21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober 2011 sampai 18 Desember 2011 selama 42 hari masa pemeliharaan di Tambak Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang, Jawa Barat. Lokasi ini merupakan lokasi usaha budidaya rumput laut jenis Gracilaria verrucosa. Berikut pada gambar 4 ini disajikan peta lokasi penelitian : Gambar 4. Peta lokasi penelitian Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang terletak di Desa Pusakajaya Utara RT 04/ RW 01 Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat dengan luas lahan ± 450 Ha. Pada penelitian ini digunakan tambak budidaya rumput laut seluas 0,5 Ha. 21
22 Pemilihan lokasi di tambak didasarkan pada potensi sumberdayanya yang cukup besar dimana secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai tambah bagi BLUPPB dan masyarakat di pesisir pantai, karena dirangsang untuk memanfaatkan lahan produktif untuk kesejahteraan keluarga melalui kegiatan budidaya rumput laut, serta kebijakan pemerintah daerah yang mendukung dalam pengembangan budidaya rumput laut secara berkelanjutan khususnya di tambak, untuk memenuhi permintaan rumput laut yang semakin meningkat. Selain itu budidaya rumput laut di tambak memiliki banyak keuntungan dibanding budidaya di laut. Keuntungan tersebut antara lain adalah tanaman rumput laut agak terlindung dari pengaruh lingkungan seperti ombak, arus laut yang kuat, binatang predator dan mudah mengontrol kualitas airnya. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bibit rumput laut jenis Gracilaria verrucosa yang diperoleh dari hasil budidaya rumput laut di sekitar daerah penelitian. Pemilihan bibit dilakukan dengan penyortiran sehingga didapatkan bibit yang berasal dari rumput laut yang masih muda. Bibit tanaman yang digunakan masing-masing perlakuan memiliki berat awal 50, 100 dan 150 gr. Alat-alat yang diperlukan untuk membantu pelaksanaan penelitian adalah timbangan untuk mengukur bobot basah rumput laut, meteran untuk membedakan masing-masing jarak tanam yang digunakan (20 cm, 30 cm dan 40 cm), tali ris dari bahan nilon (Polyethylene) yang disimpulkan pada tali rafia sebagai tempat untuk mengikat bibit rumput laut, bambu 6 buah dengan panjang ± 3 m sebagai
23 tempat untuk mengikat tali ris dan alat-alat pengukur parameter fisika kimia dan biologi seperti tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Parameter kualitas air yang diukur No Parameter Satuan Metoda/alat Spesifikasi Keterangan Fisika 1 Suhu C Termometer Hg Termometer tempel Lapangan 2 Kedalaman cm Papan ukur Lapangan 3 Kecerahan cm Secci disk Lapangan 4 Substrat dasar - Visual Lapangan Kimia 1 Salinitas ppt Refraktometer Atago-Japan (Hand-held Lapangan refractometer) 2 Oksigen terlarut mg/l DO meter Horiba (DO meter QM-51) Lapangan 3 Nitrat mg/l Spektrofotometer Laboratorium 4 Fosfat mg/l Spektrofotometer Laboratorium 5 Derajat keasaman (ph) - ph meter Multi 340i Lapangan Biologi 1 Biota penganggu Ind/ Identifikasi jenis Visual 2 Laju pertumbuhan bobot thallus gr/hari Timbangan (gr) Ketelitian 0.01 gr Lapangan 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Penanaman Penelitian ini menggunakan metode penanaman rakit apung. Metode ini adalah cara penanaman yang dilakukan pada permukaan air dan terapung sehingga mengikuti naik turunnya permukaan air. Metode ini diambil berdasarkan dari keputusan Direktorat Jenderal Perikanan (2004) yang menyatakan bahwa metode yang paling baik digunakan yaitu metode rakit apung, selain itu metode ini didasarkan oleh penelitian Soegiarto et al (1999) yang menyatakan bahwa metode rakit apung lebih baik dibandingkan dengan metode lepas dasar. Bibit yang digunakan dibuat sebanyak tiga perlakuan dengan masing-
24 masing tiga ulangan yaitu bobot bibit 50 gr terhadap jarak tanam (20 cm, 30 cm dan 40 cm), bobot bibit 100 gr terhadap jarak tanam (20 cm, 30 cm dan 40 cm) dan bobot bibit 150 gr terhadap jarak tanam (20 cm, 30 cm dan 40 cm). Berikut disajikan Gambar 5 rancangan penelitian. Bobot 50 gr Bobot 100 gr Bobot 150 gr Jarak 20 cm Jarak 30 cm Jarak 40 cm Jarak 20 cm Jarak 30 cm Jarak 40 cm Jarak 20 cm Jarak 30 cm Jarak 40 cm Gambar 5. Rancangan penelitian Perhitungan Laju Pertumbuhan Posisi penanaman terhadap garis pantai dapat dilihat di lampiran 1, sedangkan posisi penanaman tanaman uji untuk setiap bobot terhadap jarak tanam disajikan pada Gambar 6 (Penanaman dilakukan sejajar garis pantai dengan luas tambak 0,5 Ha). Jarak tanam 20 cm Jarak tanam 30 cm Jarak tanam 40 cm Keterangan : : Bobot 150 gr : Bobot 100 gr : Bobot 50 gr : Pelampung (botol aqua) : Tali ris : Bambu Gambar 6. Desain rakit apung perlakuan bobot bibit (50 gr, 100 gr dan 150 gr) terhadap jarak tanam (20 cm, 30 cm dan 40 cm) tampak atas 3.3.2 Pengamatan Penimbangan bibit dilakukan setelah tanaman masing-masing berumur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hari (minggu ke-1 sampai minggu ke-6) untuk dipantau
25 pertambahan laju pertumbuhannya, dengan cara menimbang bibit secara acak (3 ulangan) dan dicatat pertambahan bobot. Sebelum ditimbang, ikatan tali ris dibuka satu-persatu dan rumput laut yang akan ditimbang direndam dalam air untuk menghindari kekeringan. Pengamatan parameter kualitas air (fisika kimia dan biologi perairan) dilakukan bersamaan dengan pengukuran pertumbuhan bobot basah setiap minggu. Data kandungan agar diperoleh dari sampel rumput laut yang diambil pada hari ke-42 (masa panen) untuk dianalisa di laboratorium fisika kimia perairan BLUPPB. 3.4 Analisa Data 3.4.1 Laju Pertumbuhan Analisis untuk menghitung laju pertumbuhan harian Gracilaria verrucosa menggunakan rumus dari Zonneveld et al. (1991) : Keterangan :... (1) t : Laju pertumbuhan (gr/hari) : Bobot rumput laut pada akhir percobaan (gr) : Bobot rumput laut pada awal percobaan (gr) : Lama percobaan (hari) Laju pertumbuhan ini dihitung sebagai parameter utama apakah masingmasing perlakuan berbeda dan apakah berpengaruh nyata terhadap kondisi rumput laut yang ditanam, yang berupa laju pertumbuhannya.
26 3.4.2 Kandungan Agar Kandungan agar diperoleh setelah rumput laut berumur minggu ke-6 (masa panen). Data tersebut dianalisa dan ditentukan kandungan agar yang paling tinggi pada setiap perlakuan dalam waktu 42 hari (6 minggu) masa pemeliharaan. Presentase kandungan agar diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut : B Kandungan agar (%) = B 100%... (2) 3.4.3 Analisis Statistika Pengujian data untuk melihat perbedaan laju pertumbuhan berdasarkan bobot bibit dan jarak tanam dengan menggunakan software SAS 9.1.3. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor utama yaitu bobot bibit dan jarak tanam, dimana faktor pertama terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua terdiri dari 3 taraf sebagai berikut : 1. Faktor bobot bibit (B), terdiri atas 3 taraf : B1 (50 gr), B2 (100 gr), B3 (150 gr). 2. Faktor jarak tanam (J), terdiri atas 3 taraf : J1 (20 cm), J2 (30 cm), J3 (40 cm). Faktor pertama dan kedua yang masing-masing terdiri dari 3 taraf setelah dikombinasikan maka tampilannya sebagai berikut : B1J1 B1J2 B1J3 B2J1 B2J2 B3J3 B3J1 B3J2 B3J3
27 Hipotesis ini untuk menguji hipotesis adanya pengaruh bobot bibit dan jarak tanam terhadap pertumbuhan bobot basah rumput laut. Adapun model yang digunakan adalah : µ+ + + +... (3) dimana : = Laju pertumbuhan rumput laut ke-k yang dihasilkan dari bobot bibit ke-i dan jarak tanam ke-j µ = Pengaruh rata-rata = Pengaruh bobot bibit ke-i = Pengaruh jarak tanam ke-j = Pengaruh interaksi bobot bibit ke-i dan jarak tanam ke-j = Pengaruh sisa Nilai parameter kualitas air dibuat grafik time series plot pada Ms.Excel dan Minitab 14.