OPTIMASI JALAN PAHAT PROSES PEMESINAN CNC LATHE DAN ANALISA BIAYA PRODUKSI PEMBUATAN DEAD CENTER BERBANTUKAN CAD/CAM

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI JALAN PAHAT DAN ANALISIS BIAYA PRODUKSI PROSES PEMESINAN CNC LATHE PEMBUATAN PISTON MASTER CYLINDER REM SEPEDA MOTOR YAMAHA MENGGUNAKAN CAM

ALTERNATIF USULAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI PRODUK PIN PRINTER EPSON (Studi Kasus di Laboratorium SSML)

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

BAB IV SIMULASI PROSES PERMESINAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal. 1-8 ISSN , e-issn

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja S45C

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

PEMBUATAN MODEL POROS RODA DEPAN VESPA PADA MESIN BUBUT CNC EMCOTURN 242 MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOCAD 2004 DAN PROGRAM SIMULASI MASTERCAM X

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ALGORITMA PEMILIHAN DIAMETER PAHAT PROSES PEMESINAN POCKET 2-1/2D DENGAN METODA HIGH SPEED MACHINING


OPTIMASI PARAMETER PERMESINAN TERHADAP WAKTU PROSES PADA PEMROGRAMAN CNC MILLING DENGAN BERBASIS CAD/CAM

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUATAN POROS ALUMINIUM MENGGUNAKAN EMCO T.U CNC -2A SMKN2 PEKANBARU DENGAN ROUNDNESS TESTER MACHINE

PERBANDINGAN PROSES PEMESINAN SILINDER SLEEVE DENGAN CNC TIGA OPERATION PLAN DAN EMPAT OPERATION PLAN ABSTRACT

Pembuatan benda kerja poros beralur dan ulir dengan Mastercam Lathe 9

PEMBUATAN ADAPTER MILLING CNC MENGGUNAKAN CNC FANUC SERIES OI MATE TC BERBASIS SOFTWARE

- Berat material (W) = V. ρ...( Tek.Mek II Hal.85) - Harga material (HM) = W x HS Keterangan :

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 38-43

Analisa Perhitungan Waktu dan Biaya Produksi pada Proses Drilling

BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

Gambar I. 1 Mesin Bubut

2.4.2 Cetak Ulang 12

BUBUT CNC. Tol. Jumlah Bahan No Dokumen JST/MES/MES322/01 ± 0,05 1 Al = 28x120 Edisi 02 Berlaku Efektif 02 KONTUR LURUS. Skala 1.5 : 1 Digambar oleh

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOBIL KAYU DENGAN MESIN CNC ROUTER PADA INDUSTRI BATIK KAYU

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

Pengaruh Waktu Proses Permesinan dari Penetapan Urutan Pahat Proses terhadap Sumbu z

PERBEDAAN WAKTU PENGERJAAN PADA PEMOGRAMAN INCREMENTALDAN ABSOLUTE PADA MESIN CNC MILLING TU 3A. Aep Surahto 1)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SISTEM OPERASI MESIN MILLING CNC TRAINER

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

PERENCANAAN CAD CAM MESIN CNC MILLING ROUTER 3 AXIS DENGAN PERANGKAT LUNAK MASTERCAM

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

OLEH : I PUTU AGUNG MAHAPUTRA NIM

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

APLIKASI NEW HIGH SPEED MACHINING ROUGHING STRATEGY PADA MESIN CNC YCM EV1020A

B A B I I LANDASAN TEORI

Gatot Setyono 1. 1Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOBSHEET CNC DASAR. No. JST/MES/MES322/ 07 Revisi : 02 Tgl : 16 Agustus

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

Alfian Eko Hariyanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Optimalisasi Proses Parting pada Machining Benda Kerja Throttle

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN

PENGARUH KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL JIS G-3123 SS 41 DENGAN METODE TAGUCHI

PROSES REVERSE ENGINEERING MENGGUNAKAN LASER OPTICAL SCANNER TESIS

PENGARUH JENIS MATERIAL PAHAT POTONG DAN ARAH PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA EMS 45 PADA PROSES CNC MILLING

Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

PERENCANAAN PROSES CAD PRODUK BERKEPALA BAUT UNTUK APLIKASI CAM DENGAN MENERAPKAN METODE TO CORNER

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

ANALISIS PEMILIHAN STRATEGI PERMESINAN UNTUK PROSES PENGERJAAN LOWER DIE DRAW (STUDI KASUS DI PT MEKAR ARMADA JAYA)

PERANCANGAN MESIN PENEKUK PLAT MINI. Dalmasius Ganjar Subagio*)

tiap-tiap garis potong, dan mempermudah proses pengeditan. Pembuatan layer dapat

ANALISIS PENGARUH TOOLPATH PADA PEMBUATAN KACAMATA KAYU DENGAN MESIN CNC MILLING ROUTER 3 AXIS

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD.

BAB III 3 PEMODELAN SISTEM

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTEGRASI SISTEM INTERAKTIF DALAM SISTEM OPERASI MESIN BUBUT CNC UNTUK PENDIDIKAN

PELATIHAN PEMROGRAMAN CNC BERBASIS SOFTWARE CADCAM BAGI GURU TEKNIK MESIN SMK NEGERI 4 SEMARANG

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014,

PENGARUH LAJU PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PAHAT CARBIDE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BUBUT S45C KONDISI NORMAL DAN DIKERASKAN

PEMILIHAN STRATEGY PRA TOOLPATH LEADS AND LINKS UNTUK MENDAPATKAN WAKTU PEMOTONGAN INSOLE YANG MINIMAL

PENGARUH KESALAHAN DIMENSI TERHADAP KETELITIAN GERAK OUTPUT MESIN MILLING 3 AXES

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

Dasar Pemrograman Mesin Bubut CNC Type GSK 928 TE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I. Pengenalan Perangkat Lunak CAD/CAM dan Mastercam versi 9

KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

PENGARUH GRADE BATU GERINDA, KECEPATAN MEJA LONGITUDINAL, DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES GERINDA PERMUKAAN SKRIPSI

Dosen Pembimbing Ir. SAMPURNO, MT. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

MATERI PPM PRINSIP PEMBUATAN PROGRAM CNC (Metode, Struktur, dan Eksekusi Program)

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

(Sumber :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

PROSES PEMBUATAN SAKLAR TOGGLE SHAFT WELDED CIRCUIT BREAKER PADA CV. GLOBALINDO PERKASA ENGINEERING

STUDY TENTANG CUTTING FORCE MESIN BUBUT, PENGARUH RAKE ANGLE DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP TENAGA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMOTONGAN

MEKANIKA Volume 12 Nomor 1, September Keywords : Digital Position Read Out (DRO)

Transkripsi:

OPTIMASI JALAN PAHAT PROSES PEMESINAN CNC LATHE DAN ANALISA BIAYA PRODUKSI PEMBUATAN DEAD CENTER BERBANTUKAN CAD/CAM Efrizal Saputra 1, Anita Susilawati 2 Laboratorium CAD/CNC/CAM, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12.5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293, Indonesia 1 saputraefrizal@gmail.com, 2 anitasusilawati@yahoo.com. ABSTRACT CNC is a machining process using a computer program, which one of its function that can arrange toolpath used in NC Code. This study aim is to obtain an optimal toolpath on CNC lathe machining process for making a dead centre. The design of toolpath and simulation to know the time of the process of making dead centre use a software mastercam v9. This research method is done on the rough process of making the geometry shape of the workpiece using 3 schemes of the toolpath. longitudinal, surface to parallel and diametrical. The toolpath consists of two absolute and incremental reference methods. This research revealed the processing time of the scheme for the longitudinal absolute of 22 minutes 43 seconds, the surface to parallel scheme of 22 minutes 45 seconds and the diametrical scheme of 33 minutes 41 seconds. In the incremental scheme the timing process of the longitudinal scheme was 21 minutes 36 seconds, the surface to parallel scheme of 22 minutes 4 seconds and the diametrical scheme of 31 minutes 45 seconds. The fastest time in 3 schemes to making the dead centre was the longitudinal sceme, which used incremental method. the most economical cost for making the dead center using longitudinal incremental. Rp.112.635 and the most expensive using diametrical scheme Rp.116.941. Keyword: Absolute, CNC Lathe, Dead Center, Incremental, Simulation, Toolpath 1. Pendahuluan Dead center berfungsi menyangga ujung sebuah benda kerja berbentuk shaft atau poros pada saat dibubut, agar tidak goyang dan tidak lepas [1]. Saat ini penelitian tentang pemesinan terus dikembangkan, guna meningkatkan efisiensi pemesinan. Untuk meningkatkan efisiensi pemesinan digunakan CNC (computer numerically controlled) dengan berbantukan CAD (Computer Aided Design) dan CAM (Computer Aided Machine) [2]. Penggunaan CAD/CAM dalam proses manufaktur dapat menimalisasi waktu proses. Pinar, dkk 2005 [3] mengemukakan untuk meminimalisasi waktu proses dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu meminimalisasi toolpath parameters dan mengoptimalisasi cutting parameters. Pada mastercam terdapat lintasan pahat (toolpath) khususnya pada CNC turning, dimana lintasan pahat terdiri dari tiga jenis yaitu: lintasan pahat kasar (roughing), lintasan pahat halus (finishing) dan lintasan pahat potong (cutting) [4]. Pembuatan program suatu benda kerja menggunakan mesin CNC ada dua system titik referensi yaitu inkremen dan absolute. Program yang memakai metode inkremen yaitu titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah selalu berpindah sesuai dengan titik aktual yang dinyatakan terakhir pada tahap berikutnya. Sedang pada program absolute adalah pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi mesin berlangsung, jadi titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan [5]. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan lintasan pahat dengan memakai berbagai macam skema lintasan pahat untuk pembuatan dead center. Optimasi lintasan pahat berguna mencari waktu dan proses siklus yang optimal sehingga menurunkan biaya produksi untuk pembuatan dead center. Optimasi lintasan pahat memakai metoda simulasi berbantukan software Mastercam V9. Untuk pembuatan dead center menggunakan proses pemesinan dengan mesin CNC lathe. 2. Metode Penelitian ini membandingkan waktu pembuatan dead center menggunakan metoda simulasi memakai software Mastercam V9. Sehingga didapatkan waktu yang optimal dan dapat menurunkan biaya produksi berdasarkan lintasan pahat dan metode sistem antara inkremental dengan absolute. Tahapan metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1April 2018 1

START Studi Literatur Pembuatan Geometri Benda Kerja 2D & 3D (CAD) Rancangan toolpath dengan memakai sistem absolut dan inkremen Simulasi Penetapan Jalan Pahat (CAM) Pengujian Jalan Pahat I Untuk absolut dan inkremen - Roughing (Longitudinal) - Facing (Diametrical) - Finishing (Parallel to Surface) Pengujian Jalan Pahat II Untuk absolut dan inkremen - Roughing (Diametrical) - Facing (Diametrical) - Finishing (Parallel to Surface) Pengujian Jalan Pahat III Untuk absolut dan inkremen - Roughing (Parallel to Surface) - Facing (Diametrical) - Finishing (Parallel to Surface) Membandingkan Waktu Proses Menghitung Biaya Produksi Dead Center Kesimpulan END Gambar 1 Tahapan metodologi penelitian pembuatan dead center Dalam tahapan metodologi untuk pembuatan benda kerja menggunakan CAD. Pembuatan toolpath (lintasan pahat) menggunakan software mastercam Versi 9. Untuk lintasan pahat menggunakan dua metode referensi yaitu absolute dan inkremental. Dalam skema optimasi lintasan pahat yang dioptimalkan adalah proses roughing (pekerjaan kasar) dari pembuatan dead center. Skema untuk proses nya terdiri dari longitudinal, surface to paralel dan diametrical. Dari ketiga skema tersebut didapat waktu produksinya dan dibandingkan antara 3 skema tersebut, waktu yang mana yang paling optimal dari skema-skema tersebut. Sehingga dapat menghitung biaya produksi dari pembuatan dead center. Rancangan 2 dimensi dan 3 dimensi dead center. Dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3. Gambar 2 Dead center 2D Gambar 3 Dead center 3D Untuk pembuatan dead center terdapat tiga skema optimasi lintasan pahat khususnya pada pekerjaan kasar (roughing), diantaranya skema longitudinal, skema diametrical, dan skema surface to paralell [6], Dapat dilihat uraianya dibawah ini: a) Skema Longitudinal Pada skema ini lintasan pahat kasar (roughing) pergerakannya memanjang atau sejajar dengan benda kerja (workpiece). Pada skema ini sangat cocok untuk bentuk produk yang akan dibuat bertingkat sehingga lebih optimal, dapat dilihat pada Gambar 4. Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1April 2018 2

produksi utama terkait dengan produk yang akan dihasilkan. 2) Tabel Data Harga dan Umur Mesin Tabel data harga dan umur mesin adalah tabel yang berisikan tentang data harga dan umur mesin yang akan digunakan untuk membuat suatu produk. Gambar 4 Skema lintasan pahat longitudinal b) Skema Diametrical Pada skema ini lintasan pahat kasar (roughing) pergerakannya searah sumbu x dan juga bisa untuk tahap awal pembuatan alur sehingga lebih optimal dan halus untuk pembuatan alur, dapat dilihat pada Gambar 5. 3) Ongkos Sewa Mesin (Cf) Ongkos sewa mesin dibayarkan kepada pemilik mesin oleh pihak yang menggunakan mesin sebagai balas jasa untuk penggunaan mesin tersebut. 4) Upah Operator Tiap Mesin (Cd) Upah yang menjadi hak operator tiap mesin yang digunakan berdasarkan jam kerja. 5) Ongkos Daya Mesin (Ci) Ongkos/biaya yang diperlukan berdasarkan dengan daya yang dimiliki oleh sebuah mesin. Gambar 5 Skema lintasan pahat diametrical c) Skema Surface To Paralell Pada skema ini lintasan pahat kasar (roughing) pergerakanya bisa membuat alur dan bubut memanjang dalam satu kali lintasan pahat untuk tahap awal. Sehingga lebih efisien dalam pengerjaan untuk eksentrik, dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Skema lintasan pahat surface to paralell Optimasi sangat berhubungan dengan waktu dan waktu dalam produksi berkaitan dengan biaya. Maka untuk perhitungan biaya produksi kita harus tahu terlebih dahulu proses produksinya. Menurut [7], untuk melakukan proses produksi perlu diperhitungkan: 6) Total Ongkos Operasi Mesin (Cj) Ongkos operasi persatuan waktu (jam) bagi suatu kesatuan produksi (mesin yang bersangkutan, operator dan seluruh bagian/kegiatan pabrik yang mendukungnya) dapat dihitung berdasarkan ongkos-ongkos yang membentuknya dalam satu periode (tahun) dibagi dengan jumlah efektif mesin pertahun. 7) Total Ongkos Per Produk (Cu) Ongkos suatu produk yang ditentukan oleh ongkos material (bahan dasar) dan ongkos produksi yang mungkin terdiri atas gabungan beberapa langkah proses pembuatan/pemesinan. 3. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Waktu produksi Penelitian ini menghasilkan waktu produksi dari pembuatan dead center berdasarkan lintasan pahat dan sistem absolut dan inkremental. Berikut hasil waktu yang didapat dari skema lintasan yang dipakai sebagai berikut: a) Skema Longitudinal Hasil waktu dari optimasi lintasan pahat pada skema lintasan pahat absolut didapat 22 menit 43 detik. Untuk inkremental didapat 21 menit 36 detik Dapat dilihat pada Gambar 7.a dan 7.b 1) Ongkos Material (CM) Ongkos material adalah biaya pengeluaran yang dilakukan untuk pemakaian bahan baku Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1April 2018 3

Gambar 7(a) waktu produksi longitudinal absolute Gambar 7(b) waktu produksi longitudinal b) Skema Diametrical Hasil waktu dari optimasi lintasan pahat pada skema diametrical secara absolute didapat 33 menit 41detik. Untuk inkremental didapat 31 menit 45 detik, dapat dilihat pada Gambar 8 (a) dan 8 (b). Gambar 8(a) Waktu produksi diametrical absolute Gambar 8(b) Waktu produksi diametrical c) Skema Surface To Paralel Hasil waktu dari optimasi lintasan pahat pada skema surface to paralell secara absolute didapat 22 menit 55 detik. skema surface to paralell inkremental didapat 22 menit 4 detik, dapat dilihat pada Gambar 9 (a) dan 9 (b). Gambar 9 Waktu absolute dan inkremental lintasan pahat surface to paralel Gambar 9(b) Waktu produksi surface to paralel inkremental 3.2 Perhitungan biaya produksi Pada penelitian ini ada tiga skema dan masing masing skema memakai dua metode pemograman yaitu absolute dan inkremental. Dalam waktu simulasi metode pemograman terdapat perbedaan waktu yang dihasilkan dari absolute maupun inkremental dalam satu skema lintasan pahat. Untuk menentukan ongkos produksi suatu barang, maka harus ditentukan dulu harga material suatu produk yang akan dibuat, berikut perhitungan [8] : a) Cosumable cost Consumable Cost adalah menghitung alat-alat yang akan dipakai untuk pembuatan dead center skala besar. Hal ini dalam simulasi hanya enam varian saja sehingga biaya untuk consumable cost tinggi dan sangat berpengaruh untuk pembuatan skala kecil. Tabel 1 dapat dilihat consumable cost dari mesin CNC berdasarkan hasil wawancara dari Politeknik Kampar. Tabel 1. Consumable Cost N0 Alat-alat Harga Satuan 1 Pahat Roughing Rp.300.000,- /Finishing 2 Pahat Grooving/ Rp.300.000,- Cutting 3 Coolant Rp. 30.000,- Total Rp.630.000,- Total /6 produk Rp.105.000,- b) Harga material Pada penelitian ini penulis mengambil sifat material ST 37 yang berbentuk poros dengan ukuran diameter 19 mm dan panjang 90 mm untuk pembuatan dead center seperti pada Gambar 2. Untuk menghitung harga material (CM), penulis mensurvey harga poros ST 37 dipasaran adalah Rp.15.000,- per Kg. Pada penelitian ini dibutuhkan sebanyak 6 buah poros. untuk menghitung harga material harus diketahui harga pembelian material (CMO) dan ditambah ongkos angkut material (CMI). Berikut perhitungan harga material dibawah ini: CM= CMO + CMI (Diasumsikan 10%) = (Harga Per gram X Berat material) + (10% CMO) = ( Rp. 15.000,- / 1000 gram x 200gram) Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1April 2018 4

+ (10%CMo) = Rp. 3.000,- + (10% Rp 3.000,-) = Rp. 3.000,- + Rp. 300,- = Rp. 3.300,- / batang. c) Tabel Data Harga Dan Umur Mesin Pada penelitian ini harga mesin CNC dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Tabel Data Harga Dan Umur Mesin No Nama mesin Harga Waktu Penyusutan 1 Mesin CNC bubut Rp. 500.000.000,- 10 tahun d) Ongkos Sewa Mesin Bubut CNC Mesin yang digunakan untuk penelitian pembuatan dead center adalah mesin CNC bubut yang memiliki umur mesin diasumsikan 10 tahun dengan harganya sebesar Rp. 500.000.000,- Cf = Rp. 500.000.000,-/ (10 tahun x 365 hari x 24 jam) = Rp. 5.707,76 /Jam. e) Upah operator mesin ( C d) Pada penelitian ini untuk mencari upah operator mesin berdasarkan Upah Minimum Regional kota Pekanbaru tahun 2017 sebesar Rp. 2.352.570 dibagi jam kerja dan jumlah hari kerja. Cd = = = Rp.13.336,87 f) Tabel daya mesin dan ongkos daya mesin Pada penelitian ini daya mesin dan ongkos daya mesin dapat disajikan Tabel 3. Tabel 3. Tabel Daya Mesin Dan Ongkos Daya Mesin No Nama Mesin Daya Nominal Harga/ Kwh Total 1 Mesin CNC bubut (Kwh) 2,5 Rp.961,- Rp.2.402,5 Ci = Daya Nominal Mesin CNC x Harga Per Kwh = 2,5 x Rp.961,- = Rp. 2.402,5 g) Ongkos Operasi (Cj) Ongkos operasi tersusun dari ongkos sewa mesin, ongkos upah pekerja hingga ongkos daya mesin berikut perhitunganya: Cj = Cf + Cd + Ci = Rp. Rp. 5.707,76 + Rp. 13.336, 87 + Rp. 2.402,5 = Rp. 21.447,13 /jam. h) Ongkos Proses Pemesinan Setelah didapat ongkos operasi secara teori maka dilakukan untuk menghitung ongkos proses pemesinan. Untuk mendapatkan ongkos proses pemesinan, penulis menghitung waktu produksi yang didapat dari simulasi mastercam setiap skema lintasan pahat yang dipakai. Berikut perhitungan ongkos proses pemesinan berdasarkan lintasan pahat dalam metode absolute dan inkremental. Skema longitudinal Absolute = (Rp.21.477,13x0,374jam) +Rp 105.000,- = Rp. 113.021,00 inkremental = (Rp.21.477,13x0,356jam) +Rp 105.000,- = Rp. 112.635,00 Skema Diametrical Absolute = (Rp.21.477,13x0,568jam) +Rp 105.000, = Rp. 116.941,00 = (Rp.21.477,13x0,524jam) +Rp 105.000,- = Rp. 116.238,00 Skema Surface to paralel Absolute = (Rp.21.477,13x0,378jam) +Rp 105.000,- = Rp. 113.059,00 = (Rp.21.477,13x0,373jam) +Rp 105.000,- = Rp.. 112.877,00 4. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penelitian ini hanya membandingkan waktu produksi menggunakan skema optimasi lintasan pahat dan metode referensi antara absolut dan inkremental. 2) Pada penelitian ini dilakukan optimasi jalan pahat untuk pekerjaan kasar (roughing) pada pembuatan dead center. 3) Dalam tiga skema optimasi lintasan pahat yang tercepat dan biaya yang murah untuk pembuatan dead center, didapat adalah skema lintasan pahat longitudinal dan yang paling lama skema lintasan pahat diametrical. Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1April 2018 5

4) Metode yang tercepat berdasarkan sistem pemograman CNC adalah metode sistem inkremental. 5) Semakin banyak produk yang dibuat maka semakin kecil biaya consumable cost yang dihasilkan. CNC Milling TU 3A. Skripsi Program Studi S1 Teknik Mesin Unisma Bekasi. [8] Proses Produksi Produk Pin Printer Epson (Studi Kasus Di Laboratorium SSML). Jurnal Online Institusi Teknologi Nasional Volum 3 No 1. 5. Ucapan Terima Kasih Ucapan terimakasih disampaikan untuk seluruh dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Riau. Terimakasih kepada Jurusan Teknik Mesin khususnya Laboratorium CAD/CNC/CAM Fakultas Teknik Universitas Riau yang telah memberikan fasilitas pendukung, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. 6. Daftar Pustaka [1] Widiyanto, A. 2013. Center Bubut. https://www.scribd.com/doc/56060247/ce nter Diakses tanggal 4 desember 2016. [2] Ganjar, D. 2008. Metode Pembuatan Program CNC Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : 0852-0615 Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal. 3-9. [3] Pinar, A.M. dan. A. Gullu. 2005. Time Minimization of CNC Part Programs in a Vertical Machining Center in Terms of Tool Path and Cutting Parameter Criteria. Turkish Jurnal of Engineering & Enviromental Science Vol.29: 75-88. [4] Anto, E. 2013. Optimasi Parameter Pemesinan Terhadap Waktu Proses Pada pemograman CNC Turning. Skripsi. Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. [5] Suhaeri, A. 2013. Perbedaan Waktu Pengerjaan Terhadap Pemograman Incremental Dan Absolute Pada Mesin [6] Susilawati, A. 2009. Tool Path Optimation CNC Turning Machine In Development of Horizontal Arbor. The Internasional Seminar on Science and Technology (ISST, 2009), The Hills Hotel, Bukittinggi, West Sumatera, Indonesia October 24-25, 2009. [7] Rochim, T. 1993 Teori Dan Teknologi Proses Pemesinan, Bandung. Jom FTEKNIK Volume 5 No. 1April 2018 6