PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perkembangan populasi ternak dan hasil produksinya merupakan gambaran tingkat ketersediaan sumber bahan protein nasional. Tingkat konsumsi yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan daging dan produksi ternak lainnya dan tingkat pendapatan rumah tangga. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2011) tercatat bahwa produksi daging dalam negeri pada tahun 2011 mencapai 2 juta ton terdiri dari daging sapi (481.990 ton), daging kerbau (37.112 ton), daging kambing (74.096 ton), daging domba (64.315 ton), daging ayam ras (820.597), daging ayam buras (341.705 ton), itik (29.356 ton) dan daging babi (235.193 ton). Produksi daging nasional antara tahun 2006 sampai 2011 menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan pertumbuhan produksi daging meningkat dari 1.415.421 ton pada tahun 2006 menjadi 2.084.364 pada tahun 2012 (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2011). Berdasarkan hasil awal Pendapatan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK) 2011, populasi sapi dan kerbau di Indonesia sebanyak 16,7 juta ekor atau tepatnya 16.707.204 ekor. Jumlah tersebut terdiri dari populasi sapi potong sebanyak 14.805.053 ekor, sapi perah sebanyak 597.135 ekor dan kerbau sebanyak 1.305.016 ekor (Deptan, 2011). Ternak kerbau memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia dengan maksud untuk mencapai pemenuhan konsumsi daging nasional yang
ditargetkan pemerintah sebesar 10,1 kg/kapita/tahun, tetapi hingga sekarang ratarata pemenuhan daging nasional sekitar 1,7 kg/kapita/tahun (Hilmiati, 2009). Hal tersebut menunjukkan konsumsi daging nasional masih jauh dari yang ditargetkan. Secara kuantitatif, ternak kerbau memiliki peluang untuk mensubstitusi sapi dalam rangka pemenuhan kebutuhan daging nasional. Ternak kerbau dan sapi merupakan hewan yang berbeda baik jenis maupun bangsanya, tetapi dalam hal produk, tidak ada perbedaan antara daging kerbau dengan daging sapi di pasar. Hampir di seluruh wilayah Indonesia daging kerbau dikenal sebagai daging sapi. Harapan kedepan adalah ternak kerbau mampu mensubtitusi daging sapi. Usaha pengembangan ternak kerbau tidak luput dari pengaruh pakan yang diberikan. Penyediaan pakan dalam rangka memenuhi pakan ternak kerbau sangatlah penting karena berpengaruh pada hasil ternak tersebut. Ketersediaan sumber pakan hijauan masih menjadi permasalahan utama di tingkat peternak ruminansia. Pada saat musim kemarau tiba, peternak terpaksa harus menjual dengan harga murah untuk mengatasi terbatasnya hijauan yang tersedia. Salah satu teknologi pembuatan pakan alternatif yang saat ini cukup berkembang adalah teknologi pembuatan pakan lengkap. Pakan lengkap yang merupakan salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan limbah pertanian dan limbah agroindustri dengan cara mencampurkan bahanbahan tersebut dengan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi baik kebutuhan serat kasar maupun zat-zat makanan lainnya. Potensi limbah pertanian dan limbah agroindustri untuk bahan baku pakan cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Produk yang berpotensi sebagai bahan pakan alternatif yang tersedia dalam jumlah besar dan tersedia sepanjang tahun umumnya dari limbah industri pengolahan hasil pertanian, misalnya dalam pengolahan produksi buah kopi. Perkebunan kopi yang dikelola oleh rakyat sampai saat ini terus berkembang di beberapa propinsi di Indonesia sehingga luasannya terus meningkat. Luas perkebunan kopi di Indosesia 1,31 juta hektar, dari luasan tersebut dapat diproduksi kopi sebanyak 686.768 ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010). Melyani (2010) menyatakan bahwa produksi kopi robusta mencapai 81% dari total produksi (sekitar 557 ribu ton) dan 19% untuk produksi kopi arabika (sekitar 131 ribu ton). Kulit luar kopi yang merupakan limbah hasil pengolahan buah kopi memiliki proporsi 40-45% (Simanihuruk et ai, 2009), sehingga jumlah limbah tersebut adalah sebanyak 752,6-846,7 ton/hari. Kulit buah kopi ini cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Dalam pengolahan kopi akan dihasilkan 45% kulit kopi, 5% kulit ari dan 40% biji kopi. Pemanfaatan kulit daging buah kopi sebagai bahan baku pakan belum dilakukan secara optimal saat ini. Hal ini dikarenakan adanya kandungan serat kasar terutama lignin yang relatif tinggi dalam limbah kulit kopi dan adanya kandungan antinutrisi berupa senyawa kafein dan tannin. Hal-hal tersebut yang mengakibatkan belum digunakannya bahan ini sebagai salah satu alternatif bahan baku pakan. Salah satu alternatif pengolahan limbah yang aman, relatif murah dan sering digunakan oleh masyarakat adalah pengolahan secara biologis, yakni pengolahan dengan memanfaatkan mikroorganisme yang akan melakukan proses biologis (bioprocess) dalam mengolah senyawa-senyawa yang tidak dibutuhkan
dalam bahan baku pakan dan mendapatkan senyawa yang diinginkan dalam proses pembuatan bahan pakan. Rumusan Masalah 1. Masalah yang dihadapi oleh peternak Kerbau Murrah salah satunya adalah pakan yang terbatas, sehingga diperlukan pakan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Sementara itu, hasil samping pertanian menghasilkan kulit daging buah kopi yang cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan alternatif. 2. Kulit daging buah kopi mengandung kandungan nutrisi yang tidak terlalu tinggi, oleh sebab itu perlu dilakukan langkah-langkah peningkatannya dengan cara fermentasi dengan menggunakan Mikroorganisme Lokal (Saccharomyces, Rhizopus dan Lactobacillus). Kerangka Pikiran Penelitian ini diawali oleh kerangka berpikir terkait dengan permasalahan aktual yang sedang dihadapi Indonesia saat ini yaitu peningkatan permintaan daging yang tidak diimbangi dengan produksi daging dalam negeri. Kerbau Murrah yang masih kurang diperhatikan dan dikembangkan dengan baik sehingga populasi ternak tersebut menurun yang dikarenakan masyarakat peternak menjual kerbaunya karena sedikitnya informasi dan keterbatasan pakan. Sementara itu, hasil samping pertanian menghasilkan kulit kopi yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak kerbau murrah. Secara skematik kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 1.
Kebutuhan daging Masyarakat Peternak Kerbau Murrah Pakan Populasi Kulit Kopi Limbah Kopi Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kulit daging buah kopi yang difermentasi dengan Mikroorganisme Lokal dalam konsentrat terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan kerbau murrah jantan (Bubalus bubalis). Hipotesa penelitian Pemberian kulit daging buah kopi yang difermentasi dengan Mikroorganisme Lokal memberikan pengaruh positif terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan pada kerbau murrah jantan (Bubalus bubalis).
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan referensi bagi peternak kerbau dalam upaya pengembangan kerbau murrah; sebagai bahan informasi bagi para peternak dalam menggunakan hasil samping kopi sebagai bahan pakan untuk ternak, bahan informasi bagi para peneliti, kalangan akademis atau instansi yang berhubungan dengan peternakan.