BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data. 1. Data Primer. mengenai kepemimpinan transformasional, work engagement, kinerja, dan OCB.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. kesimpulan deskriptif dan kesimpulan hipotesis. Penelitian ini didominasi

GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN EFEKNYA KEPADA KEPERCAYAAN TERHADAP PEMIMPIN SERTA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) adalah pelaksanaan job analysis, perencanaan SDM,

BAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masykarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas RI

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. segala kegiatan bisnis dan perekonomian, hal ini menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

BAB II TELAAH PUSTAKA. mengenai penelitian ini, berdasarkan variabel-variabel yang menjadi obyek

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

KEPRIBADIAN PROAKTIF DAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA JOB CRAFTING DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI Y DI KANTOR PUSAT PT. BANK BUKOPIN, TBK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa studi yang mengkorelasikan antara tingginya job. Perusahaan tidak lagi hanya mencari calon karyawan yang memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

yang memiliki peran penting dalam perusahaan karena mereka akan berhubungan dengan para pelanggan. Dalam masyarakat, karyawan pemasaran sering kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang mendefinisikan work engagement adalah tingkat keterikatan fisik,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Panjang (RPJP) Pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan UU No.8 Tahun1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Komitmen telah menunjukkan pengaruh yang kuat pada keinginan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang handal pada

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa untuk mencapai Indonesia Sehat pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Era globalisasi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada

BAB I PENDAHULUAN. Hunt et al. (2000) menyatakan bahwa ekonomi global sedang dipenuhi dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Kahn (1990) mendefinisikan engagement sebagai hasrat karyawan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi atau perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN WORK ENGAGEMENT PADA PEGAWAI PELAKSANA PERUM PERHUTANI KBM SAR WIL II CEPU

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga banyak yang menyebut keterikatan kerja merupakan old wine in

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BABI PENDAHULUAN. Abad 21 telah mengantarkan pada sebuah lingkungan kerja yang. memuat baik ancaman maupun kesempatan bagi organisasi publik dan

BAB I PENDAHULUAN. ekstra, baik ditinjau dari segi kebijakan pemerintah maupun persoalan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Era globalisasi ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sumber daya manusia dipandang semakin besar. menyadari bahwa unsur manusia dalam perusahaan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional Indonesia menuju negara maju tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa keadilan bagi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa adalah bentuk organisasi dengan tujuan utama untuk menghasilkan laba

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Definisi Perilaku Organisasi. meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang telah ditetapkannya sendiri. Chaplin (2006) Life Satisfaction adalah satu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergantian manajer wilayah yang terjadi pada BUMN adalah suatu hal yang biasa terjadi, salah satunya pada PT. Kimia Farma, Tbk. Pergantian manajer wilayah tersebut dilakukan agar ada pemerataan kualitas cabang perusahaan di seluruh Indonesia. Di Indonesia terdapat 46 cabang PT. Kimia Farma, Tbk, salah satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016 dilakukan pergantian manajer wilayah pada PT.Kimia Farma, Tbk cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pengkaderan dan evaluasi menjadi data penting untuk manajer yang baru dalam meningkatkan kinerja PT. Kimia Farma, Tbk cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pergantian manajer yang terjadi di PT. Kimia Farma, Tbk adalah pergantian yang singkat. Pergantian manajer dalam waktu singkat bisa menjadi salah satu keputusan yang tepat karena pemerataan kualitas bisa segera dilaksanakan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa dampak dari pergantian tersebut akan muncul. Salah satu dampaknya adalah evaluasi yang kurang maksimal sehingga berdampak pada data hasil evaluasi, khususnya hasil evaluasi kinerja SDM. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan manajer PT. Kimia Farma, Tbk wilayah Solo Raya dan Madiun Raya, maka dibutuhkan dan telah disetujui evaluasi secara mendalam pada kinerja SDM. Beberapa hasil evaluasi kinerja tersebut nantinya akan menjadi data acuan bagi perusahaan dalam 1

2 mengembangkan PT. Kimia Farma, Tbk wilayah Solo Raya dan Madiun Raya, khususnya peningkatan kinerja SDM. Beberapa evaluasi yang telah disetujui oleh manajer PT. Kimia Farma, Tbk wilayah Solo Raya dan Madiun Raya di antaranya adalah: Tabel I.1. Tabel kesepakatan evaluasi PT. Kimia Farma, Tbk, Wilayah Solo Raya dan Madiun Raya NO Hal yang akan dievaluasi Tindakan dan Tujuan Evaluasi 1 Karakter Pemimpin Menilai karakter pemimpin outlet dan sebagai data acuan kaderisasi pimpinan outlet. 2 Rasa nyaman dan giat bekerja pada karyawan dalam bekerja 3 Kinerja dan karakter karyawan yang mau bekerja diluar deskripsi kerja. Mengetahui sejauh mana karyawan menikmati dan merasa nyaman pada pekerjaan yang dikerjakan. - Mengetahui peran pemimpin yang berdampak pada kinerja dan karakter karyawan dalam bekerja diluar deskripsi kerja (rasa sukarela dalam bekerja). - Mengetahui apakah kualitas pemimpin menjadi aktor utama pada kinerja dan karakter karyawan, atau pada kenyataanya kinerja dan karakter karyawan muncul karena stimulus pada karyawan seperti rasa giat dan nyaman pada karyawan dalam bekerja.

3 Untuk melakukan evaluasi tersebut peneliti melakukan penelitian berdasarkan keilmuan sumberdaya manusia. Ada beberapa variabel yang menjadi landasan dalam melakukan evaluasi, di antaranya adalah kepemimpinan transformasional untuk mengevaluasi karakter dan kinerja pimpinan outlet, work engagement untuk mengevaluasi rasa giat dan nyaman pada karyawan dalam bekerja, kinerja karyawan untuk mengevaluasi kualitas kerja karyawan, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) untuk mengevaluasi sejauh mana karyawan mau bertindak mendukung tujuan organisasi tanpa berdasarkan deskripsi kerja yang telah di atur (rasa sukarela dalam bekerja). Variabel Work engagement, kinerja karyawan, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) digunakan untuk mengevaluasi karyawan. Variabel kepemimpinan transformasional digunakan untuk mengevaluasi pimpinan outlet. Kinerja menjadi sangat penting bagi sebuah organisasi karena berkaitan dengan tindakantindakan yang sesuai dengan tujuan organisasi. Kinerja dideskripsikan sebagai perilaku atau tindakan yang relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi (McCloy, Campbell & Cudeck, 1994). Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas kerja yang tinggi (Campbell, 1998). Selain kinerja, organizational citizenship behavior (OCB) juga menjadi faktor keberhasilan suatu organisasi (Lian & Tui, 2012). Menurut Podsakoff, Mackenzie, Pain dan Bachrach (2000), OCB adalah perilaku individu yang flexsibel, tidak secara langsung diketahui atau dihargai oleh sistem reward yang formal di organisasi namun secara keseluruhan memberikan kontribusi terhadap efektivitas organisasi. Greenberg dan Baron (2003) mendefinisikan OCB sebagai perilaku yang bersifat informal, melebihi harapan normal organisasi dan semuanya itu pada akhirnya dapat menjadikan kesejahteraan organisasi. Work engagement karyawan terhadap pekerjaan berdampak positif terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Karyawan yang terikat dengan pekerjaan yang dikerjakan

4 akan memiliki energi dan keterikatan dengan aktivitas kerjanya, dan mereka mampu mengatasi apapun tuntutan kerja yang diterima (Schaufeli & Bakker, 2003). Work engagement adalah sesuatu yang positif, kepuasan, dan kondisi motivasi yang berkaitan dengan pekerjaan, serta berkebalikan dengan kejenuhan seseorang ketika melakukan pekerjaan (Bakker & Leiter, 2010). Tiga dimensi work engagement adalah vigor, dedication, dan absorption. Vigor ditandai dengan tingginya tingkat energi dan ketahanan mental saat bekerja, kemauan seseorang untuk memberikan usaha maksimal pada pekerjaan yang dilakukan, dan ketekunan bahkan dalam menghadapi kesulitan. Dedication mengacu pada keterikatan, antusiasme, inspirasi, rasa bangga, dan tantangan pada pekerjaan yang dilakukan. Absorbtion ditandai dengan ada rasa bahagia dan fokus ketika bekerja, sehingga seseorang merasa waktu berlalu dengan cepat, serta memiliki rasa memiliki pada pekerjaan yang dikerjakan. (Schaufeli, Salanova, Gonzales-Roma, & Bakker, 2002). Untuk mendorong karyawan menuju ke arah yang lebih baik, maka dibutuhkan pemimpin transformasional yang mampu memotivasi dan menginspirasi karyawan (Bass, 1991). Kepemimpinan transformasional terjadi ketika pemimpin memenuhi kebutuhan karyawan, ketika pemimpin membangkitkan kesadaran terhadap tujuan dan misi organisasi, dan ketika pemimpin menggerakkan karyawan untuk melihat kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi (Bass, 1991). Dampak positif kepemimpinan transformasional adalah pemimpin mampu menginspirasi karyawan, menumbuhkan ikatan emosional dengan karyawan, dan pemimpin mampu mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik (Bass,1991). Penelitian ini adalah modifikasi dari penggabungan dua penelitian. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Babcock-Roberson dan Strickland (2010) yang meneliti tentang hubungan antara kepemimpinan yang berkharisma, work engagement, dan OCB. Penelitian tersebut membuktikan

5 bahwa ketika pemimpin menunjukkan perilaku yang berkharisma pada karyawan, maka karyawan tersebut akan terikat pada pekerjaan yang dilakukan, yang selanjutnya berdampak pada OCB. Penelitian kedua dilakukan oleh Pourbarkhordari, Zhou, dan Pourkarimi (2016) yang meneliti tentang hubungan antara kepemimpinan transformasional, work engagement, dan kinerja karyawan. Hasil dari penelitian tersebut adalah ada hubungan positif pada kepemimpinan transformasional dan kinerja karyawan yang dimediasi oleh variabel work engagement. Hubungan positif tersebut ditandai dengan ketika pemimpin memotivasi, bertindak baik, dan mendorong karyawan untuk lebih maju, maka karyawan terikat dengan pekerjaannya, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja karyawan. Selain melakukan evaluasi kerja pada PT. Kimia Farma, Tbk wilayah Solo Raya dan Madiun Raya, peneliti juga meneliti hubungan kepemimpinan transformasional pada OCB yang dimediasi oleh variabel work engagement. Tujuan dari meneliti hubungan tersebut adalah karena belum ada penelitian terdahulu yang secara spesifik memberikan hasil dari hubungan antara kepemimpinan transformasional, work engagement, dan OCB. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui apakah hubungan kepemimpinan transformasional pada OCB terjadi secara langsung atau terjadi karena ada faktor lain yang menjembatani hubungan tersebut, seperti pengaruh dari work engagement yang muncul dari kepemimpinan transformasional yang berdampak pada OCB. Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Transformasional pada Kinerja Karyawan dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang dimediasi oleh Work Engagement. B. Perumusan Masalah

6 Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh pada kinerja? 2. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh pada OCB? 3. Apakah work engagement berpengaruh pada OCB? 4. Apakah work engagement memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional pada OCB? 5. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh pada work engagement? 6. Apakah work engagement berpengaruh pada kinerja? 7. Apakah work engagement memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional pada kinerja? C. Tujuan Penelitian Berdasarakan identifikasi permasalahan, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji: 1. Pengaruh kepemimpinan transformasional pada kinerja. 2. Pengaruh kepemimpinan transformasional pada OCB. 3. Pengaruh work engagement pada OCB 4. Pengaruh kepemimpinan transformasional pada OCB dengan work engagement sebagai variabel mediasi. 5. Pengaruh kepemimpinan transformasional berpengaruh pada work engagement. 6. Pengaruh work engagement pada kinerja 7. Pengaruh kepemimpinan transformasional pada kinerja dengan work engagement sebagai variabel mediasi. D. Manfaat Penelitian

7 Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam hal manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini memberikan manfaat pada pengembangan ilmu Manajemen pada umumnya, dan khususnya Manajemen Sumberdaya Manusia dengan topik kepemimpinan transformasional, work engagement, kinerja karyawan, dan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi, masukan data ataupun literatur bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini menjadi hasil evaluasi kinerja SDM di PT. Kimia Farma, Tbk wilayah Solo Raya dan Madiun Raya. Hasil evaluasi tersebut menjadi dasar pandangan manajer wilayah yang baru dalam mengembangkan kinerja SDM di PT. Kimia Farma, Tbk wilayah Solo Raya dan Madiun Raya. E. Orisinalitas Penelitian Model penelitian ini adalah modifikasi dari penelitian dua sebelumnya. Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Pourbarkhordari et al. (2016) yang meneliti hubungan kepemimpinan transformasional dan pengaruhnya pada kinerja melalui work engagement. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Babcock-reberson dan Strickland (2010) yang meneliti hubungan kepemimpinan yang berkharisma, work engangement, dan OCB. Berdasarkan modifikasi dari penelitian tersebut, maka penelitian ini meneliti pengaruh kepemimpinan transformasional pada kinerja karyawan dan OCB yang dimediasi oleh work engagement di PT. Kimia Farma, Tbk wilayah Solo Raya dan Madiun Raya.