LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

Dr. Abdul Syukur Drs, MM Nama : NPP NPP :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diazepam adalah obat esensial golongan benzodiazepin yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak sekali kita ditemukan kasus dimana remaja laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

Jual obat penenang alprazolam

Pengobatan Gangguan Ansietas di Klinik

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolesense adalah periode perkembangan selama individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

Apa fungsi obat xanax

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan narkoba menjadi salah satu faktor banyaknya terjadi kasus

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen pokok yang harus selalu tersedia dan tidak tergantikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Della Alvialli Suwanto, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

Bagaimana menghadapi anak dengan kejang dan epilepsi ; Peran orangtua. dr. Setyo Handryastuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis

STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan zaman yang terus berubah (Junaedi dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 4. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKALatihan Soal 4.2

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. medis merupakan suatu bentuk penyalahgunaan yang dapat berakibat fatal di

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan istilah alcoholism (ketagihan alkohol), istilah ini pertama kali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor Penyebab dan Peranan Orang Tua terhadap Remaja Penyalahguna Narkoba di Yayasan Lantera Minangkabau. Oleh: Melyulida Putri

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) semakin marak terdengar dari usia

SAY NO TO DRUGS Nama : Nanda Abilla Aryaguna Nim : Prodi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Penggunaan Trihexyphenidyl pada Remaja di BNN Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Farmaka Volume 15 Nomor 4 1

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TATALAKSANA PEMBERIAN OBAT SEDATIF, HIPNOTIK DAN ANKHIOLITIK (SEDATIVES, HYPNOTIC, AND ANXIOLYTIC DRUGS)

Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Obat Keras di Pasaran: Studi pada Balai Besar Pengawas Obat Makanan (BB POM) Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

INTISARI GAMBARAN TEMPAT PENYIMPANAN DAN KELENGKAPAN ADMINISTRATIF RESEP NARKOTIKA DI APOTEK KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

Transkripsi:

NIM Nama Program Studi JUDUL (Bhs.Indonesia) JUDUL (Bhs.Inggris) Abstrak (Bhs.Indonesia) : LAPORAN TUGAS AKHIR FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131 : A24.2011.00315 : Inten Mautia Lutfiani : Penyiaran- D3 : Pengarah Acara dalam Produksi Program News Investigasi INTIP (Investigasi Tiap Pekan) Penyalahgunaan Obat Penenang : Program Director in Production News Investigation Program INTIP (Investigasi Tiap Pekan ) episode "Sedative Abuse" Obat penenang Trihexphenidyl dan Xanax adalah obat yang bergolong G, dimana obat yang bergolongan G adalah obat jenis psikotropika dan saat pembelian obat tersebut harus disertai resep dari dokter. Namun di era sekarang banyak remaja yang mengkonsumsi obat tersebut sebagai pelampiasan untuk menghilangkan masalah mereka. Dengan adanya kejadian tersebut, penulis memproduksi program news investigasi membahas obat penenang yang disalahgunakan. Untuk lebih jauh membahas tentang obat penenang Trihexphenidyl dan Xanax maka dibuat sebuah program news investigasi INTIP episode penyalahgunaan obat penenang. Dalam investigasi ini penulis berperan sebagai pengarah acara. Sebagai seorang pengarah acara harus bertanggungjawab terhadap kreativitas dan kwalitas gambar serta bertanggungjawab dengan keseluruhan program acara. Program news investigasi INTIP diharapkan mampu memberikan informasi mengenai obat obat yang berbahaya dan sebagai media pembelajaran bagi remaja dan orang tua. Abstrak (Bhs.Inggris) : Trihexphenidyl and sedative Xanax is a drug that bergolong G, where G is the drug diversified types of psychotropic medications and the time of purchasing the drugs must be accompanied by a prescription from a doctor. However, in the present era many teenagers who consume the drug as an outlet to get rid of their problems. Given these events, the authors discuss the investigative news program produces sedative abused. To further discuss the sedative Xanax Trihexphenidyl and then made a peep investigative news program episode sedative abuse. In this investigation the authors act as the director. As an event director shall be responsible for the creativity and quality of the image and is responsible for the

overall program. Investigative news program voyeur expected to provide information about dangerous drugs and drugs as a medium of learning for teens and parents. Dekan Fakultas Ilmu Komputer Verifikator Dr. Abdul Syukur Drs, MM Nama : NPP 0686.11.1992.017 NPP :

PRODUKSI PROGRAM NEWS INVESTIAGSI INTIP (INVESTIGASI TIAP PEKAN) EPISODE PENYALAHGUNAAN OBAT PENENANG Inten Mautia Lutfiani A24.2011.00315 Penyiaran D-3 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Abstrak Obat penenang Trihexphenidyl dan Xanax adalah obat yang bergolong G, dimana obat yang bergolongan G adalah obat jenis psikotropika dan saat pembelian obat tersebut harus disertai resep dari dokter. Namun di era sekarang banyak remaja yang mengkonsumsi obat tersebut sebagai pelampiasan untuk menghilangkan masalah mereka. Dengan adanya kejadian tersebut, penulis memproduksi program news investigasi membahas obat penenang yang disalahgunakan. Untuk lebih jauh membahas tentang obat penenang Trihexphenidyl dan Xanax maka dibuat sebuah program news investigasi INTIP episode penyalahgunaan obat penenang. Dalam investigasi ini penulis berperan sebagai pengarah acara. Sebagai seorang pengarah acara harus bertanggungjawab terhadap kreativitas dan kwalitas gambar serta bertanggungjawab dengan keseluruhan program acara. Program news investigasi INTIP diharapkan mampu memberikan informasi mengenai obat obat yang berbahaya dan sebagai media pembelajaran bagi remaja dan orang tua. Kata Kunci : News, Investigasi, Obat, Pengarah Acara, Obat Penenang, Psikotropika Pergaulan anak muda zaman sekarang sangat memprihatinkan padahal mereka adalah generasi muda untuk suatu bangsa. Tidak dipungkiri, banyak anak muda yang terjerumus dalam pergaulan yang negative salah satunya adalah obatobatan penenang yang seharusnya tidak dikonsumsi secara legal. Pergaulan anak muda sangat berperan penting terhadap perilaku dan tindakan para remaja, karena kebanyakan remaja lebih mengikuti teman bergaulnya dibandinglan dengan orang tua maupun guru mereka. Di zaman yang makin maju dengan perkembangan teknologinya, masyarakat khususnya generasi muda sangat membutuhkan perhatian khusus dalam mengikuti era pergaulan zaman sekarang, terutama bagi orang tua yang mempunyai anak di usia remaja. Berdasarkan data yang dirilis oleh BKKBN, ada beberapa contoh kenakalan remaja yang meningkat dari tahun ke tahun [1]:

1.Tingkat aborsi yang mencapai angka 700-800 ribu remaja 2.Narkoba dan miras 3.HIV/AIDS yang 70% merupakan remaja Adapula data hasil penelitian dari BNN (Badan Narkotika Nasional) yang bekerjasama dengan UI (Universitas Indonesia) menunjukkan bahwa 69% remaja menjadi kelompok teratur pakai narkoba dan 31% kelompok pecandu dengan proporsi laki-laki 79% dan perempuan 21% [2]. (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional fenomena kenakalan remaja di Indonesia 09 Februari 2011) Dari permasalahan tersebut, penulis terinspirasi untuk mengangkat tema tentang bagaimana pengedaran, pemakaian, bahayanya dan juga jenis-jenis obat penenang tersebut. Obat penenang adalah depresan yang tergolong pada kelompok obat yang disebut 'benzodiazepine'. Obat-obat ini diresepkan oleh para dokter untuk mengurangi stres, kecemasan, untuk membantu orang tidur dan kegunaan kedokteran lainnya. Biasanya obatobat ini berbentuk kapsul atau tablet. Obat golongan Benzodiazepine yang dikenal masyarakat sebagai obat penenang merupakan obat yang paling populer di dunia. Sejak ditemukan jenisnya pertama kali yang bernama Chlordiazepoxide oleh Leo Sternbach (1908 2005) pada 1957 dan diteruskan dengan ditemukannya Diazepam, obat golongan ini menjadi fenomena yang menakjubkan di kalangan medis. Kemampuannya yang bermula sebagai suatu sedatif (sifatnya membuat tidur) dan hipnotik lalu kemudian beranjak menjadi indikasi untuk hal yang lain. Saat ini, tersedia begitu banyak jenis Benzodiazepine di pasaran dengan berbagai merk baik yang paten maupun generik. Beberapa jenis yang terkenal adalah Diazepam, Alprazolam, Estazolam, Nitrazepam, Lorazepam, dan Clobazam. Masing-masing jenis Benzodiazepine ini dibedakan berdasarkan sifat farmakokinetiknya. Kegunaan Benzodiazepine saat ini terutama untuk penyebab penyakit yang dihubungkan dengan gangguan psikiatri dan non psikiatri seperti kesulitan tidur, menghilangkan kecemasan, pengobatan delirium

tremens, sedasi sebelum proses operasi, untuk menghilangkan kejang epilepsi dan juga pada spasme otot. Sifatnya yang segera dan efektif membuat banyak dokter menggunakan obat ini juga sebagai campuran untuk pengobatan pasienpasien dengan gangguan lambung yang dasarnya adalah fungsional (gejala psikosomatik) dan juga pasien-pasien gangguan jantung yang cemas. Penelitian yang dilakukan Wood, Katz dan Winger yang dimuat dalam pegangan WHO ini mengatakan 80 persen obat golongan Benzodiazepine diresepkan oleh dokter umum dan merupakan obat kedua terbanyak diresepkan setelah obat untuk jantung dan pembuluh darah. Sayangnya, penggunaan ini banyak yang tidak rasional dan menyalahi aturan dari peganganpegangan yang sudah diputuskan bersama oleh badan-badan organisasi kesehatan dan kesehatan mental di dunia. (health kompas.com, waspadai penggunaan obat penenang tak rasional, 20 Mei 2011). Bahaya pertama yaitu menimbulkan ketergantungan jika diminum setiap hari dalam jangka waktu tertentu. Apabila sudah menimbulkan ketergantungan, ketika konsumsi obat dihentikan maka akan menimbulkan gejala putus obat (withdrawal). Withdrawal (gejala putus obat) bermacam macam jenisnya dan dapat melibatkan semua organ tubuh. Mulai yang ringan seperti merasa pikiran tidak enak, mual, muntah,panik,cemas dll sampai yang dapat menimbulkan kematian semisal seizure (kejang kejang) dan kenaikan tekanan darah. Bahaya kedua yaitu jika seseorang mengkonsumsi rutin obat ini maka dalam waktu tertentu dosis obat tersebut menjadi tidak mempan (istilahnya toleransi) dan untuk mencapai efek yang sama diperlukan tambahan dosis. Apabila dosis tidak dinaikkan, akan menimbulkan withdrawal tanpa kita mengurangi dosis. Dari pemaparan di atas, penulis jadi tahu bagaimana bahaya dari mengkonsumsi obat penenang tersebut, maka dari itu penulis ingin membuat sebuah karya dalam bentuk program berita investigasi yang berjudul INTIP, dengan harapan program acara ini dapat memberi informasi mengenai pengedaran dan

pemakaian obat-obat penenang, agar masyarakat terutama para orang tua dapat meminimalisir adanya peredaran obat-obat penenang di masyarakat. Sinopsis Program yang berudurasi kurang lebih 20 menit ini menginformasikan lebih detail mengenai obat penenang, di segmen pertama INTIP menjelaskan apakah obat penenang itu, kemudian di segmen kedua INTIP mencoba mengikuti seorang pengedar bagaimana cara dia mendapatkan obat tersebut, dan mengedarkannya, lalu siapa saja yang mengkonsumsi, bagaimana caranya membeli obat penenang, kemudian dilanjutkan memberi informasi obat apa yang termasuk dalam jenis obat penenang, dan alasan para remaja untuk mengkonsumsi obat penenang itu sendiri, lalu di segmen terakhir INTIP akan lebih menjelaskan apa sebenarnya efek samping dan bahaya yang akan ditimbulkan jika menggunakan obat penenang dengan melebihi dosis yang tidak sesuai anjuran dokter. Segmen 1 1. Opening Tune 2. Cuplikan gambar segmen 3. Host opening (in frame ) 4. Bridging 5. Gambar Pergaulan remaja 6. Gambar obat penenang, orang depresi, saraf (dubbing menjelaskan tentang obat penenang) 7. Bumper out Segmen 2 1. Bumper in 2. Host (segmen 2) 3. Bridging 4. Gambar ikut jalan si pengedar menuju rumahnya 5. Pengedar (menjelaskan tentang pengedaran obat) 6. Insert Pemakai (dubbing mengenai obat bergolongan G, untuk mengantar ke pemakai) 7. Pemakai(menjelaskan bagaimana cara mendapatkan obat, dan apa saja yang di konsumsi) 8. Gambar obat trihexypenidyl dan Xanax, Gambar Jalan ke apotik (dubbing mengenai obat yang dikonsumsi adalah trihex dan Xanax) Treatmen

9. apotik (wawancara dengan pemilik apotik) 10. Insert Gambar apotik (dubbing menjelaskan bahwa pihak apotik memerlukan resep untuk obat trihex) 11. Bumper Out Segmen 3 1. Bumper in 2. Insert Dr.zaenal (dubbing mengenai apa efek samping dan bahaya dari obat trihex dan Xanax) 3. Dr.zaenal(menjelaskan mengenai obat trihex) 4. Insert Dr.Zaenal (dubbing mengenai resep dokter yang diperlukan untuk membeli obat trihex) 5. Dr. Zaenal (menjelaskan mengapa obat trihex perlu resep dokter untuk dikonsumsi) 6. Insert Dr.zaenal (dubbing mengenai obat Xanax) 7. Dr. Zaenal (menjelaskan mengenai obat Xanax) 8. Gambar kalangan remaja dan keluarga 9. Host closing 10. Credit title

Sumber dari buku : DAFTAR PUSTAKA Santana Septiawan K. (2009), Jurnalisme Investigasi, edisi revisi, Jakarta Yayasan Obor Indonesia. Rukmananda Naratama. (2004), Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grarindo Satria, (2008) Pengertian Televisi, Stasiun Televisi, dan Stasiun Televisi IT Global. Heriyanto. (2000), Produksi-Acara Televisi, MMTC, Yogyakarta. Fiske John, Hartly John. Reading Television. Jakarta : Grasindo Gunawan,Drs.B.Guntur. (2007). Proses Produksi Acara Televisi. Jakarta: Balai Diklat LPP TVRI Robert Greene, Berita Investigasi, 2009. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Goenawan Mohammad, Jurnalisme Investigasi, 2009, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Paul N Williams, Investigative Reporting and Writing, 2009, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Sheila Coronel, Langkah Liputan Investigasi, 2009, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Dja far H Assegaf, Berita. 2009, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Sumber dari : Tesis atau Skripsi Lalu Hendri Bagus. (2013). Crew Produksi Program Televisi Dan Tugasnya. Institut Seni Indonesia Yogyakarta Sumber dari : Internet Dr.Andri, SP. KJ (2011) waspadai penggunaan obat penenang tak rasional. Kompas.com. Di update tanggal 20 Mei 2011, di akses 25 April 2014 Dr.Andri, SP. KJ (2011) Agar tak ketergatungan obat. Kompas.com. Di update tanggal 23 Februari 2012, di akses 25 April 2014 Hangugan. (2010) Pengarah Acara Program Director. Wordpress. Diakses 20 Juni 2014