5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. konsep lagu blues Everyday I Have Blues, menerapkan nilai serta karakter lagu

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V KONSEP RANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK. i ii iv vii DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL. xii xiv

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

BAB VI HASIL PERANCANGAN. tema Arsitektur Organik dan kandungan al Qur`an surat Al An am ayat 99 dan al

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENERAPAN KONSEP

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING. Dalam desain Gedung Kantor LKPP terdapat 13 point target

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

4.1 IDE AWAL / CONSEPTUAL IDEAS

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

b. Pemanfaatan potensi Sungai Mahakam

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

JURUSAN ARSITEKTUR FTUP

BAB VI : DESAIN RANCANGAN

Pelabuhan Teluk Bayur

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pusat Pameran Perdagangan dan Konvensi Kota Surakarta

Auditorium dan Pusat Pengembangan Musik Surabaya.

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.10 Rancangan Detail Arsitektural Khusus

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

BAB VI. Hasil Perancangan. dengan berbagai aspek desain, baik berdasarkan faktor fisik maupun non-fisik

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KATA PENGANTAR. Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Bandung, 7 Juli 2008.

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION ERWIN MUNTAZAR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN. iii KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. vi DAFTAR TABEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

<101> Koridor yang panjang. Lebar Void memungkinkan penerimaan cahaya pada R.Pamer. Penyewa Utama. Potongan Membujur.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Banyak Kota batu, merupakan perancangan kawasan wisata yang memiliki dua

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM ( DOKUMEN UNTUK SIDANG UJIAN )

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

Transkripsi:

5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung tinggi yaitu yang paling tinggi memiliki 40 lantai, sedangkan 2 (dua) yang lainnya memiliki 24 lantai dan 20 lantai. Pada ide awal Perletakan massa bangunan berada di tengah-tengah lahan, berada diantara 3 (tiga) bangunan tinggi. Namun apabila massa diletakkan di tengah-tengah, ternyata ada kemungkinan akan membuat ruang kota yang telah dibentuk oleh keberadaan 3 buah bangunan tinggi tersebut akan rusak, lahan terbuka yang luas akan semakin sempit, padahal adanya sebuah ruang terbuka hijau yang berkualitas diantara 3 bangunan tinggi tersebut sangat berpotensi. Oleh karena itu, dan setelah diasistensikan pada dosen pembimbing, maka perletakan massa bangunan dipindah dan akhirnya Jakarta Music Arena diputuskan berada menempel pada salah satu bangunan tinggi yang ada. Lalu dipilihlah menempel pada gedung yang memiliki tinggi 24 lantai, karena pada bangunan tersebut masih terdapat cukup luas lahan yang tersedia dan akan memberikan ruang terbuka yang lebih luas pula pada blok kawasan tersebut dibandingkan apabila massa bangunan menempel diantara ke-2 bangunan lainnya. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 54

Untuk mencapai bangunan Jakarta Music Arena, terdapat dua pintu masuk utama yang berada di Jalan Metro Pondok Indah dan di jalan yang baru akan dibuat nanti sesuai dengan masterplan yang ada. Pengunjung yang memakai kendaraan pribadi, dapat langsung masuk melalui pintu utama yang berada di jalan Metro Pondok Indah. Disana terdapat drop off tepat di depan pintu masuk ke gedung Jakarta Musik Arena, ataupun dapat langsung menuju ke basement untuk langsung memarkirkan kendaraannya. Sirkulasi dari bangunan Jakarta Music Arena sangatlah terkait terhadap penyelenggaraan sebuah pertunjukkan di gedung ini. Untuk daerah loading area terletak disamping bangunan sehingga tidak akan mengganggu aktifitas pengunjung yang datang dari pintu utama. Bagian VIP dan artis memiliki lobi khusus sehingga mereka juga tidak akan terganggu. Di bagian sisi sebelah timur, pada lantai dasar terdapat area retail dan restoran yang langsung terhubung dengan area pedestrian yang dibatasi oleh arcade. Gambar 48 Site Plan Dengan lahan yang luas dan memiliki gedung-gedung pencakar langit yang besar, maka peletakan pintu masuk yang berada di pinggir dekat dengan jalur pedestrian di luar tapak diharapkan pengunjung akan disediakan ruang terbuka hijau yang sangat besar. 55

Jakarta Music Arena seperti yang telah disampaikan pada bab-bab sebelumnya, adalah sebuah tempat orang-orang mencari hiburan sehingga karakter bangunan ini bersifat non-formal, lebih komersial, terbuka untuk umum, dan dapat mengakomodasi gaya hidup masyarakat Jakarta yang sangat haus akan tempat-tempat hiburan. 5.2 Hasil Rancangan pada Bangunan Beberapa studi bentuk dilakukan untuk mencapai gubahan masa sesuai dengan citra yang diinginkan. Pada tahap skematik dicari bentukan masa yang dapat merepresentasikan Jakarta Music Arena sebagai tempat berkumpulnya para pecinta music maka bangunan yang terlihat harus merepresentasikan sebuah tempat multifungsi bagi semua pertunjukkan musik. Selain itu terdapat konsep iconic building yang terwujud dalam bangunan satu masa dengan bentuk yang jelas/bold. Preseden seperti ini didapat dari gedung Esplanade- Singapura yang menampilkan sosok durian dengan menggunakan cladding kaca. Gambar 49 Esplanade,Singapura (sumber : Internet) Bentuk bangunan Jakarta Music Arena memiliki bentuk massa tunggal yang organik dan non-formal. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat 56

memberikan suasana berbeda pada kawasan yang sebelumnya sudah dipenuhi oleh gedung-gedung perkantoran yang memiliki bentuk kaku terkesan terlalu formal. Bentuk bangunan yang cukup besar maka perlu diseimbangkan dengan penggunaan material yang akan memberikan kesan ringan dan transparan, seperti menggunakan konstriksi baja dan alumunium sebagai penutup bangunan serta menggunakan kaca sebagai material utama bangunan ini. Lebih spesifiknya, sebagai kulit pembungkusnya menggunakan material alumunium komposit. Fasade bangunan didominasi oleh tembok plester dan kaca. Penggunaan alumunium komposit terdapat pada seluruh selubung bangunan, namun pada lantai dasar, penggunaan material yang paling dominan adalah material kaca, sehingga membuat seakan-akan bangunan terlihat melayang tanpa ada struktur yang kokoh untuk menahannya. 5.3 Hasil Rancangan pada Struktur Struktur yang digunakan pada bangunan adalah struktur bentang lebar dengan menggunakan sistem portal. Kolom terbuat dari beton dengan ukuran 90x90cm untuk bangunan auditoriumnya sedangkan pada bagian yang lain menggunakan kolom beton yang berukuran 65x65cm. Rangka atap yang digunakan terbuat dari baja dengan kuda-kuda truss seperti yang digunakan pada bangunan yang memiliki bentang yang cukup lebar. Hal ini dilakukan agar ketinggian ruang yang dicapai tidak terlalu tinggi serta memaksimalkan keefisienan struktur sederhana. 57

5.4 Hasil Rancangan pada Utilitas Skema Pengkondisian udara dengan ac central Skema Sistem ME 58

Untuk penyelesaian masalah akustik pada bangunan ini hanya dikhusukan untuk menyelesaikan masalah akustik terhadap penggunaan sistem penguat suara secara elektronik, sehingga tidak perlu terlalu jauh memikirkan dan menghitung terlalu detail terhadap suara yang dihasilkan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk pemiihan material pada interior auditorium agar dapat meredam suara yang terlalu besar yang ditimbulkan oelh sistem penguat suara. Hal yang sebaiknya lebih diperhatikan adalah penggunaan alat-alat elektronik yang biasanya memiliki beban yang cukup besar baik dari biaya, berat, dan perawatan yang cukup merepotkan maka perlu diperhatikan penggunaan struktur dan material yang akan dipakai pada interior bangunan. Dan untuk eksterior bangunan perlu dipikirkan material yang mudah perawatannya pula. 59

5.5 Gambar Prarancangan Setelah melalui proses perancangan, maka dihasilkan gambar-gambar prarancangan seperti terlampir dalam lembar-lembar berikut. Gambar-gambar tersebut disusun menurut urutan : Lembar 1/15 : Site Plan Lembar 2/15 : Ground Plan Lembar 3/15 : Denah Lantai Dasar Lembar 4/15 : Denah Lantai Satu Lembar 5/15 : Denah Lantai Dua Lembar 6/15 : Denah Lantai Tiga Lembar 7/15 : Denah Basement 1 Lembar 8/15 : Denah Basement 2 & 3 Lembar 9/15 : Tampak dan Potongan AA Lembar 10/15 : Tampak dan Potongan BB Lembar 11/15 : Tampak Lembar 12/15 : Potongan Prinsip B dan Detail Lembar 13/15 : Potongan Prinsip A Lembar 14/15 : Detail dan Denah Utilitas Lembar 15/15 : Perspektif Eksterior dan Interior 60

6. KESIMPULAN Jakarta Music Arena dirancang sebagai sarana publik yang mewadahi kegiatan pertemuan, pameran dan event-event khusus lainnya, bangunan yang berkapasitas 1500 orang penonton ini juga menghadirkan fasilitas-fasilitas antara lain sarana konvensi berupa auditorium musik yang dapat dipergunakan bagi berbagai jenis musik seperti musik popular hingga musik klasik namun yang tetap menggunakan sistem penguat suara. Terdapat pula assembly hall, serta sarana penunjang berupa ruang pers, retail, dan restoran. Memiliki lokasi di Jalan Raya Metro Pondok Indah, bangunan tersebut menempel pada bangunan perkantoran yang memiliki tinggi sekitar 24 lantai. Memiliki ruang terbuka hijau yang cukup besar sehingga kualitas ruang kota yang telah diciptakan oleh ketiga bangunan tinggi tersebut tidak berubah. Jakarta Music Arena sendiri memiliki tiga lantai dan tiga basement, dan dengan bentuk bangunan yang cukup menarik tersebut maka diharapkan akan menjadi ikon baru bagi Jakarta dan kawasan Pondok Indah khususnya. Perancangan Jakarta Music Arena ini merupakan perancangan arsitektur di ruang kota. Dan pemilihan lokasi yang berada di daerah yang padat dengan bangunan-bangunan berfungsi komersial dan perkantoran membuat luas lahan yang akan digunakan menjadi pertimbangan khusus. Hal tersebut dikarenakan daerah Pondok Indah memiliki lahan yang bernilai sangat mahal, oleh karena itu, setiap meter dari lahan akan sangat berharga apabila tidak dirancang dengan seoptimal mungkin. Namun juga harus tetap memikirkan ruang publik yang menjadi hak para pengunjung dan pejalan kaki. 61