BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibidang makanan dan minuman cepat saji. Pertumbuhan bisnis makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:30) kualitas produk adalah totalitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, pelanggan menghadapi lebih banyak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini, setiap manusia ataupun setiap makhluk hidup memilki kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat melalui sarana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. berharga. Wisata kuliner Indonesia merupakan industri pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN. mana yang dapat dipercaya, sehingga masing-masing perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus siap menghadapi situasi yang semakin bersaing. Perusahaan-perusahaan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era informasi yang sedang berkembang dengan cepat dan pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Ndubisi dan Moi (2005) mengatakan bahwa pembelian ulang (repurchase)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

I. PENDAHULUAN. membina kehidupan. Kebutuhan esensial tersebut adalah makan dan minum

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

NIM : B FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen diduga muncul dikarenakan harga dan store atmosphere

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

terus berlomba-lomba untuk menawarkan produknya agar dapat dikenal

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara lebih memuaskan konsumen dari pada yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kebutuhan manusia yang tidak dapat ditunda-tunda dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. nama RODEX Tours & Travel merupakan perusahaan jasa yag memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia kuliner baik yang berorientasi pada makanan, roti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. usahanya (Peraturan Menteri Kesehatan No.304 Tahun 1989) rumah makan, yang salah satunya adalah rumah makan pondok zam-zam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan situasi perekonomian semakin pesat, terlebih pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan di masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Philip Kotler (2010;153)

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2012). Tidak terkecuali usaha dalam

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan bisnis makanan dan minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia. Berbagai tempat bisnis makanan dan minuman menawarkan produknya dalam berbagai banyak bentuk yang bermunculan. Mulai dari yang sederhana hingga yang mewah, dan umumnya berlokasi di daerah-daerah yang strategis. Hal ini disebabkan karena makanan dan minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang. Dewasa ini khususnya kota Medan, usaha kuliner menunjukkan pertumbuhan yang relatif pesat, terbukti dari banyaknya restoran asing cepat saji yang merambat kota Medan. Jenis restoran-restoran ini umumnya berada di lokasi yang strategis, sementara restoran-restoran tradisional yang relatif lambat dalam pelayanan,relatif kalah bersaing di lokasi dimana restoran cepat saji tersebut. Tampilan restoran cepat saji ini, mulai dari lokasi, jenis dan rasa makanan, penataan, system pelayanan, dan sebagainya membawa kesan bagi sebagian orang bahwa citra restoran tersebut mewah atau bergengsi. Lokasi yang strategis juga dapat membawa pelanggan untuk tetap loyal terhadap produk yang perusahaan tawarkan. Bahkan tidak dipungkiri restoran semacam ini tidak hanya dimanfaatkan untuk tempat makan saja, tetapi juga untuk tempat perayaan acara-acara ulang tahun, syukuran dan sebagainya. 1

2 Ketika calon konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk sebenarnya mereka memiliki alasan-alasan tertentu dalam memilih sebuah produk, misalnya merasa puas dengan kualitas dan pelayanan yang ditawarkan perusahaan. Jika konsumen tidak memiliki pengalaman dengan suatu produk, mereka cenderung untuk mempercayai merek yang disukai atau yang terkenal (Schiffman dan Kanuk 2008:173). Karena pertumbuhan yang sangat pesat di industri jasa makanan, khusunya restoran cepat saji, menyebabkan hampir semua usaha yang bergerak dalam bidang makanan tersebut menjadi sadar (aware) akan posisi persaingan industri. Hal tersebut setidaknya memaksa para pebisnis makanan harus mempertahankan keunggulan bersaing usahanya. Untuk mencapai tujuan dari setiap perusahaan yang bersaing tidaklah mudah, diperlukan strategi-strategi khusus untuk memenangkan persaingan. Untuk itu setiap bisnis restoran berusaha meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaan dengan cara memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibanding dengan pesaing untuk dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Setiap perusahaan tidak akan terlepas dari sebuah merek untuk menandakan eksistensi perusahaan tersebut dimata konsumen. Kotler (dalam Hambali, 2012:17) mendefinisikan merek sebagai nama, tanda, symbol, desain,atau kombinasi dari halhal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi (membedakan) barang atau jasa suatu penjual dari barang dan jasa penjual lainnya.

3 Membangun citra terhadap konsumen, perusahaan juga harus dapat membuat langkah-langkah strategis untuk terus dapat berkompetisi dengan para pesaingnya. Salah satu yang dapat dilakukan dengan cara untuk dapat mengetahui, mengolah, dan memperbaiki Nilai Emosional yang dirasakan oleh konsumen. Strategi yang perlu dilakukan oleh pengusaha bisnis cepat saji adalah dengan memberikan produk yang berkualitas. Kompetisi yang semakin ketat dan maraknya inovasi yang melahirkan produk-produk berkualitas membanjiri pasar menjadikan pilihan pelanggan semakin banyak. Kualitas sangat penting bagi strategi, tanpa kualitas produk yang baik produk tersebut bisa disebut dengan produk rata-rata atau sama. Sebagai pelaku bisnis makanan cepat saji harus menyiapkan rencana pemasaran yang meliputi keputusan mengenai pasar sasaran, ragam, pengolahan produk, dan suasana toko agar pelanggan tertarik. Alasan inilah yang mendorong perusahaan untuk memperkuat posisi mereknya agar tercipta brand image yang positif dan menancap kuat di benak konsumen karena melalui brand image (citra merek) konsumen mampu mengenali sebuah produk, mengevaluasi kualitas, mengurangi resiko pembelian, dan memperoleh pengalaman dan kepuasan dari diferensiasi produk tersebut (Lin dkk, 2007:122). Citra merek yang baik akan menjadi prioritas utama yang dijadikan acuan bagi konsumen sebelum melakukan pembelian. Citra merek yang positif bagi konsumen, maka akan berdampak positif pula terhadap keberlangsungan hidup

4 perusahaan, karena dengan demikian akan membuka peluang yang besar dan memperoleh kepercayaan konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Selain faktor citra merek diduga ada faktor lain yang dapat menarik minat konsumen untuk membeli suatu produk, yaitu nilai emosional. Kaitannya dengan bisnis makanan cepat saji dimana perusahaan dituntut menumbuhkan emosi positif sehingga ketika suatu produk digunakan atau dikonsumsi akan memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumennya. Keunggulan tersebut diharapkan pemasar dapat menguatkan nilai emosional pelanggan dalam loyalitas konsumen. Nilai emosional memilki pengaruh yang cukup unik dalam loyalitas pelanggan. Karena emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak baik rangsangan dari luar maupun dari dalam individu. Ma ruf (2005:56) Nilai Emosional merupakan motivasi yang berkaitan dengan perasaan, baik itu keindahan, gengsi, atau perasaan lainnya termasuk bahkan iba atau rasa marah. Nilai emosional begitu berpengaruh pada loyalitas pelanggan seperti pengalaman dari teman atau ada faktor yang lainnya. Pelanggan yang loyal merupakan kunci sukses suatu bisnis atau usaha. Mempertahankan pelanggan yang loyal memang harus mendapatkan proritas yang paling utama daripada mendapatkan pelanggan baru. Hal ini disebabkan bahwa untuk merekrut atau mendapatkan

5 pelanggan baru bukanlah hal yang mudah dan memerlukan biaya yang banyak, maka sangat merugikan bila perusahaan melepas pelanggan yang loyal. Loyalitas pelanggan didapat melalui terciptanya nilai emosional positif yang tinggi atas produk yang dikonsumsi, dimana pelanggan merasa puas dan harapannya terpenuhi sehingga mengarah kepada loyalitas. Menurut Swatha dan Irawan (dalam Sarmita, 2013) faktor faktor yang mempengaruhi akan loyalitas adalah harga, produk, lokasi penjual yang strategis dan mudah dicapai, desain fisik tempat, kepuasan pelanggan, service / pelayanan yang ditawarkan pada pelanggan, kemampuan tenaga penjual dan promosi. Kepindahan pelanggan dari satu tempat ke tempat lain merupakan salah satu kadar ukuran yang paling nyata dalam bisnis kuliner belakang ini, bahwa pelanggan melihat suatu aliran nilai yang merosot dari suatu perusahaan. Pelanggan yang membeli atau mengkonsumsi suatu produk tidak terlepas dari citra merek yang baik pula sehingga pelanggan merasa puas atas kualitas produk yang dibelinya sehingga melakukan pembelian ulang produk yang sama. Citra merek yang baik akan menciptakan nilai emosional yang positif bagi pelanggan dan membentuk loyalitas bagi pelanggan. Setiap perusahaan tentunya menginginkan adanya loyalitas pada pelanggan yang pernah mencoba produk barang atau jasa yang mereka tawarkan. Saat ini banyak perusahaan yang berupaya untuk mengembangkan strategi yang efektif guna membangun, mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggannya, salah

6 satunya adalah perusahaan Rumah Burger yang bergerak di bidang makanan dan minuman cepat saji khusunya Western Food ( makanan barat) bagian Eropa. Perusahaan Rumah Burger ini adalah jenis usaha keluarga yang berdiri sejak bulan November 2009 hingga sekarang. Perusahaan ini menyediakan berbagai macam makanan western dan minuman juice buah segar seperti Burger Bleppot s, Spaghetti Bolognese Bleppot s Cheese, Beef Burger, French fries, alpukat, jeruk, kuini, lemon tea, mocca float, cappucino float, dan masih banyak produk yang disediakan. Selain itu desain tempatnya juga nyaman, duduk dan mengobrol dengan teman atau keluarga sambil menikmati makanan seperti berada dirumah sendiri dan ada juga tersedia tempat lesehan. Tetapi lokasi dari Rumah Burger sendiri bisa dibilang kurang strategis, karena untuk mencapai Rumah Burgernya harus masuk ke dalam gang kecil, namun hal ini tidak mengurangi niat pelanggan untuk berkunjung ke Rumah Burger, dan kembali untuk mengkonsumsi produk/jasa Rumah Burger tersebut. Dari jumlah data pelanggan yang diperoleh di Rumah Burger sendiri dimana perharinya bisa mencapai ±250 pelanggan yang datang. Dimana jumlah dalam seminggu dapat mencapai ±1750 pelanggan. Di bawah ini adalah data dari persentase pelanggan (olahan) yang mengkonsumsi makanan cepat saji di Rumah Burger Medan yaitu :

7 Tabel 1.1 Jumlah Rata-rata Pelanggan Rumah Burger Medan Bulan Januari 2014 No. Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan Persentase Pelanggan 1 Pelajar/ Mahasiswa 2600 26% 2 Umum 1560 15,6% 3 Wiraswasta 1430 14,3% 4 Pegawai Negeri/Swasta 1040 10,4% Sumber : Rumah Burger Medan (diolah) Dari tabel 1.1 jumlah data pelanggan yang diperoleh dari hasil wawancara di atas dan diolah oleh penulis, menujukkan sebesar 26% pengunjung pelajar/mahasiswa yang paling banyak untuk membeli produk-produk Rumah Burger Medan. Hal ini dilihat dari jumlah tersebut, pelanggan yang dominan atau lebih banyak berkunjung ke Rumah Burger ini beragam, tergantung pada jamnya dimana kalau pada jam makan siang lebih banyak Mahasiswa/Pelajar, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk orang biasa lainnya. Pada jam sore dimana waktunya pegawai swasta/negeri pulang kantor, sedangkan pada malam hari beragam kalangan yang dapat berkunjung ke Rumah Burger. Perusahaan Rumah Burger harus dapat bertahan dari pesaing sejenisnya. Apalagi dengan letak lokasi yang bisa dibilang kurang strategis namun citra merek dari Rumah Burger sendiri telah menancap di lidah pelanggan, sehingga

8 menimbulkan nilai emosional pelanggan untuk loyalitas terhadap produk/jasa yang ditawarkan dari Rumah Burger Medan tersebut. Dengan hal itu citra merek dari Rumah Burger ini memiliki keunikan tersendiri, dan mampu mendatangkan pelanggan dari kalangan mana saja. Namun lokasi Rumah Burger Medan ini bisa dibilang sangat dekat dengan pesaing utamanya yaitu: McDonald s Yuki Simpang Raya, Amaliun Food Court. Sedangkan dengan pesaing sejenis walaupun berbeda jarak adalah : Burger Gaboh yang terletak di jalan Diponogoro, Burger King terletak di Merdeka Walk, Gaboh Grill Burger di Johor Karya Wisata. Walaupun menyediakan Burger juga, tetapi Rumah Burger Medan ini selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang. Penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan yaitu hanya pada faktor citra merek dan nilai emosional. Dalam penelitian ini akan diteliti apakah variable-variabel citra merek dan nilai emosional pelanggan sebagai faktor penyebab rendah atau tingginya loyalitas pelanggan pada Rumah Burger Medan. Alasan memilih variable ini adalah karena secara teoritis citra merek dan nilai emosional dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan pada perusahaan makanan western di Rumah Burger Medan. Berdasarkan paparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Citra Merek Dan Nilai Emosional Terhadap Loyalitas Pelanggan Rumah Burger Jl. Medan Area Selatan Gg. Puri No. 8/909A Medan.

9 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan Rumah Burger Medan? 2. Bagaimana pengaruh nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan Rumah Burger Medan? 3. Bagaimana Pengaruh citra merek dan nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan Rumah Burger Medan? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam penelitian ini serta mengingat keterbasan waktu dan keterbatasan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh citra merek dan nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian ini difokuskan pada pelanggan Rumah Burger jalan Medan Area Selatan Gg. Puri No. 909A Medan. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

10 1. Apakah ada pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan pada rumah burger medan. 2. Apakah ada pengaruh nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan pada rumah burger medan. 3. Apakah ada pengaruh citra merek dan nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan pada rumah burger medan. 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Apakah terdapat pengaruh citra merek terhadap loyalitas pelanggan Rumah Burger Medan. 2. Apakah terdapat pengaruh nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan Rumah Burger Medan. 3. Apakah terdapat pengaruh citra merek dan nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan Rumah Burger Medan. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa kontribusi, yaitu: 1. Bagi peneliti Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis agar nantinya dapat membandingkan ilmu yang ada dalam perkuliahan atau teori dengan hal yang terjadi dalam dunia nyata. Serta memberikan pengalaman nyata dalam rangka

11 mengimplementasikan pengetahuan penulis dibidang pemasaran khususnya penelitian mengenai citra merek dan nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan yang terkait dengan penelitian. 3. Bagi Universitas Negeri Medan Bagi Universitas selaku lembaga pendidikan, semoga penelitian ini dapat memberikan input dalam pengembangan ilmu pengetahuaan. Selain itu juga untuk menambah literatur kepustakaan Universitas di bidang penelitian mengenai pengaruh citra merek dan nilai emosional terhadap loyalitas pelanggan. 4. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan referensi bagi pihak yang ingin mengembangkan penelitian sejenis pada masa yang akan datang.