JURNAL. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender

dokumen-dokumen yang mirip
Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis dan Gender

JURNAL BERPIKIR KOMPUTASIONAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN ARITMETIKA SOSIAL DITINJAU DARI GENDER

KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI KOMPOSISI FUNGSI

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI BILANGAN BULAT BERDASARKAN PEMECAHAN MASALAH GEORGE POLYA PADA SISWA

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI POKOK ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII SMP SKRIPSI

PROFIL PENALARAN PESERTA DIDIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN SKRIPSI

PROSES BERPIKIR SISWA KELAS VII E DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini

PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM MEMPELAJARI ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON SKRIPSI

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER

BAB III METODE PENELITIAN. dalam Menyelesaikan Masalah Matematika ditinjau dari Kemampuan Matematika

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PROSES BERPIKIR SISWA DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN LOGIS MATEMATIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) BERDASARKAN GENDER

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PENERAPAN STRATEGI INKUIRI PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

SKRIPSI. Oleh : DIAN KUSUMA WARDANI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Matematika terdiri dari beberapa komponen yang. serta sifat penalaran matematika yang sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH : ANISATUL HIDAYATI NPM: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: GALUH JOKO SAMUDRO Dibimbing oleh : 1. Feny Rita Fiantika, M.Pd 2. Lina Rihatul Hima, S.Si., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI DAYA SERAP SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BUA DALAM MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Linda K. et al., Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah...

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

BAB III METODE PENELITIAN

Doni Dwi Palupi 1, Titik Sugiarti 2, Dian kurniati 3

PEMAHAMAN DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KNISLEY SKRIPSI

commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS VIII SMPN MODEL TERPADU MADANI PALU DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL ANALISIS KESALAHAN PROSEDURAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR KELAS X SMK TI PELITA NUSANTARA TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

BAB II KAJIAN TEORI. serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERINTEGRASI PADA MODEL PROBLEM SOLVING

PROFIL KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATARDITINJAU DARI KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN ( ABILITY OF PROBLEM SOLVING FROM DIFERENCES OF SEX )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

JURNAL PROFIL KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS SMK PGRI 4 KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV pada Siswa Kelas X SMKN 6 Semarang

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif kualitatif yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

JURNAL. Oleh: RULI PURNAMASARI Dibimbing oleh : 1. Aan Nurfahrudianto, M.Pd 2. Feny Rita Fiantika, M.Pd

PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SETELAH DITERAPKAN KURIKULUM 2013 ( Studi Kasus Di Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo )

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

JURNAL. Oleh: DANIK RATNAWATI Dibimbing oleh : 1. Drs. Darsono, M.Kom. 2. Feny Rita Fiantika, S.Pd.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MATERI TRIGONOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROFIL PENALARAN SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Pada Materi Kubus Dan Balok

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TIPE KESALAHAN BERDASARKAN TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

JURNAL. Oleh: Dessy Nurfitayanti Dibimbing oleh : 1. Feny Rita Fiantika, M.Pd. 2. Aprilia Dwi Handayani, S.Pd., M.Si.

Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Tanjugsiang Subang Tahun Pelajaran 2014/2015)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI METAPHORICAL THINKING PADA MATERI FUNGSI

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH:

SKRIPSI. Oleh : DANNY EKO WICAKSONO NPM:

Transkripsi:

JURNAL Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Matematis Dan Gender Analysis Of Problem Solving Skill In Linier Equation System Of Two Variables Based On Logical Mathematical Intelligent And Gender Difference Oleh: IKE PUTRI EVITASARI 13.1.01.05.0045 Dibimbing oleh : 1. Feny Rita Fiantika, M.Pd 2. Sulkim, S.Pd., M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS DAN GENDER Ike Putri Evitasari 13.1.01.05.0045 ikeputrievitasari@gmail.com Feny Rita Fiantika, M.Pd dan Sulkim, S.Pd., M.Si UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian kelas VIII-F SMPN 3 Nganjuk. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan teknik pengambilan purposive sampling, subjek penelitian adalah 6 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki dengan kecerdasan logis-matematis tinggi, sedang dan rendah dan siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang dan rendah. Kategori tingkat kecerdasan logis matematis dilihat dari hasil tes kecerdasan logis matematis yang diberikan kepada 32 siswa calon subjek. Subjek penelitian kemudian diberikan tes kemampuan pemecahan masalah SPLDV disertai wawancara. Kesimpulan hasil penelitian tersebut adalah (1) Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis tinggi mampu melaksanakan empat tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah, Menyusun Rencana Penyelesaian, Melaksanakan Rencana Penyelesaian dan Memeriksa Kembali). (2) Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis tinggi mampu melaksanakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian). (3) Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis sedang mampu melaksakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian). Walaupun siswa hanya dapat melakukan dua tahapan Polya, siswa dapat memahami masalah dengan cepat dibandingkan siswa laki-laki yang mempunyai kecerdasan logis matematis tinggi. (4) Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis sedang mampu melaksanakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian). Namun kurang sempurna dalam menjelaskan hasil pekerjaannya ketika dilakukan wawancara. (5) Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis rendah mampu melaksanakan tiga tahapan penyelesaian masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah, Menyusun Rencana Penyelesaian dan Melaksanakan Rencana Penyelesaian). Namun siswa lambat dalam memahami masalah serta hasil pekerjaan siswa kurang sempurna karena tidak menuliskan syarat cukup, syarat perlu dan kesimpulan pada lembar jawaban. (6) Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis rendah hanya mampu melaksanakan satu tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya yaitu Memahami Masalah. Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah SPLDV, Kecerdasan Logis Matematis, Gender, Langkah-langkah POLYA I. LATAR BELAKANG Matematika merupakan suatu ilmu dengan bidang kajian yang meliputi konsep-konsep abstrak, symbol dan pola. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi 2

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model danmenafsirkan solusi yang diperoleh (BSNP, 2006:139). Salah satu cara pemecahan masalah yang bias digunakan dalam menyelesaikan masalah adalah langkah penyelesaian berdasarkan Polya. Menurut Saad & Ghani (dalam Lestanti, 2015:25) langkah-langkah pemecahan masalah Polya dapat dianggap sebagai langkah-langkah pemecahan masalah yang mudah dipahami dan banyak digunakan dalam kurikulum matematika di seluruh dunia. Berikut ini diuraikan indikator kemampuan pemecahan masalah berdasarkan tahapan pemecahan masalah oleh Polya. Tabel 1.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Tahap Pemecahan Masalah Oleh Polya Tahap Pemecahan Masalah Oleh Indikator Polya Memahami Siswa dapat Masalah menyebutkan informasi-informasi yang diberikan dari pertanyaan yang diajukan. Merencanakan Siswa memiliki Pemecahan rencana pemecahan masalah yang ia gunakan serta alasan penggunaannya. Melakukan Siswa dapat Rencana memecahkan masalah Pemecahan yang ia gunakan dengan hasil yang benar Memeriksa Siswa memeriksa Kembali Pemecahannya kembali langkah pemecahan yang ia gunakan. Langkah-langkah pemecahan masalah setiap peserta didik tentunya memiliki perbedaan. Hal ini karena peserta didik memiliki tingkat kecerdasan logismatematis yang berbeda.lwin, dkk (dalam Hasanah dan Siswono, 2013:4) menjelaskan bahwa, kecerdasan logismatematis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola, dan pemikiran logis dan ilmiah. Seseorang yang memiliki kecerdasan logismatematis akan mampu membuat strategi untuk memecahkan masalah dengan tepat, mengolah bilangan-bilangan dan menggunakan pemikiran yang berkembang dengan baik memiliki ciri mampu mengamati dan mengenali pola dan induktif maupun deduktif dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, pemecahan masalah memiliki kaitan erat dengan kecerdasan logis-matematis. Berikut ini diuraikan indicator kecerdasan logis matematis berkaitan dengan pemecahan masalah matematika. 1. Mampu mengklasifikasikan informasi yang ada pada masalah 2. Mampu membandingkan kaitan antarai nformasi yang ada pada masalah dengan pengetahuan yang dimiliki 3

3. Mampu melakukan operasi perhitungan matematika 4. Mampu menggunakan penalaran induktif maupun deduktif dalam menyelesaikan masalah Selain itu ada kemungkinan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah tiap siswa terutama siswa laki-laki dan siswa perempuan akan berbeda, tergantung dengan keterampilan dan tingkat intelegensi yang dimiliki. Branata (dalam Ambarwati dkk, 2014:987) menyatakan bahwa perempuan pada umumnya lebih baik dalam mengingat, sedangkan laki-laki lebih baik dalam berpikir logis. Secara umum siswa laki-laki sama dengan siswa perempuan, akan tetapi siswa laki-laki mempunyai daya abstraksi yang lebih baik daripada siswa perempuan sehingga memungkinkan siswa laki-laki lebih baik daripada siswa perempuan dalam bidang matematika berkenaan dengan pengertian abstrak. Berdasarkan penjabaran yang telah dikemukaan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) kemampuan pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel pada siswa laki-laki yang memiliki kecerdasan logis matematis rendah (2) kemampuan pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel pada siswa perempuan yang memiliki kecerdasan logis matematis rendah (3) kemampuan pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel pada siswa laki-laki yang memiliki kecerdasan logis matematis sedang (4) kemampuan pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel pada siswa perempuan yang memiliki kecerdasan logis matematis sedang (5) kemampuan pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel pada siswa laki-laki yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi (7) kemampuan pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel pada siswa perempuan yang memiliki kecerdasan logis matematis tinggi. Dengan manfaat penelitian ini ditunjukkan pada praktisi pendidikan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel dengan memperhatikan kecerdasan logis matematis pada siswa laki-laki dan perempuan. Karena seorang praktisi pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan juga sebagai bahan pertimbangan merencanakan proses belajar mengajar didalam kelas. II. METODE Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskiptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada di kelas VII-F SMP Negeri 3 Nganjuk yang 4

berjumlah 32 siswa. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan teknik pengambilan purposive sampling. Menurut Sugiono (2008:300) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan subjek penelitian didasarkan oleh instrument pertama yaitu tes kecerdasan logis-matematis. Sebelum diberikan tes kecerdasan logis matematis siswa dikelompokkan berdasarkan gender yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Kemudian siswa dapat dikelompokkan pada tiga tingkatan kelompok, yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan standar deviasi. Menurut Arikunto (2013:298) yang dimaksud dengan penentuan kedudukan siswa dengan standar deviasi adalah penentuan kedudukan dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok dan tiap kelompok dibatasi oleh suatu standar deviasi tertentu. Berdasarkan hasil testersebut akan diambil enam siswa subjek penelitian,yaitu siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang dan rendah serta siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis tinggi, sedang dan rendah. Enam siswa tersebut kemudian diberikan instrumen kedua yaitu tes kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dan untuk memperkuat data dilakukan wawancara. Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis. Pada tahap persiapan, dilakukan kesepakatan mengenai kelas berdasarkan pertimbangan pada jumlah masing-masing gender pada kelas tersebut, waktu pelaksanaan dan penyusunan intrumen penelitian. Instrumen penelitian ini meliputi tes kecerdasan logis matematis, tes kemampuan pemecahan masalah I dan II dan pedoman wawancara. Tes kecerdasan logis matematis terdiri dari 20 soal obyektif yang diadaptasi dari beberapa buku, yaitu: (a) psikotes lengkap disusun oleh sujonosumarjono; (b) cara mudah lulus tpa disusun oleh tim gradient mediatama, yogyakarta; serta (c) soal-soal inteligensi test disusun oleh dr yul iskandar, psikiater. Dalam buku-buku tersebut diambil soal-soal yang memenuhi indicator kecerdasan logis-matematis yang akan diukur dalam penelitian ini. Tes ini digunakan untuk mengukur kecerdasan logis-matematis siswa dan terdiri dari soalsoal yang menyangkut logika atau penalaran, pola bilangan, perhitungan, dan aritmatika social serta digunakan untuk mengelompokkan siswa kedalam kategori yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Hasi tes itu juga digunakan untuk menentukan subjek penelitian. Tes kemampuan pemecahan masalah I terdiri dari 2 soal uraian pada materi sistem 5

persamaan linier dua variabel digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tes kemampuan pemecahan masalah II juga terdiri dari 2 soal yang berbeda tetapi ekuivalen pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan digunakan sebagai instrument untuk menguji validitasi data kemampuan pemecahan masalah matematis yang diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah I. Pedoman wawancara terdiri dari garis besar pertanyaan-pertanyaan yang menggali informasi mengenai indikator kemampuan pemecahan masalah yang tidak terlihat jelas pada jawaban siswa. Pada tahap pelaksanaan, peneliti memberikan tes kecerdasan logis matematis yang diujikan selama 80 menit dan tes kemampuan pemecahan masalah II diujikan selama 60 menit. Kedua tes ini dilakukan pada hari yang berbeda. Selang beberapa hari diujikan tes kemampuan pemecahan masalah II selama 60 menit untuk mengetauhi keabsahan data. Kemudian dilakukan wawancara untuk menggali data kemampuan pemecahan masalah siswa. Tahap analisis dilakukan setelah data terkumpul yang diperoleh dari hasil tes tertulis dan wawancara siswa. Tes kecerdasan logis matematis dianalisis untuk menggelompokkan siswa dan menentukan subjek penelitian. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah I dianalisis menggunakan indikatorindikator pada tahapan POLYA. Aktivitasdalamanalisis data, yaitudata reductoin, data display, danconclution drawing/verification. III. HASIL DAN KESIMPULAN Tes kecerdasan logis matematis diujikan selama 90 menit kepada 32 siswa kelas VIII-F SMP Negeri 3 Nganjuk. Sebelum diujikan siswa dikelompokkan berdasarkan gender yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa laki-laki berjumlah 16 anak dan siswa perempuan berjumlah 16 anak. Dari hasil tes ini, kelompok siswa laki-laki dikelompokkan lagi kedalam 3 kategori, yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Begitu pula kelompok siswa perempuan juga dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu kelompok tinggi, sedang dan rendah. Siswa laki-laki diambil 3 subjek dari kategori kelompok tinggi, sedang, rendah dan siswa perempuan diambil 3 subjek dari kategori kelompok tinggi, sedang, rendah. Subjek dipilih secara purposive sampling pemilihan ini berdasarkan pertimbangan/ pendapat guru pengampu kelas VIII-F dengan memperhatikan kemampuan siswa 6

dalam mengemukakan pendapat/ jalan pikirannya secara lisan dan tulisan. Inisial Nama Nilai Kategori Tabel 3.1 Subjek Penelitian Siswa Laki- Laki Kelas VIII-F SMP Negeri 3 Nganjuk Tabel 3.2 Subjek Penelitian Siswa Perempuan Kelas VIII-F SMP Negeri 3 Nganjuk Kode Subjek MZL 90 Tinggi T1 LAL 85 Sedang S1 BDW 70 Rendah R1 Inisial Nama Nilai Kategori Kode Subjek YDO 80 Tinggi T2 RKS 70 Sedang S2 RZZ 45 Rendah R2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah diujikan selama 60 menit kepada 6 siswa terpilih di kelas VIII-F SMP Negeri 3 Nganjuk. Dari jawaban masingmasing subjek, Subjek T1 dan T2 keduanya mampu memahami masalah dengan menyebutkan informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat. Kedua subjek T1 dan T2 dapat membuat model matematika dari permasalahan serta dapat menyusun rencana penyelesaian yaitu menggunakan cara eliminasi-subtitusi untuk menyelesaikan permasalahan. Subjek T1 mampu melaksanakan rencana penyelesaian dengan benar, langkahlangkah yang digunakan juga tepat sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan kunci jawaban. Pada tahap akhir Subjek T1 memeriksa hasil yang telah diperoleh, namun tidak tertulis pada lembar jawaban. Subjek T2 ketika malaksanakan rencana penyelesaian, mengalami kesalahan dalam melakukan perhitungan sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kunci jawaban. Karena langkah-langkah yang digunakan kurang tepat maka Subjek T2 belum mampu memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh. Subjek S1 dan S2 keduanya mampu memahami masalah dengan menyebutkan informasi yang diketahui dan ditanyakan permasalahan dengan tepat. Kedua Subjek S1 dapat membuat model matematika dari permasalahan serta dapat menyusun recana penyelesaian yaitu menggunakan cara eliminasi-subtitusi untuk menyelesaikan permasalahan. Subjek S2 belum mampu mengubah permasalahan kedalam model matematika. Subjek S1 dan S2 keduanya mengalami kesalahan dalam melaksanakan rencana penyelesaian. Subjek S1 mengalami kesalahan ketika melakukan perhitungan sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kunci jawaban. Subjek S2 mengalami kesalahan dalam membuat model matematika dari permasalahan, namun hasil yang diperoleh sesuai. Kedua Subjek S1 dan S2 belum mampu 7

memeriksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh kurang tepat. Subjek R1 dan R2 keduanya mampu memahami masalah dengan menyebutkan informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat, namun tidak tetulis pada lembar jawaban. Subjek R1 mampu menyusun rencana penyelesaian dengan menggunakan cara eliminasi-subtitusi dalam menyelesaikan permasalahan. Subjek R2 tidak dapat menyusun rencana penyelesaian dengan sempurna, terlihat Subjek R2 masih mengalami kebingungan dalam mengerjakan. Karena belum mampu menyusun rencana penyelesaian dengan benar maka Subjek R2 tidak dapat melaksanakan rencana penyelesaian. Subjek R1 dapat melaksanakan rencana penyelesaian dengan tepat sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan kunci jawaban. Kedua Subjek R1 dan R2 keduannya belum mampu memeriksa kembali hasil dari pekerjaannya. Berdasarkan hasil dan analisis data penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis tinggi mampu melaksanakan empat tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah, Menyusun Rencana Penyelesaian, Melaksanakan Rencana Penyelesaian dan Memeriksa Kembali) 2. Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis tinggi mampu melaksanakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian) 3. Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis sedang mampu melaksakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian) 4. Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis sedang mampu melaksanakan dua tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya (Memahami masalah dan Menyusun Rencana Penyelesaian). Namun kurang sempurna dalam menjelaskan hasil pekerjaannya ketika dilakukan wawancara. 5. Siswa laki-laki dengan kecerdasan logis matematis rendah mampu melaksanakan tiga tahapan penyelesaian masalah berdasarkan Polya (Memahami Masalah, Menyusun Rencana Penyelesaian dan Melaksanakan Rencana Penyelesaian). Namun kurang 8

sempurna karena tidak menuliskan syarat cukup dan syarat perlu serta kesimpulan pada lembar jawaban. 6. Siswa perempuan dengan kecerdasan logis matematis rendah hanya mampu melaksanakan satu tahapan pemecahan masalah berdasarkan Polya yaitu Memahami Masalah. IV. DAFTAR PUSTAKA Lestanti.2015. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau Dari Karakteristik Cara Berfikir Siswa Dalam Model Problem Based Learning. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.9, hal 984-994, November 2014,http://jurnal.fkip.uns.ac. id. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta Sugiono.2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV.Alfabeta. Arikunto.2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Ed. 2, Cet. 3. Jakarta: Bumi Aksara Patilima, Hamid.2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hasanah, Siswono. 2013. Kecerdasan logis-matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi komposisi fungsi. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Ambarwati dkk. Profil Proses Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII Smp Negeri 3 Surakarta Dalam Memecahkan Masalah Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (Spldv) Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Dan Gender. Jurnal 9