.8Perencanaan Pada sub bab ini akan menjelasakan tentang pembagian zoning yang ada di dalam tapak. Pembagian zoning ini dibagi berdasarkan analisa yang sudah

26 dibahas sebelumnya.area komersil dan fasilitas tapak diletakkan di bagian utara selatan, agar para penduduk yang berada di dalam luar tapak dapat menjangkau fasilitas dengan mudah, sedangkan utntuk hunian dominan terletak di sisi timur agar adanya privacy untuk para penghuni yang berada di dalam tapak. 1 2 U Gambar 4.21Entrance Entrance ke dalam tapak hanya melalui jalan Halimah.Terdapat 2 pintu masuk agar tidak terjadi kepadatan di dalam tapak. Kontur B A A B Gambar 4.22 Kontur

27 + 4.20 + 3.60 Gambar 4.23 Potongan A-A + 4.20 + 3.60 +3.00 Gambar 4.24 Potongan B-B Berikut analisa zoning di dalam tapak : PRIVATE PUBLIK Gambar 4.25 Zoning

28 4 5 1 3 2 6 Hunian Fasilitas (Masjid, TK, Kios dan Pasar Terbuka) Kolam Penampungan Gambar 4.26 Zoning Tabel 4.6 Jenis Bangunan dan Ruang Terbuka No. Bangunan / Ruang Terbuka Gambar 1 Hunian (hunian terdiri dari rumah deret dan rumah susun) 2 Pasar Terbuka 3 Masjid

29 No. Bangunan / Ruang Terbuka Gambar 4 Kios 5 Taman Kanak-Kanak 6 Kolam Penampungan Peletakan SUDS di dalam tapak : Gambar 4.27 Aliran air hujan

30 Rainwater Harvesting Basin Swales Permeable Pavement Gambar 4.28 SUDS Control systems pada penerapan metode SUDS adalah sebagai berikut: 1. Rainwater harvesting Rainwater harvesting berupa tong tong penampungan yang di sediakan di tiap unit rumah guna menampung air hujan yang datang dari atap. Gambar 4.29Model Terasering Buatan Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

31 2. Terasering buatan Merupakan permukaan yang ditutupi oleh vegetasi sehingga air dapat meresap ke dalam tanah selama proses pengaliran. Saluran ini biasanya terintegrasi dengan ruang terbuka maupun tepi jalan. Gambar 4.30 DetailSwales Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual 3. Saluran filtrasi Merupakan media di atas permukaan tanah dimana di bawahnya terdapat material yang mampu menyimpan air. Air yang melewati permukaan berdaya serap ini mengisi ruang-ruang kosong di bawah permukaannya dan mengalirkan air tersebut ke dalam kolam penampungan Gambar 4.31 Model Saluran Filtrasi Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual

32 4. Kolam penampungan Kolam ini berfungsi untuk mewadahi air hujan yang datang dan juga mewadahi air hujan yang sudah di resapkan di tanah lalu dialirkan ke kolam penampungan Gambar 4.32 Kolam penampungan Sumber : Sustainable Urban Drainage Systems Design Manual